Anda di halaman 1dari 69

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

KANTOR 8 LANTAI
Untuk membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (s/d 8 lantai) pemohon harus
melengkapi beberapa syarat mengurus IMB berupa :

1. Formulir permohonan IMB


2. Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai)

3. Surat Kuasa (jika dikuasakan)

4. KTP dan NPWP ( pemohon dan/yang dikuasakan)

5. Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen

6. Bukti Pembayaran PBB

7. Akta Pendirian (Jika pemohon atas nama perusahaan/badan/yayasan)

8. Bukti kepemilikan tanah (surat tanah)

9. Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB

10. SIPPT (untuk luas tanah > 5.000 m2)

11. Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan,
sumur resapan) direncanakan oleh  arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB,
GSJ dan batas tanah)

12. Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan laporan penyelidikan tanah
(direncanakan oleh perencana konstruksi yang memiliki IPTB)

13. Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)

14. IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi dan instalasi ( legalisir
asli )

15. IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan merubah/menambah bangunan)


1. Bagan Organisasi

Detail struktur organisasi proyek :


a. Pemilik proyek (Owner), berarti pihak yang menghendaki suatu pekerjaan
dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atas hasil
pekerjaan tersebut, atau wakilnya yang ditunjuk dalam Pekerjaan. 
b. Project Manager (PM) adalah seorang yang diangkat oleh owner untuk bertindak
sepenuhnya mewakili owner dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan pada batas-batas yang telah di tentukan baik
teknis maupun administratif.
c. Site Manager, bertugas menjamin terlaksananya pekerjaan kontruksi sesuai dengan
spesifikasi teknis dan waktu kerja yang ditetapkan. Site manager terbagi menjadi 3
bagian :
a) Site administration manager : manajer pada bagian ini bertugas untuk
melakukan perekrutan pekerja, membuat data pendapatan dan pengeluaran
dana, mencatat aktivitas pekerjaan proyek, dll.
b) Site engineer manager : bagian ini memiliki tugas antara lain : memberikan
petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera
setelah kontrak fisik ditandatangani, memberikan petunjuk kepada tim dalam
melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas
usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan, dll.
c) Site operation manager : pada bagian ini manajer berperan penting dalam
pelaksanaan konstruksi karena memiliki tanggung jawab penuh dalam masa
pembangunan.
d. Quality control : adalah seorang staff yang bertugas untuk memastikan setiap item
dalam proyek dapat diproduksi dengan kualitas maksimal sesuai standart harapan
perusahaan akan kualitas produk bangunan
e. Kepala Administrasi : bertugas melaksanakan, mengelola, menghitung dan
membayar beserta membuat laporan yang berkaitan dengan administrasi proyek
f. Kepala Lapangan : kepala lapangan atau kontraktor bertanggungjawab langsung
kepada owner dan dalam melakukan pekerjaan ini diawasi oleh tim konsultan
pengawas dari pemilik dan daspat berkonsultasi langsung dengan tim pengawas
untuk masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan serta bagaimana
merencanakan strategi proyek agar berjalan dengan lancer dan sukses.
g. Kepala Logistik : bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan material
bahan bangunan, termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan dan
pemakaianbahan dan peralatan proyek.
h. Pelaksana Bag. ME : bertugas memasang seluruh yang berhubungan
denganmekanikal elektrikal
i. Pelaksana Bagian arsitektural : bertugas membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dalam proyek, bertanggung jawab atas data-data pengukuran di
lapangan, melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
2. Site Plan

Keterangan ukuran :
1. DK : Direksi Keet = 18 x 6 m
2. TO : Tower Crane = Uk. Lengan 55 m
3. PJ : Pos Jaga = 2 x 2 m
4. TS : Tempat Sampah = 2,5 x 6 m
5. GD : Gudang Tertutup = 16 x 6 m
6. LK : Los Kerja = 1,2 x 6 m
7. LPS : Lokasi Penumpukan Sementara = 1.2 x 4 m
8. T : Toilet = 6 @ 2 x 2 m
9. B : Bedeng Pekerja = 2,5 x 6 m
10. KT : Kantin = 5 x 5 m

Site plan diatas telah disesuaikan dengan buku “Referensi Untuk Kontraktor Bangunan
Gedung dan Sipil” yang dikeluarkan oleh PP pada tahun 2003. Untuk letak
pembangunan telah kami tentukan di daerah Jalan Soekarno Hatta Kota Malang
dengan peta sebagai berikut :
3. Flowchart ( secara umum )
4. Uraian Pekerjaan
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule
telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan
pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Mobilisasi
Bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan
untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada
keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja. Pada saat mobilisasi alat berat
diangkut menggunakan mobil trailer, trailer yang
digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.
a. Alat dan bahan :
 Excavator 80 – 140 Hp
 Generator set
 Water Tanker
 Dump truck 3 -4 m3
 Water tanker
 Concrete Mixer
 Stamper
b. Personil :
 Kepala Proyek
 Site Manager
 Quality Control
 Koordinator HSE
 Logistik
 Surveyor
 Operator-operator alat berat
 Tenaga harian
2. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.
3. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan ini secara umum mencakup pekerjaan pembersihan awal dan
pembersihan akhir, termasuk menjaga keasrian dan kebersihan tempat kerja
selama kegiatan proyek berlangsung. Pembersihan awal dilakukan mengacu pada
ketentuan Pasal -Pasal Spesifikasi Teknis dan Gambar dilakukan pada area
rencana pekerjaan dengan membersihkan rencana lokasi dari bekas bongkaran,
sampah-sampah, pohon sampai pada sistem perakaran dan sampah lain yang
berpotensi dapat mengganggu proses pengukuran dan pemasangan bouwplank
serta keselamatan bangunan.
4. Pembuangan hasil pembersihan lahan
Hasil pembersihan lahan dibuang ke tempat yang telah direncanakan serta
disetujui oleh Direksi dan bertempat di luar area proyek agar tidak mengganggu
pekerjaan konstruksi nantinya.
5. Uitzet dengan waterpass/theodolite dan pemasangan bouwplank
Pekerjaan pasangan bouwplank diawali dengan uitzet. Pelaksanaan pengukuran
awal dilakukan oleh regu juru ukur dibawah koordinasi officer juru ukur setelah
itu dilanjutkan dengan pemeriksaan bersama dengan Direksi atau wakil yang
ditunjuk Direksi. Pengukuran diikuti pematokan (pemasangan bouwplank).
6. Memasang papan nama proyek
Papan nama kegiatan atau papan nama proyek merupakan informasi umum
mengenai identitas pekerjaan di lapangan yang dibuat sesuai dengan petunjuk
dan ketentuan Direksi, yaitu nama pekerjaan, lokasi, biaya, sumber dana,
kontraktor pelaksana, dan konsultan pengawas. Lokasi pemasangan papan nama
proyek pada tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat dan sudah disetujui oleh
Direksi.
7. Memasang pagar pembatas proyek
Pagar pembatas proyek merupakan pembatas antara area proyek dengan
lingkungan sekitar yang merupakan permukiman dan jalan raya. Pemasangan
pagar ini bertujuan untuk menjaga kondusifitas lingkungan proyek dan sekitarnya
juga untuk keamanan proyek.
8. Pembuatan direksi keet, barak pekerja, gudang, dan lain-lain (tertera di site plan)
a. Peralatan dan bahan yang digunakan :
 Pita ukur atau GPS
 Patok dari kayu atau tali pembatas
 Total station atau theodolite
 Excavator
 Dump truck
b. Metode Pelaksanaan :
1. Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,
Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas
daerah yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti pita
ukur atau GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda
dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali
pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan . Jika
pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau
diperlukan pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan
data elevasi (ketinggian) merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi.
Untuk dapat memperoleh data ketinggian diperlukan survey pemetaan
yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total Station atau
theodolite. Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan
menggunakan alat Excavator atau dengan alat lain yang sesuai.
Penggunaan excavator untuk melakukan pembersihan pohon memiliki
keterbatasan seperti yang disebutkan sebelumnya pada 3 fungsi lain
excavator. Untuk pohon yang relatif besar dengan diameter lebih dari 15
cm, dilakukan pemotongan dengan mesin potong dari bagian atas pohon
secara bertahap hingga ke bagian bawah. Semua tunggul dan akar sisa
pemotongan harus dicabut dengan excavator dan dibuang ke tempat lain
yang disetujui direksi pekerjaan menggunakan dump truck
2. Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas
pembongkaran akar atau tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui
direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat pemadat yang
memadai.
II. PEKERJAAN STRUKTUR
1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Penggalian tanah untuk basement, kolam, pile cap dan sloof.
Galian tanah pada proyek kantor ini melingkupi pekerjaan galian untuk pile
cap pondasi bored pile, sloof, basement dan galian kolam, dilaksanakan
menggunakan ekskavator. Pekerjaan galian dilakukan setelah pemasangan
dan penandaan ukuran pada bouwplank selesai dilaksanakan dan dimensi
galian tanah sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Direksi.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat
yang direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian yang tidak dapat
dipakai untuk penimbunan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
a. Peralatan dan bahan :
 Eskavator
 Stamper /  Vibrator Roller
 Alat bantu lainnya

 Sirtu

b. Tenaga :
 Pekerja

 Tukang 

 Mandor

c. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil :
 Pelaksana
 Petugas K3

 Tenaga Kerja

d. Metode pelaksanaan :

1. Menyiapkan lokasi pekerjaan dan peralatan kerja


2. Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alat excavator
3. Galian tahap 1, penggalian dilakukan dengan metode backhoe dan
materia1 langsung didumping ke dump truck (posisi damp truck yang
optimal di mana sudut swing bucket backhoe (45' - 90°), dengan tinggi
galian 2 m.
4. Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap I harus dilindungi dari
gerusan air hujan dengan mengunakan terpal plastik dan dibuat
dinding untuk mencegah longsor, lalu galian tahap kedua dapat
dilaksanalcan dengan metode yang sama dengan tahap 1,
5. Untuk penggalian di bawah permukaan air tanah dilakukan pekerjaan
dewatering (pemompaan). Hasil galian tanah dibuang ke lokasi
disposal area.
6. Memasang lantai dinding basement dengan lapisan seperti lapisan
kamar mandi agar air tanah tidak merembes keluar.
7. Pekerjaan ground water tank (GWT) yang diawali dengan penggalian
tanah dengan kedalam sesuai gambar rencana, kemudian dilanjutkan
dengan memberikan lapisan beton setebal 3-5 cm dengan campuran 1
PC: 3 PS di sekeliling dinding dan dasar galian untuk lantai kerja.
Setelah itu dilakukan pemasangan tulangan wiremesh untuk
memperkuat dinding GWT.
Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan batako putih dan plesteran
di sekeliling dinding GWT untuk menggantikan bekisting. Setelah itu
dilanjutkan dengan pembuatan manhole dan pemasangan bekisting
atas untuk pengecoran dan kemudian dilakukan pengecoran. Setelah
beton atas kering, dilakukan pengecekan dan pengujian untuk
memastikan tidak ada kebocoran. Apabila sudah dipastikan tidak ada
kebocoran, maka bagian dalam dilapisi keramik.
8. Pengurugan tanah kembali
Pekerjaan mengurug kembali tanah bekas galian dilaksanakan
mengikuti tahapan pekerjaan pondasi. Pada prinsipnya pekerjaan
mengurug kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian disertai
dengan kegiatan pemadatan.
9. Pengurugan dengan pasir urug
Pekerjaan ini melingkupi pekerjaan urugan pasir di bawah pile cap dan
lantai. Pelaksanaan pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Urugan pasir di bawah pile cap
Tebal urugan pasir di bawah pile cap disesuaikan dengan gambar
kerja. Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar atau menurut petunjuk dan
persetujuan Direksi.
2) Urugan pasir di bawah lantai
Urugan pasir di bawah lantai untuk pelaksanaan pemasangan
lantai keramik bangunan setelah pekerjaan urugan tanah dalam
bangunan atau urugan tanah peninggi lantai telah mencapai peil
dan kepadatannya mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas
Lapangan.
10. Pemadatan tanah
Pemadatan bahan timbunan dilakukan dengan cara penyiraman air
yang bersih dari zat-zat yang dapat merusak bangunan sampai jenuh.
Apabila dipandang perlu dan memenuhi ruang, pemadatan urugan sisa
galian dapat menggunakan alat pemadat minimal hand stamper atau
plat stamper (stamper kodok) termasuk urugan pasir di bawah pile cap
dan urugan pasir di bawah lantai.
11. Pembuangan hasil galian tanah yang tidak terpakai
Hasil galian tanah yang tidak terpakai dibuang ke tempat yang telah
direncanakan serta disetujui oleh Direksi dan bertempat di luar area
proyek agar tidak mengganggu pekerjaan konstruksi nantinya.
   
e. Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan  “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dan Hati-Hati Alat Berat Sedang Beroperasi” 

 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu


Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja. 

f. Flowchart Pekerjaan
2. PEKERJAAN PONDASI
a. Peralatan dan bahan
 Kayu
 Tiang pancang
 Alat pemancang
 Tulangan Pile cap
 Theodolite
b. Tenaga :
 Pekerja

 Tukang 

 Mandor

c. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil :
 Pelaksana
 Petugas K3

 Tenaga Kerja

d. Metode Pelaksanaan :
1. Pemancangan pondasi tiang pancang
Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan ukuran
22x22 cm dan panjang sekitar 10 m. Tiang Pancang ini merupakan barang
pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan,
tiang pancang telah dipesan.
 Pekerjaan pemancangan diawali dengan mempersiapkan alat
pemancang yang sesuai dengan jenis tiang pancang dan
jenis tanah sehingga tiang pancang tersebut dapat
menembus tanah sampai kedalaman yang telah
direncanakan tanpa kerusakan.
 Rencanakan set tiang finaI Untuk menentukan pada
kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan,
berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir
(final set).
 Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan
dilakukan pemancangan.
 Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai
dengan patok. Disusun membentuk piramida dengan alas
dari kayu 5/10 dan dikelompokkan berdasarkan tipe dan
dimensi yang sama.
 Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi,
kemudian diikat pada sling yang ada pada alat dan ditarik
sehingga tiang pancang masuk ke dalam alat.
 Setelah tiang pancang tegak lurus dengan permukaan tanah,
barulah dilakukan proses pemancangan dengan metode
hidrolik.
 Apabila kedalaman tanah melebihi panjang tiang pancang,
maka harus dilakukan penyambungan tiang pancang dengan
pengelasan.
 Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong
dan dibobokd engan menggunakan alat potong, kemudian besi
dari tiang pancang yang muncul di sambungkanke balok Sloof
dan Kolom.
2. Fabrikasi dan pemasangan tulangan pile cap
Fabrikasi tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran, tetapi masih
di dalam area proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Setelah selesai fabrikasi, tulangan pile cap dipasang pada titik yang
telah ditentukan secara manual. Jika rakitan tulangan sudah
dipastikan benar-benar stabil, maka dapat langsung dilakukan
pengecoran.
3. Bekisting untuk pile cap
Pekerjaan bekisting menggunakan pasangan batako putih.
Pemasangan bekisting untuk pile cap dilakukan sebelum pemasangan
tulangan (setelah pekerjaan lantai kerja).
4. Pengecoran pile cap
Pengecoran dilakukan dengan bahan beton ready mix yang
kualitasnya sesuai dengan RAB serta persetujuan Direksi. Adukan
beton ready mix tersebut dituangkan ke permukaan pile cap dan
dipadatkan memakai peralatan vibrator.
5. Pekerjaan lantai kerja
Penggalian tanah sampai pada lapisan sebagai dasar untuk perletakan
merata, lapisan rata dari beton (lean concrete 1 pc : 3 ps : 5 kr)
supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal sekitar 5 cm (atau
sesuai dengan gambar kerja). Dibawah lantai kerja diberi lapisan
pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 150 mm (atau sesuai
dengan gambar kerja).

3. PEKERJAAN BETON K300


 Uraian spesifikasi Produk keterangan 
pekerjaan
Minyak
Bekisting
(Form Oil) Febstrike WB FEB  
  a Beton Sika  
  MRA 1 Cormix  
  Form Shield Grace  
Ordinary PC
Semen (Type I) Gresik  
    Holcim  
    Tiga Roda  
Pasir   Lokal  
Split   Lokal  
BJTP 24 < 10 Krakatau Steel,
Besi Beton mm Gunung Garuda  
  BJTP 40 ≥ 10 Cakra steel , standard
mm Master steel SNI & RKS
       
Pondasi
Batu Kali Batu Kali yg di dangkal &
Belah belah ex. Lokal Turap
Rangka/
Perkuatan Meranti 5/7,
Bekesting 6/10 & 6/12    
Papan Multiplex
ex. Lokal
Bekisting 15mm  
merk-merk
Surya Beton lain yang
Beton Readymix sesuai
dengan
K350 ; fc' 30 Jayamix standard SNI
  Mpa & RKS
Perkuatan Form Tie ex. Lokal Dipasang
Bekisting sebanyak 4
Beton buah/m²
      bekisting pile
Bekisting Bata cap, Tiebeam
batu bata merah/batako lokal dan dinidng
      semi basemen

a. Metode Pelaksanaan :
1. Pile Cap
Penulangan pile cap harus tersambung dengan tiang pancang secara baik
dengan ukuran yang sesuai dengan bestek.
2. Kolom Struktur
Mutu beton menggunakan K300, penulangan sesuai dengan bestek yang
telah disetujui untuk masing- masing jenis kolom,
Bekisting dilakukan setelah instalasi tulangan benar-benar terpasang
sempurna.
3. Balok Struktur
Mutu beton menggunakan K300, penulangan sesuai dengan bestek yang
telah disetujui untuk masing-masing jenis balok,
Bekisting dilakukan setelah instalasi tulangan benar-benar terpasang
sempurna.
4. Dinding Struktur, termasuk untuk dinding basement
Mutu beton menggunakan K300. Khusus untuk basement, pengecoran
dinding dan plat lantai sebisa mungkin dilakukan secara bersamaan
(menjadi satu kesatuan) supaya resiko kebocoran air tanah dapat
diminimalisir.
5. Kolom Praktis
Kolom praktis dipasang tiap 4 meter. Penulangan dan pembetonan tidak
perlu diperhitungkan, namun harus sesuai syarat dan ketentuan yang ada
pada bestek.
6. Balok Praktis
Balok praktis berguna untuk mengakukan struktur balok struktur (balok
induk) dan plat. Oleh karena itu, proses pengerjaan balok induk dan balok
praktis harus menjadi satu kesatuan supaya resiko kegagalan di daerah
sambungan dapat diminimalisir. Ketentuan penulangan dapat dilihat pada
bestek.
7. Tangga (termasuk bordes)
Pengecoran bordes, dinding tangga, dan anak tangga dilakukan menjadi
satu kesatuan setelah bekisting selesai dilakukan. Ukuran dan penulangan
dapat dilihat pada bestek. Bagian pondasi tangga yang berfungsi sebagai
tumpuan agar tangga tidak mengalami penurunan perlu diperkuat
konstruksinya.
8. Pelat struktur dan plat dak
Pengecoran plat struktur maupun plat dak harus dilakukan sekali jadi
sesuai dengan ketebalan yang dikehendaki, artinya pengecoran tidak
boleh terhenti sampai syarat yang dikehendaki tercapai. Hal ini dilakukan
agar hompogenitas beton tetap terjaga sehingga kualitas yang diperoleh
sama.
9. Pembuatan dan instaslasi penulangan
Pembuatan penulangan baik untuk dinding struktur, kolom struktur,
kolom praktis, balok struktur, maupun balok praktis dilakukan di tempat
yang sudah disediakan. Ukuran tulangan harus sesuai dokumen yang
telah ada di bestek.
10. Pembuatan dan instalasi bekisting
Bekisting harus benar-benar sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Material bekisting menggunakan bahan fabrikasi yang dapat digunakan
berulang-ulang jika memungkinkan. Pembukaan bekisting boleh
dilakukan setelah ubur beton 28 hari,
11. Pemasangan water proofing dan water stop
Proses pemasangan water stop dilakukan sebelum beton dicor (untuk
PVC water stop). Water stop dipasang diantara tulangan dan setelah
instalasi siap, maka pengecoran dapat dilakukan. Untuk water proofing
pada plat yang berhubungan langsung dengan tanah, maka ditambahkan
lembaran plastik yang dihampar pada dasar pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya lihat pada bestek yang telah disetujui.
12. Pembuatan pondasi pompa, genset, dan trafo
Ketebalan untuk pondasi pompa, genset, dan trafo disesuaikan dengan
perhitungan ahli struktur. Namun untuk batasan, berat pondasi didesain
tidak lebih kurang dari 3-5 kali berat pompa, genset dan trafo tersebut.
13. Pembuatan dudukan gondola
14. Pembuatan dudukan control system & komponen lift pada lantai atas
Spesifikasi pondasi untuk komponen lift menyesuaikan dengan peraturan
dari merek lift yang digunakan karena berbeda merek biasanya
menerapkan spesifikasi yang berbeda pula.
15. Pembuatan pondasi tiang bendera, pondasi kolom pintu gerbang, dan
pondasi pagar keliling (untuk penahan kolom praktis)
Pondasi tiang bendera, pondasi pintu gerbang, dan pondasi pagar keliling
menggunakan beton mutu K-300 yang ukuran dan spesifikasi
penulangannya dapat dilihat pada bestek.
16. Pembuatan kolam
Pembuatan kolam utamanya pada lantai dua ke atas harus
mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan laintai di bawahnya
supaya tidak terjadi rembesan yang akan mengganggu kekuatan beton.
Pembebanan untuk kolam perlu memperhatikan rencana jumlah pengguna
kolam dan berat air pada saaat kolam tersi penuh. Perhitungan momen
yang terjadi harus lebih kecil dari momen rencana, begitu pula dengan
lendutan yang terjadi.
MULAI

Persiapan Bekisting Survey Persiapan Pembesian


Shop Drawing

CEK TIDAK
Diperbaiki
DIREKSI

YA
PasanganM ULAI
Tulangan Febrikasi

BUAT TITIK BANTU KEPALAAN MINIMAL 2


TITIK BERBEDATIDAK
Inspeksi 1 Diperbaiki

YA KEPALAAN TERSEBUT
HUBUNGKAN DUA TITIK
DENGAN BENANG LOT
Pasang Bekisting

ANTARA 2 TITIK KEPALAAN TSB BUAT TITIK-


TITIK KEPALAN LAIN DENGAN JARAK 1 M
TIDAK
Inspeksi 2 Diperbaiki

DENGAN CARA YANG SAMA BUAT TITIK-TITIK


YA
BANTU KEPALAN DARI TITIK KEPALAN
TERSEBUT SECARA VERTIKAL
Pengecoran

HUBUNGKAN TITIK-TITIK KEPALAN SECARA VERTIKAL TERSEBUT


DENGAN SPESI PLESTERAN SEHINGGA MUNCUL GARIS-GARIS
BongkarSPESI
VERTIKAL Bekisting
PADA DINDING BATA

BIARKAN JAUR KEPALAAN TERSEBUT MENGERAS


Inspeksi 3 TIDAK
Diperbaiki

KEMPROTKAN ADUKAN SPESIYA


PADA DINDING ANTARA DUA KEPALAN

Curing
RATAKAN DENGAN JIDAR DAN ROSKAM

S E L SE ES LA EI S A I
III. PEKERJAAN ARSITEKTURAL

SETELAH PEKERJAAN STRUKTUR


SELESAI

Pasangan Batu Bata,


Kolom Praktis

CEK TIDAK
DIREKSI Diperbaiki

YA

Plesteran dan Acian Dinding Keramik

Pemasangan Alumunium Pemasangan Plafond


Pekerjaan Lantai

Pekerjaan Partisi

Pemasangan Pintu dan


Jendela

Pengecatan

SELESAI
 PEKERJAAN PASANGAN

Uraian Pekerjaan Spesifikasi Produk


Pasangan Bata Ringan - Panjang : 60 cm Hebel
  - Tinggi : 20 cm  
  - Tebal : 10 cm  
MU 380 / MU 301-
  - Perekat Bata ringan
Tinbed
- Plasteran Dinding
  MU 101
Bata / bata ringan

1. Pasangan dinding bata ringan

a. Alat dan bahan:

 Meteran

 Sendok semen/roskam
 Palu karet

 Waterpass

 Ember plastic

 Alat lot

 Benang

 Gergaji

 Bata ringan

b. Metode pelaksanaan :

 Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan


sebagai acuan.
 Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok
semen/roskam, palu karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang,
gergaji, dll.
 Kemudian sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga
bilamana dipasang akan mendapat permukaan yang rata dan siapkan
serta bersihkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata
ringan. sebelum memasang dinding tembok bata dengan menggunakan
adukan, terlebih dahulu mendirikan profil sebagai pedoman tarikan
benang agar bata yang dipasang lurus teratur dan tercapai tujuan yang
dimaksud.
 Sebelum dipasang, bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu agar
perekat dapat bekerja dengan baik. Siapkan campuran adukan
tinbed/perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan/ember
plastic kemudian aduk hingga homogen menggunakan hand mixer.
 Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana
umumnya dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam
gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab menggunakan
MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer).
2. Pekerjaan Plesteran
a. Metode pelaksanaan :
 Siapkan tempat kerja dan permukaan yang hendak diplester.
 Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran dan minyak yang
dapat mengurangi daya rekat adukan.
 Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup seperti kepala plesteran, untuk
kerataan permukaan
M U L A Iplesteran.
 Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester
dengan air.BANTU KEPALAAN MINIMAL 2
BUAT TITIK
TITIK BERBEDA
 Kemudian masukan adukan kering MU-101 ke dalam bak pada
mesin. Atur jumlah aliran air pada flow meter mesin sebesar 500-600
HUBUNGKAN DUA TITIK KEPALAAN TERSEBUT
liter/jam.DENGAN BENANG LOT
 Hidupkan motor pengaduk pada mesin.
 Semprotkan adukan TSB
ANTARA 2 TITIK KEPALAAN M-101 ke permukaan pasangan bata ringan
BUAT TITIK-
TITIK KEPALAN LAIN DENGAN JARAK 1 M
dengan ketebalan 10-15 mm.

DENGAN CARA YANG SAMA BUAT TITIK-TITIK


BANTU KEPALAN DARI TITIK KEPALAN
TERSEBUT SECARA VERTIKAL

HUBUNGKAN TITIK-TITIK KEPALAN SECARA VERTIKAL TERSEBUT


DENGAN SPESI PLESTERAN SEHINGGA MUNCUL GARIS-GARIS
VERTIKAL SPESI PADA DINDING BATA

BIARKAN JAUR KEPALAAN TERSEBUT MENGERAS

KEMPROTKAN ADUKAN SPESI PADA DINDING ANTARA DUA KEPALAN

RATAKAN DENGAN JIDAR DAN ROSKAM

SELESAI
3. Pekerjaan Acian dinding
Membersihkan Area dinding yang akan diaci pastikan tidak ada kotoran
yang dapat mengurangi daya rekat. Siram dinding yang akan diaci dengan
air untuk mempercepat proses perekatan, banhan yang digunakan ialah
sement instant MU-200 khusus untuk acian dinding.
4. Pekerjaan dinding keramik
5. Pekerjaan pemasangan dinding keramik

A. Planning

I. Shop drawing :

a. Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik.


b. Menentukan nad keramik dinding & lantai agar bertemu & nad
keramik seragam.

c. Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.

d. Menentukan posisi dinding bata.

e. Menentukan tata letak sanitair & fixture : harus diperempatan/


tengah badan keramik.

f. Menentukan titik awal pemasangan keramik.

II . Perhitungan resources ( sumber daya ) :

B. Alat dan bahan :

 keramik.

 semen pc.

 air.

 additive.

 Jidar aluminium.

 Bak air ( ember ).

 Tempat dudukan/tatakan keramik.

 Benang atau senar.

 Palu karet.

 Plastik cross atau tile spacer.

 Waterpass.

 Busa/spon
 Kain/lap basah.

C. Metode Pelaksanaan :

I. Setelah pasangan batu bata, instalasi air & listrik selesai, dimulal marking
untuk batas pemasangan keramik.

2. Pasangan bata diplester tanpa acian, dengan ketebalan 2 cm, diamkan


selama 1 x 24 jam sehingga plesteran menjadi kuat.

3. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman : :

- ukuran/dimensi.

- presisi.

- warna.

4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember) selama 1
jam.

5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan


keramik, setelah proses perendaman.

6. Basahi pasangan dinding yang akan dipasang keramik dengan air.

7. Pasang benang / senar untuk kepalaan, dan benang / senar tersebut harus
dicek secara periodik baik kekencangan maupun elevasinya.

8. Cek lebar nad dan hindari las - lasan.

9. Pasang perekat laticrete + semen ( acian i air + semen pada permukaan


dinding.

10. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik.

11.tempelkan keramik pada posisinya.


12.setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar
merata.

13.atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad blsa
serasi & rap1 diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak
nad (tanda " + " ) atau dengan tile spacer.

14. Cek kerataan pasangan keramik dengan water pass.

15. Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain / lap
basah.

16. Lakukan pengecekan nad dari laticrete menggunakan material grouting


nad dengan alat busa/spon.

17. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan


keramik dengan kain/lap basah.

 PEKERJAAN KUSEN,PINTU DAN JENDELA


 Uraian
pekerjaan Spesifikasi Produk keterangan 
ex.
Kusen Pintu
- rangka alumunium Alexindo,
dan jendela
framing system YKK,
Alumunium
Alkasa  
- lebar profil minimal 100
   
mm  
ex. GE
Silicones,
  - sealant
Doncorning,
Wacker  
  - Hardware ex. Kend,  
Wilka,
Dorma
- Powder Coating (warna
   
gelap)  
Kusen & ex. Bostinco,
- Daun Pintu Besi type
Daun Pintu Metalindo,
Duralux
Besi Lion, Alba  
  - pintu besi kedap suara    
  - lapisan dalam rockwoll    
- ukuran kusen besi sesuai
   
gambar  
- kusen besi lengkapi dgn
   
ambang &bumper  
- tebal daun pintu = 40 mm,
   
frame = 2 mm  
  - tebal plate = 1.5 mm    
ex. Kend,
  - Hardware Wilka,
Dorma  
Kusen & ex.
- Terbuat dari alumunium
Louvre Alexindo, A
framing system
Alumunium Plus, Alkasa,  
ex.
- finsh cat powder
PPg.Kynar
  coating /fluorocarbon
500,
system
Duranor XL  
  - / fluorocarbon system    
ex. Cisa,
Kend,
  - Hardware Belluci,
Wilka,
Dorma  
 Pemasangan kusen pintu dan jendela
a. Alat dan bahan
 Baji karet / kayu

 Bor

 Obeng

 Angker dati steel plate tebal 2 mm dengan lapisan zinc minimal 13 mikron

 Sekrup bahan stainless steel

 Caulking dan sealant

 Pintu kaca entrance

 Frameless tempered 12 mm

 Jendela kaca jenis reflektif glass 8 mm

b. Metode pelaksanaan :

 Pasang kusen pintu/jendela aluminium pada lokasi yang ditentuun


( sesuai type yang ada ), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen
( selisih lubang 1 cm ).

 Masukkan kusen yang slap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan


baji karet / kayu.

 Atur kedudukan kusen dengan baji karet / kayu.

 stel kelurusan / kedudukan kusen terhadap tembok / dinding

 Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor , untuk tempat


skrup

 Masukkan fischer ke dalam lubang bor


 Fischer dikencangkan dengan obeng

 Pasang daun pintu jendela (setelah-dipasang kaca ) ke dalam kusen.


Aksesoris stel perlengkapan serta (rodairel, engsel , kunci dll).

 Finish tembok/dlnding dengan mortar/semen/sealant. (pengisian pada


celah antara kusen dan tembok/dinding ).

 Untuk menghindari cacat pada profil profil aluminium yang telah


terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline / isolasi kertas/ plastik
pada tempat yang rawan goresan

1. Pemasangan Rangka Daun Pintu/Jendela jebis curtain wall frame back


mullion horizontal
a. Peralatan dan bahan

 Baji karet / kayu

 Bor

 Obeng

 Kusen aluminium

 Daun pintu / jendela ( setelah dipasang kaca )

 Fischer

 Skrup

 Mortar / semen / sealant

 Vaseline/ isolasi kertas / plastik

b. Metode Pelaksanaan
1. Pasang kusen pintu/jendela aluminium pada lokasi yang ditentuun ( sesuai
type yang ada ), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen ( selisih
lubang 1 cm ).

2. Masukkan kusen yang slap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji
karet / kayu.

3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet / kayu.

4. stel kelurusan / kedudukan kusen terhadap tembok / dinding

5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor , untuk tempat


skrup

6. Masukkan fischer ke dalam lubang bor

7. Fischer dikencangkan dengan obeng

8. Pasang daun pintu jendela (setelah-dipasang kaca ) ke dalam kusen.


Aksesoris stel perlengkapan serta (rodairel, engsel , kunci dll).

9. Finish tembok/dlnding dengan mortar/semen/sealant. (pengisian pada celah


antara kusen dan tembok/dinding ).

M Upada
10. Untuk menghindari cacat L A I profil profil aluminium yang telah terpasang,

maka beri pelindung sejenis vaseline / isolasi kertas/ plastik pada tempat
Pemasangan Kusen Jadi
yang rawan goresan

Cek Kelurusan Kusen dengan dinding

Pengeboran Dinding

Pemasangan Baut

Pemasangan daun jendela

Pelapisan Sealent dan Mortar

SELESAI
2.Pekerjaan penggantung dan pengunci

 Bahan-bahan

a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan


ditentukan kemudian, baut-baut dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap
kuncl harus mempunyai 3 anak kunci yang berselaput nikel dijadikan satu
dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap
daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban maksimum 20
kg.
d. Jenis Kunci Normal key dipakai Sierra - Non master key
system dipasang pada seluruh pintu.
 Metode pelaksanaan:
a. Semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya
setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul
sekrup, cara. Pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak
waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan
engsel ketiga dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu
dipasang setinggi 90 cm dari lantal atau sesuai gambar.

 PEKERJAAN PLAFOND

a. Pekerjaan persiapan
 Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja, schedule,
peralatan,  personil kerja pekerjaan dimulai.
 Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam sebelum
tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
 Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
 Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
 Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
b. Peralatan dan bahan
No. Uraian Pekerjaan Spesifikasi Produk
- Gypsum Board

Tebal: 9mm Panel Gypsum


1. Plafond
Ukuran: 600 x 1200 Jaya Akustik
mm

- PN 200 (22 x 30 x 3600


Jaya BMS
2. Rangka mm)
Hanger System
- Connector (PN 210)
3. Aksesoris - Bracket (PN 220) Jaya BMS
Hanger System
- Clip Adjuster (PN 223)

- Rod (PN 225, panjang


3600 mm)
- Sekrup (6 x 25 mm)
 Peralatan:
- Bor sekrup
- Tembakan paku 
- Waterpass
- Alat bantu pertukangan
c. Tenaga :

 Pekerja

 Tukang

 Kepala tukang

 Mandor

d. Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil :
 Pelaksana

 Petugas K3

 Tenaga Kerja

e. Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan  “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)” 

 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu


Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja. 

f. Metode pelaksanaan
 Pemasangan rangka plafond
Pemasangan rangka plafond diawali dengan penentuan elevasi plafond
dengan membuat garis-garis sipatan pada dinding dan titik-titik paku kait
sesuai gambar kerja kemudian pasang paku kait. Setelah itu pasang
penggantung rangka plafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip
adjuster dengan posisi tegak lurus.
Kemudian tentukan jarak penempatan kait penggantung, pasang tarikan
benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafond. Terakhir pasang rangka utama dan rangka pembagi.
 Pemasangan plafond gypsum board
Pemasangan panel gypsum pada rangka dan setiap sambungan harus tepat
pada rangka. Setelah terpasang, cek kerapian dan kerataan plafond
menggunakan waterpass.
Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban,
kemudian ditutup dengan paper tape dan compound cailing, setelah itu
diamplas dan dilakukan finishing menggunakan cat.
 Pemasangan list plafond gypsum
List plafond dipasang pada setiap pertemuan antara dinding dan plafound
dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekerup sedemikian
rupa sehingga pangkal paku atau sekrup dapat masuk ke dalam gypsum.
Lubang bekas paku atau sekrup harus ditutup dengan plamir dari bahan
gypsum sampai tak terlihat bekas lubang. Setelah selesai dilakukan
pekerjaan compound untuk menutupi sambungan antar gypsum dengan
paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik sekrup.
Tahapan Pekerjaan
 PEKERJAAN LIFT
 Uraian
pekerjaan spesifikasi Produk keterangan 
MITSUBISHI
Elevator / Type : Passenger, SHANGHAI
Lift Machine Room GENERAL LIFT
SCHINDLER  

a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan Material Lift, Pemasangan Ruang Luncur,
Pemasangan Kabin, Mesin, Pengaman, Pintu serta Pengujian guna mendapatkan
Surat Laik Operasi (SLO).
b. Persiapan pekerjaan
 Mengirim program kerja (workplan) termasuk jenis merek/material lift yang akan
digunakan, metoda kerja, time schedule, jenis perlatan, personil kerja dan gambar
kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Direksi sebelum
pekerjaan dilakukan.

 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan dengan mengajukan Request For Job.

c. Alat dan bahan

 Elefator / Lift 1 Unit + Acc

 Baja IWF 

 Baja H Beam

 Takel (chain hoist atau chain block), 3-ton

 Mesin pengangkat (winch machine), 5-ton

 Mesin las listrik dengan diesel agregat atau trafo

 Mesin bor portable (electric drill), macam-macam ukuran

 Dongkrak hidrolis (hydraulic jack)

 Kompor (burner) minyak tanah, portable

 Gerobak dorong roda empat (platform trolley)

 Palu godam (6 kg)

 Mesin gerenda portable (grinding machine)

 Gunting tali baja (rope cutter)

 Gergaji kayu (carpenter saw)


 Gergaji besi (hacksaw)

 Palu 0.5 dan 0.9 kg

 Palu karet (rubber mallet)

 Pahat baja dan beton ( opular)

 Sikat kawat (wire brushes)

 Penjepit C (C-clamp)

 Penjepit B (cross B-clamp)

 Lampu center

 Walky-talky

 Tali sling, macam-macam jenis dan ukuran

 Siku pengukur, sigmat, water pas dan alat-alat ukur lain

 Bandul lood atau unting-unting (plumb-bob)

 Obeng + dan -, mechanical dan electrical screw driver

 Tang buaya ,tang listrik (snipper) tang potong dan tang kupas (stripper)

 Tang mekanik/ tang bebek (mechanical pliar)

 Kunci inggris (adjustable wrench)

 Kunci pas (spanner)

 Pisau saku, kombinasi

 Meteran (measuring tape), 2 M dan 5 M serta 25 M


 Alat Tukang Seperti (Kikir halus, kawat jumper, test pen, lampu senter
(saku), batang solder listrik, multi tester, tapset, dan tikar tatakan dari karet.
Ampere tester, tachometer, pengukur egangan tali-baja.

d. Metode pelaksanaan :
 Melakukan persiapan lapangan baik teknis maupun administrasi pekerjaan.

 Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi, maka dilanjutkan dengan
pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil.

 Berkoordinasi dengan pihak Direksi untuk melakukan pengosongan area


basement untuk digunakan sebagai lokasi penempatan material lift.

 Melakukan pengukuran dan marking pada area pekerjaan, serta pemasangan


stack out.

 Pemasangan Ruang Luncur dari konstruksi Baja untuk pasangan


Hoistingway Lift, sesuai dengan gambar kerja. 

 Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan menentukan
beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar kerja.
Pembuatan lot ini nanti untuk pedoman letak pemasangan komponen lift
yang ada di ruang luncur yaitu, dua rel sangkar, dua rel counterweight dan
pintu luar. Pembuatan template ini tidak ada standar khusus, ini tergantung
metode jarak peletakan lot terhadap gambar kerja yang dipakai oleh masing-
masing para teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua metode penentuan
titik lot. Template dibuat dua buah, satu diletakan di atas ruang luncur (yang
telah ditentukan titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit
ground (hanya untuk pengikat/penahan tali lot). Peletakan template ini
disesuaikan dengan gambar kerja dan lebih baiknya lagi dikombinasikan
dengan pengamatan lokasi ruang luncur. Agar nantinya tidak ada benturan
atau lokasi yang bergeser antar komponen satu dengan komponen lain atau
komponen dengan tembok ruang luncur.

 Menarik Tali Lining dilaksanakan setelah template terpasang, kita tinggal


menarik tali lining (biasanya dari tali stainless) dari titik-titik lot di template
atas sampai ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali diikat dengan
pemberat supaya tali benar-benar lurus vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik
tali dan diikat pemberat, tunggu beberapa saat sampai tali tidak goyang yang
berarti tali sudah pada keaadaan lurus vertikal. Pada keadaan ini tali-tali
tersebut dikunci/diikat pada template bawah agar kelurusan tali terjaga. Pada
urutan langkah berikutnya para teknisi lift juga berbeda urutan
pemasangannya, sesuai pengalaman mereka masing-masing.

 Pemasangan Rel Kabin Dan Rel Counterweight. Pemasangan rel kabin dan
rel counterweight  berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini
dimaksud agar saat rel dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot.
Untuk itu lot harus direncanakan pergeseranya saat pemasangan template.
Satu rel mempunyai panjang 5 meter dengan besarnya bermacam macam
disesuaikan dengan kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk
counterweight di sebut rel omega. Rel diikat oleh braket, dan braket dibaut
di tembok/balok/konstruksi. Braket ini biasanya dipasang setiap 2,5 meter.
Jarak inipun tidak harus, semakin pendek jaraknya juga akan semakin bagus,
karena rel kabin akan semakin kuat. Pemasangan rel biasanya dibantu
dengan steiger. Di sini tidak kami jelaskan bagaimana pemasangan rel kabin
secara detail. Rel kabin dipasang di kanan dan dikiri kabin. Sedangkan rel
coenterweight juga ada dua. Ada tipe yang di pasang di belakang kabin ada
juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung gambar kerja. Pemasangan
rel dimulai dari bawah sampai ke atas.

 Pemasangan Sill Pintu Luar, Hanger Pintu Luar, Daun Pintu. Pemasangan
unit pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga dipasang hanger pintu
luar dan daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga berdasarkan lot yang
sudah dibuat. Pemasangan unit pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai
terbawah sampai lantai teratas.

 Pemasangan Mesin. Pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi ruang


luncur pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering
pengangkatan dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin
ditarik dengan chainblock atau hoist listrik yang digantung disebuah hook
yang sudah dibuat di atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur.
Mesin ini sementara diletakan dulu di ruang mesin, belum langsung disetting
penempatannya.

 Pemasangan Kabin : Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang


dahulu bottom chanal dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian
upright kanan kiri dan dua safety block, untuk safety block ada dua tipe
yaitu tipe bawah dan tipe atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top chanal
dan dua guide shoe kabin atas. Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian
dinding kabin depan termasuk COP(Car Operation Panel) (yaitu panel
tempat tombol-tombol lantai tujuan dan tombol pelengkap lain serta display
lantai), dinding samping kanan kiri dan belakang. Setelah itu dipasang atap
kabin. Setelah itu dipasang unit door motor, terdiri dari hanger termasuk
motor penggerak pintu dan inverter pintu. Kemudian dipasang daun pintu
kabin dan sill pintu kabin.

 Pemasangan Counterweight. Langkah selanjutnya pemasangan unit


counterweight terdiri dari frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk
balok pemberat biasanya dimasukkan ke dalam frame belakangan setelah
counterweight terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan kabin.

 Melakukan setting unit mesin yang terdiri dari gelagar UWF, frame gearbox,
motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting penempatan unit
mesin ini juga berdasarkan gambar kerja.

 Pemasangan Rope (tali baja). Selanjutnya pemasangan rope, sebelum


memasang rope ada langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu
tali lot dan steiger dibongkar agar tidak mengganggu. Kemudian karena
posisi unit kabin berada di bawah, maka counterweight harus diposisikan di
atas ruang luncur dengan cara ditarik dengan chainblock. Nah setelah itu
baru bisa dipasang rope yang menghubungkan (kabin - pulley deflection -
main pulley gearbox/gearless – counterweight). Panjangnya telah diukur
berdasarkan beberapa aspek yaitu panjang ruang luncur, overheight,
counterweight, panjang pitground, buffer kabin, dan buffer counterweight.
Setiap unit lift mempunyai jumlah alur dan besar diameter rope yang
berbeda tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah alur adalah tiga alur,
dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang chainblock penahan
counterweight bisa dilepas.

 Pemasangan Speed Governor. Selanjutnya dipasang speedgovernor, ini


fungsinya untuk membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan.
Terhubung dengan safety block kabin melalui satu alur rope governor, di
ujung bawah rope governor terdapat tension atau pemberat agar rope tidak
kendor. Bekerja secara mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang
ditentukan, speed governor akan mengunci dan berhenti berputar, karena
terhubung dengan safety block kabin melalui rope, kabin juga akan berhenti
karena safety block bekerja seperti rem yang mencengkeram rel kabin.
Fungsi Speed Governor adalah bila semua rope utama putus, lift tidak akan
jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang bernama speed governor,
yang akan membuat kabin berhenti. 
 PEKERJAAN PEMASANGAN FIRE ALARM
a. Metode pelaksanaan :
Sambungan pipa digunakan sambungan las (welded Joint) dengan menggunakan elektroda.
Las yang berkualitas baik
Pada penyambungan Pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi
dengan ring type gasket untuk menjamin sambungan terhadap kebocoran
Pelaksanaan water proofing terhadap kebocoran sebelum, pemasangan dan
pada pelaksanaan pekerjaan penyambungan
Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran , pengetesan harus diketahui
dan disetujui pengawas/Direksi
 Apabila pada. Waktu pengetesan diketahui ada. Kegagalan pada. Salah
satu sistim, maka. Biaya. Penggantian peralatan dan biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab, pemborong
Sebelum pekerjaaan dimulal pemborong harus menyerahkan daftar dan
brosur-brosur material/peralatan yang akan dipasang
Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, penyangga dengan
jarak tertentu dan memenuhi syarat
Commissioning dan testing dari peralatan yang terpasang wajib
dilaksanakan untuk mengetahui bahwa pekerjaan pemasangan peralatan
sudah baik dan benar
b. PENGUJIAN PADA SISTIM PEMADAM KEBAKARAN
Untuk melakukan pengujian sistim pemadarn kebakaran pemborong harus
mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan pengawas/Direksi.

Prosedur pengujian

Pipa instalasi sistim hidran siap terpasang seluruhnya


 Siapkan alat penekan tekanan, pompa sistim mekanik atau pompa motor
dan alat ukur tekanan (pressure Gauge).
 Hubungan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input
instalasi bangunan. Pengujian dilaksanakan dengan cara bagian demi
baglan darl panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk
pengawas/Direksi
 Setelah selesal hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, Kran yang berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup
dengan plug sesual dimensi kran
 Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure
gauge menunjukkan angka 10 kg/cm2, atau atas petunjuk
pengawas/Direksi
 Angka 10 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus
menerus (atau atas petunjuk pengawas/Direksi) dan tidak ada
penurunan, kecuali karena perubahan cuaca
 Untuk pemeriksaan tekanan dibuatkan daftar, dalam daftar itu tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan temperatur pada saat test pipa
dilakukan
 PEKERJAAN PEMASANGAN CCTV
a. Alat dan bahan

 Tv Monitor
 Camera

 Kabel instalasi

 Konduit

 Terminal Box

 Material bantu
 Tang, Obeng, dl1

 Waterpass

 Bending konduit

b. Urutan pelaksanaan

Marking lokasi penempatan TV monitor dan Camera


Pasang TV Monitor

Pasang Camera

IV. PEKERJAAN MEP


1. Instalansi listrik
a. Perenc. penerangan listrik
Lampu (tergantung lampu apa yang perlu digunakan)
b. Perenc. suplai tenaga lsitrik
Kabel yaitu jenis standart dengan penghantar tembaga
c. Perenc. PHB listrik
d. MCB box (Standard, 1 mcb)
e. Pemasangan Saklar
Menggunakan: Sakelar Tunggal ,Sakelar Berkutub Ganda dan Sakelar
berkutub Tiga
f. Pemasangan Stop kontak
g. Pemasangan Pemasangan AC
h. Pemasangan sistem telepon
i. Pemasangan sistem fire alarm
j. Pemasangan sistem tata suara & MATV
k. Pemasangan CCTV & alarm keamanan
l. Pemasangan LAN
2. Sanitasi
a. Perenc. Instalasi air Bersih
Pompa air bersih dan pompa pemadam kebakaran L/D sparing Isolator
b. Pemasangan pipa
Pipa PVC ∅150 dari saiptictank
Pipa PVC ∅100 (berlubang)
Pipa Vent ∅65
Pipa ∅150 dari toilet
Pipa ∅150 ke serapan
Pipa hydrant ∅150 K/A (ke hydrant box)
Pipa drain ∅25 ke saluran luar gedung
c. Pompa air bersih
Ukuran 500x500x500 mm
d. Perenc. Instalasi air kotor / air Buangan
Dalam pembuatan resapan air kotor material yang digunakan yaitu pasir,
tanah ijuk, kerikil serta Pipa PVC ∅100.
e. Saiptictank, Material yg digunakan:
man hole 600x600
tutup man hole 600x600x80
Header ∅200
plester finis
Brick wall
f. Perenc. Pompa dan graund tank
Material yg digunakan:
Untuk tebal pondasi pomba ditentukan oleh perencana
Sump pit 500x500x500.mm lengkap dengan pompa
Pompa air bersih ∅50 ke tanki atas
Cutter terbuka 200x100, slope 2%
Header ∅200
Ground tank CAP : 96.M3 (2x48.m3)
Electrick Hydrant Pump
g. Bak kontrol

h. Instalasi plumbing air kotor, air bersih, kotoran


Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara
efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan
pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
i. Pemasangan kloset duduk
Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang kloset/toilet duduk adalah
kamar mandi harus telah dipasang keramik dan diisi nad. Saluran air bersih
(pipa suplai) dengan ukuran 1/2 inchi yang berada di belakang kloset harus
telah disiapkan. Pipa ukuran 4 inchi sebagai saluran pembuangan harus telah
dipasang dengan bagian ujung pipa sejajar atau rata dengan lantai keramik.
V. PEKERJAAN PENUTUP & FINISHING

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


- bahan dari non metallic floor
Lantai Floor hardener ex. Fosroc, Ultrachem, Sika, Nesa
hardener
  - dosis pemakaian = 5 kg/m2  
     
- waterproofing type coating ex. Fosroc, Ultrachem, Shell, Sika,
Waterproofing
untuk toilet Multiguard
ex. Fosroc, Ultrachem, Shell, Sika,
  - waterproofing type membran
Multiguard
  - untuk dak atap  
- screed, kawat ayam,
  standar RKS
wiremesh
     
Keramik - Lantai keramik 30x30 Roman
- keramik dinding dapur dan
  Roman
pantry 20x20
  - Plint Lantai keramik 10x60 Roman
- type dan warna ditentukan
  Roman
kemudian
     
Lantai marmer - Ukuran 60 x 60 tebal 4 cm Galicia Cream
- pada lantai sesuai pada
   
gambar
     
Granit dinding (dinding
- Granit alam ex. India, China, kwalitas 1
lobby lift)
  - polished  

Wood Panel - Pelapis deck ex. Lokal


  - lapis melamik  

- Gypsum board
tebal 12 mm (double dua sisi)
Partisi Gypsum Board Jayaboard
ukuran 2400 x 1200 mm

- rangka metal (tebal 0,7 mm


BMT)
  Jaya BMS Hanger System
Stud (PN 160)
Track (PN 148)
- Compound Jaya Compound
  - finishing cat emulsi ex. Dulux ICI, Mowilex, Jotun
     
ex. Granito, Niro Granite,
Stepnosing tangga - homogenous tile 10x60
Indogress
  - ( bullnose) full polished sesuai material pada lantai tangga
     

a. Pemasangan fin glass (frameless “aluminium 1inch”)


b. Pemasangan curtain wall (reflective/clear glass with mullion frame)
Untuk menghadirkan Curtain Wall yang bagus, ada beberapa system yang bisa
digunakan, salah satunya adalah dengan Stick System, dimana beberapa batang Mullion
yang dipasang berdiri Vertical sampai ke atap gedung.
c. Pasangan penutup dinding batu alam (batu alami, batu andesit)
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang
selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk
bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian
dinding di atas permukaan tanah).
d. Pemasangan dinding GRC (glass fiber reinforced cement)
Ukuran standar yang tersedia yaitu: 1220mm x 2440mm dengan ketebalan 5,6,8, dan
10mm. Ukuran atau ketebalan yang di luar standar dapat dipesan. Penggunaan untuk
plafon flush joint dapat menggunakan GRC board ketebalan 5mm atau 6mm. Untuk
partisi, ketebalan yang digunakan adalah 6,8, dan 10mm. 
e. Pengecatan dinding
 Alat dan bahan :
- kertas semen/koran

- Lakban

- Amplas

- Rol

- Kuas

- Skrap

- Kain lap

- Plamur .
- Cat dinding

- Semua bahan cat yang digunakan adalah : produk lokal merek


vinilex atau setara.

- Cat dinding luar/ exterior vinilex :

- Cat dinding luar/ exterior vinilex :

 primer: 1 lapis vinilex primer, a 931 - 1050 interval 2 jam

 undercoat : 1 lapis acrylic wall filler a 931-49001 interval 2 jam

- cat akhir exterior :

 2 lapis vinilex a 918 setebal 2x30 micron, interval 2 jam, semua


lapis sehingga. Dicapai permukaan yang merata & sama tebal

 Metode pelaksanaan :

1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan


plesteran dengan kain lap

2. Lindungi bahan – bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding


yang akan dicat dengan kertas semen/koran dan lakban.

3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian - baglan dinding yang retak


dan. Kurang rata dengan plamur, kemudian tunggu sampai kering.

4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.

5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata

6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat
rol pada bidang yang luas dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
pertama.

8. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish
yang kedua/terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ).

9. Cek , apakah pengecatan finish yang kedua/terakhir itu sudah rata

10. Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yang mengotori bahan
-bahan/pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

Pengecatan logam dan baja


1. Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan white spirit
atau solvent
2. Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum
diprimer
3. Oleskan 1 (satu) lapis metal primer chromate a540 -49020 produksi
vinilex atau setaraf
4. Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan
kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan cat dasar a543 -101 produksi
vinilex atau setaraf
5. Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat akhir a
365 produksl vinilex atau setaraf
6. Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak
diijinkan untuk dimeni.
f. Pemasangan floor hardener pada basement
Pekerjaan floor hardener menggunakan bahan pengeras dan pelicin lantai beton yang
terbuat dari beberapa campuran bahan, diantaranya: Pasir, Grading, Semen, Silika,
Pigmen, dll. Material floor hardener berbentuk bubuk (powder) yang ditaburkan pada
beton basah yang kemudian dilakukan trowel finish, sehingga akan dihasilkan
permukan yang lebih keras, tetapi rata dan halus.
g. Pemasangan lantai keramik (tangga & basement)
Pada lantai dasar, di atas pasir urug diberi plesteran kemudian dianspesi untuk merekat
ubin.Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton diberi lapisan pasir ± 5
cm, kemudian spesi untuk perekat ubin. Pada lantai dengan penutup dari keramik,
pemasangan harus dilakukan dengan cara-cara khusus agar keramik tidak meledak atau
pecah serentak.
 Alat dan bahan
- Jidar aluminium.

- Bak air ( ember ).

- Tempat dudukan/tatakan keramik.

- Benang atau senar.

- Palu karet.

- Sendok spesi.

- Waterpass.

- Sekop

- Busa/spon

- Kain/lap basah

- keramik.

- - semen pc,

- - air.

- - additive.
-

 Metode pelaksanaan :
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.

2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dan lain - lain.

3. sortir keramik agar menghasilkan keseragaman:

- ukuran/dimensi.

- presisi.

- warna.

4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1.
Jam.

5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan


keramik, setelah proses perendaman.

6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai . Penentuan peil ini
untuk seluruh kesatuan.

7. Pasang benang arah horisontal dan vertlkal pada lantai sesuai elevasi pada
shopdrawing. Kedudukan benang datar dan slku apabila dinding yang ada
adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan
dengan yang ada pada dinding.

8. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang.

9. Cek keslkuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi kewik dengan
waterpass.

10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukani spesi.
11. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,
usahakan supaya tidak ada las - lasan.

12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu
karet untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak
rusak/cacat.

13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.

14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan


kain/lap basah sampai bersih.

h. Pemasangan lantai granit (toilet, sz: 40x40)


Pasangan granit menrupakan lapisan penutup yang terdiri dari dua macam cara
pengerjaan yaitu cara basah dan cara kering, jadi keramik atau granit dapat
dikelompokan pada dua jenis pekerjaan finishing.
i. Pemasangan lantai marmer (dominan)
sama denhan pemasangan kramik dasar di atas pasir urug diberi plesteran kemudian
spesi untuk merekat ubin.Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton
diberi lapisan pasir ± 5 cm, kemudian spesi untuk perekat ubin
j. Pemasangan deck floor (lantai kayu lt. 8)
k. Pemasangan cermin
Pemasangan cermin hanya dengan double tape khusus dan lem kuning bukan berarti
cermin dapat dilepas sewaktu-waktu dan digunakan kembali.
l. Pemasangan urinal
Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
m. Pemasangan water jet
merupakan alat yang digunakan dalam proses pemotongan dingin dengan jalan
menyemprotkan air yang bertekanan dan kecepatan tinggi ke permukaan benda kerja
n. Pemasangan rain shower + kran
pemasangan shower yang sangat bergantung pada sistem saluran air, pemanas air, dan
struktur kamar mandi.
o. Pemasangan tissue holder
Gantungan tissue roll ini biasa digunakan di kamar mandi / toilet, pemasangan tinggal
di bor ke dinding
p. Pemasangan meja wastafel, wastafel +kran
Lakukan persiapan, berupa pemasangan pipa pasokan air bersih (pipa input) dan pipa
saluran air kotor (pipa output) pada posisi di mana wastafel akan dipasang. Agar
terkesan rapi pipa dapat ditanam pada dinding dan di bawah lantai. Jika pembangunan
sedang berlangsung, pemipaan dikerjakan bersama bagian lain kamar mandi.
q. Pemasangan floor drain
Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain) supaya tidak
masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan penyumbatan.

VI. PEKERJAAN BESI

a. Pemasangan railing tangga


Railing tanga dibuat dari logam aluminium yang tahan karat yang diletakkan di
sepanjang tangga. Ukuran dan spesifikasi dapat dilihat pada bestek tentang
pekerjaan tangga.
b. Pemasangan plat dan konsol baja untuk balkon
Material yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yaitu mimimal
menggunakan BJ 37. Ukuran dan letak pemasangan dapat dilihat pada bestek bagian
potongan prinsip

VII. PEKERJAAN PERBAIKAN JALAN

Pekerjaan perbaikan jalan dilakukan setelah bangunan utama selesai atau setelah
kendaraan besar proyek tidak lagi beredar di area proyek. Jalan tersebut difungsikan
untuk menahan berat kendaraan ringan sampai sedang. Jika masih ada kendaraaan berat
proyek yang masih melintas saat jalan sudah dikerjakan, dikhawatirkan umur jalan tidak
akan sesuai dengan rencana. Item pekerjaan untuk perbaikan jalan dapat terbagi
menjadi berikut ini, yang mana ketebalan perkerasan dapat dilihat pada bestek.
a. Pemadatan tanah
b. Urugan Sirtu
c. Batu pecah dan koral
d. Aspal penetrasi
e. Aspal penutup (Hotmix)
f. Lantai kerja
g. Cor beton
h. Pemasangan conblock
Gambar Side Elevation

Gambar Tampak Depan


Gambar Ceiling Plan

Gambar Potongan tangga naik


Gambar denah tiang pancang, denah besment, denah kolom
Gambar detail kolom
Gambar detail balok

Gambar detail kontruksi pekerjaan beton


Gambar Detail kontruksi Beton
Gambar detai tangki atas
Gambar floor finish plan

Gmabar detai lift


Gambar pondasi detail

Anda mungkin juga menyukai