Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGUAT OPERASIONAL

Disusun Oleh:

Nama : Febrianto

NIM : HAA 118 012

Prodi : Fisika

Mata Kuliah : Elektronika II

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penguat operasional (op-amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua
masukan dan satu keluaran. Op-amp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu
integrated circuit (IC).

Gambar 1. Rangkaian Dasar Penguat Operasional


Gambar 1 menunjukkan sebuah blok Op-Amp yang mempunyai berbagai tipe
dalam bentuk IC. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga
beberapa ribu rupiah. Seperti terlihat pada gambar 1, Op-Amp memiliki masukan tak
membalik v+(non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika
isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah
frekuensi tengah isyarat keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan
isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak
membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”. Sebuah Op-Amp biasanya
memerlukan catu daya ± 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini
biasanya dihilangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Op-Amp
Pengembangan rangkaian terpadu IC luar telah ada sejak tahun 1960, pertama
telah dikembangkan pada “chip” silikon tunggal. Rangkaian terpadu itu merupakan
susunan antara transidator, dioda sebagai penguat beda dan pasangna Darlington.
Kemudian tahun 1963 industri semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP
pertama kali µA 702, yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain
sebelumnya, dimana tegangan sumber (Catu Daya) dibuat tidak sama yaitu +UCC = +12
V dan -UEE = -6 V, dan resistor inputnya rendah sekali yaitu (40 KW) dan gain tegangan
(3600 V/V).
IC tipe µA702 ini tidak direspon oleh industri–industri lain karena tidak universal.
Tahun 1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai
tandingan dari µA702. Dengan banyak kekhususan tipe µA709 mempunyai tegangan
sumber yang simetris yaitu +UCC = 15 V dan –UEE = -15 V, resistan input yang lebih
tinggi (400 KW) dan gain tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 V/V). IC µA709
merupakan IC linear pertama yang cukup baik saat itu dan tidak dilupakan dalam sejarah
dan merupakan generasi OP-AMP yang pertama kali. Generasi yang pertama OP-AMP
dari Motorola yaitu MC1537.
Beberapa hal kekurangan OP-AMP generasi pertama yaitu : a. Tidak adanya
proteksi hubung singkat. Karena OP-AMP sangat rawan terhadap hubung singkat ke
grounding, maka seharusnya proteksi ini penting. b. Suatu kemungkinan problem “latch
up”. Tegangan output dapat di “latch up” sampai pada beberapa harga yang karena
kesalahan dari perubahan inputnya. c. Memerlukan Jaringan frekuensi eksternal sebagai
kompensasi (dua kapasitor dan resistor) untuk operasi yang stabil.
Selanjutnya tahun 1968 teknologi OP-AMP dikembangkan oleh Fairchild dengan
IC µA741 yang telah dilengkapi proteksi hubung singkat, stabil, resistor input yang lebih
tinggi (2 MW), gain tegangan yang ekstrim (200.000 V/V) dan kemampuan offset null
(zerro offset). OP-AMP 741 termasuk generasi kedua dan IC yang lain juga termasuk
OP-AMP generasi kedua yaitu LM101, LM307, µA748 dani MC1558 merupakan OP-
AMP yang berfungsi secara umum sebagaimana LM307. Untuk tipe – tipe OP-AMP
yang khusus seperti mengalami peningkatan dari segii kegunaan atau fungsinya seperti :
LM318 (dengan kecepatan tinggi sekitar 15 MHZ). Lebar band kecil dengan “slew rate”
50 V/µS. IC µA 771 merupakan OP-AMP dengan input bias arus yang rendah yaitu 200
pA dan “slew rate” yang tinggi 13 V/µS. Lalu µA714 yaitu IC OP AMP yang presisi
dengan noise rendah (1,3 µA/10C), offset tegangan yang rendah (75 µV), offset arus
yang rendah (2,8 nA). Tipe IC OP-AMP lain yaitu µA791 merupakan OPAMP sebagai
penguat daya (Power Amplifier) dengan kemampuan arus output 1A. Dan IC OP-AMP
µA776 adalah OPAMP yang multi guna bisa diprogram. Generasi–generasi yang akhir
inilah yang banyak dijumpai dalam pameran–pameran untuk pemakaian–pemakaian
khusus.
IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah
dibuat blok–blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan konsumen (audio, radio dan
TV), termasuk keperluan industri seperti (timer, regulator dan lain-lainnya). Bahkan
belakangan ini dikembangkan OPAMP dengan teknologi BI-FET dan “laser trimming”.
Karena dengan teknologi BIFET lebar band bisa ditekan dan “slew rate” cepat, bersama
ini pula bias arus rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe OP-AMP BI–FET
LF351, dan LF353 dengan input bias (200 pA) dan offset arus (100 pA), bandwidth gain
unity yang besar (4 MHZ), dan “slew rate” yang cepat (13V/MS) dan ditambah lagi pin
kaki– kakinya sama dengan IC µA741 (yang ganda) dan IC MC1458.
Industri Motorola melanjutkan pengembangan OP-AMP dengan teknologi
“Trimming dan BI-FET“ (disingkat TRIMFET) untuk memperoleh kepresisian
karakteristik input dengan harga yang rendah, contoh MC34001/MC34002/MC34004
masing– masing adalah OP-AMP tunggal, ganda dan berjumlah empat (guard).[1]
B. Dasar-Dasar Penguat Operasional
Amplifier atau yang di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog
yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp
yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, buffer,
adder (penjumlah), integrator dan differensiator. Penguat operasional (op-amp) adalah
penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan
tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105. Oleh karena itu, penguat operasional
lebih banyak digunakan dengan loop tertutup daripada dalam lingkar terbuka.Pada Op-
Amp, memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback
positif dimana feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum,
umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Penguat operasional (Op Amp) adalah
suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat
diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan
satu keluaran serta memiliki memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja
dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu
tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap
tanah (ground).
Gambar 2. Simbol Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena memiliki
beberapa keunggulan seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ∞ -
b. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
c. Hambatan masukan (input resistance) RI = ∞
d. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
e. Lebar pita (band width) BW = ∞
f. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan
tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran dapat
berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran impedansi rendah.

Gambar 3. Blok Diagram Op-Amp


Gambar 4. Simbol Skematis Op-Amp
Pada Inverting amplifier, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Sehingga terdapat
tanda minus pada rumus pengatnya. Penguat inverting ini biasanya lebih kecil dari nilai besaran
dari I. untuk rumus tegangan keluaran :
−Rf
𝑉𝑜𝑢𝑡 = V
Rs ¿

Gambar 5. Rangkaian Inverting Amplifier


Rangkaian non-inverting ini hamper sama dengan rangkaian inverting hanya
perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting. Hasil tegangan
outputnya akan selalu positif. Untuk rumus tegangan keluaran sebagai berikut
Rf
(
V out = 1+ )V
Rs ¿
Gambar 6. Rangkaian non-Inverting Amplifier
[2]
C. Non-Inverting Amplifier
Op-Amp dapat dipasang sebagai penguat tak membalik seperti gambar 6. Terlihat
bahwa masukan diberikan pada V+. Op-Amp tersebut berfungsi sebagai
Vo = A (v+ - v-)
dan selanjutnya kita dapat menuliskan untuk penjumlah (Σ) dan penguat ujung tunggal
(A)
Vi = v+ - v
Vo = A Vi

Dari pembagi tegangan kita mempunyai

R1
v
f vo  R1 R2

v f  v0

Jadi terlihat bahwa gambar 16.2-a adalah salah satu contoh dari penguat balikan yang kita
pelajari pada bab sebelumnya, dengan

 = R1/ (R1 + R2)


Dengan demikian kita dapat menuliskan penguat lingkar tertutup sebagai

Af = A/ (1 + A)

Karena A sangat besar maka

Af  1/
= (R1 + R2) /R1

= 1 + (R2/R1)

Kita dapat memperoleh persamaan terakhir dengan cepat dengan menggunakan metode
hubung singkat maya

v
s = vf (karena A sangat besar)

R1
 vo 
R1  R2

Jadi

vo / vs 1  (R2 / R1 )

Kita dapat membuat bentuk khusus penguat tak mambalik secara sederhana.

D. Penguat Membalik (Inverting Amplifier)

Pada penguat membalik sumber isyarat dihubungkan dengan masukan membalik


sedangkan masukan positif ditahankan.

Pada gambar 5 terlihat bahwa sebagian dari keluaran diumpankan kembali ke


masukan melalui Rf. Penguat ini termasuk penguat pembalik negatif.

Penguatan dari rangkaian ini dapat ditentukan sebagai berikut. Kita berasumsi
bahwa arus i tidak melalui masukan, jadi arus i yang lewat Ri dan Rf . Kita mempunyai

vS - v- = i Ri

v 1 - v o = i Rf

vo = -Av-

dari ketiga persamaan di atas diperoleh


vo
vS + = i Ri
A

vo
- - vo = i Rf

selanjutnya diperoleh

v0  (v0 / A) Rf

vs  (v0 / A) Ri
5
Biasanya A berharga sangat besar (katakan sebesar 10 ) sehingga vo/A berharga sangat
kecil dibandingkan dengan vo dan vs. Kita dapatkan penguatan lingkar tertutup

vo/vs  -Rf / Ri

ternyata secara sederhana hanya merupakan perbandingan kedua hambatan yang


dipasang.Karena masukan positif ditahankan, maka terminal masukan negatif juga ditanahkan
maya (walaupun tidak terdapat penghubung lansung ke tanah). Kita memiliki

i  vS / Ri vo / R

dan juga

vo / vS R f / Ri

[3]

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penguatan inverting yaitu bentuk sinyal keluarannya terbalik dengan sinyal input
namun amplitudonya besar sedangkan karakteristik penguatan non inverting yaitu
penguatannya dapat diketahui dengan bertambah tingginya amplitudo dan bentuk
sinyalnya sama seperti sinyal awal. Pengaruh frekuensi yaitu semakin besar frekuensi
yang diberikan pada rangkaian op amp meliputi inverting dan non inverting
menyebabkan respon penguatan melemah atau kurang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
[1] L. E. Nuryanto, “Penerapan Dari Op-Amp ( Operational Amplifier ),” Orbith, vol. 13, no.
1, pp. 43–50, 2017.
[2] E. Aditya and R. Achaddiad, “Analisa Sinyal Keluaran Operational Amplifier (LM741)
pada Penguatan Inverting dan Non – Inverting.”
[3] Œ. K. Pemodelan, “Penguat operasional ‹,” pp. 1–42, 2001.

Anda mungkin juga menyukai