Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Busana merupakan salah satu dari kebutuhan pokok manusia selain pangan (makanan dan
minuman) dan papan. Istilah busana itu sendiri berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
“bhusana”, dimana istilah populernya didalam bahasa Indonesia adalah “busana”, yang
memiliki arti pakaian. Pakaian (https://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian: 2016) adalah bahan
tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup tubuh. Dalam arti luas, busana ialah segala
sesuatu yang dapat digunakan oleh seseorang mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki yang
dapat memberikan kenyamanan dan menampilkan nilai estetika sang pemakai. Budaya
berbusana diawali dari dengan adanya kebutuhan mendasar manusia (biological needs),
seperti keinginan untuk bertahan hidup, berkomunikasi, dan berkuasa di lingkungan sesuai
dengan letak geografisnya. Selain itu, ada pula penyebab lainnya, yaitu karena adanya budaya
atau rasa malu. Pada jaman dahulu, bahan busana yang digunakan didapat dari lingkungan
sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang pohon, bahkan daun. Sedangkan untuk model
busana, terdapat beberapa bentuk dasarnya, yaitu pakaian bungkus yang cara pakainya
dililitkan, pakaian kutang dengan cara dilubangi untuk memasukkan kepala, pakaian ponco
yang hampir sejenis dengan kutang, tetapi memiliki belahan di tengah muka, dan juga pakaian
kaftan.
Mode atau fashion selalu mengalami perkembangan dan perubahan dari masa ke masa di
seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Busana telah hadir semenjak zaman pra sejarah
dengan buktinya tertera pada relief candi, prasasti, mau pun yupa dari kerajaan-kerajaan
dipenjuru Nusantara. Selain daripada itu, semenjak jaman kerajaan, selain berfungsi untuk
melindungi dan menutupi tubuh sang pemakai, busana juga berfungsi sebagai simbol status,
jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Contohnya saja pakaian yang
dikenakan oleh bangsawan atau anggota kerajaan akan berbeda dengan pakaian prajurit
maupun rakyat biasa.
Seperti yang telah dikutip sebelumnya, fashion selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Baik itu dalam hal bentuk siluet maupun jenis busana yang disenangi, fashion
akan mengalami perubahan. Contohnya saja di akhir tahun 50-an, sackdress yang memiliki
kesan sportif sangatlah poluper. Gaun terusan dengan H-line milik Dior ini memiliki atasan
lurus sepinggul diteruskan dengan bawahan berlipit dan dilengkapi dengan kerah kelasi serta
memilik siluet H-line. Contoh lainnya adalah busana diawal tahun 60-an, bentuk rok ballon
dan tulipe menjadi popular, bahkan di Indonesia. Pada awal tahun 60-an, role model wanita
Indonesia adalah Jaqueline Kennedy, Ibu Negara Amerika Serikat kala itu. Sedangkan di
akhir tahun 90-an, busana formal untuk bekerja banyak menarik kalangan di Indonesia sebab
memiliki kesan yang klasik namun elegan.
Dari perincian diatas, dapat dilihat meski fashion selalu mengalami perubahan, tetapi
kategori busana tetapilah sama, yaitu busana anak ,wanita dan busana pria.. Dalam Laporan
Perencanaan Manajemen Busana anak ini akan membahas tentang ketiga kategori busana
tersebut, mulai dari definisi, ciri, desain beserta analisisnya, pola dasar dan pecah polanya,
serta rencana kebutuhan bahan dan harga yang diperlukan dalam membuat busana tersebut.
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana bermain anak?
2. Bagaimanakah ciri-ciri busana anak?
3. Bagaimanakah pola dasar dari busana anak?
4. Bagaimanakah pecah pola dari busana bermain anak sesuai desaian?
5. Bagaimanakah analisis desain dari busana anak ?
6. Bagaimanakah rancangan kebutuhan bahan dan harga serta alokasi waktu dari busana
bermain anak?

1.2 Tujuan Makalah


1. Dapat mengetahui dan mengerti definisi daripada busana anak.
2. Dapat mengetahui dan mengerti ciri-ciri dari busana bermain anak.
3. Dapat mengetahui dan mengerti cara membuat pola dasar dari busana anak.
4. Dapat mengetahui dan mengerti cara membuat pecah pola dari busana anak.
5. Dapat mengetahui dan mengerti komposisi dari desain model busana anak.
6. Dapat mengetahui dan mengerti cara merancang kebutuhan bahan dan harga serta
alokasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat busana anak.

1.3 Manfaat Makalah


A. Manfaat Teoriti
Diharapkan dengan adanya penulisan laporan perancangan praktek ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat mengenai busana anak, utamanya dalam hal
busana pesta anak, serta hal-hal yang berhubungan dengan kategori busana tersebut,
seperti pengertian/definisi, ciri-ciri yang membedakan kategori busana anak dengan
kategori busana lainnya, bahan-bahan dan corak/motif kain yang tepat, analisis model
busana, pola dasar dan pecah pola dari model busana, dan cara merangcang kebutuhan
bahan dan harganya serta alokasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat busana
anak. Selain daripada itu, diharapkan dengan adanya laporan perancangan praktek ini
berguna sebagai literatur atau sumber wacana dalam pelaksanaan kegiatan yang
relevan dimasa mendatang.
B. Manfaat Praktek
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat menjelaskan pengertian atau definisi dari busana anak.
b. Dapat menjelaskan ciri-ciri yang dimiliki oleh busana anak.
c. Dapat menjelaskan cara membuat dan dapat membuat pola dasar dari
busana anak.
d. Dapat menjelaskan cara membuat dan dapat membuat pecah pola dari
busana anak.
e. Dapat menjelaskan dan menguraikan hasil analisis desain busana anak.
f. Dapat menjelaskan dan menguraiakan serta membuat rancangan kebutuhan
bahan dan harga serta alokasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat
busana anak.
2. Untuk masyarakat umum
a. Sebagai bahan wacana penambah wawasan tentang busana anak,
terutamanya dalam kategori busana bermain anak.
b. Sebagai bahan wacana penambah wawasan tentang ciri-ciri busana
bermain anak
c. Sebagai bahan wacana penambah wawasan tentang cara pembuatan pola
dasar dan pecah pola dari busana bermain anak.
d. Sebagai wacana penambah wawasan dalam menganalisis desain model
busana anak.
e. Sebagai wacana penambah wawasan dalam hal merancang rancangan
kebutuhan bahan dan harga serta alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
membuat busana anak.
BAB 2

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUSANA ANAK

Pengertian busana menurut kamus Umum Bahasa Indonesia adalah pakaian


(yang indah-indah), perhiasan. Busana adalah segala sesuatu yang di kenakan dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Pakaian diartikan sebagai segala sesuatu yang
dikenakan pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh ataupun untuk
memperindah penampilan tubuh dengan cara memakai busana.

Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai oleh anak-anak mulai dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Bando, tas, sepatu, topi dan segala macam
perlengkapan yang dikenakan pada tubuh merupakan busana.

Pada dasarnya pemilihan busana anak adalah busana yang sederhana dan
longgar karena itu akan memberi keleluasaan pada anak untuk bergerak. Namun
seiring berjalannya waktu, tren busana anak pada masa kini telah mengikuti
perkembangan zaman. Sekarang ini banyak busana anak yang meniru tren busana
orang dewasa. Bahkan busana anak sekarang ini merupakan busana orang dewasa
dalam bentuk kecil. Hal ini tentu tidak benar karena busana anak tidak dapat dibuat
dengan model yang sembarangan, karena ada persyaratan khusus dalam proses
pembuatan pakaian anak.

B. KARAKTERISTIK BUSANA ANAK

Busana anak merupakan salah satu busana yang dipakai oleh anak – anak,
sehingga dalam pembuatan busana tersebut harus memperhatikan beberapa faktor
yaitu : usia, bahan, warna, desain, dan teknik penyelesaian. Menurut Daryanti
Sukamto (2004:1) usia anak di kelompokkan menjadi : 0 – 1 tahun disebut masa
bayi, 1 – 5 tahun disebut masa balita (pra sekolah), 6 – 12 tahun disebut masa
sekolah (usia sekolah). Makin banyak umurnya, maki banyak variasi model, jenis
maupun bahan busananya. Pada busana anak wanita lebih banyak variasi model dan
corak kainnya dibandingkan variasi busana untuk anak laki–laki .
Ciri – ciri busana anak wanita perlu memperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :
1. Busana cenderung agak longgar sehingga mudah dan leluasa untuk bergerak
2. Mudah mengenakan dan membukanya
3. Mempunyai kantung (saku) yang dapat dipakai untuk menyimpan sesuatu
4. Jenis kainnya mudah diserap keringat, kuat dan mudah perawatannya
(popelin, berkolin, tobralko, tetoron, arrow, oxford, denim, katun)
5. Tidak mudah kusut
6. Warna bahan busana untuk anak –anak yang cocok adalah warna yang cerah
(warna panas), seperti jingga, kuning dan merah. Warna – warna ini memberi
kesan riang, gembira dan cocok dengan sifat anak. Hindari warna bahan yang
berwarna gelap, seperti merah tua, biru tua, atau hijau tua
7. Sesuai dengan badan anak yang masih kecil, ragam busana yang cocok untuk
anak adalah yang bercorak kecil.corak ini dapat berupa bola – bola, binatang
yang lucu, garis, atau kotak – kotak. Corak bahan yang besar tidak cocok
untuk busana anak, seperti ragam bunga besar. Menurut tebal tipisnya bahan
busana, busana anak dibuat dari busana yang sedang, bukan tipis atau tebal

C. KLASIFIKASI BUSANA ANAK


1. Penggolongan Busana Anak Berdasarkan Kesempatan
a) Busana bermain
Pada busana beramain anak ini menggunakan bahan-bahan yang
menyerap keringat, tidak menyebabkan iritasi dan mudah dalam
pemeliharaan. Bahan yang cocok digunakan untuk busana bermain adalah
bahan yang terbuat dari serat kapas atau disebut katun
b) Busana sekolah
Pada umumnya di indonesia umumnya busana sekolah yang dipakai
anak adalah busana yang telah ditentukan oleh sekolah masing-masing
yang biasa. Bahan yang digunakan adalah jenis bahan katun. Corak yang
digunakan untuk hari-hari tertentu berupa batik, kotak-kotak.
c) Busana olahraga
Bahan yang digunakan untuk olahraga adalah jenis bahan kaos
dan katun. Untuk modelnya dibuat longgar agar tidak mengganggu
pergerakan anak serta aman jika digunakan.
d) Busana pesta
Jenis bahan yang digunakan, warna, corak dan hiasan yang
digunakan sangat berbeda. Bahan yang digunakan untuk kesempatan pesta
lebih terkesan mahal serta hiasan yang digunakan lebih meriah dan model
untuk busana pesta juga lebih glamour.
e) Busana Tidur
Bahan yang dapat digunakan untuk busana tidur antara lain katun
dan bahan kaos. Untuk warna dapat dipilih warna-warna yang lembut dan
dengan corak yang tidak terlalu ramai seperti bunga-bunga kecil, garis-
garis dan bola-bola.
f) Busana rekreasi
Dalam pemilihan busana rekreasi sebaiknya harus cermat dalam
pemilihan bahan, desain, warna, serta tekstur kain agar nyaman jika
dipakai.
2. Busana Anak Berdasarkan Usia
a. Busana anak batita ,Busana anak batita menggunakan bahan yang lembut
dan lentur seperti kaos. Desain yang sederhana dan tidak menggunakan
banyak hiasan.
b.   Busana anak balita, Anak-anak usia ini adalah pakaian-pakaian dengan
menggunakan bahan yang menggunakan bahan yang menterap keringat.
c. Busana anak usia sekolah., Busana anak usia sekolah menggunakan bahan
yang menyerap keringat seperti katun. Hindari pakaian-pakaian dari bahan
poliester.
3. Busana Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Busana anak perempuan menggunakan berbagai jenis model dan busana anak laki-
laki menggunakan model yang sederhana seperti kaos, kemeja dan lain-lain.
Desain Busana Bermain Anak ( perempuan )
Analisis Desain
 Panjang sampai atas lutut
 Menggunakan garis leher
bulat,
 Menggunakan potongan pada
bagian pinggang yang
diturunkan.
 Tidak menggunakan lengan
 Menggunakan opening
berupa resleting pada tengah
belakang.
 Pada bagian potongan rok
menggunakan rok lingkar
kerut
 Menggunakan pola celana
dibawah rok. Dan kerut karet
dibawah celana
CONTOH BAHAN DAN PELENGKAP
NAMA CONTOH
1. BAHAN KATUN MOTIF

2. BAHAN VISELIN

3. BENANG

6. RESTLETING
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK

 Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
Pensil 2B Kertas putih berkuran A4
Penghapus Kertas doorslag merah dan biru
Ballpoint hitam, merah, dan biru Kertas cokelat (Samson)
Penggaris skala Kertas roti
Pengaris dressmaking Lem kertas
Metlin Kain (bahan utama dan furing)
Gunting kertas Veselin
Peralatan menjahit Zipper
Mesin jahit Karbon jahit

 Daftar Ukuran dengan t. 98 dan usia 3 tahun


No Ukuran
Bagian
. (cm)
1. Dada 55
2. Pinggang 52
3. Pangkal paha 56
4. Punggug 22,8
5. Ukuran leher 26,6
6. Bahu 7,4
7. Lengan atas 18,5
8. Pergelangan lengan 12,8
9. Lebar kerung 13,2
Leher belakang sampai
10. 24,2
ping.
11. Pinggang-pinggul 12,3
12. Tinggi Tekuk 80
13. Pinggang-lutut 34
14. Panggul 16,8
15. Kaki bagian dalam 41
16. Panjang lengan 34
17. Lingkar kepala 51,2
Ketebalan pergelangan
18. 15,5
kaki

BAGIAN BELAKANG DENGAN DEPAN


1.1 : leher belakang ke pinggang 1,25 cm
1-2 : pinggang- pinggul sikukan
1.2 : ¼ dari ukuran tinggi 122-140 yaitu ditambah 3,25 cm
0-6 : 1,6 cm
6-7 : lebar kerung dengan tinggi 122- 140 ditambahkan 1,75 cm sampai 3 cm
6-9 : ½ pengukuran pada 6-7 dan sikukan keluar
6-10 : ¼ cm dari lebar kerung dikurangi 2cm lalu sikukan
0-11 : 1/5 cm dari ukuran leher
7-12 : ½ daei punggung dengan ukuran tinggi 122-140 cm ditambah 3 cm
14-15 : ukuran dengan tinggi 122-140 ditambah 3 cm
Salbung 11-15
Gambarkan bentuk kerung lengan sampai menyentuh titik 15,13,8

BAGIAN DEPAN :
0-16 : 1/5 ukuran leher tambah 1 cm . gambar leher depan
13-17 : ukuran tinggi 122 – 140 cm dengan ukuran 0,8 cm
Gambarkan garis sikukan keluar dengan tinggi 122 cm – 140 cm adalah 0,6 cm
11-18 :pengukuran 11-15 ,gambar garis .
RANCANGAN HARGA
No. Jenis bahan Kebutuhan Harha/@ buah Harga keseluruhan
1. Kain Katun motif 2m Rp. 20.000,00 Rp. 40. 000, 00
2. Benang 2 buah Rp. 1.200,00 Rp. 2. 400, 00
3. Resleting 1 buah Rp. 9.000,00 Rp. 9. 000, 00
4. Viselin 1/4 m Rp. 5.000,00 Rp. 5 .000, 00
TOTAL KESELURUHAN Rp. 56. 400, 00

LANGKAH PENGERJAAN
No. Kegiatan Lama Lama Keterangan
waktu
Waktu yang
(menit) diperoleh
(menit)
1. Menggambar desain 20 15
busana anak

2. Menyiapkan alat dan 10 10


bahan

3. Mengambil ukuran 20 15

4. Membuat pola dasar dan 240 240


pecah pola
5. Memotong pola 120 90
6. Meletakkan pola dan 30 40
memotong bahan utama

7. Memindahkan batas pola 20 20


8. Memotong bahan harus 30 25
menggunakan gunting
yang tajam agar tidak
merusak kain
9. Memindahkan tanda pola 20 15
pada bahan dengan cara
di rader

10. Memotong lapisan sesuai 5 5


dengan pola depun, lalu
disetrika.
11. Menjahit bagian utama 30 20

12. Menjahit resleting 8 8


13. Menyambungkan sisi 15 15
bahan utama celana,
pesak dan badan atas
menggunakaan kampulh
balik, untuk pesak balik
semu

14. Menjahit kerut bagian 10 10


pinggang celana,
15. Menjahit sisi badan dan 15 15
bahu
16. Menjahit resleting pada 15 10
bahan utama
17. Menjahit lapisan leher, 15 10
dan kerung.

18. Menjahit rompok pada 15 10


garis pinggang
19. Menjahit kerut bawah 10 10
celana
20 Setrika rapi 10 10
PENUTUP

Demikian praktik perencanaan busana anak pada mata kuliah Manajemen Busana
Anak yang penulis buat semoga dapat membantu untuk kesempurnaan pada praktik
berikutnya.

Untuk proses pembuatannya di sarankan untuk menyiapkan alat dan bahannya dulu,
kemudian mulai langkah kerja sesuai dengan ketentuan dan jangan lupa untuk
mengontrolmengevaluasi setiap langkah kerja, agar busana yang dihasilkan semakin bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati; Izwerni; Weni N. Tata Busana untuk SMK Faturohman Maman, Purwanto.
Fitrihana Noor, 2011. Memilih bahan Busana. Yogyakarta: PT Intan Sejati Klaten

Meodows Toby. 2009. How To Set Up & Run A fashion Label. London: Laurence King
Publishig.Ltd

Nelmira Weni, Izwerni, Ermawati. 2008. Tata Busana SMK Jilid 3. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasioanal

Anda mungkin juga menyukai