Anda di halaman 1dari 12

KAWASAN PEMANFAATAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Landasan Teknologi Pendidikan

Disusun oleh:
Ayu Haryanti S811908005
Taufiq Subhanul Qodr S811908015
Tika Putri Wulansari S811908016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya berupa ilmu, inspirasi, kesehatan dan keselamatan. Atas kehendak-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kawasan Pemanfaatan Teknologi
Pendidikan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Teknologi
Pendidikan. Kami menyajikan materi hasil penggabungan dari berbagai sumber buku dan
jurnal yang telah kami ambil pokok bahasan yang dibutuhkan. Materi yang kami sajikan
yakni penjelasan tentang deskripsi kawasan pemanfaatan, kategori kawasan pemanfaatan,
kecenderungan dan permasalahan, serta sumber pengaruh utama. Terimakasih kepada teman-
teman satu tim yang telah berkontribusi atas terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan hal ini antara lain karena keterbatasan
kami, sehingga kami mengharapkan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang terkait.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kawasan Pemanfaatan merupakan domain ketiga dalam teknologi pendidikan.
Pemanfaatan merupakan tindakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan
media untuk meningkatkan suasana pembelajaran (Warsito, 2013). Pemanfaatan
mempunyai fungsi pemting karena menjelaskan keterkaitan antara peserta didik dengan
bahan belajar atau sistem pembelajaran yang digunakan. Dalam kawasan pemanfaatan,
tenaga pendidik dituntut sadar penuh tentang tanggung jawabnya dalam menyesuaikan
bahan belajar dan aktivitas pembelajaran yang dipilih, memberikan bimbingan selama
kegiatan, mengevaluasi capaian peserta didik, serta memasukkannya ke dalam prosedur
organisasi yang berkelanjutan.
Gerakan pendidikan visual dimana museum-museum pendidikan didirikan pada
dekade pertama abad ke-20 menjadi titik awal kawasan ini. Disusul dengan penggunaan
film sebagai media pembelajaran dan penelitian-penelitian formal terkait membuat teori
dan praktik pemanfaatan semakin berkembang, misalnya lahirnya Model ASSURE yang
menjadi acuan prosedur pemanfaatan media pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi pendidikan berkontribusi besar terhadap keefektifan
pembelajaran secara khusus serta menentukan kesuksesan pendidikan secara umum,
terlebih dalam era globalisasi dan revolusi industri seperti dewasa ini. Oleh karena itu,
sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang kawasan pemanfaatan
teknologi pendidikan yang selanjutnya akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Bagaimana kawasan pemanfaatan dalam teknologi pendidikan?
2. Apa saja kategori kawasan pemanfaatan teknologi pendidikan?
3. Bagaimana kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan?
4. Apa sumber pengaruh utama kawasan pemanfaatan teknologi pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Menjelaskan kawasan pemanfaatan teknologi pendidikan.
2. Menjelaskan kategori kawasaan pemanfaatan teknologi pendidikan.
3. Menjelaskan kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan
teknologi pendidikan.
4. Menjelaskan sumber pengaruh utama kawasan pemanfaatan teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kawasan Pemanfaatan
1. Definisi dan Urgensi Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar
(Seels & Richey, 1994). Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan
Teknologi Pembelajaran tertua diantara kawasan-kawasan yang
lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi
media pembelajaran yang sistematis. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pemanfaatan bertanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan
aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan
bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan,
memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukkannya ke
dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan pembelajar
dengan bahan atau sistem pembelajaran. Jelas fungsi ini sangat kritis karena
penggunaan oleh pembelajar merupakan satu-satunya raison d'etre dari bahan
pembelajara. Oleh sebab itu karakteristik dan kebutuhan pembelajar sangat
menentukan pemanfaatan bahan, media, maupun sistem pembelajaran. Hal ini
membuat kawasan pemanfaatan mempunyai jangkauan aktivitas dan strategi
mengajar yang luas.
Pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi, difusi,
implementasi, dan pelembagaan yang sistematis. Hal tersebut dihambat oleh
kebijakan dan peraturan. Fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini memperjelas
hubungan pembelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran. Selain itu,
pemanfaatan juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena
pemanfaatan bahan dan sistem yang tepat, tentunya membuat pembelajaran menjadi
semakin efektif.

