Anda di halaman 1dari 4

Judul topik : Kehamilan disertai Penyakit Sistem Perkemihan

Nama : Resty Nipaladewi

Pengertian :
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau
mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna (IDAI, 2011). Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Haryono, 2012). ISK merupakan
penyakit dengan kondisi dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang
jumlahnya sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi pada saluran kemih
(Dipiro dkk, 2015).

Penyebab :
Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan
jamur tetapi bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak
adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan
akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella, Enterobacter (Purnomo, 2014). Pasca operasi juga sering terjadi
infeksi oleh Pseudomonas, sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi
tetapi jarang dijumpai pada pasien ISK. Selain mikroorganisme, ada faktor lain
yang dapat memicu ISK yaitu faktor predisposisi (Fauci dkk., 2008)

Etiologi :
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam
saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih,
uretra dan dua ureter dan ginjal (Purnomo, 2014). Kuman ini biasanya memasuki
saluran kemih melalui uretra, kateter, perjalanan sampai ke kandung kemih dan
dapat bergerak naik ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang disebut pielonefritis
(National Kidney 10 Foundation, 2012). ISK terjadi karena gangguan
keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai
agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Mikroorganisme penyebab ISK
umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensal dalam introitus
vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal
dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra,
kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal (Fitriani, 2013).
Mikroorganisme tersebut dapat memasuki saluran kemih melalui 3 cara yaitu
ascending, hematogen seperti penularan M.tuberculosis atau S.aureus , limfogen
dan langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah mengalami infeksi
(Purnomo,2014). Sebagian besar pasien ISK mengalami penyakit komplikasi. ISK
komplikasi adalah ISK yang diperburuk dengan adanya penyakit lainya seperti
lesi, obstruksi saluran kemih, pembentukan batu, pemasangan kateter, kerusakan
dan gangguan neurologi serta menurunya sistem imun yang dapat mengganggu
aliran yang normal dan perlindungan saluran urin. Hal tersebut mengakibatkan
ISK komplikasi membutuhkan terapi yang lebih lama (Aristanti, 2015).
Escherichia coli merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan
pada kultur urin wanita hamil penyebab Indeksi saluran kemih sebesar 80%
hingga 90 %. Sedangkan penyebab lainnya adalah Klebsiella pneumoniae, Proteus
mirabilis, Enterobacter, Staphylococcus saprophyticus, serta Streptococcus grup B
Sedangkan faktor resiko ISK saat kehamilan adalah karakteristik
sosiodemografi merupakan karakteristik yang terlihat sangat berhubungan sekali
dengan kejadian ISK. Sosiodemografi ini terdiri dari (1) Usia 30 tahun atau lebih,
(2) tidak bisa baca, tingkat pengetahuan rendah,(3) sosial ekonomi rendah, (4)
prilaku higien yang rendah, dan (5) penggunaan pakaian dalam dengan bahan
dasar selain katun. Selain sosiodemografi faktor resiko lainnya adalah wanita
hamil yang multigravida ≥ 4, memiliki anak lebih dari satu, dan memiliki riwayat
ISK sebelumnya.29-33 .

Dampaknya :
Infeksi saluran kemih (sistitis) dalam kehamilan dapat memberikan
pengaruh dalam kehamilan, seperti: dapat menyebabkan pielonefritis akut, serta
pada beberapa kejadian dapat menyebabkan abortus, partus prematurus, dan
kematian janin dalam kandungan. (Fadlun dan Feryanto, A. 2013. Asuhan
Kebidanan Patologi. Jakarta: Salemba Medika.)
Penatalaksanaan :
Semua ibu hamil harus ditawarkan skrining rutin untuk bakteriuria
asimtomatik melalui kultur MSU di awal kehamilan yang dilanjutkan dengan
terapi yang tepat. ISK dalam kehamilan telah terbukti berhubungan dengan
kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah meskipun bukti ini masih
kontroversial. Umumnya, jika ibu mengalami refluks nefropati sebagai penyebab
ISK, terdapat peningkatan resiko bahwa bayi juga dapat mengalami gangguan ini.
Apabila organisme yang menyebabkan ISK yaitu jenis streptococcus grub B
dibutuhkan terapi dengan antibiotik pada saat diagnosis. Antibiotik intrapartum
juga disarankan. Bakteriuria tersebut berhubungan dengan peningkatan sepsis
neonatus.
1. Penatalaksanaan dan asuhan medis
a. Beri terapi ISK sesuai jenis penyebab bakteriuria secara cepat.
b. Pastikan antibiotik yang dipilih aman digunakan saat kehamilan.
c. Hindari trimetroprim di trimester I karena merupakan antagonis folat.
d. Augmentin meningkatkan resiko enterokolitis nekrotik pada neonatus jika
dikonsumsi di sekitar waktu kehamilan.
e. Pertimbangkan antibiotik profilaksis untuk mencegah ISK berulang.
f. Pada kasus pielonefritis akut, lakukan hospitalisasi mulai beri antibiotik
IV ganti ke antibiotik oral jika dapat di toleransi, beri hidrasi per IV dan
analgetik yang adekuat.
g. Pantau fungsi ginjal dan pertimbangkan USG ginjal.
2. Penatalaksanaan asuhan kebidanan
Periksa MSU setiap bulan lebih sering jika didapatkan indikasi antara lain:
a. Disuria
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Dipstik urin positif untuk hematuria/proteinuria atau nitrat
d. Nyeri abdomen bawah atau nyeri tekan ginjal
e. Pireksia
Selalu lakukan tes kesembuhan pada MSU setelah setiap terapi ISK dan
motivasi kepatuhan terhadap regimen antibiotik yang telah diresepkan. Beri
saran:
a. Minum 2 liter air per hari
b. Kosongkan kandung kemih setelah berhubungan seksual
c. Selalu bersihkan perineum dari arah depan ke belakang
d. Minum 200-300 ml cranberry juice setiap hari dapat mengurangi resiko
ISK berualang
Apabila penyebab streptococcus grub B adalah organisme kausatif,
informasikan kepada ibu untuk menempatkan catatan pengingat untuk
pemberian antibiotik dalam persalinan. Jika didapatkan pielonefritis maka:
a. Rujuk ke rumah sakit jika dicurigai pielonefritis akut
b. Beri analgesik dan antibiotik sesuai yang diresepkan
c. Pantau suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi setiap jam
d. Catat keseimbangan cairan secara akurat

Robson, S. E. & Waugh, J. 2011. Patologi pada Kehamilan Manajemen & Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai