Anda di halaman 1dari 25

ASURANSI USAHATANI PADI

OLEH :

1. SAYYIDATI LATIFATUN NISA’ (17024010008)


2. SINDY OKTAVIANI JUWITA (17024010012)
3. SENNY NOVERITA (17024010019)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA


TIMUR

SURABAYA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunianya, dan kesempatan yang diberikan sehingga
penyusunan Laporan Praktikum Komunikasi Agribisnis tentang Penyuluhan
pertanian dengan judul “Asuransi Usahatani Padi” ini dapat diselesaikan tepat
waktunya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Komunikasi Agribisnis ini
sebagai salah satu syarat perkuliahan di Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penyusun sadar bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan rendah hati kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak yang terkait guna memperbaiki ketidak
sempurnaan ini, karena hanya Allah Yang Maha Sempurna. Meskipun masih
jauh dari sempurna, penyusun berharap nantinya proposal ini bisa digunakan
sebagaimana mestinya.

Surabaya, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................2

1.2.1 Maksud............................................................................................2

1.2.2 Tujuan.............................................................................................3

II. KEADAAN UMUM.........................................................................................4

2.1 Keadaan Wilayah...................................................................................4

2.1.1 Luas Wilayah...................................................................................4

2.1.2 Jumlah Penduduk............................................................................5

2.1.3 Topografi dan Iklim..........................................................................5

2.1.4 Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN)............................................6

2.2 Keadaan Umum Pertanian.....................................................................6

2.2.1 Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura..................................6

2.2.2 Perkebunan.....................................................................................7

2.2.3 Peternakan......................................................................................7

III. TUJUAN.....................................................................................................9

3.1 Tujuan Umum.........................................................................................9

3.2 Tujuan Khusus........................................................................................9

IV. PERMASALAHAN....................................................................................10

4.1 Masalah Perilaku..................................................................................10

4.2 Masalah Non Perilaku...........................................................................10

ii
V. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN..........................................................11

5.1 Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian............................................11

5.2 Fasilitasi Kegiatan Penyuluhan.............................................................11

VI. PENUTUP................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten Sidoarjo...............................6

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Penyuluhan.............................................................................4

v
vi
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ketahanan pangan nasional telah lama dipandang sebagai salah satu
tujuan utama pembangunan, sekalipun untuk mencapai kecukupan pangan
harus dihadapkan pada masalah-masalah yang multi dimensional. Upaya
meningkatkan produksi juga secara terus menerus diperkuat melalui inovasi
teknologi dan penerapan program perbaikan manajemen usahatani. Hal ini
sangat berkaitan erat dengan usaha pemenuhan kebutuhan beras sebagai
bahan pangan pokok bagi mayoritas rakyat Indonesia. Stabilitas pangan nasional
akan terganggu, apabila tidak ada upaya khusus untuk membantu petani
meningkatkan produksi komoditas tersebut, sehingga dengan situasi dan kondisi
yang ada saat ini, sangat diperlukan cara bagaimana mencapai tingkat
ketahanan pangan pada level kecukupan tertentu untuk memenuhi kebutuhan
nasional (Pasaribu, 2014).
Menurut Pasaribu (2014) dalam Siswadi dan Syakir (2016), usaha
pencapaian target swasembada pangan khususnya usahatani padi dihadapkan
pada risiko ketidak pastian sebagai akibat dampak negatif perubahan iklim yang
merugikan petani. Terkait dengan ini, Pasaribu (2013) dalam Estiningtyas (2015)
menyampaikan bahwa petani sebagai pelaku utama usahatani menerima
dampak dan risiko yang paling besar akibat bencana terkait iklim. Risiko yang
harus ditanggung petani antara lain: risiko produksi, harga, pasar, finansial,
teknologi, sosial, hukum, dan manusia. Risiko produksi terjadi karena fluktuasi
hasil akibat berbagai faktor yang sulit diduga (perubahan iklim, cuaca ekstrim,
banjir, kekeringan, dan serangan OPT). Petani menghadapi berbagai akibat dari
gagal panen atau produksi rendah yang berpengaruh terhadap pengembalian
modal kerja, pengusahaan modal baru, pendapatan rumah tangga, biaya hidup
lain, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu proteksi formal bagi petani dalam
menekan risiko terkait iklim diantaranya melalui mekanisme asuransi yaitu
pengalihan risiko-risiko tersebut kepada perusahaan asuransi, dengan biaya
premi yang relatif kecil.
Untuk mengatasi kerugian petani, maka pemerintah membantu
mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi pertanian,
sebagaimana tercantum pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang telah ditindak lanjuti dengan

1
penerbitan Peraturan Menteri Pertanian No 40 Tahun 2015 tentang fasilitas
iasuransi pertanian sebagai bentuk advokasi kepada petani untuk melindungi
usahataninya. Asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat
memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan
usahatani dapat terjamin (Kementerian Pertanian, 2016).
Asuransi pertanian adalah perjanjian antara petani dan pihak asuransi
untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko usaha tani (khususnya
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan). Asuransi
pertanian merupakan salah satu strategi perlindungan petani yang ditetapkan
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Perlindungan petani tersebut diberikan kepada: (a) petani penggarap tanaman
pangan yang tidak memiliki lahan usaha tani dan menggarap paling luas dua
hektar, (b) petani yang memiliki lahan dan melakukan usaha budidaya tanaman
pangan pada lahan paling luas dua hektar, dan/atau (c) petani hortikultura,
pekebun atau peternak skala usaha kecil (Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2013). Melalui asuransi pertanian, petani akan memperoleh jaminan terhadap
kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit
tumbuhan atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), sehingga petani akan
memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan
usahataninya.
Jenis produk asuransi pertanian meliputi asuransi tanaman
(cropinsurance), asuransi ternak (livestock insurance), asuransi kehutanan atau
perkebunan (forestry/plantation), asuransi rumah kaca (greenhouse insurance),
asuransi daging unggas (pultry insurance) dan asuransi budidaya perikanan
(aquaculture insurance) (FAO, 2011 dalam Djunedi, 2016:11-12).
Asuransi Usahatani Padi (AUTP) dapat menjadi program menarik dalam
hubungannya dengan perubahan iklim global. Asuransi juga bukan hanya
mencakup perlindungan terhadap fluktuasi harga, tetapi secara khusus
mencakup pembagian risiko karena kekeringan, banjir dan serangan organisme
pengganggu tanaman serta faktor eksternal lainnya, seperti bencana longsor,
gempa bumi, masalah politik dan lainnya.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud
Maksud disusunnya penyuluhanan pertanian tentang Asuransi Usahatani
Padi di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019 adalah untuk mendukung

2
penyelenggaraan pembangunan pertanian dalam mencapaian target yang telah
direncanakan.

I.2.2 Tujuan
1. Memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen sebagai
akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT.
2. Mengalihkan kerugian akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT
kepada pihak lain melalui pertanggungan asuransi.

3
II. KEADAAN UMUM

II.1 Keadaan Wilayah


II.1.1 Luas Wilayah
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibu kota Provinsi Jawa
Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan
ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan
perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas
dengan baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta
dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya
Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi
pengembangan perekonomian regional. Kabupaten Sidoarjo terletak antara
112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan. Dengan
luas wilayah 719,63 km2, secara Administratif Kabupaten Sidoarjo terletak
antara :

Gambar 2.1 Lokasi Penyuluhan

 Sebelah Utara = Kotamadya Surabaya


 Sebelah Timur = Kabupaten Pasuruan dan Selat Madura
 Sebelah Selatan = Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto

4
 Sebelah Barat = Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota
Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten
Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan
Gresik, Sidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan
termasuk dalam kawasan Gerbang kertosusila.
Pembagian peta administrasi di kabupaten sidoarjo yang terdiri dari 18
kecamatan. Kelembagaan yang berada di Kecamatan dalam bentuk Balai
Penyuluhan Kecamatan (BPK) yang keberadaannya di tiap kecamatan yang
terbagi dalam Wilayah Binaan (WIBI) untuk penyuluh pertanian. Dengan
terbentuknya BPK yang berada di kecamatan akan membantu petani yang
berada di pedesaan pada kegiatan penyuluhan pertanian, selain itu penyuluh
kabupaten juga dapat mengawasi perkembangan penyuluh pertanian di wilayah
binaan baik dalam penyampaian materi ke petani, penyalur sarana dan
prasarana petani ke kabupaten maupun membantu dalam permasalahan yang
ada di lapang. Selain itu secara administratif kabupaten Sidoarjo juga dijelaskan
bahwa di sebelah utara berbatasan dengan kota Surabaya, di sebelah timur
berbataasan dengan kabupaten Pasuruan dan Selat Madura, di sebelah selatan
berbatasan dengan kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, di sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Peta yang dijelaskan tersebut
diambil melalui satelit
II.1.2 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo adalah Laki –laki adalah 1.083.808
jiwa dan Perempuan 1.085.370 jiwa sehingga total keseluruhan adalah Jumlah
2.169.178 jiwa. Pembangunan Pertanian pada saat ini merupakan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang diarahkan kepada adanya
peningkatan Kualitas Ilmu Pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian
dan adanya peningkatan kualitas ketrampilan yang disertai dengan semangat
kerja, disiplin yang tinggi. Untuk mencapai itu semua dapat ditempuh dengan
jalan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani, baik alam teknis
budidaya yang orientasinya bisnis dengan tidak melupakan kelestarian
lingkungan dan melaksanakan pendidikan – Latihan Aparat, baik formal maupun
non formal.
II.1.3 Topografi dan Iklim

5
Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 kecamatan dan 353 Desa/Kelurahan,
mempunyai iklim tropis dengan curah hujan rata – rata 167.4 mm/tahun dan hari
hujan 11.67 hari/bulan yang terbagi dalam 10 bulan basah dan 2 bulan kering.
Rata – rata suhu lingkungan tiap hari antara 28 – 30 0C, kedalaman air tanah
antara 1,7 – 4,0 meter.Keadaan curah hujan dan suhu akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan kualitas hasilnya, disamping itu juga
berpengaruh terhadap perkembangan hama/penyakit tanaman dan kesehatan
ternak.
II.1.4 Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN)
Kepemilikan mesin/alat pertanian di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai
berikut :
- RMU : 183 unit
- Power Thresser : 426 unit
- Hand Traktor : 830 unit
- Mist Blower : 154 unit
- Handsprayer : 12.705 unit
II.2 Keadaan Umum Pertanian
Kabupaten Sidoarjo secara geografis terletak + 8 meter diatas permukaan
laut dengan topografi datar, jenis tanah alluvial. Adapun rincian penggunaan
lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten Sidoarjo

No Jenis Lahan Luas (Ha)


.
1. Lahan sawah teknis = 21.200,48
2. Lahan sawah ½ teknis = 337,22
3. Lahan Tadah Hujan = 42,74
4. Lahan Pekarangan = 27.487,09
5. Tegal = 234,27
6. Lain-lain = 34.486,43
7. Tambak Air Payau = 4.540,83
8. Kolam Air Tawar = 122,65
Jumlah = 39.149,91

II.2.1 Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

6
Luas tanam, panen, rata-rata produksi, dan produksi tanaman padi pada
tahun 2017 :
- Luas Tanam : 30.278,90 Ha
- Luas panen : 29.804,90 Ha
- Rata-rata produksi : 6,67 Ton/Ha
- Produksi : 198.870,85 Ton
Luas lahan panen dan produksi tanaman sayur sayuran pada tahun 2017 :

a. Sawi
- Luas Panen : 438 Ha
- Produksi : 59.391 Kw
b. Bayam
- Luas Panen : 285 Ha
- Produksi : 31.039 Kw
c. Kangkung
- Luas Panen : 614 Ha
- Produksi : 27.256 Kw
d. Ketimun
- Luas Panen : 56 Ha
- Produksi : 2.098 Kw
II.2.2 Perkebunan
a. Luas panen tebu 4.603,16 Ha dengan produksi 194.269,66 ton
b. Luas tanaman GERHAN 300 Ha
c. Luas tanaman Mangrove 450 Ha
Adapun perincian produksi perkebunan rakyat menurut jenisnya sebagai berikut :
a. Kapuk Randu
- Luas Panen : 12.466 Pohon
- Produksi : 11,91 Kw
b. Tebu
- Luas Panen : 4.603,16 Ha
- Produksi : 194.269,66 ton
II.2.3 Peternakan
Peningkatan konsumsi hasil ternak, produksi hasil ternak dan pendapatan
peternak yang dicapai pada tahun 2017.
a. Produksi daging

7
 Sapi = 9.392.620 kg
 Kerbau = 2.227 kg
 Kambing = 80.730 kg
 Domba = 87.933 kg
 Ayam kampung = 356.372 kg
 Ayam ras = 988.936 kg
 Itik = 105.859 kg
 Entog = 6.479 kg
b. Produksi Susu
 Sapi perah perusahaan = 1.243.890 lt
 Sapi perah rakyat = 1.761.565 lt
c. Produksi Telur
 Ayam kampong = 230.499 kg
 Ayam ras = 289.571 kg
 Itik = 818.640 kg
 Entog = 11.500 kg
d. Produksi kulit
 Sapi = 55.126 lembar
 Kambing = 16.928 lembar
 Domba = 15.972 lembar

8
III. TUJUAN

III.1 Tujuan Umum


Tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Desa Buncitan,
Kecamatan Sedati Tahun 2019 secara umum adalah :
1. Meningkatkan peranan dan peran serta petani bersama keluarga dalam
pembangunan pertanian agar dapat meningatkan produksi pendapatan dan
kesejahteraan.
2. Meningkatkan peranan ekonomi perdesaan dalam kemitraan di bidang
pertanian.
III.2 Tujuan Khusus
Tujuan penyelenggaraan penyuluhan AUTP ini adalah untuk :
1. Terlindungnya petani dari kerugian karena memperoleh ganti rugi jika
terjadi gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan dan serangan
OPT kepada pihak lain melalui pertanggungan asuransi.
2. Mengalihkan kerugian akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT
kepada pihak lain melalui pertanggungan asuransi.

9
IV. PERMASALAHAN

Penyuluhan Pertanian Desa Buncitan, Kecamatan Sedati Tahun 2019


secara umum, secara umum permasalahan perilaku yang dihadapi para pelaku
utama, pelaku usaha dan petugas sebagai berikut :
IV.1 Masalah Perilaku
1. Belum optimalnya produksi pagi pada saat musim kemarau karena irigasi
yang kurang merata.
2. Masih terbatasnya kemampuan pelaku utama, pelaku usaha dan petugas
dalam meminimalisir dampak negatif gangguan OPT dan dampak
perubahan iklim.
3. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam mengakses sumber modal.
IV.2 Masalah Non Perilaku
1. Program asuransi pertanian hanya diketaui ketua kelompok tani.
2. Masih rendahnya minat petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha
untuk mengikuti asuransi pertanian.

10
V. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

Berbagai upaya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut pada bab


IV, maka pada tahun 2019, di Desa Buncitan, Kecamatan Sedati Kabupaten
Sidoarjo akan diselenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluhan sebagai berikut :
5.1 Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian
1. Peningkatan kapasitas Penyuluh Pertanian tingkat Kabupaten Sidoarjo
a. Penyusunanan Programa Penyuluhan tingkat Kabupaten
b. Penyusunan Rencana Kerja
c. Temu teknis, Temu tugas, Pelatihan, Bintek
d. Pembinaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian Monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
2. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian BPP sebagai Posko
Pelaksana Pembangunan Pertanian
a. Penyusunan Programa penyuluhan tingkat Kecamatan (1 kali)
b. Penyusunan Rencana Kerja
c. Latihan dan Kunjungan
d. Rembug Tani tingkat desa (1 kali)
e. Rembug Tani tingkat kecamatan (1 kali)
f. Supervisi
g. Laporan Kegiatan Penyuluhan
h. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi
i. Pendampingan penyusunan RDK/RDKK
3. Peningkatan kemampuan lembaga petani
a. Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
b. Temu lapang

11
c. Perbanyakan materi penyuluhan
d. Pelayanan konsultasi dan informasi agribisnis
5.2 Fasilitasi Kegiatan Penyuluhan
1. BOP Penyuluh Pertanian PNS
2. Koordinasi Penyusunan programa penyuluhan Pertanian
3. Perencanaan Kegitan Penyuluhan
4. Koordinasi Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian
5. Pemutakhiran data kelembagaan petani (poktan, gapoktan, asosiasi
petani)
6. Monitoring dan evaluasi penyuluhan
a. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian
b. Pendampingan wilayah kerja penyuluhan pertanian
c. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi komoditi
padi
d. Pembinaan, pengawalan dan pendampingan kelembagaan petani
(poktan dan gapoktan)
e. Pengawalan dan pendampingan RDK dan RDKK

12
VI. PENUTUP

Programa Penyuluhan Pertanian merupakan rencana kegiatan


penyelenggaraan penyuluhan pertanian Kabupaten Lumajang tahun 2019,
sekaligus sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja penyuluh pertanian.
Programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat mendukung pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan
untuk mencapai tujuan dalam pembangunan pertanian.
Selanjutnya Programa Penyuluhan perlu ditindak lanjuti oleh Penyuluh
Pertanian dalam melaksanakan tugas supaya setiap kegiatan yang dilaksanakan
terarah, tertata, terencana dan terprogram yang akhirnya menuju kerja penyuluh
yang profesional. Dalam Pelaksanakan kegiatan penyuluhan diperlukan
koordinasi dan sinkronisasi dari semua pihak yang terkait, sesuai bidang
kewenangan masing-masing.
Dengan berbagai keterbatasan yang ada, maka Programa Penyuluhan i
tentu masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi dan
perbaikan pada tahun berjalan maupun pada penyusunan tahun mendatang
dengan harapan pelaksanaan Pembangunan Pertanian dapat terlaksana lebih
baik dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat tani beserta
keluarganya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djunedi, Praptono. 2016. Analisis Asuransi Pertanian di Indonesia:


Konsep,Tantangan dan Prospek. Pusat Kebijakan Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara, Badan Kebijakan Fsikal, Kementrian
Keuangan. Jakarta
Estiningtyas, Woro. 2015. Asuransi Pertanian Berbasis Index Iklim: Opsi
Pemberdayaan dan Perlindungan Petani terhadap
RisikoIklim.http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jsl/article/view/6
520
Food and Agriculture Organization. 2011. Agricultural Insurance in Asia and the
Pacific Region. RAP Publication 2011/12. FAO. Bangkok
Kementerian Pertanian. 2016. Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usahatani
Padi. Direktorat Pembiayaan Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana
dan SaranaPertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta
Pasaribu, S.M. 2013. Penerapan Asuransi Usahatani Padi di Indonesia :
Alternarif Skenario Melindungi Petani dan Usahatani.
http://www.litbangpertanian.go.id/berita/one/1539/file/Asuransi-Pertanian-
Lindung.pdf
Pasaribu, S.M. 2014. Penerapan Asuransi Pertanian di Indonesia. Di dalam:
Haryono, E. Pasandaran, M. Rachmat, S.Mardianto, Sumedi, H.P.
Salimdan A. Hendriadi., editor. Reformasi Kebijakan Menuju Transformasi
Pembangunan Pertanian. Jakarta: IAAD Press.Pp.491-514
Siswadi, Bambang, dan Syakir, Farida. 2016. Respon Petani Terhadap Program
Pemerintah Mengenai Asuransi Usahatani Padi (AUTP). Fakultas
Pertanian. Universitas Islam Malang.

14
15
MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN SIDOARJO

TAHUN 2019
Lampiran
No Keadaan Tujuan Masalah Sasaran Materi Metode Volum Lokasi Biaya Waktu Penanggu Pelaksana Ket
e ng Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Petani Padi
1 Petani baru Meningkatk Belum Penyulu - Bintek 23 Unit Desa PM Septemb Ka BPK Penyuluh
melaksanaka an peranan optimalnya h Peningkata dan buncita er 19 s/d Kecamatan pertanian,
n dan peran produksi pertania n produksi Gerakan n, Desembe Sedati
pemupukan dan Sedati r 19 Gapoktan
serta petani padi pada n
tanaman dan produktivita Kabupa
belum bersama saat musim Kabupat s tanaman ten
melaksanaka keluarga kemarau en unggulan Sidoarj
n dalam karena Sidoarjo, strategis. o
perbaikan pembangu irigasi yang pelaku -
kesuburan nan kurang utama Pemupuka
lahan pertanian merata. dan n organik
agar dapat pelaku
meningatka usaha
n produksi
pendapata
n dan
kesejahtera
an.

2 Permodalan Meningkatk Keterbatasa Penyulu Peminjama Sosialisas 23 Unit Desa PM Septemb Ka BPK Penyuluh
di Bank an peranan n h n modal i buncita er 19 s/d Kecamatan pertanian,
masih ekonomi pengetahua pertania mengguna penyuluh n, Desembe Sedati
menggunaka kan kartu an Sedati r 19 Gapoktan
perdesaan n, n
n jaminan tani mengenai Kabupa
dalam kemampua Kabupat materi ten
kemitraan n pelaku en kartu tani Sidoarj
di bidang utama dan Sidoarjo, o
pertanian. pelaku pelaku
usaha utama
dalam dan
mengakses pelaku

16
sumber usaha
modal.

3 Pengendalian Terlindung Masih Penyulu Pengendali Bintek 23 Unit Desa PM Septemb Ka BPK Penyuluh
OPT nya petani terbatasnya h an hama dan buncita er 19 s/d Kecamatan pertanian
menggunaka dari kemampua pertania terpadu, Gerakan n, Desembe Sedati
n kimia kerugian pengendali Sedati r 19 Gapoktan
n pelaku n
secara karena an OPT Kabupa
berkala tanpa utama, Kabupat ten
memperole pelaku en
melihat ada Sidoarj
h ganti rugi
serangan usaha dan Sidoarjo, o
jika terjadi
atau tidak petugas pelaku
gagal
dalam utama
panen
sebagai meminimali dan
akibat sir dampak pelaku
risiko negatif usaha
banjir, gangguan
kekeringan OPT dan
dan dampak
serangan perubahan
OPT iklim.
kepada
pihak lain
melalui
pertanggun
gan
asuransi.

4 Banyak Mengalihka Program Penyulu Pemberian Praktik, 23 unit Desa PM Septemb Ka BPK Penyluh
petani yang n kerugian asuransi h materi penyuluh Buncita er 19 s/d Kecamatan pertanian
tidak akibat pertanian pertania asuransi an, n, Kec. Desembe Sedati
pertanian sosialisasi Sedati, r 19 Gapoktan
mengetahui risiko hanya n
kepada Kab.

17
program banjir, diketaui Kabupat kelompok Sidoarj
asurani kekeringan, ketua en tani o
pertanian dan kelompok Sidoarjo,
serangan tani. pelaku
OPT utama
kepada dan
pihak lain pelaku
melalui usaha
pertanggun
gan
asuransi

18

Anda mungkin juga menyukai