2. Sejarah Kawasan Pemanfaatan


Kawasan pemanfaatan berasal dari gerakan pendidikan
visual yang tumbuh subur selama dekade pertama abad ini dengan
didirikannya museum-museum sekolah. Eksperimen sistematis
yang pertama dilaksanakan dalam mempersiapkan pameran untuk
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, terciptalah pasar bagi film
yang dirancang khusus bagi tujuan pendidikan. Pada tahun 1923
dana pendidikan visual dalam sistem persekolahan kota mencakup
projektor, stereopticons, persewaan film dan lentera film bingkai
(lantern slides).
Pada tahun 1960an banyak sekolah dan perguruan tinggi
mulai mendirikan pusat-pusat media pembelajaran., dan proyek-
proyek kurikulum yang memasukan media mulai tersedia. Hal ini
mendorong terbitnya buku-buku teks lain tentang pemanfaatan
yang banyak digunakan dalam perkuliahan yang
memperkenalkann guru dengan bahan audivisual. Pada tahun
1982 diterbitkan buku Instructional Materials and the New
Technologies of Instrucstional dari Heinich, Molenda dan Russell
yang mencetuskan Model ASSURE. Langkah – langkah dalam
model ini menggunakan : Analyze learners, state objectives, select
media and materials, utilize media and materials, require learner
participation, evaluate and revise (analisis pebelajar, rumuskan
tujuan, pilih media dan bahan, gunakan media dan bahan, libatkan
partisipasi pebelajar, penilaian dan revisi).

Pertumbuhan teori selama 1970an – 1980an menghasilkan


buku teks tentang pemilihan media. Proses pemilihan media
disajikan melalui model desain pembelajaran karena model
tersebut sistematis (Reynold and Anderson, 1991). Selama
bertahun-tahun pemanfaatan dipusatkan kepada aktivitas guru
dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori dalam
kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perspektif
pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi
inovasi pada akhir tahun 1960an yang mengacu pada proses
komunikasi dan melibatkan pengguna dalam mempermudah
proses adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling ke
perspektif penyelenggara.
B. Kategori Kawasan Pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan dikategorikan menjadi 4 antara lain pemanfaatan media,
difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan), serta kebijakan dan
regulasi.
1. Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya, bagaimana suatu film
diperkenalkan atau "ditindak lanjuti" dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang
diinginkan. Prinsip-pririsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik
pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan
visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktik atau sumber belajar.

2. Difusi Inovasi
Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana
dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya
perubahan. Tahap pertama dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran melalui
desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap-tahap seperti kesadaran minat,
percobaan dan adopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah
pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Secara khas, proses
tersebut mengikuti model proses komunikasi yang menggunakan alur multi-langkah
termasuk komunikasi yang menggunakan "gatekeepers" atau penjaga lalu-lintas
informasi, misalnya: sekretaris, perantara, “opinion leaders" atau tokoh panutan.

3. Implementasi dan Pelembagaan


Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan pelembagaan adalah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur
atau budaya organisasi. Keduanya bergantung pada perubahan individu maupun
organisasi. Akan tetapi, tujuan dari implementasi ialah menjamin penggunaan yang
benar oleh individu dalam organisasi. Sedang tujuan dari pelembagaan ialah untuk
mengintegrasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi. Kegagalan yang
silam dari projek Teknologi Pembelajaran seperti komputer dan televisi pembelajaran
di sekolah, menekankan pentingnya perencanaan baik untuk perubahan individu
maupun untuk perubahan organisasi (Cuban, 1986).

4. Kebijakan dan Regulasi


Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat (atau
wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi
Pembelajaran. Kebijakan dan peraturan biasanya dihambat oleh permasalahan etika
dan ekonomi. Keduanya timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dalam maupun luar. Dampak pengaruh tersebut lebih pada
praktik daripada teori. Bidang Teknologi Pembelajaran telah ikut berjasa dalam
penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dan televisi masyarakat, hukum
hak cipta standar peralatan dan program serta pembentukan unit administrasi yang
mendukung Teknologi Pembelajaran.

C. Kecenderungan dan Permasalahan


Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar
pada kebijakan dan peraturan yang memengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan
pelembagaan. Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini ialah bagaimana
gerakan restrukturisasi sekolah dapat memepengaruhi penggunaan sumber pembelajaran.
Peran teknologi dalam rekstrukturisasi sekolah masih berjalan. Pertumbuhan yang pesat
dari bahan dan sistem yang berasaskan komputer telah meningkatkan risiko politik dan
ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi. Kaum profesi Teknologi Pembelajaran
sekarang sedang mempertimbangkan keputusan untuk pengeluaran jutaan dolar yang
akan berpengaruh bukan saja terhadap guru secara perseorangan dan ruang kelas, tetapi
terhadap seluruh wilayah persekolahan, perguruan tinggi, dan badan usaha. Bidang ini
tampaknya semakin terlibat pada permasalahan politik dan ekonomi tingkat organisasi
secara keseluruhan. Faktor-faktor ini sering berdampak pada cara bagaimana
pemanfaatan harus dilakukan.

D. Sumber Pengaruh Utama


Pada mulanya gagasan tentang pemanfaatan media lebih berkonotasi pada aspek-
aspek penggunaan, kemudian kawasan ini berkembang dan mencakup pada difusi dan
pemanfaatan pengetahuan; termasuk pula peranan kebijakan publik sebagai suatu
mekanisme pelembagaan. Di luar bidang Teknologi Pembelajaran, studi tentang
pemanfaatan pada umumnya lebih diartikan sebagai studi tentang pemanfaatan ilmu
pengetahuan, dan banyak dipengaruhi oleh hasil, penelitian dan teori yang berkaitan
dengan sejarah dan filsafat ilmu serta sosiologi ilmu pengetahuan (Dunn, Holzner, dan
Zaltman,1989). Prinsip yang sama ini telah melahirkan asumsi-asumsi penting bagi para
teknolog pembelajaran.

Asumsi yang tumbuh adalah bahwa pemanfaatan (media) terbatasi oleh:


 kerangka referensi masing-masing individu (individual ftames of reference)
 kondisi sosial
 permasalahan tentang keseluruhan sistem penerimaan; dan
 tindakan dari kelompok-kelompok yang berkomunikasi (Dunn, Holmer, dan
Zaltman,1989).
Pemanfaatan banyak bergantung pada proses difusi. Dalam kaitan ini karya Rogers
(1983) memberikan kontribusi yang sangat penting untuk memahami gejala difusi
inovasi. Hasil dari eksplorasi Rogers tentang proses difusi ini adalah suatu model yang
banyak didasarkan pada hasil penelitian tentang adopsi inovasi. Secara umum penelitian
ini telah mengidentifikasi variabel-variabel yang diduga banyak mempengaruhi
penerimaan ide-ide baru dan menjelaskan bagaimana proses penerimaan inovasi baru
tersebut terjadi. Model Rogers ini didasarkan pada anggapan bahwa ada empat elemen
utama yang beroperasi dalam proses difusi ini, yaitu bentuk atau karakter inovasi itu
sendiri, saluran komunikasi yang ada, waktu, dan sistem sosial yang berlaku.

Contoh tentang faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan proses dan materi


pembelajaran termasuk: sikap pembelajar terhadap teknologi; tingkat independensi
pembelajar, dan faktor-faktor lain yang dapat menghambat atau mendukung pemanfaatan
media atau materi dalam konteks sistem pembelajaran yang lebih luas. Penelitian
pemanfaatan dalam Teknologi Pembelajaran banyak menyinggung masalah-masalah
seperti penggunaan media secara optimal, dan pengaruh media terhadap waktu yang
diperlukan untuk belajar (Thompson, Simonson, dan Hargrave, 1992).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan pembelajar dengan
bahan atau sistem pembelajaran. Pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi,
difusi, implementasi, dan pelembagaan yang sistematis. Hal tersebut dihambat oleh
kebijakan dan peraturan.
Kategori kawasan pemanfaatan ada 4 (empat) antara lain:
1. pemanfaatan media
2. difusi inovasi
3. implementasi dan institusional
4. kebijakan dan regulasi

Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada


kebijakan dan peraturan yang memengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan
pelembagaan.
Pemanfaatan (media) dipengaruhi oleh:
 kerangka referensi masing-masing individu (individual ftames of reference)
 kondisi sosial
 permasalahan tentang keseluruhan sistem penerimaan; dan
 tindakan dari kelompok-kelompok yang berkomunikasi
Seangkan pemanfaatan proses dan materi pembelajaran termasuk: sikap pembelajar
terhadap teknologi; tingkat independensi pembelajar, dan faktor-faktor lain yang dapat
menghambat atau mendukung pemanfaatan media atau materi.

B. Saran
Kawasan pemanfaatan dalam teknologi pendidikan harus menjadi poin penting
yang wajib diperhatikan oleh pendidik maupun lembaga penyelenggara pendidikan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran hendaknya menyesuaikan karakteristik
peserta didik dan tuntutan sumber daya manusia di masa yang akan datang dengan
pemilihan media, bahan belajar, sistem pembelajaran serta evaluasi pembelajaran demi
mewujudkan pembelajaran yang atraktif, inovatif, dan tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA

Seels, D Barbara. & Rita, C Richey. 1994. Instructional Technology.


Washington: AECT.
Abdulhak, Ishak. 2015. Teknologi Pendidikan Cet 2. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bambang Warsita. 2013. Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran serta
Perannya Dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran. Kemdikbud: Jurnal KWANGSAN
Vol. 1 - Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai