Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SPESIALTIE DAN TERMINOLOGI KESEHATAN

“PENGGUNAAN SEDIAAN INHALER, TURBUHALER,NEBULIZER, PENGOBATAN


PADA SIMPTOMATIK BATUK, DAN ANTIHEMORROID”

OLEH:

FITRIA CITRA PERTIWI ( 14-1174 )

TJOKORDA ISTRI A GITHA D ( 14-1176 )

NI PUTU IRMA ARIYANTI ( 14-1180 )

GST AYU LINA ELVIRA DEWI ( 14-1182 )

NI LUH GEDE MIRAH PRADNYANDADRI ( 14-1184 )

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR


2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyampurnaan paper selanjtunya.

Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Denpasar, Juni 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................................6
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................7

2.1 INHALASI.....................................................................................................................................7

2.2 PENGGUNAAN OBAT SIMPTOMATIK BATUK...............................................................................13

2.3 ANTIHEMORROID........................................................................................................................22

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................25

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................25

3.2 SARAN.........................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


a. INHALASI
Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat yang besar
bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya pasien yang menderita
penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik),
bronkiektasis, dan sistik fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat
dihantarkan langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru, kemudian
menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko yang jauh lebih rendah terhadap
efek samping sistemik yang ditimbulkan (GINA, 2008). Bioavailabilitas obat meningkat pada
terapi inhalasi karenaobat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism)
(Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam cara penggunaannya,
namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat pada pasien asma atau PPOK meskipun
mereka sudah pernah mendapatkan pelatihan (NACA, 2008). Hal ini juga ditunjukkan bahwa
sejumlah besar layanan kesehatan tidak mampu menunjukkan teknik inhaler yang tepat
(Interiano, 1993).
Inhaler dan nebulizer merupakan jenis sediaan farmasi dengan cara penggunaan yang
khusus, keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh ketepatan cara penggunaannya. Pasien
yang menggunakan nebulizer harus dilatih secara hati-hati mengenai cara penggunaannya,
karena mereka mungkin akan tergantung alat tersebut. Percobaan terapi dengan nebulizer perlu
dilakukan 3-4 minggu untuk menilai manfaat yang didapatkan secara signifikan dan untuk
dinyatakan bermanfaat, terapi ini normalnya harus dapat memberikan perbaikan sedikitnya 15%
dari nilai sebelum terapi (Cates et al., 2002). Nebulizer dapat digunakan pada semua usia, dan
untuk beberapa tingkat keparahan penyakit tertentu (Geller, 2005). Keuntungan dari nebulizer
adalah kurang diperlukannya koordinasi pasien terhadap alat ini dibandingkan dengan metered
dose inhaler (MDI).
Metered dose inhaler adalah perangkat inhaler yang paling banyak digunakan, umumnya
kesalahan yang terjadi pada pasien yang menggunakan MDI adalah kebanyakan pasien
menghirup terlalu cepat (Al showair et al., 2007), kegagalan untuk menahan napas selama 5-10
detik dan kegagalan inspirasi dengan perlahan (Alamoudi, 2003). Kegagalan untuk

4
menghembuskan napas sebelum aktuasi, posisi yang salah dari penggunaan inhaler dan urutan
rotasi yang salah (Lavorini et al., 2008). Masalah perangkat inhalasi juga sering terjadi pada
perangkat inhaler dosis terukur (MDI) sehingga khasiat obat tidak optimal (Rau, 2006). Tingkat
kesalahan juga meningkat dengan usia dan dengan keparahan obstruksi jalan napas
(Wieshammer, 2008). Sedangkan pada nebulizer, umumnya kesalahan teknik cara penggunaan
nebulizer pada pasien sebesar 18% dan kesalahan pasien tidak membersihkan nebulizer dengan
disinfektan sama sekali 24% (Geller, 2005). Sejumlah 7 dari 25 pasien yang menggunakan terapi
inhalasi dengan nebulizer ditemukan adanya kontaminasi dari alat yang disebabkan tidak
dibersihkan dan dikeringkan secara menyeluruh sebelum digunakan (Botman & de Krieger,
1987).
b. BATUK
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyaki tatau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran
pernapasan, bahkan telinga).Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk
yang berada di otak. Di sini akan member sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan
benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
c. HEMMORROID
Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus
mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid,
cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan
masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang,
namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian
hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65
tahun.
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir,
sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis
diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat
penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi
juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.

5
Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena
terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita
hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan
wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu
diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara penggunaan sediaan inhalasi?
2. Bagaimana penggunaan obat simptomatis pada saluran pernafasan ?
3. Bagaimana gambaran penyakit hemmoroid da pengobatannya ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui cara penggunaan sediaan inhalasi secara baik dan benar
2. Mengetahui penggunaan obat simptomatis pada saluran pernafasan
3. Mengetahui tentang penyakit hemmoroid dan pegobatannya

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INHALASI
A. Pengertian inhalasi
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si pasien
langsung melalui alat pernafasannya (hidung ke paru-paru). Terapi inhalasi adalah system
pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya metered
dose inhaler (MDI), dry powder inhalasi (DPI), nebulizer.
B. Tujuan terapi inhalasi
a. Mengembalikan dalam kondisi normal pernafasan yang terganggu akibat adanya lendir
atau sedang engalami sesak nafas
b. Terapi inhalasi diberikan kepada gangguan atau alergi saluran pernafasan dan secret atau
lender berlebihan pada bayi
c. Relaksasi saluran pernafasan
d. Menekan proses peradangan serta mengncerkan dan memudahkan pengeluaran dahak
C. Indikasi dan kontraindikasi inhalasi
Indikasi inhalasi:
a. Penyakit saluran nafas atas akut dan kronis
b. Penyakit saluran nafas bawah akut dan kronis
c. Peyakit jaringan paru untuk memperbaiki ventilasi
d. Gangguan saluran pernafasan karena alergi
e. Bayi dengan secret yang berlebihan

Kontraindikasi inhalasi:

a. Pasien yang tidak sadar/confusion tidk kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan
masker (sungkup), tetapi masker efektifnya berkurang secara spesifik
b. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan diman suara nafas tidak ada tau
berkurang. Kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang

7
mengguanakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat kedalam saluran nafas.
c. Pemakaian ketokolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan perlahan.
Ketika diinalasi kartekolamin dapat menigkatkan cardiac rate dan menimbulkan disritmia
d. Medikasi nebuizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui IPPB (Intermittent Positive
Pressure Breathing) sebab IPPB mengiritsi dan meningkatkan bronkospasme.
D. CARA PENGGUNAAN SEDIAAN INHALER

Terapi inhalasi adalah pemberia obat secara langsung kedalam saluran nafas dengan melakukan
penghisapan. Inhation devices atau yang dikenal alat-alat inhalasi atau inhaler terdapat berbagai
jenis diantaranya :

1. MDI ( Meter Dose Inhaler)


Berikut contoh dari MDI

Cara penggunaannya
a. Lepaskan penutup aerosol

8
b. Pegang tabung obat diantara ibu jari dan jari telunjuk kemudian kocok seperti di gambar

c. Ekspirasi maksimal. Semakin banyak udara yang di hembuskan, semakin dalam obat dapat di
hirup.

d. Letakkan mouthpiece diantara kedua bibir, katupkan kedua bibir kuat-kuat


e. Lakukan inspirasi secara perlahan. Pada awal inspirasi tekan MDI seperti pada gambar. Lanjutkan
inspirasi selambat dan sedalam mungkin.

f. Tahan nafas selama kurang lebih 10 detik agar obat dapat bekerja.
g. Keluarkan nafas secara perlahan
h. Kumur setelah pemakaian

2. MDI dengan spacer

9
Ruang antara (spacer) akan menambah jarak antara aktuator dengan mulut, sehingga
kecepatan aerosol pada saat dihirup menjadi berkurang dan akan menghasilkan partikel
berukuran kecil yang masuk ke saluran respiratori yang kecil (small airway) (Rahajoe, 2008).
Selain itu, juga dapat mengurangi pengendapan di orofaring. Ruang antara ini berupa tabung 80
ml dengan panjang 10-20 cm. Pada anak-anak dan orang dewasa pemberian bronkodilator
dengan MDI dengan spacer dapat memberikan efek bronkodilatasi yang lebih baik 5 (Yunus,
1995).
Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI dengan spacer adalah posisi
inhaler yang salah, tidak menggocok inhaler, aktuasi yang banyak tanpa menunggu atau
mengocok alat pada saat diantara dosis, obat yang berada dalam spacer tidak dihirup secara
maksimal dan spacer yang tidak cocok untuk pasien

3. Turbuhaler
Inhaller bubuk kering memberikan obat ke paru-paru saat anda menarik nafas melalui
perangkat. Terpasuk DPI yng tidak mengandung propilen atau bahan lainnya, ini hanya berisi obat.
Digunakan dengan cara menghisap obat melalui mulut, kemudian diteruskan ke paru-paru

10
Digunakan untuk pencegahan (pulmicort), obat kombinasi (symbicort), pengontrol gejala (oxis),
melegakan sesak nafas (bricanyl).

Cara penggunaannya sebagai berikut :


a. Buka tutup turbuhaler
b. Putar ke kanan sampai habis ( maksimal)
c. Putar ke kiri sampai berbunyi “klik”
d. Keluarkan nafas (ekspirasi maksimal), masukkan mulut ke turbuhaler
e. Hisap secara kuat dan cepat ( inspirasi maksimal)
f. Tahan nafas dan hitung 5-10
g. Tutup kembali turbuhaler
h. Kumur setelah menghisap

Cara penyimpanan:

a. Harap jauhkan obat dari anak-anak


b. Pastikan turbuhaler selalu ditutup
c. Simpan turbuhaler dalam suhu ruangan dan tempat kering

11
d. Jangan gunakan obat ini setelah melewati tanggal kadaluarsa.

4. Nebulizer
Alat untuk membantu pencairan dahak atau slump yang ada di rongga dada. Alat ini digunakan pada
anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Nebulizer ada 2, yaitu:
1. Nebulizer jet
Alat yang menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau gas
(udara atau O2) yang dimampatkan
2. Nebuliszer ultrasonic
Alat yang yang menggunakan enaga listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian
menggetarkan cairan yang diatasnya kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Efek samping terapi inhalasi dengan nebulizer:

a. Infeksi silang antar pasien


b. Penyempitan saluran nafas atau reflex vagal yang menyebabkan henti nafas mendadak
c. Penumpukan secret atau lender
d. Iritasi pada saluran mata, kuit dan selaput lender tenggorokan

12
Cara penggunaannya
a. Alat di dekatkan, gunakan sarung tangan
b. Atur posisi fowler
c. Jalan nafas di bersihkan, hidung di bersihkan dengan kapas lembab
d. Obat di masukkan dalam tempat penampungan obat
e. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada pasien sehingga uap dan obat tidak keluar
f. Pasien dianjurkan nafas dalam secara teratur
g. Bila pasien merasa lelah matikan nebulizers sebentar, berikan kesempatan pasien istirahat.
h. Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer
i. Berikan O2 ½ liter per menit atau sesuai instruksi
j. Perhatikan keadaan umum
k. Alat di bersihkan dan dirapikan. Sarung tangan dilepas
l. Cuci tangan.

2.2 PENGOBATAN SIMPTOMATIS PADA BATUK


a. Definisi batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran
pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk
yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan
benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

13
b. Jenis-jenis batuk
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya
dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk
sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk
kronis atau batuk kronis berulang.
Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB),
dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh
kuman Bordetella pertussis.

c. Penyebab batuk

Ada beberapa macam penyebab batuk :

 Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu.
 Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
 Alergi
 Asma atau tuberculosis
 Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
 Tersedak akibat minum susu
 Menghirup asap rokok dari orang sekitar
 Masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik)

d. Penggolongan dan Mekanisme Obat Batuk:


a.   Antitusif
Antitusif yaitu obat bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikan
ambang rangsang batuk. Mekanisme kerjanya menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal
pada reseptor iritan perifer.

Contoh antitusif antara lain :


1) Dekstrometorfan
o Khasiat :

14
Meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan
bersin-bersin yang disertai batuk.
o Mekanisme Kerja :
Dextrometorphan merupakan antitusif non narkotik penekan batuk non opiate yang
bekerja secara sentral dengan jalan meningkatkan ambang rangsang refleks batuk.
Dextromethorphan disbsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, dimetabolisme dalam
hati dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk
demilated morfinon.
o Efek Samping :
Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, dan
mulut kering.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati.
o Contoh obat : woods antitusif (kalbe farma) , komix ( kalbe )

2) Kodein
o Khasiat :
Meredakan nyeri hebat, antitusif, diare
o Mekanisme Kerja :
Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan
depresi pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi
kremoreseptor dan penekanan reflek batuk. Kontraindikasi
o Efek samping :
Euforia, gatal-gatal, muntah, mual, mengantuk, miosis, penahanan urine, depresi
pernafasan dan jantung, depresi mental, lemah, gugup, insomnia, hipotensi,
hipersensitif.
Penggunaan jangka panjang mengakibatkan toleransi ketergantungan.
Pada dosis besar menyebabkan kerusakan hati.
o Contoh obat : coditam (kimia farma ) , codipront ( kimia farma )

3) Noskapin
o Khasiat :

15
Meredakan batuk tetapi tidak sekuat kodein dan tidak mengakibatkan depresi
pernapasan atau obstipasi, sedangkan efek sedatifnya dapat diabaikan. Risiko adiksinya
ringan sekali.
o Mekanisme Kerja :
pembebas histamine yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat)
pada dosis besar.
o Efek samping :
Jarang terjadi dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit, dan perasaan suf.
o Contoh obat : longatin ( actavis ), mercotin ( eisai)

4) Ammonium Chlorida
o Khasiat
Pengobatan untuk gejala batuk berdahak atau batu kering.
o Mekanisme Kerja
Ammonium Chloride bekerja sebagai ekspektoran yang mengurangi kepekatan lendir.
o Efek samping
Terjadi pada dosis tinggi berupa acidosis dan gangguan lambung, seperti mual dan
muntah karena sifatnya yang merangsang mukosa.
o Contoh obat : OBH combi (kalbe),

b. Ekspektoran
Obat yag dapat membantu mengeluarkan mukus dan bahan lain dari paru, bronchi, dan
trachea. Salah satu contoh ekspektoran adalah guaifenesin yag menaikan pembuangan mukus
dengan mengencerkannya dan juga melubrikasi. Untuk menunjang kerjanya harus disertai
banyak minum air. Mekanisme kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya
secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat N. Vagus, sehingga menurunka
viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.

Contoh ekspektoran antara lain:

1). Gliseryl Guaikolat


o Khasiat

16
Pengobatan simptomatik batuk yang produktif akibat alergi atau etiologi lainnya.
o Mekanisme Kerja
Mencairkan mukus yang kental dan dengan mudah dikeluarkan melalui batuk.
o Efek Samping
Menyebabkan mengantuk, pusing, mulut kering, penglihatan kabur, muntah, keresahan,
insomnia dan takikardia.
o Contoh obat : allerin ( darya varia ) , paratusin ( pharos )
2) . Asetilsistein
o Khasiat
Derivat dari asam amino alamiah sistein ini bekhasiat mencairkan dahak yang liat
dengan jalan memutuskan jembatan disulfida, sehingga rantai panjang antara
mukoprotein-mukoprotein panjang terbuka dan lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
o Mekanisme Kerja
Asetilsistein memecah ikatan disulfida pada dahak.
o Efek samping
Bronkospasme, gangguan saluran cerna.
o Contoh obat : Fluimucyl ( zambon) , N-ace ( Fahrenheit )

c. Mukolitik
Mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja dengan cara membuat hancur bentuk dahak
sehingga dahak tidak lagi memiliki sifat-sifat alaminya. Mukolitik bekerja dengan cara
menghancurkan benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari dahak
Contoh golongan mukolitik :
1). Bromheksin
o Khasiat
Bekerja sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak
o Mekanisme Kerja
Bromheksin bekerja dengan mengencerkan secret pada saluran  pernafasan dengan
jalan menghilangkanserat-serat mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat pada
sputum/dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan.
o Efek Samping

17
Mual, diare, gangguan pencemaan, perasaan penuh di perut, tetapi biasanya
ringan.Pernah dilaporkan efeksamping: sakitkepala, vertigo, berkeringat banyak dan
ruam kulit, juga dapat terjadi kenaikan transaminase.
o Contoh obat : bisolvon ( bohringer) , mucohexin ( sanbe farma )

2). Ambroxol
o Khasiat
Untuk penyakit saluran pernapasan aktif dan kronis yang disertai dengan sekresi
bronkial yang abnormal, terutama dalam keadaan bronkitiskronik, bronkitisasmatik,
asmabronkial yang memburuk.
o MekanismeKerja
Memperlancar pengeluaran sekret yang kental dari kelenjar mukosa dalam saluran
pernapasan  sehingga melegakan pernapasan.
Mengurangi batuk dan volume dahak sehingga sekresi lender akan menjadi normal
kembali.
o EfekSamping
Gasintrostinal yang ringan dan reaksi alergi.
o Contoh obat: mucera ( otto ), epexol ( sanbe farma )

d. Dekongestan
Merupakan agen simpatomimetik yang bertindak pada reseptor dalam mukosa nasal yang
menyebabkan pembuluh darah mengecil. Selain itu juga dapat mengurangi pembengkakan
mukosa hidung dan melegakan pernafasan.
Contoh dekongestan antara lain:
1). Efedrin
o Khasiat
Digunakan secara oral sebagai bronkodilator untuk meringankan sesak napas, sesak
dada, mengi, dan batuk yang berhubungan dengan asthma. Peningkatan gejala batuk
yang berhubungan dengan flu biasa, asma bronkial, atau bronchitis.
o Mekanisme kerja

18
Menstimulasi reseptor alfa dan beta, Menghasilkan relaksasi otot halus di bronkus dan
gastrointestinal. Menghasilkan peningkatan detak jantung, meningkatakn kardiak
output, meningaktkan tekanan darah. Menstimulasi cerebral cortex dan dilatasi pupil.
o Efek samping
takikardi, aritmia jantung, angina pectoris, vasokonstriksi dengan hipertensi
o Contoh obat : asmadex ( dexa medica) , asmasolon (darya varia )

2)Fenilpropanolamin
o Khasiat
Untuk mengobati sumbatan yang dihubungkan dengan alergi, demam karena alergi
jerami ( hay fever ), iritasi sinus, dan dingin yang biasa. Untuk menurunkan nafsu makan.
o Mekanisme Kerja
Melonggarkan saluran pernafasan dengan cara vasokontriksi perifer ( menyempitkan
pembuluh darah di sekitar mukosa hidung )
o Efek samping
Kegelisahan, kelelahan, insomnia, kepeningan, mual, hipertensi, tachycardia,
arrhythmias
o Contoh obat : neozep (medifarma ) , sanaflu ( sanbe farma )
3) Fenilefrin
o Khasiat
Untuk mengobati hidung tersumbat dan tekanan sinus yang disebabkan oleh alergi,
dingin, atau flu.

o Mekanisme kerja
Mempersempit pembuluh darah di hidung, sehingga menghambat aliran darah dan
menciutkan pembengkakan jaringan didalam hidung.
o Efek samping
Reflex bradycardia, mudah terangsang (excitability), hipertensi, arrhythmias,
peripheral/visceral vasoconstriction, penurunan output kardiak, sakit kepala, gelisah,
penurunan perfusi ginjal, sulit bernapas.
o Contoh obat : dextrosin ( otto ) , dextrofen ( phapros )

19
e.Antihistamin
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan).
1. H1-blockers (antihistaminika klasik)
Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding
pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek
histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). Efeknya adalah simtomatis, antihistmin
tidak dapat menghindarkan timbulnya reaksi alergi
Dahulu antihistamin dibagi secara kimiawi dalam 7-8 kelompok, tetapi kini digunakan
penggolongan dalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SSP, yakni zat-zat generasi ke-1
dan ke-2.

a.Obat generasi ke-1: prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin,


klemastin (Tavegil), siproheptadin (periactin), azelastin (Allergodil), sinarizin, meklozin, hidroksizin,
ketotifen (Zaditen), dan oksatomida (Tinset).
Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis

b.Obat generasi ke-2: astemizol, terfenadin, dan fexofenadin, akrivastin (Semprex), setirizin,
loratidin, levokabastin (Livocab) dan emedastin (Emadin). Zat- zat ini bersifat khasiat antihistamin
hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan Cerebrospinal), maka pada dosis terapeutis tidak bekerja
sedative. Keuntungan lainnya adalah plasma t⅟2-nya yang lebih panjang, sehingga dosisnya cukup
dengan 1-2 kali sehari. Efek anti-alerginya selain berdasarkan, juga berkat dayanya menghambat
sintesis mediator-radang, seperti prostaglandin, leukotrin dan kinin.

2. H2-blockers (Penghambat asma)


obat-obat ini menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat
histamine, dengan jalan persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah
berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah
menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambug usus guna mengurangi
sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan

20
kortikosteroida. Lagi pula sering kali bersama suatu zat stimulator motilitas lambung (cisaprida)
pada penderita reflux.
Penghambat asam yang dewasa ini banyak digunakan adalah simetidin, ranitidine,
famotidin, nizatidin dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklis dari histamin.
Contoh obat antihistamin :
1. Difenhidramin
o Khasiat
Mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi
orang yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan
anestesi topikal.
o Mekanisme Kerja
Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang
menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H 1) dan
asetilkolin (menghilangkan ingus saat flu). Hal ini memberi efek seperti peningkatan
kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema
yang terjadi selama reaksi peradangan. Difenhidramin menghalangi reseptor H 1 pada
perifer nociceptors sehingga mengurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi
gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi.
o Efek samping
pusing, mengantuk, mulut kering.
o Contoh obat : otede ( sanbe farma ) , sanadryl ( sanbe farma )
2. Prometazin
o Khasiat
Sebagai antihistamin berdaya meredakan rangsangan batuk akibat sifat sedatif dan
kolinergiknya yang kuat. Obat ini terutama digunakan pada batuk malam yang
menggelitik pada anak-anak.
o Mekanisme Kerja
Daya kerjanya menekan SSP
o Efek Samping
Efek samping antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan
akomodasi pada manula.
o Contoh obat : rhinatiol ( sanofi Aventis)

21
2.3 ANTIHEMORROID
a. Pengertian hemorrhoid
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir,
sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis
diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik.

Wasir atau hemorrhoid ambeien adalah penyakit atau gangguan pada anus dimana
sphinchter ani atau bibir anus, mengalami pembengkakan yang kadang kadang disertai
pendarahan.

b. Jenis hemorrhoid
Secara umum ambeien dibagi menjadi 2 yaitu :
Ambeien eksternal menyerang anus seingga menimbulkan rasa sakit, perih, dan gatal.
Jika terdorong keluar oleh feses, ambeien ini dapat mengakibatkan penggumpalan (thrombosis),
yang dapat menjadikan ambeien berwarna biru/ungu
Ambeien internal, pmbengkakan terjadi pada rectum sehingga tidak bias dilihat atau
diraba. Pembenkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit saraf di
dalam rectum. Tanda yang dpat diketaui adalah pedarahan saat buang air besar. Masalahnya
jadi tidak sederhana lagi, apabila ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir anus yang
menyebebkan kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh dapat masuk
sendiri, tetapi bisa juga di dorong masuk.

c. Penyebab hemmoroid

penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya hemoroid, antara lain sebagai berikut:
1. BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan meningkatkan tekanan vena
yang akhirnya mengakibatkan pelebaran vena. Sedangkan BAB dengan posisiduduk yang
terlalu lama merupakan factor resiko hernia, karena saat duduk pintu hernia dapat
menekan.
2.  Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB) sehingga terkadang harus mengejan
dikarenakan feses yang mengeras, berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari
biasanya dan frekwensi BAB lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau konstipasi kronis
diperlukan waktu mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus

22
sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan
membuat peregangannya bertambah buruk.
3.  Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal akibat sirosis
hepatis. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,media dan inferior,
sehingga peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke vena-vena ini
dan mengakibatkan hemoroid.
4. Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat
barang berat yang rentan untuk terkena hemoroid.
5. Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Yang termasuk
olahraga berat antara lain mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda,
latihan pernapasan, memanah, dan berenang. Seseorang dengan kegiatan berolahraga
yang terlalu berat seperti mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda,
latihan pernapasan lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit akan
menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama
penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk.
6. Diet rendah serat sehingga menimbulkan obstipasi.

d. Gejala / manifestasi klinik


Adapun gejala-gejala hemorrhoid yang timbul seperti :
1.      Pembengkakan pada area anus
2.      Timbulnya rasa gatal dan nyeri
3.      Perdarahan pada faeces berwarna merah terang.
4.       Keluar selaput lendir
5.      Prolaps
6.       Duduk berjam-jam di WC.

e. Tatalaksana terapi
a. . Terapi Non Farmakologis

1. Perbaiki pola hidup (makanan dan minuman)


2. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran)
3. Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam
4. Mengurangi makanan yan sulit dicerna oleh usus

23
5. Tidak mengkonsumsi alcohol, kopi da minuman bersoda
6. Perbanyak minum air putih 30-40cc/kg BB/hari
7. Perbaiki pola buang air besar: mengganti kloset jongkok menjadi kloset duduk
8. Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan local daerah anus dengan
merendam anus dalam air selama 10-15 menit 3 kali sehari
9. Disarankan untuk tidak banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan

b. Terapi farmakologi

bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan atau gejala.
Obat-obat farmakologi haemoroid dapat dibagi 4 macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi


a) Supplement serat ( fiber supplement ) obat ini bekerja dengan cara memperbesar
volume tinja dan meningkatkan peristaltic usus contoh: vegeta, mulax
b) Pelicin tinja ( Stool Softener )
Contoh: laxadin, dulcolax

2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan seperti rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaannya misalnya: borraginol-N atau Borraginol-
S dan faktu.
Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah
haemoroid atau anus. Contoh : ultraproct, Scheriproct
3. Obat penghenti pendarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid
yang dindingnya tipis. Contoh: Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk
lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet
selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi,
kongesti, edema, dan prolaps.

24
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
pasien langsung melalui alat pernafasannya (hidung ke paru-paru). Terapi inhalasi adalah system
pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya metered
dose inhaler (MDI), dry powder inhalasi (DPI), nebulizer.
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di
saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung,
saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat
batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk
mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir,
sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis
diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik.

Wasir atau hemorrhoid ambeien adalah penyakit atau gangguan pada anus dimana
sphinchter ani atau bibir anus, mengalami pembengkakan yang kadang kadang disertai
pendarahan.

2. SARAN
Seharusnya kita perlu mengetahui cara penggunaan sediaan inhalasi dengan cara yang
benar, pengobatan simptomatis batukdan dapat memberikan pengobatan yang benar serta
tentang penyakit hemoroid agar kita dapat mencegah hal itu timbul dalam lingkungan kita.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum kesempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan penulisan makalah berikutnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Potter,P. A&Perry. A. G. 2005.Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses dan Praktik.(terj.


Yasmin Asih, et al.).Jakarta:ECG

Smeltzer. S. C. & Bare. B. G. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:buku


kedokteran ECG

http://sehatsemua.com/metode-pengobatan-penyakit-batuk/

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/download/94/83

26

Anda mungkin juga menyukai