Tugas MPH Tiga
Tugas MPH Tiga
NIM : 110000219410039
PENELITIAN HUKUM.
tradisinya. Demikian pula tentang hasil-hasil yang dicapai, yang disebut pengetahuan atau
knowledge, baik yang bersifat deskriptif (kualitatif dan kuantitatif) maupun yang bersifat
hubungan (proporsi tingkat rendah, prporsi tingkat tinggi, dan hukum-hukum). Beberapa hal
pokok dalam metode ilmiah yang digunakan dalam suatu penelitian perlu diperhatikan dengan
memngacu pada prinsip bahwa penelitian adalah sebuah proses pencarian, sehingga penggunaan
istilah proses penelitian akan lebih tepat dibandingkan dengan metode peneilitian.1
1. Tradisi behaviorism
Tradisi behaviourism mendominasi proses penelitian yang dilakukan oleh para ahli
tidak dapat terkait dengan pengamatan eksternal, melainkan terlau subjektif, terlalu
b. Proses mental yang tidak dapat dievaluasi secara eksternal disingkirkan dari
investigasi ilmiah.
1
Suteki, 2018, Metedologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori, dan Praktik), Depok: PT Raja Grafindo Persada,
hlm.4.
c. Perilaku subjek dimanipulasi untuk memunculkan respons-respons yang kemudian
sebagai independent variable (dapat dipilih dan dikontrol oleh peneliti) sedangkan
laboratorium.
eksperimen, diabaikan secara total sebab terlau subjektif, tidak ilmiah dan tidak andal
(unreliable).
Tradisi sekunder yang dihasilkan dari tradi behaviorism ini adalah tradisi penilitian
2. Tradisi Cognitive-Computation
Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan filsafat Cartesian yang memiliki prinsip
fundamental, yang terkenal dengan motto: Cogito Ergo Sum dengan tokoh utama Renne
a. Pemisahan antara pikiran (mind) dan tubuh (body), yang disebut dualitas
b. Ada dua realitas, dua dunia: yaitu dunia materiil (the human body) yang dapat diamati
oleh manusia dan dunia mental (the human mind) termasuk didalamnya adalah emosi
menyebabkan menjadi focus penelitian ilmiah, dan ini berlawanan dengan tradisi
behaviourism.
f. Subjek bahkan dapat diminta untuk menggunakan intuisi mereka dalam menafsirkan
fenomena penelitian.
Tradisi sekunder yang dihasilkan dari tradisi ini adalah tradisi penelitian kuantitatif.
Salah satu pendekatan yang termasuk dalam tradisi ini adalah pendekatan empiris. Dalam
pendekatan ini, meskipun aspek mental (the human mind) menjadi objek utama
penelitian, namun aspek dunia materiil (the human body) tetap mendapat tempat yang
eksis, bahkan sering kali the human mind diukur dengan cara kuantifikasi
3. Tradisi Dialogical
Tradisi ini berasumsi adanya realitas jamak yang ditafsirkan secara berbeda oleh individu
yang berbeda. Relaitas jamak tmbul karena manusia hidup dalam lingkungan yang
berbeda baik dari segi sosiokultural maupun tata letak kelembagaanya, di mana mereka
Tradisi ini memekankan betapa pentingnya konteks social budaya, politik, sejarah dan
Berdasarkan pada karakter tradisi penelitian dialogical ini, maka dapat diturunkan
a. Paradigma Kritikal
b. Paradigma Konstruktivisme
c. Pastisipatoris-Kooperatif
Adapun jenis pendekatan dalam penelitian yang tergabung di dalam tradisi ini, yaitu: