Anda di halaman 1dari 4

Nama : Della Futvy Sekarningrum

NIM : 19312130

Prodi : PPKn Semester II

Pendidikan Ilmu Sosial

 Analisis Bagaimana tahapan perkembangan ilmu sosial dari adanya fakta , konsep dan penarikan
generalisasi

Ilmu pengetahuan sosial bukan merupakan suatu bidang atau disiplin keilmuan, melainkan
lebih merupakan bidang kajian tentang gejala atau masalah sosial.

Menurut The Liang Gie istilah Ilmu (science) mempunyai makna jamak:

1. Hakekat ilmu merupakan istilah umum untuk mengacu pada ilmu secara umum
2. ilmu mengacu pada salah satu bidang tertentu sperti biologi, antropologi, psikologi,
geografi, sejarah dll.

Dapat di artikan bahwa menurut Liang Gie ilmu mengangkup luas, karena mengacu pada
ilmu secara umum, dan bukan mengacu pada satu bidang tertentu saja. Menurut Sumarna
(2007:157), dalam susanto : ilmu itu dihasilkan dari pengetahuan ilmiah, yang berangkat dari
perpaduan proses berfikir dedektif (rasional) dan induktif (empiris). Jadi proses berfikir inilah yang
membedakan ilmu dan pengetahuan. Sumber dari semua ilmu ialah filsafat, dari filsafat lahirlah dua
cabang ilmu yaitu filsafat ilmu (the nature sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang
ke dalam cabang-cabang ilmu sosial (the social sciences).

Pengetahuan manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari zaman ke zaman, karena
manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman, merenung ,merefleksi, menalar, dan
meneliti dalam upaya memahami lingkungannya. Dalam praktiknya kegiatan ini sering tumpang
tindih seperti terlihat ketika kita berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Kemampuan-
kemampuan tersebut dimiliki manusia disebabkan manusia dibekali oleh tuhan berupa akal atau
rasio untuk berfikir, sementara makhluk lainya tidak.

Prof.Dr.Ahmad Tasir dalam bukunya “filsafat ilmu : mengurai Ontologi, Epistimologi, dan
Aksilogi Pengetahuan” menyatakan pengalaman manusia sudah berkembang sejak lama. Yang
dapat dicatat dengan baik ialah sejak tahun 600-an SM bahwa yang mula-mula timbul agaknya ialah
pengetahuan filsafat, dan hampir bersamaan dengan berkembangnya pengetahuan sains dan

1
pengetahuan mistik. Perkembangan sains didorong oleh paham Humanisme, yaitu paham filsafat
yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dengan alam. Paham ini muncul pada
zaman yunani kuno.

Sebelum adanya fakta, manusia dengan akalnya selalu mempertanyakan segala hal yang
ada di fikirannya, menyagsikan segala sesuatu yang dilihatnya dan mencari segala bentuk jawaban
dari persoalan permasalahan yang di hadapinya. Aktivitas ini dilakukan manusia secara terus
menerus untuk memenuhi hasrat ingin tahunya. Dengan beragam potensi itulah manusia
mempertanyakan, meragukan dan menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan
menyangkut makna dan kedudukan tuhan, manusia, dan alam semesta. Tahapan perkembangan
ilmu yakini :

 semua gejala alam yang dipengaruhi oleh dewa, hantu, syaitan, dan ruh gaib. Manusia
terdahulu mempercayai dan meyakini adanya ruh gaib yang menyebabkan kelaparan,
bencana alam yang disebabkan oleh ruh gaib yang marah (Ilmu Anismisme),
 ilmu mulai dibangun dari hubungan satu fenomena dengan fonemana yang lain secara
empiris, tahapannya melalui: pengamalan manusia/ahli, pengklafikasi fenomena misalnya
hujan,ikan,burung,padi dll, kuantifikasi fenomena. (Ilmu Empiris)
 dimana hubungan/gejala ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan dasar suayu
kerangka pemikiran sebab-akibat. Ilmu alam hampir besar sudah masuk tahap ini,
sedangkan ilmu sosial belum bisa mencapai tahap ini. (Ilmu Teoris)

Manusia tidak pernah puas hanya memperoleh jawaban yang berasal dari adat istiadat,
tradisi, dongeng-dongeng, mitos-mitos, dan legenda-legenda. Sebab, jawaban yang disediakan oleh
tradisi, mitos, dan legenda tidak sesuai dengan aturan berfikir atau bertentangan dengan akal sehat/
rasio manusia. Penalaran sebagai sebuah kemampuan berfikir, memiliki dua ciri pokok, yakini logis
dan analitis. Logis artinya berfikir dilandaskan logika. Sedangkan analitis mengandung arti bahwa
proses berfikir ini dilakukan dengan langkah-langkah tertentu dan teratur

Perkembangan ilmu sosial semakin kompleks, dengan munculnya fakta-fakta yang


membuktikan adanya ilmu sosial. Fakta sosial (social facts) yang merupakan aliran sosiologi
dengan pengkajian berasal dari eksternalitas mencangkup struktur sosial, norma, kebudayan dan
nilai sosial. Dalam buku Rules Of Sociological Method, Durkheim menulis “fakta sosial adalah
setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal
bagi seseorang individu.” Dari fakta-fakta tersebut dapat kita masukan ke dalam konsep
perkembangkan ilmu sosial

2
Melalui sejarahnya yang panjang, berbagai kajian dan penelitian, para ilmuan telah berhasil
menemukan berbagai konsep, paradigma, dan teori. Menurut Savage dan Armstrong(1996:24)
mengatakan bahwa “Konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam
suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Sedangkan menurut James A.Banks
berpendapat “suatu konsep adalah suatu kata abstrak atau frase yang bermanfaat untuk
mengklarifikasi atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal, gagasan atau peristiwa.” Dari
beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu
konsep atau pengertian.

Oleh karena itu, siapa saja yang mempelajari ilmu sosial, seharusnya mengetahui konsp-
konsep, paradigma, teori yang telah berhasil dirumuskan para ilmuan sebelumnya. Dengan
demikian, maka usahanya tidak memulai dari Awal. Konsep merupakan sejumlah fakta yang
memiliki ketertarikan dengan makna atau definisi yang di tentukan, konsep juga dinyatakan dalam
sejumlah bentuk

a) kongkrit atau abstrak, luas, sempit, suku kata atau frase


b) beberapa konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek,
lembaga, atau kejadian seperti: manusia, gunung, pulau, daratan, rumah, Negara, partai
politik, barang komsumsi, produsen, pabrik, gempa bumi, kemarau dan sebagainya.

Konsep dalam perkembangan ilmu sosial dikatakan penting, karena konsep membantunj
seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang di hadapi. Selanjutnya untuk
mengenal konsep harus memahami dan merumuskan data fakta yang menjadi ciri/atribut dari suatu
konsep ilmu sosial.

Melalui konsep kita tarik kedalam generalisasi, generalisasi adalah pernyataan hubungan
dua konsep atau lebih. Pernyataan tersebut dapat dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi, kebenaran suatu generalisasi
ditentukan oleh rujukan pembentukan konsep. Generalisasi berisi banyak konsep. Berikut kutipan
sebuah generalisasi yang di kutip dari Savage dan Armstrong :“ketika suatu masyarakat meningkat
menjadi masyarakat terdidik dan masyarakat industry. Maka angka kelahiran akan menurun”

Perlu dipahami bahwa fakta menyediakan contoh-contoh bagi konsep dan generalisasi yang
spesifik, jika fakta-fakta itu tidak terkait dengan konsep dan generalisasi yang penting maka fakta-
fakta tersebut hanyalah menjadi setumpuk hal yang sepele dan menjadi sedikit kegunaannya. Hal
penting yang perlu dicatat bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan sosial harus diimbangi

3
dengan pengembangan moralitas spiritual, karena ilmu pengetahuan hakektanya adalah bebas nilai,
tergantung manusian yang mempergunakannya.

Sumber Reverensi

Maksum,Ali.2017.Pengantar Filsafat.Jogjakarta:AR-Ruzz Media.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/fakta_sosial
osj.unm.ac.id
pgsd.blogspt.com
staff.uny.ac.id/dr-Mukiman
https://uin-malang.ac.id/r/160301/mengembangkan-dan-meneliti-bidang-ilmu-sosial.html
zhalabe.blogspot.com
https://scholar.google.com=tahapan+fakta+generalisasi+perkembangan+ilmu+sosial&btnG=#id.
https://media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai