OLEH:
AGUS. MY
NIM. 302.2018.047
BAHIDIN
NIM. 302.2018.048
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis,
Daftar Isi
JUDUL MAKALAH................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Al-Qur’an....................................................................................3
1. Secara Bahasa (Etimologi)........................................................................3
2. Secara Istilah (Terminologi)......................................................................3
B. Kehujjahan Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam Yang Utama...........5
1. Kebenaran Al-Qur’an................................................................................6
2. Kemukjizatan Al-Qur’an...........................................................................6
C. Petunjuk (Dilalah) Al-Qur’an.....................................................................10
D. Penjelasan Al-Qur’an Terhadap Hukum Dan Alqur’an Sebagai Sumber
Hukum................................................................................................................12
1. Ayat-ayat yang menjelaskan Hukum diantaranya:.................................12
2. Ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan persoalan Shalat:...............13
E. Sistematika Hukum Dalam Al-Qur’an........................................................13
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Tentunya kami sebagai penulis makalah ini mempunyai tujuan terkait
dengan rumusan masalah, yang dengan tujuan tersebut kita dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah:
6. Supaya penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang Al-Qur’an.
7. Supaya penulis dan pembaca bisa mengetahui terhadap argumin tentang
Al-Qur’an sebagai sumber yang Utama.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
9. Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a ()قرأ
yang bermakna membaca atau baca’an, seperti terdapat dalam surat Al-
Qiamah (75) : 17-18 :
الكم هللا تعاىل املزنل عىل محمد صىل هللا عليه وسمل ابللفظ العريب املنقول الينا
ابلتواتراملكتوب ابملصاحف املتعبدبتالوته املبدوء ابلفاحتة واخملتوم بسورة الناس
Artinya:
“Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Naas.
1
Dikutip dari kitab “Ilmu ushul Fiqh” Prof. DR. Rachmat Syafe’i. MA. Hal: 50
1. Al-Qur’an merupakan kalam allah yang diturunkan kepada Nabi
Muahmmad SAW. dengan demikian, apabila tidak diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan dengan Al-Qur’an. Seperti
diantaranya wahyu yang allah turunkan kepada Nabi Ibrahim (zabur)
Ismail (taurat) Isa (injil). Memang hal tersebut diatas memang
kalamullah, tetapi dikarebakan diturunkan bukan kepada nabi
Muhammad saw, maka tidak dapat disebut alqur’an.
2. Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa arab qurasiy. Seperti ditunjukan dalam
beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain : QS. As-Syuara : 192-195, Yusuf :
2 AZzumar : 28 An- NAhl 103 dan ibrahim : 4 maka para ulama sepakat
bahwa penafsiran dan terjemahan Alqur’an tidak dinamakan Alquran
serta tidak bernilai ibadah membacanya. Dan tidak Sah Shalat dengan
hanya membaca tafsir atau terjemahan alquran, sekalipun ulma’ hanafi
membolehkan Shalat dengan bahasa farsi (Selain Arab), tetapi kebolehan
ini hanya bersifat rukhsoh (keringanan hukum).
3. Al-Quran dinukilkan kepada beberapa generasi sesudahnya secara
mutawattir tanpa perubahan dan penggantian satu kata pun (Al-Bukhori :
24)
4. Membaca setiap kata dalam alquran mendapatkan pahala dari Allah baik
berasal dari bacaan sendiri (Hafalan) maupun dibaca langsung dari
mushaf alquran.
5. Al-Qur’an dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-
Nas, tata urutan surat yag terdapat dalam Al-Qur’an, disusun sesuai
dengan petunjuk Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW. tidak boleh diubah dan digamti letaknya. Dengan demikian doa
doa, yang biasanya ditambahkan di akhirnya dengan Al-Qur’an dan itu
tidak termasuk katagori Al-Qur’an.
Di dalam buku Ushul Fiqih, Prof. DR. Amir Syarifudin, Penerbit Zikrul
Hakim. Hal: 18. Bahwa Al-Qur’an itu:
Kalamullah yang diturunkannya perantara’an Malaikat Jibril kedalam hati
Rosulullah Muhammad Ibnu Abdulah dengan bahasa Arab dan makna-
maknanya benar supaya menjadi bukti bagi Rosul tentang kebenaranya
sebagai Rosul, menjadi aturan bagi manusia yang menjadikannya sebagai
petunjuk, dipandang beribadah membacanya, dan ia di bukukan di antara
dua kulit mushaf, di awali dengan surah al-fatihah dan di akhiri dengan
surat an-nas, di sampaikan kepada kita secara mutawatir baik secara tertulis
maupun hafalan dari generasi kegenerasi dan terpelihara dari segala
perubahan dan pergantian sejalan dengan kebenaran jaminan allah saw.
