Anda di halaman 1dari 21

BAB III

HETEROGENITAS RESERVOIR

3.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir


Heterogenitas reservoir adalah variasi sifat-sifat fisik batuan dan fluida dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya. Heterogenitas ini sebagai akibat adanya proses
pengendapan, patahan, lipatan, diagenesa dalam lithologi reservoir dan perubahan
atau jenis dan sifat dari fluida reservoir. Heterogenitas reservoir dapat terjadi pada
skala mikroskopis ataupun pada skala makroskospis. Heterogenitas dengan skala
mikroskopis yang terjadi pada batuan karbonat ini disebabkan karena adanya
matriks, fracture, vugs ataupun rongga-rongga dalam batuan. Untuk heterogenitas
reservoir dalam suatu skala makroskopis dan megaskopis yang meliputi batasan
fisik batuan, foult, batas fluida, perubahan ketebalan, perubahan litologi dan
beberapa lapisan yang mempunyai perbedaan sifat-sifat dalam lapisan tersebut.
Karakteristik reservoir lainnya yang berhubungan dengan heterogenitas adalah
permeabilitas anisotropy. Resevoir anisotropy adalah reservoir yang mempunyai
variasi permeabilitas dalam arah aliran.
Anisotropy ini disebabkan oleh adanya proses pengendapan (channel fill
deposites) atau oleh proses tektonik (paralel fracture orientation). Anisotropy
dapat terjadi pada reservoir heterogen atau juga dapat terjadi pada reservoir yang
homogen. Anisotropy merupakan hal yang berhubungan dengan reservoir yang
heterogen. Kebanyakan batuan reservoir mempunyai permeabilitas vertikal lebih
rendah dari pada permeabilitas horizontalnya sehingga akan terjadi anisotropy
dalam reservoir. Heterogenitas reservoir biasanya merupakan sifat reservoir yang
asli, dan heterogenitas reservoir dapat juga terjadi pada formasi yang disebabkan
oleh perbuatan manusia. Heterogenitas reservoir yang disebabkan karena ulah
kerja manusia dan terjadi didekat lubang bor, hal ini disebabkan oleh invasi
lumpur bor selama proses pemboran berlangsung, peretakan hidrolic, pengasaman
atau karena terjadi injeksi fluida. Tingkat heterogenitas reservoir penting untuk
mengetahui adanya sistem heterogenitas.

144
145

3.2. Penyebab Heterogenitas Reservoir


Batuan reservoir merupakan batuan yang mempunyai porositas (Ø) dan
permeabilitas (k) terdistribusi secara tidak konstan untuk semua bagian yang luas,
dimana hal ini merupakan hasil proses sedimentasi, perlipatan, patahan juga
perubahan litologi setelah pengendapan dan perubahan dalam jenis kandungan
fluidanya. Sebagian reservoir dibentuk oleh hasil pengendapan dalam air atau
basin dalam tempo yang lama dan lingkungan pengendapan yang bermacam-
macam.

3.2.1. Lingkungan Pengendapan


Heterogenitas reservoir yang disebabkan oleh lingkungan pengendapan akan
berlanjut dengan proses yang mengikuti pengendapan itu sendiri. Proses lanjut
yang mempengaruhi keseragaman sifat batuan sedimen dapat berbentuk kompaksi
juga sementasi.
Adanya lingkungan pengendapan ini akan dapat memberikan gambaran
mengenai besar butir, bentuk atau jenis packingnya dan juga distribusi
penyebarannya. Sebagai contoh untuk lingkungan pengendapan marine, maka
batuan sedimen yang lebih berat akan terendapkan lebih dahulu pada bagian dekat
pantai atau zona bathyal dan abysal. Batuan yang lebih ringan berasosiasi dengan
batuan yang halus/lembut dalam hal ini adalah silt dan clay.
Dari antar batuan yang terendapkan tersebut terbentuk pori-pori dan
permeabilitas yang mana besarnya tergantung litologi, kompaksi dan posisi
strukturnya. Pembentukan porositas dan permeabilitas dari reservoir karbonat
berbeda dengan reservoir batu pasir dalam proses lanjut dari pengendapannya,
dimana pada batuan karbonat terbentuk karena adanya lingkungan pengendapan
akan menambah semakin kompleks atau bertambah tidak seragamnya lapisan
batuan yang terbentuk.

