Anda di halaman 1dari 10

1

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MACAM-MACAM BARANG PERSEDIAAN :


1. Bahan baku 4. Bahan penolong
2. Barang dalam proses 5. Barang dagangan
3. Barang jadi 6. Sukucadang

PERLUNYA MANAJEMEN PERSEDIAAN :


1. Aset yg nilainya cukup/sangat besar
2. Sangat menentukan kelancaran produksi/operasi prsh.
3. Sangat menentukan pelayanan kepada konsumen (memberikan
kepuasan
4. Menimbulkan biaya cukup besar
5. Membutuhkan waktu penanganan yg lama (+/- 95%)

MANFAAT PERSEDIAAN (ALASAN PRSH MEMILIKI PERSEDIAAN) :


1. Untuk memenuhi permintaan yg sdh diantisipasi (tren, musiman,
peraturan)
2. Untuk memenuhi permintaan yg tidak diantisipasi (berjaga-jaga).
3. Untuk memperoleh potongan harga
4. Untuk mengantisipasi kenaikan harga (hedging)
5. Untuk mengantisipasi kelangkaan
6. Untuk menjamin kepuasan konsumen

ALASAN UTK TIDAK MEMILIKI PERSEDIAAN :


1. Menghindari biaya persediaan
2. Barang mudah diperoleh
3. Meminimalisir resiko hilang, rusak.
4. Meminimalisir resiko harga jual turun

TUJUAN MANAJEMEN PERSEDIAAN


1. Menjaga kelancaran proses produksi/operasi prsh.
2. Meminimalisir biaya persediaan dg jumlah persediaan yg “pas”, cara
pembelian yg tepat waktu/jumlah, pemilihan supplier yg tepat,
penyimpanan yg benar, dll.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan gudang.

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN PERSEDIAAN


1. ABC Analysis
2. Economic Order Quantity Model
3. Quantity Discount Model
4. Production Order Quantity Model
5. Optimum Inventory Model
6. Material Requirement Planning

ANALISIS ABC

Analisis ABC adl pengelompokan persediaan kedalam kelompok A, B dan C


berdasarkan besarnya nilai persediaan atau alasan lain.

CONTOH :
2

PT. ABCINDO mempunyai 10 item barang persediaan di gudang. Dibawah ini


daftar barang-barang tersebut dengan kode barang, volume dan harganya:
Item Volume Harga per unit Nilai Persediaan
(unit) (Rp) (Rp)

X 286 1.000 90.000 90.000.000


X 760 1.550 17.000 26.350.000
X 572 600 14.170 8.502.000
Y 526 500 154.000 77.000.000
Y 075 2.000 600 1.200.000
Y 307 1.200 420 504.000
Y 575 250 600 150.000
Z 867 350 42.860 15.001.000
Z 500 1.000 12.500 12.500.000
Z 036 100 8.500 850.000
Manajemen bermaksud mengelompokkan barang-barang tersebut berdasarkan
nilai ekonomis persediaannya dengan ketentuan sbb. :
* Kelompok A meliputi barang dengan nilai persediaan total 70% - 80%
* Kelompok B meliputi barang dengan nilai persediaan total 15% - 25%
* Kelompok C meliputi barang dengan nilai persediaan sisanya.
Bagaimana cara mengelompokkan barang-barang tersebut ?

Dengan ketentuan tersebut maka pengelompokan barang dapat dilakukan


dengan cara sbb. :

Item Jml Vol. Nilai Nilai Jml Jml. Nilai Kelp


Item Persediaan % % Persediaan Brg
X 286 1.000 90.000.000 38,78
Y 526 2 500 77.000.000 33,18 71,96 167.000.000 A
X 760 1.550 26.350.000 11,36
Z 867 3 350 15.001.000 6,46 23,20 53.851.000 B
Z 500 1.000 12.500.000 5,39
X 572 600 8.502.000 3,66
Y 075 2.000 1.200.000 0,52
Z 036 5 100 850.000 0,37 4,84 11.206.000 C
Y 307 1.200 504.000 0,22
Y 575 10
250 150.000 0,06 100

Total 232.057.000 100 232.057.000


Item barang X286 dan Y526 perlu mendapat perhatian paling besar (prioritas)
dalam pengelolaan (perencanaan, pembelian, pengawasan, penyimpanan,
supplier dsb.), krn nilainya paling besar/mahal.

ECONOMIC ORDER QUANTITY

EOQ adl kuantitas barang yang dibeli/dipesan per pesanan yang paling
ekonomis (biaya persediaannya minimal)
Tujuan analisis EOQ adl untuk menentukan volume pembelian per pesanan dan
frekuensi pembelian per periode yg membuat biaya persediaan per periode
menjadi minimal (ekonomis).

BIAYA PERSEDIAAN : Biaya Pemesanan & Biaya Penyimpanan

1. Biaya pemesanan mencakup semua biaya yg bervariasi dg frekuensi


pemesanan (makin sering pesan makin besar biayanya)
2. Biaya penyimpanan mencakup semua biaya yg bervariasi dg vol barang
yg dipesan/disimpan (makin banyak barang yg dipesan makin besar
biayanya)

ASUMSI DALAM EOQ


3

1. Kebutuhan barang per periode ditentukan/diketahui


2. Harga barang konstan (tidak ada diskon) dan lead time konstan
3. Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan.
4. Barang yg dipesan diterima sekaligus
5. Stockout (kehabisan/kekurangan barang) dapat dihindari
6. Jika terjadi perubahan pada poin-poin di atas, maka harus dilakukan
perhitungan ulang (reanalysis)

RUMUS EOQ :

Q* = √(2DS/H)
F* = D/Q*
T* = Jumlah harikerja per periode/F*
dimana :
D = kebutuhan barang per periode
S = biaya pemesanan per pesanan
H = biaya penyimpanan per unit per periode
Q* = volume pesanan paling ekonomis (EOQ)
F* = frekuensi pesanan paling ekonomis (EOF)
T* = jarak waktu pemesanan paling ekonomis

Biaya pemesanan per periode (Ordering Cost) = F x S


Biaya penyimpanan per periode (Carrying Cost) = ½ x Q x H

CONTOH :
PT. EOQYT membutuhkan bahan baku 1.000 unit per tahun. Bahan tsb dapat
dibeli dengan harga $5 per unit melalui pemesanan dengan biaya $10 per
pesanan. Bahan yang ada harus disimpan dengan biaya penyimpanan $0.5 per
unit per tahun. Prsh bekerja 250 hari per tahun. Lead Time 10 hari.
a. Berapa EOQ (Q*), EOF (F*), dan EOT (T*)-nya ?
b. Berapa biaya persediaan per tahun jika EOQ diterapkan ?
c. Benarkah biaya persediaan per tahun dg EOQ paling rendah ?

Jawab :

a). Q* = √(2DS/H) = √{(2 X 1000 X 10)/0.5} = 200


Volume pesanan paling ekonomis (EOQ) adalah 200 unit per pesanan.
F* = D/Q* = 1000/200 = 5
Frekuensi pesanan paling ekonomis (EOF) adalah 5 kali per tahun.
T* = Jumlah hari kerja/F* = 250/5 = 50
Jarak waktu antar pesanan paling ekonomis adalah 50 hari kerja (setiap 50 hari
kerja dilakukan pemesanan).
Jadi pemesanan yg paling ekonomis adl 5 kali per tahun @ 200 unit dan
dilakukan tiap 50 hari kerja.

b). Biaya penyimpanan, CC = ½ X 200 X $0.5 = $50


Biaya pemesanan, OC = 5 X $10 = $50
Biaya persediaan per tahun = $100

c). Tidak menggunakan EOQ (misal pembelian 4 kali per tahun @


250 unit).
CC = ½ X 250 X $0.5 = $ 62.5
OC = 4 X $10 = $ 40
Biaya persediaan per tahun = $102.5 (lebih tinggi dari $100)

Tidak menggunakan EOQ (misal pembelian 6 kali per tahun @


167 unit).
CC = ½ X 167 X $0.5 = $ 41.75
OC = 6 X $10 = $ 60
4

Biaya persediaan per tahun = $101.75 (lebih tinggi dari $100)

Jadi terbukti bahwa dg EOQ biaya persediaan per tahun paling


rendah ($100).

Bagaimana jika ada alternatif harga (tawaran diskon ) ?


→ Quantity Discount Model

JARAK PEMESANAN

Jarak waktu pemesanan dapat ditetapkan dengan 2 pendekatan :


1. Pendekatan waktu → T*
→ Tiap berapa hari/minggu/bulan pemesanan barang
harus dilakukan ?
T* = Jumlah hari kerja/F*

Contoh 1 : Jumlah hari kerja 250 hari


Frekuensi pemesanan ekonomis (F*) = 5 kali
Maka, T* = 250/5 = 50 hari
Artinya, pemesanan kembali dilakukan tiap 50 hari kerja.

2. Pendekatan kuantitas persediaan → Reorder Point


→ Ketika barang di gudang tinggal berapa unit
pemesanan harus dilakukan lagi ?

Reorder Point (ROP) :


a. Bagi perusahaan yg lead time dan pemakaian barang konstan, tidak perlu
ada persediaan pengaman (safety stock).
ROP = Kebutuhan selama Lead Time

Contoh 2a : Kebutuhan per hari = 1000/250 = 4 unit


Lead time = 10 hari
Maka, ROP = 4 x 10 = 40 unit
Artinya, pemesanan kembali dilakukan ketika persediaan
tinggal 40 unit.

b. Bagi perusahaan yg lead time-nya atau pemakaian/kebutuhan per harinya


tidak konstan, manajemen merasa perlu memiliki persediaan pengaman
(Safety Stock). Maka :
ROP = Safety Stock + Kebutuhan selama Lead Time

Contoh 2b : Safety stock = 20 unit


Kebutuhan per hari = 4 unit
Lead time = 10 hari
Maka, ROP = 20 + (4 x 10) = 60 unit
Artinya, pemesanan kembali dilakukan ketika persediaan
tinggal 60 unit.

SAFETY STOCK DAN REORDER POINT

ROP = SS + Kebutuhan selama LT

Safety stock adalah persediaan barang yang diadakan untuk menghindari


terganggunya proses produksi akibat kelangkaan (ketiadaan/kehabisan)
barang/bahan.
Safety stock hanya digunakan dalam keadaan darurat (jadwal produksi sudah
tiba, bahan yang dipesan belum tiba).
Safety Stock perlu ditetapkan jika lead time atau kebutuhan per hari tidak
konstan.
Penetapan SS dan ROP menggunakan model probabilitas berdasarkan
pengalaman yang lalu.
5

Contoh 1 : Lead time : 5 hari


Kebutuhan rata-rata per hari : 10 unit.
Biaya penyimpanan : $5 per unit per tahun.
Biaya kehabisan persediaan : $7 per unit.
Frekuensi pemesanan optimal (F*): 6 kali per tahun
Pengalaman 20 kali pemesanan menunjukkan bhw kebutuhan/
penggunaan barang selama lead time adl sbb. :

Kebutuhan selama LT Frekuensi Probabilitas


30 unit 4 kali 0,2
40 unit 4 kali 0,2
50 unit 6 kali 0,3
60 unit 4 kali 0,2
70 unit 2 kali 0,1
20 kali

Berapa SS yang harus dimiliki perusahaan ? Berapa ROP-nya ?

ROP SS Biaya Biaya Kehabisan Biaya


Penyimpanan Persediaan Total
70 u 20 u 20($5) = $100 0 $100
60 u 10 u 10($5) = $50 10(0,1)($7)(6) = $42 $92
50 u 0 0 10(0,2)($7)(6) = $84
20(0,1)($7)(6) = $84 $168

SS yg paling baik (biayanya minimal) adl 10 unit.


ROP = SS + Kebutuhan selama lead time
= 10 + (5 x 10) = 60 unit.

LEAD TIME

Lead time (waktu tunggu) yg optimal perlu ditentukan bila pengalaman


menunjukkan terjadinya LT yg berbeda-beda. Penentuan LT perlu
mempertimbangkan kebutuhan barang, JHK, biaya penyimpanan, biaya
kehabisan persediaan (stock-out cost), dan probabilitas terjadinya kehabisan
persediaan (stock-out).

