BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah istilah ”payung” bagi derajat keanekaragaman alam, yang mencakup baik
sejumlah maupun frekuensi ekosistem dan spesies maupun gen yang ada di dalam
spesies yang diukur oleh variasi genetika (unit-unit kimia dari informasi
keturunan yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya) di dalam
bumi sebab wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan
jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
pendapatan masyarakat; (3) sebagai bahan obat-obatan; (4) sebagai sumber daya
alam; dan (5) menjadi sumber jasa ekologis seperti siklus biogeokimia,
pengenal spesies makhluk hidup. Oleh karena itu, taksonomi dan sistematika tidak
dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan peran ilmu lain, misalnya morfologi,
anatomi, fisiologi, genetika, dan ekologi (Putra, 1997). Namun hingga kini
sistematika.
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
untuk mencirikan berbagai macam organisme hidup, variasi di antara mereka dan
bagi upaya kita untuk mengerti keanekaragaman spesies. Jadi secara ringkas,
sejarah suatu jenis makhluk hidup yang lazim disebut dengan filogeni termasuk
mungkin mengikuti penemuan spesies baru, yaitu: (1) darimana asal tetuanya; dan
(2) bagaimana hubungan tetua makhluk tersebut dengan spesies yang lain
(misalnya kedekatan genetik) (Evans, 1984 dan Mackerras, 1979 dalam Putra,
2010). Uraian tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa suatu jenis
makhluk hidup selalu terkait dengan faktor-faktor biotik dan abiotik di sekitarnya,
sebab variasi genetik dapat dipengaruhi oleh faktor genetik di dalam makhluk
hidup itu sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal) yang saling berkaitan. Hal-
hal itulah yang kemudian membentuk suatu keanekaragaman dalam suatu jenis
makhluk hidup.
yang dimiliki oleh suatu organisme. Sistem klasifikasi yang tersusun hendaknya
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
matai jalan kerjanya evolusi, yang juga merupakan hal yang perlu diketahui.
karakter/ciri suatu organisme Sifat ciri mengacu pada bentuk, susunan, dan
menginterpretasi, atau memisahkan suatu organisme dari yang lainnya. Sifat ciri
yang dapat digunakan sebagai bukti taksonomi antara lain morfologi, anatomi,
antara sekian banyak sifat ciri yang dapat dijadikan sebagai bukti taksonomi yang
dipakai sebagai sistem pengacuan umum yang dapat menampung pernyataan data-
data dari bidang lainnya (Rifai, 1976 dalam Rahayu dan Handayani, 2008)
satunya karakter yang menjadi sumber dari bukti taksonomi. Hingga saat ini
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
dan susunan tubuh tumbuhan, merupakan hal yang sangat penting pada penamaan
secara filogenetik yang telah diperkenalkan pertama kali oleh Charles Darwin.
sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan
keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang
ahli taksonomi yang berbeda membuat klasifikasi yang berbeda untuk makhluk
hidup yang sama. Faktor subyektivitas dari sistem filogenetik juga tampak dalam
(2) deskripsi maupun cara pengukuran dari ciri-ciri tersebut dibuat sejelas dan
hidup didasarkan atas jumlah derajat persamaan yang ada (Irawan dkk., 2010).
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
Hasil dari metode fenetik adalah diagram yang disebut fenogram (gambar
yaitu dengan menentukan level ambang batas (threshold) untuk tingkatan yang
berbeda.
Menurut Singh (1999), nilai ambang batas tersebut telah ditetapkan berdasarkan
nilai kesamaan (similaritas) yang diperoleh, yaitu 85% persamaan untuk spesies,
numerik oleh Charles Michener dan Robert Sokal tidak hanya didasari oleh
beberapa karakter saja, tetapi lebih kepada derajat persamaan secara keseluruhan
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
karakter diukur. Karena dasarnya adalah kesamaan rupa (fenon) atau fenotip,
maka disebut taksonomi fenetik (phenetics), dan karena semua data dikuantifikasi
maka aliran ini disebut juga dengan taksonomi numerik (Irawan dkk., 2010). Jadi
Dalam taksonomi ini, taksa terbawah berupa satuan taksonomi operasional [STO
atau disebut Operational Taxonomic Units (OTU)] (Sokal dan Sneath, 1963).
pada tahun 1570. Tanaman kana merupakan tanaman asli dari Amerika tropis,
bijinya yang berbentuk bulat kecil untuk manik-manik perhiasan dan tidak jarang
tanaman ”Indian Shoot”. Meskipun berasal dari benua Amerika, tanaman kana
lebih populer sebagai tanaman penghias taman di benua Eropa. Ribuan kultivar
tanaman kana yang berbunga indah muncul di Eropa pada era Victorian, yaitu
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
sekitar pertengahan tahun 1800 (Carey dan Avent, 2010a). Sejak kapan tanaman
ini mulai masuk ke indonesia tidak diketahui secara pasti. Namun hal ini, diduga
Mereka membawa beraneka jenis tanaman hias, termasuk bunga kana (Santoso,
2008).
Di habitat aslinya, tanaman kana tumbuh liar pada lokasi tanah yang
lembab dan rindang, yaitu biasa tumbuh di sekitar danau atau sepanjang tepian
aliran sungai. Menurut Flach dan Rumawas (1996) dalam Ashary (2010), tanaman
kana sebenarnya dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran curah
hujan 1000 - 1200 mm/tahun. Jenis tanaman ini cenderung tumbuh pada daerah
yang kering, tetapi masih bertoleransi pada tempat-tempat yang basah (bukan
tempat yang tergenang air), juga sangat toleran terhadap naungan. Pertumbuhan
normal terjadi pada suhu di atas 10oC, tetapi juga dapat hidup pada suhu tinggi
(30 - 32oC). Tanaman kana dapat tumbuh mulai dari pantai hingga pada
ketinggian 1000 - 2900 m dpl. Tanaman kana tumbuh dengan subur pada banyak
namun lebih menyukai tanah liat berpasir dalam yang kaya akan humus serta
(edible canna) atau untuk sumber pati komersial tidak hanya dibudidayakan di
Amerika, tetapi juga di beberapa daerah tropis termasuk di Asia Tenggara seperti
tanaman kana sebagai kembang gedhang atau puspa medra. Selain itu, Canna
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
juga memiliki beberapa nama daerah seperti puspa mjindra, ganyong warna,
ganyong alas, ganyong hutan, panah india, kembang tasbih, dan lili kana.
Gambar 2.2. Berbagai contoh jenis tanaman kana (sumber: Ratnasari dan
Krisantini, 2007)
ini memiliki bunga berwarna kuning cerah, kuning tua, merah muda, merah tua,
tersebut. Kesegaran bunga kana di alam bisa bertahan 3-7 hari. Lebih menariknya,
mekarnya kuntum bunga tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan sehingga
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
Batang simpodial dan tidak berambut. Memiliki rimpang (rhizoma) yang cukup
tebal dan tumbuh mendatar di bawah permukaan tanah, namun hanya pada spesies
spesies lain, terutama spesies kana yang hidup di daerah kaya air hanya memiliki
rimpang yang kurus atau tidak terlalu tebal. Daun tanaman kana berukuran cukup
lebar dan terlihat menyerupai daun pisang (banana-like), terdiri atas pelepah (upih
daun), tangkai daun, dan pada helaian daun terdapat venasi (pertulangan daun)
pangkal dengan pelepah yang memeluk batang. Daun pada tanaman kana juga
memiliki beragam warna, selain berwarna hijau polos (tanpa corak), terkadang
juga terdapat kombinasi beberapa warna yang membentuk corak seperti belang-
belang atau bercak. Secara umum, organ tanaman kana ditampilkan dalam
Gambar 2.3. Tanaman kana memiliki jenis bunga majemuk tak berbatas dengan
tipe bunga bulir (spica) atau tandan (racemus). Bunga memiliki warna yang
homochlamydeous, 3+3, dan apotepalous. Bunga ini memiliki 1 stamen fertil dan
4-5 stamen steril (staminodea) yang berukuran besar, menyerupai mahkota bunga,
sinkarp (syncarpous), bakal buah bersifat tenggelam, terdiri atas 3 daun buah dan
3 ruang bakal buah. Tangkai putik (stylus) bersifat terminalis dan berbentuk
helaian (laminar). Beberapa spesies tanaman kana memiliki bunga yang bercorak
berupa bercak, bintik, atau kadang bergaris. Buah berjenis buah kotak terpisah
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
dalam ruang oleh 3 katup, membuka dengan pecah dan berbiji keras dalam jumlah
banyak (Simpson, 2006; van Steenis, 1987). Secara umum, tanaman kana
1
Keterangan:
1. Bunga
2 2. Buah
5 3. Daun pelindung
4. Daun
5. Batang
3
6. Rimpang
6
7. Akar
7
4
Gambar 2.3. Bagian-bagian organ tanaman kana. (sumber: Hickey dan King,
2007)
Staminodes
Stigma
Pistilum
Anther
Fertil stamen
Inner perigonium
Labellum
Outer perigonium
Ovary
Gambar 2.4. Bentuk skematis bunga kana. (sumber: Hickey dan King, 2007)
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Nama genus Canna berasal dari bahasa Yunani “Kanna”, yang artinya
tumbuhan seperti atau semacam buluh (Carey dan Avent, 2010a). Tanaman kana
genus, yaitu Canna dan terdiri atas 10-25 spesies yang umumnya banyak
pada Simpson (2006), maka klasifikasi dari tanaman kana dapat dituliskan sebagai
berikut:
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Zingiberales
Family : Cannaceae
Genus : Canna
Species : Canna sp.
Sebagai tanaman yang kini lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman hias,
tentu saja kana memiliki banyak variasi karakter berupa bentuk, ukuran, dan
warna bunga yang menarik serta beraneka ragam. Keberagaman karakter tersebut
kana yang pada akhirnya menghasilkan lebih dari 1000 varietas kana yang
sekarang dikenal luas sebagai tanaman hias. Para ahli botani memang telah
secara pasti mampu memberikan nama untuk tanaman kana dari hasil persilangan
sebab belum dapat diketahui pasti apakah ribuan varietas tanaman kana tersebut
adalah hasil persilangan yang berasal dari satu atau lebih spesies atau bahkan
persilangan antar spesies dengan varietas tanaman kana itu sendiri. Oleh sebab itu,
C. flaccida) (Patra, B. et al., 2008). Hingga kini, varietas tanaman kana hasil
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
depan nama varietasnya terutama pada varietas tanaman kana yang belum
diketahui pasti tetua awalnya. Namun biasanya para pemulia tanaman (breeder)
depan nama varietasnya dalam penulisan nama spesies tanaman kana (Carey dan
Avent, 2010b).
tunas (anakan) dari rumpun induk dan geragih (potongan rimpang). Namun, yang
untuk memperbanyak bibit tanaman kana telah dapat dilakukan secara in vitro
Skripsi Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana (Canna. sp) Dwi Putri Sunaryanti
Berdasarkan Karakter Morfologi.