Materi 3 ABCD
Materi 3 ABCD
2. Tujuan surveilans
Menurut Permenkes RI no 45 Tahun 2014 Pasal 2, penyelenggaraan surveilans
kesehatan merupakan prasyarat program kesehatan yang bertujuan untuk :
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor
risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
klb/wabah dan dampaknya;
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan klb/wabah; dan
d. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.
3. Pendekatan Surveilans
a. Surveilans Pasif
Surveilans pasif dilakukan dengan memantau penyakit secara pasif,
dengan menggunakkan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable
disease) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (Gordis, 2000).
Kelebihannya adalah relative murah dan mudah untuk dilakukan, namun
kekurangannya adalah kurang sensitive dalam mendeteksi kecenderungan
penyakit seperti data yang dihasilkan cenderung under-reported karena
tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain
itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah
dikarenakan waktu petugas terbagi dengan tanggung jawab utama
memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas masing-masing.
b. Surveilans Aktif
Surveilans aktif dilakukan dengan menggunakkan petugas khusus
surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik
pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah
sakit dengan tujuan untuk mengidentifikasi kasus penyakit baru atau
kematian yang disebut penemuan kasus (case finding) dan konfirmasi
laporan indeks. Kelebihannya adalah lebir akurat sebab dilakukan oleh
petugas yang dipekerjakan untuk menjalankan tanggung jawab. Namun,
kelemahannya cnderung lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan.
4. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit yaitu melakukan pengawasan secara terus-menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan penyakit dan kematian, serta
data-data yang relevan. Jadi focus perhatian surveilans penyakit ini adalah
penyakitnya, bukan individu. Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, surveilans ini
terdiri atas, surveilans penyakit menular, penyakit tidak menular, keehatan
lingkungan, kesehatan mata, dan kesehatan lainnya (Permenkes RI No 45 Tahun
2014 Pasal 4).