3.2.2. Sedimentasi
Proses sedimentasi akan melibatkan tiga faktor yang saling
berkesinambungan, yaitu erosi, transportasi dan pengendapannya itu sendiri.
146

Tiga proses pengendapan utama, yaitu sedimentasi mekanik, sedimentasi


organik dan sedimentasi kimiawi. Oleh sebab itu terbentuk bermacam-macam
jenis batuan karena proses-proses tersebut seperti batuan karbonat, evaporite,
silika dan sebagainnya. Sifat utama dari batuan sedimen yang merupakan sebagian
besar batuan reservoir adalah :
1. Adanya bidang perlapisan yang menandakan adanya proses sedimentasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan struktur perlapisan,
yaitu : terdapatnya beda warna mineral, terdapatnya perbedaan ukuran
butir, terdapatnya struktur sedimen, perbedaan komposisi mineral dan
perubahan jenis batuan.
2. Sifat klastik/fragmen yang mencirikan bahwa butir-butir pernah lepas
3. Sifat bekas/jejak zat hidup, seperti koral (terutama pada batuan
karbonat).
Batuan yang mengalami pelapukan, erosi dan transportasi akan mengalami
perubahan selama diendapkan pada lingkungannya. Faktor media, jarak dan
bentuk lingkungannya akan mempengaruhi besar butir, sortasi dan pembundaran.
Bentuk, susunan dan keseragaman butir batuan akan mempengaruhi besar
kecilnya porositas dan permeabilitas, oleh karena itu terjadi heterogenitas
reservoir. Sebab dengan bertambahnya kompleknya sedimentasi yang berlangsung
dan proses-proses yang ada kemudian menambah derajat ketidakseragaman.

3.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Heterogenitas Reservoir.


Faktor-faktor yang mengontrol adanya heterogenitas di dalam reservoir,
antara lain adalah sedimentasi tektonik regional, komposisi dan tekstur, serta
geometri pori.

3.3.1. Sedimentasi Tektonik Regional


Faktor sedimentasi tektonik regional, hal ini menyebabkan terjadinya
heterogen karena didalam suatu reservoir dimungkinkan adanya macam-macam
lingkungan pengendapan seperti lingkungan pengendapan darat, laut, dan transisi,
sehingga dengan adanya macam-macam lingkungan reservoir heterogen., juga
147

diagenesa karena diagenesa merupakan proses perubahan setelah terjadi


pengendapan yang akan menyebabkan harga-harga porositas-permeabilitas
berubah. Kemudian struktur geologinya, hal ini akan menyebabkan heterogen
karena reservoir dapat terjadi patahan, fault atau ketidakselarasan.

3.3.2. Komposisi Dan Tekstur


Faktor komposisi dan tekstur, hal ini merupakan kontrol geologi untuk
mengetahui adanya heterogenitas reservoir secara makroskopis, karena komposisi
yang terdiri dari lithologi, mineralogi juga butiran (butiran, matriks dan cement)
akan berpengaruh pada harga porositas dan permeabilitas yang merupakan faktor
penentu adanya heterogenitas didalam reservoir.
Hal ini dapat terjadi karena porositas sangat dipengaruhi oleh volume pori
dan bulk volumenya, yang kesemuanya itu dipengaruhi besar kecilnya ditentukan
oleh batuan mineral cement dan lain-lain (Gambar 3.1 dan 3.2)

Gambar 3.1
Contoh Diagram Kontrol Untuk Mengetahui
Adanya Heterogenitas Reservoir13)
148

Demikian juga tekstur dan kontrol adanya heterogenitas didalam reservoir,


karena tekstur yang terdiri dari ukuran butir, sortasi, kekompakan dan fabric dari
batuan, hal ini dapat karena teksture akan berpengaruh pada volume pori,
sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya porositas dan akhirnya terjadi
heterogenitas di dalam reservoir.

Gambar 3.2
Skala Heterogenitas Reservoir13)

3.3.3. Geometri Pori-Pori


Faktor geometri pori-pori, hal ini dapat digunakan sebagai kontrol adanya
heterogenitas karena geometri pori-pori yang terdiri dari ukuran rongga pori (pore
throat size), ukuran tubuh pori (pore body size), peretakan (fracturing) dan
permukaan butir (surface roughness) akan mempengaruhi besar kecilnya
porositas-permeabilitas, karena faktor-faktor tadi akan mempengaruhi pori-pori
(volume pori), juga bulk volume sebagai parameter penentu besar kecilnya
porositas. Demikian juga untuk permeabilitas akan dipengaruhi oleh adanya
faktor-faktor tersebut diatas.
Jadi heterogenitas yang terjadi didalam reservoir parameter-parameter yang
dikontrol adalah porositas, permeabilitas juga saturasinya. Porositas merupakan
yang akan menentukan besar kecilnya fluida yang mengalir atau dengan kata lain
149

akan mempengaruhi permeabilitas dan juga saturasinya, sehingga ketiga


parameter tersebut merupakan faktor utama yang dikontrol yang dapat dijadikan
sebagai parameter penentu adanya heterogenitas reservoir. Dan heterogenitas
reservoir ini dapat terjadi pada batupasir karbonat atau batuan yang lain.

3.4. Tipe-tipe Heterogenitas Reservoir


Setelah mengetahui parameter-parameter yang penting untuk mengetahui
terjadinya heterogenitas beserta penyebabnya, maka selanjutnya dapat dilakukan
pembagian jenis heterogenitas reservoir. Adapun pembagian jenis heterogenitas
reservoir tersebut ada dua macam, yaitu :
1. Heterogenitas vertikal.
2. Heterogenitas horizontal.

3.4.1. Tipe Heterogenitas Vertikal


Untuk mengetahui adanya jenis heterogenitas yang vertikal didalam
reservoir, maka yang harus diperhatikan adalah parameter-parameter penentunya
baik skala megaskopis, makroskopis, dan mikroskopis. Parameter-parameter
tersebut antara lain adalah porositas, permeabilitas, dan saturasi. Jadi
heterogenitas arah vertikal terlihat pada skala megaskopis ditunjukkan oleh
lingkungan pengendapan yang berlainan, diagenesa, dan struktur geologinya.
Faktor-faktor yang telah disebutkan tadi akan mempengaruhi komposisi,
mineralogi (butir, matriks, semen), juga teksturnya seperti ukuran butir, sortasi,
kekompakan, dan fabrics di dalam batuan. Dengan adanya pengaruh-pengaruh
tersebut maka terjadi ketidakseragaman reservoir terutama porositas,
permeabilitas, dan saturasi, dan hal ini disebut dengan heterogenitas vertikal
reservoir. Untuk contoh heterogenitas vertikal dapat dilihat pada channel dan
deltaic bar (Gambar 3.3).
Dari gambar dapat dilihat susunan butir dari atas kebawah untuk
pengendapan channel dan delta. Terlihat bahwa ukuran butir untuk channel terjadi
perubahan secara vertikal yaitu semakin kecil dari atas ke bawah, sedangkan un-
tuk deltaic bar terjadi sebaliknya.
150

Sedangkan untuk tekstur, pore space, kapilaritas atau pun kontinuitas secara
vertikal dapat dilihat pada Gambar 3.4, yang mana untuk channel ukuran butir
dan sortasinya semakin ke atas semakin besar dan ukuran pori-pori semakin
keatas semakin halus sehingga permeabilitasnya dari bawah keatas semakin
rendah. Sedangkan saturasi airnya semakin keatas semakin besar, hal tersebut
disebabkan karena kontinuitas semakin ke atas semakin buruk.
Tetapi untuk pengendapan deltaic bars akan terjadi kebalikan dari channel,
baik untuk ukuran butir, sortasi, porositas, ukuran pori, permeabilitas, saturasi air,
ataupun kontinuitasnya.
Pengaruh heterogenitas vertikal disamping mempengaruhi harga porositas,
permeabilitas, dan saturasi air secara mikroskopis juga mempengaruhi bentuk
kurva Pc versus Sw. Kenyataan ini dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.3
Profil Permeabilitas Ideal dan Rekaman Log
Pada Endapan Delta dan Channel13)
151

Gambar 3.4
Sifat-sifat Fisik Batuan Pada Pengendapan
Channel dan Deltaic Bars13)

Gambar 3.5
Jenis-jenis Tekanan Kapiler dengan Saturasi Air
Untuk Fluida Yang Sama dan Sistem Batuannya Berbeda13)

Selanjutnya untuk tekanan kapiler yang dikombinasikan dengan saturasi air


tersebut akan mempengaruhi pula terhadap ketinggian water oil contact (WOC),
sehingga perbedaannya akan mengakibatkan miringnya water oil contact.
152

Pada permeabilitas tinggi akan didapatkan zona transisi (h) yang sempit,
sedangkan permeabilitas yang rendah akan terjadi sebaliknya (Gambar 3.6).
Demikian juga bila formasi yang ditembus sumur pemboran yang
dipengaruhi oleh adanya perlapisan, yang mana setiap lapisan mempunyai tekanan
kapiler, maka akan didapatkan kurva tekanan kapiler atau ketebalan zona transisi
versus saturasi air yang berbeda untuk setiap lapisannya (Gambar 3.7).
Dari Gambar 3.7 layer satu dan layer tiga tidak memproduksi air, tetapi layer dua
dan layer empat akan memproduksikan air karena layer ini sudah memasuki zona
transisi. Semikian juga untuk layer lima dan seterusnya.
Dengan adanya ketidakseragaman (heterogenitas) vertikal ini, maka akan
mempengaruhi variasi permeabilitas, kurva tekanan kapiler versus saturai air dan
zona transisi, sehingga mempengaruhi pula terhadap produksi dan komplesinya.

Gambar 3.6
Kemiringan Water Oil Contact (WOC)
Karena Perbedaan Permeabilitas13)
153

Gambar 3.7
Pengaruh Permeabilitas Layer Pada Saturasi Air13)

3.4.2. Tipe Heterogenitas Horizontal


Heterogenitas reservoir arah horizontal ini, dapat terjadi baik dalam skala
megaskopis, makroskopis, dan mikroskopis. Dalam skala megaskopis, terlihat
bahwa reservoir terbatas luasnya, strukturnya, dan akibat diagenesa
mengakibatkan ketidakseragaman secara horizontal dari tempat yang satu
terhadap tempat yang lainnya. Hal ini dapat terjadi untuk ukuran pori, sortasi,
porositas, ukuran butir, permeabillitas, saturasi air, dan kontinuitasnya, sehingga
akan mempengaruhi dalam penentuan cadangan.
154

Bila dilihat dalam skala makroskopis, baik untuk komposisi dan teksturnya
yang terdiri dari litologi, mineralogi (grains, matriks, dan semen) dan tekstur yang
terdiri dari ukuran butir, sortasi, kekompakan, dan fabirc akan berpengaruh secara
horizontal. Akibat dari sifat keseluruhan diatas, maka akan memberikan
kemampuan yang berbeda dari setiap titik dalam arah horizontal untuk
menampung minyak dan mengalirkannya. Contoh, lingkungan pengendapan
alluvial fan dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.
Pada lingkungan pengendapan alluvial, yang merupakan bagian dari
pengendapan kontinen, mempunyai sifat :
- Geometri berbentuk kerucut atau membaji
- Perlapisan bervariasi dengan kemiringan rendah
- Permeabilitasnya bervariasi, disamping itu permeabilitas horizontal lebih
besar dari pada permeabilitas vertikalnya
- Batas permeabilitasnya terbentuk secara lokal

Gambar 3.8
Lingkungan Pengendapan Alluvial
dan Model Sedimentasi Klastik13)
155

Gambar 3.9
Blok Diagram dan Potongan Melintang Dari Alluvial Fan13)

Lingkungan pengendapan river braided juga merupakan bagian lingkungan


pengendapan kontinental yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Geometrinya merupakan lembaran dan mungkin memanjang
2. Beddingnya merupakan layer yang tipis sekali
3. Permeabilitas bervariasi dan permeabilitas horizontal lebih
besar bila dibandingkan dengan permeabilitas vertikal
4. Pembatasan perneabilitas biasanya tidak kontinu
Kemudian untuk lingkungan pengendapan transisi yang terdiri dari deltaic,
interdeltaic, dan non deltaic (Gambar 3.12 dan Gambar 3.13).
Pada lingkungan pengendapan delta akan didapatkan sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Geometrinya merupakan saluran yang memanjang dan penghalang yang
berlapis-lapis.
2. Beddingnya tebal dan sedikit adanya layer.
3. Permeabilitasnya pada channel sand semakin keatas akan semakin
berkurang dan berarah, sedangkan pada point bar semakin keatas
semakin besar dan tidak berarah, sehingga permeabilltas horizontal lebih
besar daripada permeabilitas vertikalnya.
156

4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal dan semakin sering


antara tubuh batupasir

Gambar 3.10
Blok Diagram dan Lithologi Dari River Braided13)

Sifat-sifat yang telah disebutkan sebelumnya merupakan sifat lingkungan


pengendapan yang didominasi oleh ombak, sedangkan delta yang banyak
didominasi oleh arus sungai akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Geometrinya merupakan linier channel mouth bar dan meandering
2. Beddingnya tebal dan perlapisannya buruk
3. Permeabilitasnya semakin keatas semakin berkurang dan berarah,
sehingga permeabilitas horizontal lebih besar daripada permeabilitas
vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal dan semakin sering
terdapat pada tubuh batupasir

Selanjutnya contoh dari lingkungan pengendapan pantai mempunyai sifat-


sifat sebagai berikut :
157

1. Geometrinya merupakan lembaran dan mungkin juga linier


2. Beddingnya tebal dan perlapisannya buruk
3. Permeabilitasnya cenderung semakin keatas semakin bertambah dan
tidak berarah, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih besar daripada
permeabilitas vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal
Kemudian untuk lingkungan pengendapan laut yang dangkal mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Geometrinya berlapis akibat ombak ataupun badai dan linier akibat
pasang surut pantai
2. Beddingnya merupakan lapisan yang tipis
3. Permeabilitasnya besar dan berarah ataupun tidak berarah dan yang
rendah akibat semen kalsit, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih
besar daripada permeabilitas vertikalnya
4. Pembatas permeabilitasnya meluas
Lingkungan pengendapan turbidit merupakan salah satu bagian lingkungan
pengendapan laut yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Geometrinya membaji dan membentuk lapisan
2. Beddingnya merupakan layer yang tipis
3. Permeabilitasnya bervariasi pada channel, disamping itu permeabilitas
horizontalnya lebih besar daripada permeabilitas vertikalnya
4. Batasan permeabilitasnya merupakan kepingan berpisah
158

Gambar 3.11
Penampang Delta13)

Gambar 3.12
Lingkungan Pengendapan Delta dan Sedimen Klastik13)
159

Gambar 3.13
Coastal Interdeltaic dan Lingkungan Marine13)

3.5. Pengaruh Heterogenitas Reservoir Terhadap Cadangan


Dengan mengetahui heterogenitas pada reservoir maka kita dapat
mengetahui pengaruh heterogenitas terhadap cadangan, yaitu :
1. Adanya ketidakseragaman distribusi karakteristik batuan dan perbedaan
struktur sebagai pembatas reservoir, maka memungkinkan terjadinya blok-
blok dari suatu lapangan.
2. Mengingat heterogenitas batuan akibat faktor lingkungan pengendapan,
maka distribusi porositas dan permeabilitas tidak merata mengakibatkan
variasi produksi per sumur pada masing-masing blok.
3. Akibat heterogenitas, terjadinya blok-blok pada suatu lapangan,
menyebabkan perbedaan recovery pada masing-masing blok, dikarenakan
harga permeabilitas, porositas, saturasi minyak, gas, dan air, maupun
ketebalan net pay yang berbeda.
160

4. Prioritas penentuan jumlah dan letak sumur produksi akan dikembangkan


berdasarkan sisa dari blok-blok, volume reservoir, produktivitas sumur-
sumur dan radius pengurasan efektif sumur sekitarnya.
Kontrol geologi yang mempengaruhi terjadinya heterogenitas vertikal adalah
beragamnya lingkungan penegendapan, diagenesa, dan sedimennya. Unsur ini
meliputi material sedimen, keadaan pembatas, energi mekanik, kimia dan aktivitas
biologis. Kontrol geologi yang mempengaruhi heterogenitas horizontal adalah
lingkungan pengendapan, diagenesa, struktur dan tektur sedimennya.

3.5. Perhitungan Kuantifikasi Tingkat Heterogenitas Batuan Reservoir


Tingkat heterogenitas batuan reservoir dapat ditentukan dengan beberapa
metoda sebagai berikut :
1. Variasi Dykstra - Parson (Dykstra-Parson Coefficient), 1950.

VDP 
 P  0.5   P  0.841
................................................................(3-1)
 P  0. 5
Dimana :
P0.5 = harga permeabilitas dari garis lurus plot log-normal probability
paper, pada kumulatif probability 50 %
P0.841 = harga permeabilitas dari garis lurus plot log-normal probability
paper, pada kumulatif probability 84.1 %
VDP = mempunyai harga 0 – 1.0
Harga 0.0 ≈ Reservoir homogen
Harga 1.0 ≈ Reservoir heterogen
Syarat :
i. Permeabilitas disusun berdasar kanurutan dari besar (nomor
urut i = 1) ke kecil (nomor urut i = N).
 2i - 1 100%
ii. Percent greater than  ...................................................(3-2)
2N
iii. Bentuk plot probability paper
161

1000

100
Permeability, md

10

Gambar 3.14
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Percent greater than, %
65 70 75 80 85 90 95 100

Estimating Dykstra-Parson Coefficient for Example Data

2. Lorenz (Gini’s) Coefficient


LC  2 AFC ...............................................................................(3-3)

Dimana :
AFC = Luas daerah di bawah kurva Flow-Strorage Capacity tetapi
di atas garis bagi kuadran (45O line)
LC = mempunyai harga 0 – 1.0, jika :
Harga 0.0 ≈ Reservoir homogen
Harga 1.0 ≈ Reservoir heterogen

Flow Capacity (FC ) suatu lapisan batuan adalah merupakan sebagian dari
total flow capacity yang mempunyai kecepatan ≥ yang dipunyai lapisan tersebut.
Strorage Capacity (CC) adalah fraksi dari volume pori total yang ditempati
oleh fraksi dari total flow.
n N
FC   ki hi  k h ..............................................................(3-4)
i i
i 1 i 1

n N
CC   i hi   h ..............................................................(3-5)
i i
i 1 i 1

Atau dihitung dari persamaan berikut :


162

n
FC   ki hi ht k ....................................................................(3-6)
i 1

n
FC   i hi ht  .....................................................................(3-7)
i 1

Dimana :
i = 1,2,3,…,N. Merupakan jumlah layer atau data pada basis
kedalaman
N
ht = h i 1
i

N
1
k =
ht
k h
i 1
i i

N
1
 =
ht
 h
i 1
i i

Gambar 3.14, merupakan Plot FC versus CC yaitu kurva untuk menghitung


heterogenitas reservoir.

1
x
x
x
x
x
x

Fc x AFC
O

45
0 O
0 Cc 1

Gambar 3.15
Estimating Lorenz (Gini’s) Coefficient for Example Data

3. Statistical Measures of Heterogenity (Standar deviasi dan Koefisien variasi)


163

N  
2
1 k  k 
 F'  
2
    
  ................................................. (3-8)
N  1 i 1   i    

 F'
CF ' 
 k  ............................................................................... (3-9)
 
 

Dimana :
 adalah standar deviasi = akar positif dari variasi
CF’ adalah koefisien variasi


2
adalah variance
F'

Catatan :
a. Parameter σ harus relatif terhadap mean atau harga rata-rata dari (k/ø)
b. Parameter CF’ ternyata sensitif terhadap “auto correlation”, karena lebih
bersifat differenstiator.

4. Gelhar-Axness Heterogenity Index, 1983.


HI = C2 Log (k) λD..................................................................... (3-10)
Dimana :
C2 Log (k) = koefisien variasi pada log
λD = dimensionless correlation length
Catatan :
a. HI > 0.2 yaitu mengindikasikan adanya suatu channeling displacement (WF)
pada lapisan tipis dan ekstensif, Waggoner and Lake, 1991.
b. HI sulit dihitung , tetapi kaya informasi karena mengandung koefisien variasi
dan jarak korelasi tak berdimensi.

5. Koval Factor, 1963.


FC  H K CC 1   H K  1 CC  .................................................. (3-11)

Dimana :
164

HK = Koval Factor yang merupakan faktor penyelaras pada kurva Fc ≈ f (Cc)


HK = 1.0 adalah menyatakan reervoir homogen
HK = ∞ adalah menyatakan reservoir heterogen
Catatan :
Koval factor mempunyai keterhubungan secara empiris dengan VDP, Lake,
1978.
Log ( H K )  VDP (1  VDP ) 2 ................................................... (3-12)
Dimana VDP dapat diperoleh dari pers.(3-1), log-normal probability plot,
dapat juga diperoleh dari Flow-Storage Capacity curve :

VDP 
 Slope 0.5   Slope 0.841
................................................. (3-13)
 Slope 0.5
Gambar 3.15, menjelaskan penentuan harga slope kurva Fc = f (Cc)

1
F
x
x
C x
x
2
x E
D
x
Fc O
1
x
A B

x
x

x
0
0 0.5 0.841 1

Cc

Gambar 3.16
Penentuan Slope

Maka slope dapat ditentukan dengan cara :


(slope)0.5 = tg1 = BC/AB...................................................... (3-14)
(slope)0.841 = tg2 = BC/AB...................................................... (3-15)
Dengan asumsi :
Ketebalan (h) seragam.

Anda mungkin juga menyukai