Anda di halaman 1dari 5

II.

1 Pulau Panikiang

Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang letaknya di Pulau Panikiang,

Kabupaten Barru yang dapat menjadi sumber data penting keanekagaman jenis

plankton yaitu Pulau Panikiang. Kawasan ini memiliki hutan yang masih

tergolong alami. Namun, informasi mengenai jenis keanekaragaman dan

kelimpahan plankton di Pulau Panikiang masih kurang, sehingga dibutuhkan data

tentang keanekaragaman jenisnya.

Wilayah pantai merupakan wilayah yang kompleks dimana di dalamnya

terjadi interaksi beberapa ekosistem. Dalam hal ini terdapat ekosistem abiotik dan

biotik, dimana ekosistem abiotik adalah suatu komponen ekosistem yang

berpengaruh besar terhadap ekosistem itu sendiri. Sedangkan ekosistem biotic

merupakan ekosistem yang terdiri dari macam-macam jenis makhluk hidup

termasuk mikroorganisme yang antara lain adalah plankton. Daerah pantai

merupakan daerah pertemuan antara daratan dan lautan, sehingga daerah pantai

dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di darat dan laut. Hal ini

menyebabkan kerusakan yang terjadi di wilayah pantai tidak hanya berasal dari
daerah itu sendiri tapi juga dari luar daerah yaitu darat dan laut (Darmono, 2001

dalam jurnal Sari,dkk,2014).

Plankton merupakan organisme yang terapung atau melayang-layang di

dalam air yang pergerakannya relative pasif (Suin, 2002). Faktor fisika-kimia

perairan sangat berpengaruh pada pertumbuhan plankton. Fitoplankton dalam

perairan merupakan penghasil oksigen (O) melalui proses fotosintesis dan

menyerap karbondioksida (CO2) dalam memproduksi makanannya. Zooplankton

merupakan plankton yang bersifat hewani yang beraneka ragam yang terdiri dari

berbagai macam larva dan bentuk dewasa. Sebagian besar zooplankton

menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik, baik berupa fitoplankton

maupun detritus (Hidayat, dkk, 2015).

Secara umum komponen biologi laut dapat dikelompokkan ke dalam tiga

golongan yaitu bentos, nekton dan plankton. Dari ketiga komponen ini, plankton

mempunyai peran sangat penting dalam mata rantai makanan (food web) di suatu

perairan bahari. Plankton dapat dikelompokkan berdasarkan habitat sebagai

berikut (Sediadi, 1999) :

A. Plankton bahari

a. Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.

b. Plankton neritik : plankton yang hidup di atas paparan benua (mulut

sungai, perairan pantai dan perairan lepas pantai).

c. Plankton air payau: plankton yang hidup di perairan salinitas rendah (0,5-

30,0 ‰)

B. Plankton air tawar

Semua plankton yang hidup di per-airan dengan salinitas kurang dari 0,5

‰ (ARINARDI et al. 1957). Plankton meliputi biota yang hidup terapung atau
terhanyut di daerah pelagik, relatif kecil atau mikroskopis, gerakannya tergantung

pada arus atau pergerakan air tetapi ada juga yang mempunyai daya renang cukup

kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. Plankton dapat dibagi ke dalam

dua golongan besar yaitu fitoplankton (plankton tumbuhan atau plankton nabati)

dan zooplankton (plankton hewani). Fitoplankton menghuni hamper setiap ruang

dalam massa air yang dapat dicapai oleh sinar matahari (zone eufotik), dan

merupakan komponen flora yang paling besar peranannya sebagai produsen

primer di suatu perairan (Sari,dkk,2014).

II. 2 Deskripsi dan manfaat plankton

Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang di

dalam air. Kemampuan gerak yang dimiliki plankton sangat terbatas, sehingga

organisme tersebut selalu terbawa oleh arus. Plankton dapat dibedakan

berdasarkan ukuran, siklus dan keadaan biologisnya. Jika berdasarkan ukurannya,

maka plankton dapat dibagi menjadi makroplankton yaitu (> = 1) mm,

mikroplankton (0,06 - 1) mm dan nanoplankton (< 0,06) mm, dimana 70% dari

plankton dikategorikan sebagai nanoplankton. Klasifikasi plankton berdasarkan

siklus hidupnya dapat juga dibedakan atas holoplankton, yakni plankton yang

seluruh daur hidupnya dihabiskan sebagai plankton dan meroplankton, yakni

plankton yang hanya sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton. Berdasarkan

keadaan biologisnya, plankton dibedakan menjadi dua golongan utama, yakni

fitoplankton yaitu plankton yang bersifat sebagai tumbuhan yang memiliki

kemampuan dapat melakukan proses fotosintesis, sedangkan zooplankton, yaitu

plankton yang bersifat sebagai hewan (Halidah, 2016).


Fitoplankton merupakan organisme pertama yang terganggu karena

adanya beban masukan yang diterima oleh perairan. Ini disebabkan karena

fitoplankton adalah organisme pertama yang memanfaatkan langsung beban

masukan tersebut. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam perairan sebagai

akibat dari adanya beban masukan yang ada akan menyebabkan perubahan pada

komposisi, kelimpahan, dan distribusi dari komunitas fitoplankton. Maka dari itu,

keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator perairan karena sifat

hidupnya yang relatif menetap, jangka hidup yang relatif panjang dan mempunyai

toleransi spesifik pada lingkungan (Sari,dkk,2014).

Menurut Suherman (2005), di dalam suatu perairan, zooplankton

merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang

dihasilkan oleh fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai konsumen pertama

yang menghubungkan fitoplankton dengan karnivora kecil maupun besar, dapat

mempengaruhi kompleks atau tidaknya rantai makanan di dalam ekosistem

perairan. Zooplankton seperti halnya organisme lain, hanya hidup dan

berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang serasi. Pola penyebaran

dan struktur komunitas zooplankton dalam suatu perairan dapat dipakai sebagai

salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan kondisi suatu perairan

(Sari,dkk,2014).

Plankton baik fitoplankton maupun zooplankton, mempunyai peranan

yang penting dalam perairan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis hewan

laut lainnya karena banyak mengandung karbohidrat dan protein untuk

pertumbuhan (Nontji, 1993). Di dalam proses metabolisme perairan fitoplankton


juga mempunyai peran sebagai pendaur ulang hara. Plankton juga dapat menjadi

pelindung biota air karena jika tidak ada plankton, maka biota air akan bersifat

kanibalisme. Plankton dapat berfungsi sebagai peneduh dan menstabilkan suhu air

karena sinar matahari akan terserap oleh plankton untuk aktivitas fotosintesis.

Manfaat lain dari plankton yang juga sangat penting adalah sebagai penyumbang

oksigen terlarut bagi perairan yang diberikan karena adanya proses fotosintesis

yang dilakukan oleh plankton (Halidah, 2016).

Anda mungkin juga menyukai