Dalam surat al-hijr, ayat 9: “sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-
Qur’an , dan sesungguhnya kami benar benar memeliharanya.
Dari difinisi di atas ada beberapa hal yang dapat di pahami di antaranya:
“Kitab (Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa” (Q. S. Al-Baqarah, 2 :2).
2
Dikutip dari “makalah Al-Qur’an sebagai sumber hukum” IAIN Walisongo Semarang
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami tetap
memeliharanya” (Q. S. Al-Hijr, 15:9).
Diantaraya :
Menurut Imam Malik, hakikat al-Quran adalah kalam Allah yang lafadz
dan maknanya berasal dari Allah SWT . Sebagai sumber hukum islam, dan Dia
berpendapat bahwa Al-Qur’an itu bukan makhluk, Karena kalam Allah
termasuk Sifat Allah. Imam Malik juga sangat menentang orang-orang yang
3
Dikutip dari “makalah Al-Qur’an sebagai sumber hukum” IAIN Walisongo Semarang
4
Dikutip dari kitab “Ilmu ushul Fiqh” Prof. DR. Rachmat Syafe’i. MA.Hal: 51
menafsirkan Al-Qur’an secara murni tanpa memakai atsar, sehingga beliau
berkata, “ seandainya aku mempunyai wewenang untuk membunuh seseorang
yang menafsirkan Al-Qur’an ( dengan daya nalar murni) maka akan kupenggal
leher orang itu,”.
Dengan demikian, dalam hal ini Imam Malik mengikuti Ulama Salaf
(Sahabat dan Tabi’in) yang membatasi pembahasan Al-Qur’an sesempit
mungkin karena mereka khawatir melakukan kebohongan terhadap Allah
SWT. Dan imam malik mengikuti jejak mereka dalam cara menggunakan
ra’yu.
Berdasarkan ayat 7 surat Ali Imran, petunjuk Lafazh yang terdapat dalam
Al-qur’an terbagi dalam dua macam yaitu:
a) Ayat Muhkamat
Muhkamat adalah ayat yang terang dan tegas maksudnya serta dapat di
pahami dengan mudah. Dan ayat Muhkamat disini terbagi dalam dua bagian
yaitu; Lafazh dan Nash.
b) Ayat-ayat Mutasyabbihat
Ialah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian yang tidak dapat
di tentukan artinya, kecuali setelah diselidiki secara mendalam.
Yaitu nash yang tegas dan jelas maknanya tidak bisa di takwil, tidak
mempunyai makna yang lain, dan tidak tergantung pd hal-hal lain di luar
nash itu sendiri.Contoh yang dapat dikemukakan di sini, adalah ayat yang
menetapkankadar pembagian waris, pengharaman riba , pengharaman
daging babi,hukuman had zina sebanyak seratus kali dera, dan
sebagainya. Ayat ayatyang menyangkut hal hal tersebut, maknanya jelas
tegas dan menunjukkan arti dan maksud tertentu, dan dalam
memahaminya tidak memerlukan ijtihad. (Abdul Wahab Khalaf,1972;35)
Artinya: sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku. (QS. Thahaa: 14).
6
Dikutip dari, “ilmu ushul fiqh”. Prof.Dr.Abdul Wahhab Khalaf
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan sumber hukum dalam Islam. Kata sumber dalam
artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Qur’an maupun sunnah, karena
memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba hukum syara’,
tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma’ dan qiyas karena
memang keduanya merupakan wadah yang dapat dotimba norma hukum.
Ijma’ dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum. Sedangkan
dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk dalam Al-Qur’an
untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau perintah Allah.
H. Saran
Dalam pembahasan makalah ini kami yakin masih memiliki banyak
kekurangan. Kami berharap kritik dan saran kepada seluruh pembaca agar
dalam pembuatan makalah yang akan datang dapat terselesaikan dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaiakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA