Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FONOLOGI
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata KuliahKonsep Dasar Indonesia
Dosen Pengampu:
Dr. E. Kosasih, M. Pd.
Oleh:
KELOMPOK 1
KAMPUS TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya. Kami dapat menyusun dan menyelesaikanmakalah yang
berjudul “Fonologi ” dengan lancar.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Konsep Dasar Bahasa Indonesia Dr. E. Kosasih, M.Pd yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini, sehingga kami mampu
menyelesaikannya dengan baik. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Penulis,
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fonologi.......................................................................................3
2.2 Kajian Fonologi..............................................................................................4
2.2.1 Kajian Fonemik.......................................................................................4
2.2.2 Kajian Fonetik.........................................................................................5
2.3 Gejala Fonologi Bahasa Indonesia...............................................................10
2.4 Fonologi di Kurikulum 2013 dan Penerapannya..........................................12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai manusia untuk
tujuan komunikasi. Oleh karena itu pengajaran Bahasa Indonesia pada hakekatnya
mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan
mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar.
1
fonem baku dalam bahasa Indonesia, sudah seharusnya lafal-lafal atau intonasi
khas daerah itu dikurangi jika mungkin diusahakan dihilangkan.
Banyak kajian teori mengenai bahasa ini. Salah satunya kajian tentang
fonologi. Sebagai calon pendidik selayaknya memahami kajian tentang fonologi
ini untuk dijadikan pedoman mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis
merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya untuk mengetahui tentang batasan dan
kajian fonologi, beberapa pengetian mengenai tata bunyi, kajian fonetik, kajian
fonemik, gejala fonologi Bahasa Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
2
1.3.2 Menjelaskan jenis kajian fonologi
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
3
Istilah fonologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phone = ‘bunyi’, logos =
‘ilmu’. Secara harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi.Fonologi merupakan bagian
dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang pertama bunyi
bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang kedua mengkaji fonem
yang disebut tata fonem (fonemik).
4
2.2KajianFonologi
Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa
runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat
mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisa berganti.
Contoh:
5
↓ ↓
Pada contoh di atas, kata babi memiliki dua konsonan [b] yang
menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki
konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi
itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan
[p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata.
1. Klasifikasi Bunyi
6
1) Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan.
Pada pembentukan vokal tidak ada artikulasi.
2) Konsonan adalah bunyi bahasa yang dibentuk dengan menghambat arus
udara pada sebagian alat ucap. Dalam hal ini terjadi artikulasi.
1) Bunyi nasal, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan menutup arus udara ke
luar melalui rongga mulut dan membuka jalan agar arus udara dapat keluar
melalui rongga hidung.
2) Bunyi oral, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan jalan mengangkat ujung
anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung,
sehingga arus udara keluar melalui mulut.
1) Bunyi keras (fortis), yaitu bunyi bahasa yang pada waktu di artikulasikan
disertai ketegangan kuatarus.
2) Bunyi lunak (lenis), yaitu bunyi yang pada waktu di artikulasikan tidak
disertai ketegangan kuatarus.
1) Bunyi panjang
7
2) Bunyi pendek
Bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak nyaring. Derajat
kenyaringan ditentukan oleh luas atau besarnya ruang resonansi pada waktu bunyi
diucapkan. Makin luas ruang resonansi saluran bicara waktu membentuk bunti,
makin tinggi derajat kenyaringannya. Begitu pula sebaliknya.
1) Bunyi tunggal, yaitu bunyi yang berdiri sendiri dalam satu suku kata
(semua bunyi vokal atau monoftong dan konsonan).
2) Bunyi rangkap, yaitu dua bunyi atau lebih yang terdapat dalam satu suku
kata. Bunyi rangkap terdiri dari:
Diftong (vocal rangkap) : [ai], [au] dan [oi].
Klaster (gugus konsonan) : [pr], [kr], [tr] dan [bl].
1) Bunyi egresif, yaitu bunyi yang di bentuk dengan cara mengeluarkan arus
udara dari dalam paru-paru. Bunyi egresif di bedakan menjadi :
2) Bunyi ingresif, yaitu bunyi yang di bentuk dengan cara menghisap udara
ke dalam paru-paru.
8
Ingresif glotalik : pembentukannya sama dengan egresif glotalik tetapi
berbeda pada arus udara.
Ingresif velarik : di bentuk dengan menaikkan pangkal lidah di
tempatkan pada langit-langit lunak. Kebanyakan bunyi bahasa
Indonesia merupakan bunyi egresif.
a. Pembentukan Vokal
1) Berdasarkan bentuk bibir : vokal bulat, vokal netral, dan vokal tak bulat;
2) Berdasarkan tinggi rendahnya lidah : vokal tinggi, vokal madya (sedang),
dan vokal rendah;
3) Berdasarkan bagian lidah yang bergerak : vokal depan, vokal tengah, dan
vokal belakang;
4) Berdasarkan strikturnya : vokal tertutup, vokal semi-tertutup, vokal semi-
terbuka, dan vokal terbuka.
b. Pembentukan Konsonan
9
1) Berdasarkan daerah artikulasi: konsonan bilabial, labio dental,
apikodental, apikoalveolar, palatal, velar, glotal, dan laringal;
2) Berdasarkan cara artikulasi : konsonan hambat, frikatif, getar, lateral,
nasal, dan semi-vokal;
3) Berdasarkan keadaan pita suara : konsonan bersuara dan konsonan tak
bersuara;
4) Berdasarkan jalan keluarnya udara : konsonan oral dan konsonan nasal.
c. Pembentukan Diftong
Vokal dibagi menjadi dua, yaitu monoftong atau vokal tunggal yang
meliputi a, i, u, e, o dan diftong atau vokal rangkap, yang meliputi ai, au, oi.
Diftong adalah dua buah vokal yang berdiri bersama dan pada saat
diucapkan berubah kualitasnya. Perbedaan vokal dengan diftong adalah terletak
pada cara hembusan nafasnya.
10
[lambay] /lambai/
3) Diftong /oi/, pengucapannya [oy].
Contohnya : [amboy] /amboi/
[asoy] /asoi/
[koboy] /koboi/
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua gabungan dua huruf vokal itu
disebut diftong. Hal ini dikarenakan diftong dalam bahasa Indonesia hanya terdiri
dari [ai], [au], dan [oi]. Meskipun ada juga kata-kata yang tersusun oleh dua
gabungan huruf vokal tersebut, tetapi bukan termasuk diftong. Itulah keunikan
diftong, membuat orang berpikir terlebih dahulu sebelum menyatakan apakah
sepatah kata itu tersusun dari diftong atau hanya deret vokal.
Sebagai contoh, kata pulau dan daun. Jika dilakukan pemenggalan pada
kata pulau maka akan menjadi [pu] [lau]. Berbeda halnya dengan kata daun, jika
dilakukan pemenggalan maka akan menjadi [da] [un]. Pemenggalan pada
kata pulau, gabungan huruf vokal [au] terletak dalam satu silabel, sedangkan pada
kata daun, gabungan huruf vokal [au] terletak dalam berbeda silabel. Meskipun
sama-sama gabungan huruf vokal [au] akan tetapi berbeda. Dari situlah kita akan
tahu mana kata yang merupakan diftong dan deret vokal. Jika terletak dalam satu
silabel maka itu adalah diftong, sedangkan jika terletak dalam beda silabel maka
itu adalah deret vokal.
d. Pembentukan Kluster
Gugus atau kluster adalah deretan konsonan yang terdapat bersama pada
satu suku kata. Kluster muncul dalam bahasa Indonesia sebagai akibat pengaruh
struktur fonetis unsur serapan. Namun, pada umumnya kluster bahasa Indonesia
seputar kombinasi berikut :
11
Contohnya : /pl/ [pleno] /pleno/
/bl/ [blaƞko] /blangko/
/pl/ [pleonasme] /pleonasme/
/fr/ [frustasi] /frustasi/
Dan begitu seterusnya hingga konsonan kedua /r/ dan /w/.
5) Jika tiga konsonan berderet, maka konsonan pertama selalu /s/, yang kedua
/t/,/p/ dan /k/ dan yang ketiga adalah /r/ atau /l/.
Contohnya : /spr/ [sprey] /sprei
/skr/ [skripsi] /skripsi/
/skl/ [sklerosis] /sklerosis/
/str/ [strategi] /strategi/
1. Penambahan Fonem
2. Penghilangan Fonem
Penghilangan fonem adalah hilangnya bunyi atau fonem pada awal, tengah
dan akhir sebuah kata tanpa mengubah makna. Penghilangan ini biasanya berupa
pemendekan kata.
Hilang = Ilang
12
3. Perubahan Fonem
Perubahan fonem adalah berubahnya bunyi atau fonem pada sebuah kata
agar kata menjadi terdengar dengan jelas atau untuk tujuan tertentu. Umpanya,
dalam proses prefikasi {ber} pada kata <ajar> dan prefikasi {ter} pada kata
<anjur>, bunyi [r] pada prefix {ber} berubah menjadi bunyi [i].
4. Kontraksi
Baharu = baru
5. Analogi
13
Insan - insan (arab)
6. Fonem Suprasegmental
Pada tataran kata, tekanan, jangka, dan nada dalam bahasa Indonesia tidak
membedakan makna. Namun, pelafalan kata yang menyimpang dalam hal
tekanan, dan nada akan terasa janggal.
14
2.4 Fonologi di Kurikulum 2013 dan Penerapannya
Pemetaan Materi Bahasa Indonesia
KD KD
Kelas Materi Pokok
Pengetahuan Keterampilan
3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 Lambang bunyi vokal dan konsonan
3.4 4.4 -
3.5 4.5 Pelafalan Bahasa yang tepat
I 3.6 4.6 -
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
3.9 4.9 -
3.10 4.10 -
3.11 4.11 Pelafalan puisi atau syair lagu
3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 -
3.4 4.4 -
3.5 4.5 Pelafalan teks puisi
II
3.6 4.6 -
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
3.9 4.9 -
3.10 4.10 -
3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 -
3.4 4.4 -
3.5 4.5 -
III
3.6 4.6 -
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
3.9 4.9 -
3.10 4.10 -
IV 3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 -
3.4 4.4 -
3.5 4.5 -
3.6 4.6 Pelafalan puisi
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
15
3.9 4.9 -
3.10 4.10 -
3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 -
3.4 4.4 -
V 3.5 4.5 -
3.6 4.6 Pelafalan pantun
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
3.9 4.9 -
3.1 4.1 -
3.2 4.2 -
3.3 4.3 -
3.4 4.4 -
3.5 4.5 -
VI
3.6 4.6 -
3.7 4.7 -
3.8 4.8 -
3.9 4.9 -
3.10 4.10 -
16
a. Pembelajaran dimulai dari yang mudah ke yang sukar, yang sederhana ke
yang kompleks. Khusus dalam pembelajan fonem atau huruf, di kelas
rendah (satu dan dua) dapat dimulai dari fonem-fonem vokal dan konsonan
yang bilabial dan labiodental. Misalnya, fonem atau huruf a, i, u, e, o, m,
n, b, p, serta disesuaikan dengan kemampuan perkembangan siswa
(dimulai dari kelas satu). Pada akhir kelas satu diharapkan siswa telah
mengenal semua huruf yang melambangkan fonem-fonem atau bunyi-
bunyi bahasa Indonesia.
2) Melalui menyimak
17
Siswa menyimak ucapan guru, kemudian siswa diminta menirukan
ucapan lafal /i/, i – ni na-ni. Perhatikan bibir siswa ketika mengucapkan
fonem tertentu, misalnya fonem /u/ bentuk bibir bulat, /a/ bentuk bibir
bundar, dan fonem /i/ bentuk bibir melebar ke samping. Sehingga jika
masih ada siswa yang belum benar dalam ucapan atau bentuk bibirnya
diminta untuk mengulangi kembali ucapan tersebut, guru harus
membimbing untuk memberi contoh.
Dalam hal ini guru harus memilih materi bacaan yang sesuai dengan
fokus, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Misalnya untuk
membaca indah, contoh materi bacaannya yaitu dapat berupa puisi atau fiksi yang
sesuai untuk siswa SD dan kelas yang bersangkutan.
1. Tujuan Pembelajaran
18
3) Dengan permainan kartu huruf, siswa dapat mencari dan
menyebutkanhuruf vokal (a, i, u, e, o) yang hilang dari nama temannya.
Kegiatan Pembuka
19
5) Siswa diajak untuk bernyanyi lagu “a-b-c”sambil guru menunjukkan huruf
yangdimaksud pada lembar kertas.
6) Ulangi sekali lagi. Tunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan huruf a-
zsaat teman yang lain bernyanyi lagu “a-b-c”.
7) Untuk membantu menguatkan siswa tentang konsep huruf, merekaberlatih
mengidentifikasi nama tokoh di buku dengan melihat huruf-hurufnya.
8) Setelah selesai berlatih, siswa diminta untuk membentuk
beberapakelompok.
9) Setiap kelompok mendapatkan kartu nama sesuai dengan nama-namasiswa
yang tergabung di kelompok tersebut.
10) Setiap anggota kelompok bekerjasama untuk memasang kartu nama pada
masing-masing siswa di kelompok tersebut degan tepat.
11) Minta setiap siswa memperhatikan huruf-huruf “a, i, u, e, o”
yangmenyusun nama mereka.
12) Minta setiap kelompok berdiri secara bergiliran sambil memegang
kartunama masing-masing agar siswa di kelompok lain dapat
memperhatikan huruf-huruf “a, i, u, e, o” yang menyusun nama semua
siswa di kelas.
13) Guru lalu mengajak semua kelompok bermain kartu huruf penyusunnama.
Setiap kelompok mendapatkan satu set kartu huruf a-z dan satuset kartu
huruf “a, i, u, e, o”.
14) Guru menunjuk kelompok untuk maju ke depan kelas. Minta
kelompoktersebut memilih 2 nama siswa anggotanya untuk ditebak huruf
“a, i, u, e,o”.
15) Beberapa siswa anggota kelompok tersebut berdiri berjajar.
Merekamengalungkan huruf sesuai nama yang akan ditebak, tapi tanpa
huruf “a,i, u, e, o” (lihat buku siswa halaman 14).
16) Guru menunjuk kelompok lain untuk menebak huruf “a, i, u, e, o”
yanghilang dari nama tersebut.
17) Kelompok yang bertugas menebak harus mencari huruf “a, i, u, e, o”
darikartu huruf “a, i, u, e, o” yang telah dibagikan dan menyebutkan huruf
“a, i,u, e, o” yang hilang dengan suara keras. Setelah itu, kartu huruf yang
20
tadidisebutkan dikalungkan ke leher teman yang sedang berdiri berjajar
agarmenjadi nama siswa yang lengkap.
18) Setelah dua nama dari kelompok yang mendapat giliran maju telahselesai
ditebak, giliran kelompok yang menebak untuk maju ke depankelas. Lalu
kelompok yang lain lagi akan menebak huruf “a, i, u, e, o” darinama siswa
yang hilang. Begitu seterusnya hingga semua kelompokmendapat giliran
maju untuk bermain.
19) Setelah bermain kartu huruf, siswa kembali ke tempat duduk
masingmasing.
20) Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu “a-b-c” dan
menyebutkan kembali huruf “a, i, u, e, o”.
Kegiatan Penutup
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fonologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek
kajian fonologi yang pertama bunyi bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik)
dan yang kedua mengkaji fonem yang disebut tata fonem (fonemik). Ada
beberapa gejala fonologi Bahasa Indonesia yaitu Penambahan Fonem,
21
Penghilangan Fonem, Perubahan Fonem, Kontraksi, Analogi. Fonem
Suprasegmental. Dan pembelajaran fonologi kurikulum 2013 sudah mulai
dipelajari mulai dari SD kelas awal sampai kelas tinggi, namun jumlahnya sedikit.
Materi ajar Fonologi di kurikulum 2013 yang dipelajari yaitu lambang bunyi
vokal dan konsonan, felafalan pantun, serta felafalan puisi.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita Sebagai calon
pendidik harus mampu memahami salah satu bagian dari ilmu bahasa yaitu
fonologi agar dapat menjalankan pembelajaran dengan baik terutama dalam
pembelajaran bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
22
Verhaar, Prof. Dr. J.W.M. 1988. Pengantar Linguistik, Yogyakarta: Gajah Mada
UniversityPress.
23