Anda di halaman 1dari 17

Bloom

Oleh :

WAHYUDI THAHIR
1811041019

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019/2020
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 2

A. Latar Belakang.................................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3

C. Tujuan................................................................................................................... 3

D. Manfaat................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

A. Sejarah Taksonomi Bloom...........................................................................4

B. Konsep Dasar Taksonomi Bloom..............................................................5

C. Revisi Taksonomi Bloom.............................................................................. 9

D. Alasan Taksonomi Bloom Direvisi.........................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14

Taksonomi Bloom | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pesertta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagaamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan lebih daripada
pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka,
sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan
dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan
kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan


pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut
dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan
secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.

Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi
Bloom". Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang
diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat
mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan instruksional pelajaran
bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi
berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal

Taksonomi Bloom | 2
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan
berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai


berikut.

1. Bagaimana sejarah taksonomi bloom?

2. Bagaimana konsep dasar taksonomi bloom?

3. Bagaimana revisi taksonomi bloom?

4. Mengapa taksonomi bloom direvisi?

C. Tujuan

1. Memahami sejarah taksonomi bloom.

2. Memahami konsep dasar taksonomi bloom.

3. Memahami revisi taksonomi bloom.

4. Mengetahui mengapa taksonomi bloom direvisi.

D. Manfaat

Dengan memahami taksonomi bloom pendidik dimudahkan dalam


merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

Taksonomi Bloom | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Taksonomi Bloom

Menurut uraian Siahan dan Rangkuti (2017:3) taksonomi berasal dari


dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas
prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin
Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan
penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford,
Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The
University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan
aktivis internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan
besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International
Association for the Evaluation of Educational Achievement, the IEA dan
mengembangkan the Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis
(MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom
menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of the
College Entrance Examination Board dan The President of the American
Educational Research Association. Ia meninggal pada 13 September 1999.

Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam


Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Akhirnya pada tahun
1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan
kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan
skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.

Taksonomi Bloom | 4
E. Konsep Dasar Taksonomi Bloom

1. Ranah Kognitif

Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup


kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :

a)  Pengetahuan (Knowledge) – C1
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan
tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan
tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e)
pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang
kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi. Contoh: menyatakan
kebijakan.

b) Pemahaman (Comprehension) – C2
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai
kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi
(mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan
atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas
arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi
pelajaran

c) Penerapan (Application) – C3
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata
atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang
baru. Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji
pegawai.

Taksonomi Bloom | 5
d) Analisa (Analysis) – C4
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom
tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan
menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-
bagian materi); (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c)
analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian/organisasi). Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya
Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
komponen- komponennya.

e) Sintesis (Synthesis) – C5
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk
memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a)
memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau
kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat
hubungan abstrak. Contoh: Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan
pendapat dan materi dari beberapa sumber.

f) Evaluasi (Evaluation) – C6
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai
‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang
jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom,
yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi
berdasarkan bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa
dengan kunci jawaban.

2. Ranah Afektif

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,


misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap.

Taksonomi Bloom | 6
Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga
yang paling kompleks.

a) Penerimaan (Receiving) – A1
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon
terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar
terendah dalam domain afektif. Dankemampuan untuk menunjukkan atensi
dan penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang
lain, mengingat nama seseorang.

b) Responsive (Responding) – A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat
secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan
mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam
diskusi kelas

c) Nilai yang dianut (Value) – A3


Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada
objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima,
menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”. Serta Kemampuan
menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan
kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan
dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan kegiatanCorporate Social
Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.

d) Organisasi (Organization) – A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang
membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan
membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang
tercermin dalam suatu filsafat hidup. Dan Kemampuan
membentuksystem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan

Taksonomi Bloom | 7
perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui
perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.

e) Karakterisasi (characterization) – A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan
lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya
dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. DanKemampuan
mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki
hubungan intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa
percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok

3. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani,


keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah
jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori
dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat
yang rumit.

a) Peniruan – P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot
saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b) Manipulasi – P2
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan
melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

Taksonomi Bloom | 8
c) Ketetapan – P3
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan
dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d) Artikulasi – P4
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat
urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di
natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e) Pengalamiahan – P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara
rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam
domain psikomotorik.

F. Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson


Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki
taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi
tersebut meliputi:

Taksonomi Bloom | 9
1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap
level taksonomi.

2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan


level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi.
Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Pada level 1,knowledge diubah


menjadi remembering (mengingat).
 Pada level 2,comprehension dipertegas
menjadi understanding (memahami).
 Pada level 3,application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4,analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5,synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi
dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
 Pada level 6,Evaluation turun posisisinya menjadi level 5,
dengan sebutan evaluating (menilai).

Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating
(menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan
dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1
sampai dengan C6.

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah)


merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level
berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan
piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut:

 Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus


mengingatnya terlebih dahulu

Taksonomi Bloom | 10
 Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih
dahulu
 Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
 Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu
 Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan
mengevaluasi.

Taksonomi Bloom | 11
G. Alasan Taksonomi Bloom Direvisi

1. Widodo (2006:2) menyatakan ada beberapa alasan mengapa buku teks


Taksonomi Bloom perlu harus direvisi, yaitu :Terdapat kebutuhan
untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada buku teks,
bukan sekedar sebagai dokumen sejarah melainkan juga sebagai karya
yang dalam banyak hal telaph mendahului zamannya. Hal tersebut
mempunyai arti banyak gagasan dalam buku teks Taksonomi Bloom
yang dibutuhkan oleh pendidik masa kini karena pendidikan masih
terkait dengan masalah-masalah desain pendidikan, penerapan
program yang tepat, kurikulum standar dan asesmen autentik.

2. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan


pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan
pendidikan. Masyarakat dunia telah banyak berubah sejak tahun 1956
perubahan-perubahan ini mempengaruhi cara berpikir dari praktik
pendidikan. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan ini mendukung
keharusan untuk merevisi teks book Taksonomi Bloom.

Taksonomi Bloom | 12
3. Taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi
dasar untuk mengklarifikasikan tujuan-tujuan pendidikan. Sebuah
rumusan tujuan pendidikan seharusnya berisikan satu kata kerja dan
satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif
yang diharapkan dan kata bendanya mendeskripsikan pengetahuan
yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Taksonomi Bloom hanya
mempunyai satu dimensi yaitu hanya kata benda. Menurut Tyler
rumusan tujuan yang paling bermanfaat adalah rumusan yang
menunujukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada siswa dan isi
pembelajaran yang membuat siswa menunjukkan perilaku tersebut.
Berdasarkan hal tersebut rumusan tujuan pendidikan harus memuat
dua dimensi yaitu dimensi pertama untuk menunjukkan jenis perilaku
siswa dengan menggunakan kata kerja dan dimensi kedua unuk
menunjukkan isi pembelajaran dengan mengggunakan kata benda.

4. Proporsi yang tidak seimbang dalam penggunaan taksonomi


pendidikan untuk perencanaan kurikulum dan pembelajaran dengan
penggunaan taksonomi pendidikan untuk asassmen. Pada taksonomi
Bloom lebih memfokuskan penggunaan taksonomi pada asesmen.

5. Pada kerangka berpikir taksonomi karya Benjamin Bloom lebih


menekankan enam kategorinya (pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan eveluasi) daripada sub-kategirinya. Taksonomi
Bloom menjelaskan keenam kategori tersebut secara mendetail, namun
kurang menjabarkan pada sub kategorinya sehingga sebagian orang
akan lupa dengan sub kategori Taksonomi Bloom.

6. Ketidakseimbangan proporsi subkategori dari Taksonomi Bloom.


Kategori pengetahuan dan komprehensi memiliki banyak subkategori
namun empat kategori lainnya hanya memiliki sedikit subkategori.

Taksonomi Bloom | 13
Taksonomi Bloom | 14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti
untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena
pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala
aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada
penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian
anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.

Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi


Bloom”. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan
kawan-kawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.

Proses penerapan taksonomi Bloom tentu saja harus dianalisis tingkat


kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita ajar, proses
pengetahuan gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam Kriteria
Ketuntasan minimal (KKM) khususnya intake siswa.

Taksonomi Bloom | 15
DAFTAR PUSTAKA
https://miftaviollet.blogspot.com/2018/11/tugas-makalah-
taksonomi-bloom_6.html?m=1 (diakses pada tanggal 15 Maret
2020 pukul 20:10 WITA)
https://www.google.com/amp/s/kangmaszakki.wordpress.com/2017/09/2
3/taksonomi-bloom-ranah-kognitif-afektif-dan-psikomotor/amp/
(diakses pada tanggal 16 Maret 2020 pukul 06:40 WITA)

Taksonomi Bloom | 16

Anda mungkin juga menyukai