Contoh : EOQ = 3.460 unit


JHK = 300 hari per tahun
Kebutuhan per tahun = 12.000 unit
Harga barang (normal) = Rp 1.000 per unit
Harga barang (darurat) = Rp 1.100 per unit
Biaya penyimpanan = 15% dari harga beli
Data LT yang pernah dialami :
Lead time Frekuensi terjadi Probabilitas
4 hari 3 kali 0,15
5 hari 8 kali 0,40
6 hari 6 kali 0,30
7 hari 3 kali 0,15
20 kali

Berapa hari lead time yg optimal ?

Penyelesaian :
EOQ
PCC = --------- x Biaya penyimpanan per unit per tahun
JHK

EOQ
PCC = --------- x % biaya penyimpanan x harga
JHK
6

PCC = (3.460/300) x 15% x 1000 = 1.730

LT yg LT yg terjadi Biaya penyimpanan potensial (PCC)


diperkirakan
4 hari 4 hari --- 0
5 hari 4 hari 1 x 0,15 x 1.730 = 259,5 259,5
6 hari 4 hari 2 x 0,15 x 1.730 = 519,0
5 hari 1 x 0,40 x 1.730 = 692,0 1.211
7 hari 4 hari 3 x 0,15 x 1.730 = 778,5
5 hari 2 x 0,40 x 1.730 = 1.384
6 hari 1 x 0,30 x 1.730 = 519,0 2.681,5

Kebutuhan per periode


PSOC = --------------------------------- x soc per unit
Jumlah hari kerja

12.000
= ----------- x 100 = 4.000
300

LT yg dip LT yg Biaya kehabisan Potensial


Terjadi
4 hari 7 3 x 0,15 x 4.000 = 1.800
6 2 x 0,30 x 4.000 = 2.400
5 1 x 0,40 x 4.000 = 1.600 5.800
5 hari 7 2 x 0,15 x 4.000 = 1.200
6 1 x 0,30 x 4.000 = 1.200 2.400
6 hari 7 1 x 0,15 x 4.000 = 600 600
7 hari 7 ---- 0

Lead time dan biaya :


LT PCC PSOC Total
4 hari 0 Rp 5.800 Rp 5.800
5 hari Rp 259,5 2.400 2.659,5
6 hari 1.211,0 600 1.811
7 hari 2.681,5 0 2.681,5

Lead time yg optimal adl 6 hari dg biaya potensial Rp 1.811 (paling rendah).

QUANTITY DISCOUNT MODEL

EOQ ditetapkan dg asumsi harga barang sama (1 harga) utk pembelian barang
dg kuantitas yg berbeda. Bgmn jika harga barang berbeda utk kuantitas barang
yg berbeda ? Bagaimana jika ada alternatif harga (tawaran diskon) ?
Diskon yg ditawarkan pemasok biasanya makin besar (harga makin murah) jika
volume pembelian barang makin besar. Adanya harga berbeda atau diskon
harus dipertimbangkan, apakah lebih baik membeli dengan diskon atau membeli
dengan EOQ.
QDM digunakan jika ada beberapa alternatif harga dlm pembelian barang
(harga barang berbeda utk kuantitas barang yg berbeda). Perhitungannya sama
dg EOQ, tetapi harus dihitung untuk tiap-tiap alternatif harga.

Contoh :
PT. EOQYT membutuhkan bahan baku 1.000 unit per tahun. Bahan dapat
dibeli/dipesan dengan biaya $10 per pesanan. Barang yang ada harus disimpan
dengan biaya penyimpanan $0.5 per unit per tahun. Pemasok menawarkan
barang tsb dg 3 alternatif harga sbb. :
Harga $5 untuk pembelian minimal 100 unit
7

Diskon 2% untuk pembelian minimal 300 unit


Diskon 3% untuk pembelian minimal 500 unit

a. Berapa volume pembelian yg paling ekonomis ?


b. Berapa biaya persediaan per tahun jika alternatif tsb dipilih ?
c. Berapa pengeluaran utk persediaan per tahun dr alternatif tsb ?

Jawaban :
a. Pemilihan alternatif harga dan volume pembelian.

Jika digunakan harga $5 (alt I, tanpa diskon) :


Volume pembelian = 100 unit
Frekuensi pembelian = 1.000/100 = 10 kali
Harga barang = 1.000 x $5 = $ 5,000
CC = ½ x100 x $0,5 = $ 25
OC = 10 X $10 = $ 100
Biaya persediaan per tahun = $ 125
Harga barang + Biaya persediaan = $ 5,125

Jika digunakan diskon 2% atau harga $4.9 :


Volume pembelian = 300 unit
Frekuensi pembelian = 1.000/300 = 3,33 kali
Harga barang = 1.000 x $4.9 = $ 4,900
CC = ½ x 300 x $0.5 = $ 75
OC = 3,33 x $10 = $ 33.3
Biaya persediaan per tahun = $ 108.3
Harga barang + biaya persediaan = $ 5,008.3

Jika digunakan diskon 3% atau harga $4.85


Volume pembelian = 500 unit
Frekuensi pembelian = 1.000/500 = 2 kali
Harga barang = 1.000 x $4.85 = $4,850
CC = ½ x 500 x $0.5 = $ 125
OC = 2 x $10 = $ 20
Biaya persediaan per tahun = $ 145
Harga barang + biaya persediaan = $ 4,995

Q* = √{2(1000)(10)/0.5} = 200 unit


Volume pembelian = 200 unit
Frekuensi pembelian = 1.000/200 = 5 kali
Harga barang = 1.000 x $5 = $5,000
CC = ½ x 200 x $0.5 = $ 50
OC = 5 x $10 = $ 50
Biaya persediaan per tahun = $ 100
Harga barang + biaya persediaan = $ 5,100

Jadi Alternatif harga $4.85 adl paling ekonomis, dg pembelian 2 kali per tahun @
500 unit, dg pengeluaran total per tahun $ 4,995.

BIAYA PENYIMPANAN YG TIDAK KONSTAN

Lihat contoh diatas ! Bagaimana bila biaya penyimpanan 10% dr harga barang
(tidak konstan $0.5) ?

Jika digunakan harga $5 per unit (Alt I, tanpa diskon) :


Pengeluaran persediaan per tahun = $ 5,125

Jika digunakan diskon 2% atau harga $4.9 (Alt II) :


Volume pembelian = 300 unit
Frekuensi pembelian = 1.000/300 = 3,33 kali
Harga barang = 1.000 x $4.9 = $ 4,900
8

CC = ½ x 300 x $0.49 = $ 73.5


OC = 3,33 x $10 = $ 33.3
Biaya persediaan per tahun = $ 106.8
Harga barang + biaya persediaan = $ 5,006.8

Jika digunakan diskon 3% atau harga $4.85 (Alt III) :


Harga barang = 1.000 x $4.85 = $4,850
CC = ½ x 500 x $0.485 = $ 121.25
OC = 2 x $10 =$ 20
Biaya persediaan per tahun = $ 141.25
Harga barang + biaya persediaan = $4,991.25

Q* = √{2(1000)(10)/0.485} = 203,07 unit


Q* berada diluar interval 500 – 1000 unit, maka tidak dapat dipilih.
Jadi Alternatif harga $4.85 paling ekonomis, dg pembelian 2 kali per tahun @
500 unit, dg pengeluaran total per tahun $4,991.25

PRODUCTION ORDER QUANTITY MODEL

Model ini digunakan jika prsh bisa menerima barang yang dipesan/dibeli tidak
sekaligus (terus-menerus secara berangsur-angsur), atau produksi dan
penjualan berlangsung terus-menerus sepanjang waktu.

Q : Jumlah unit per pesanan


2DS H : Biaya penyimpanan per unit per periode
Q*p = √ --------------
H{1-(d/p)} S : Biaya 1 kali set-up
p : Tingkat produksi harian
d : Permintaan harian

Biaya set-up per periode = (S x D)/Q*

Q* x H x (P – D)
Biaya penyimpanan per periode = -----------------------
2xP

Contoh 1 :
PT. PRODQY membuat dan menjual produk. Permintaan produk 1.000 unit per
tahun atau 6 unit per hari, sedangkan produksi harian paling ekonomis 8 unit.
Biaya set-up/pemesanan $10 per set-up, dan biaya penyimpanan $0.5 per unit
per tahun.
Berapa pesanan produksi paling ekonomis ?
Berapa biaya persediaannya ?

2(1.000)(10)
Q*p = √ -------------------- = 400 unit.
0,5{1-(6/8)}

Pesanan produksi paling ekonomis adl 400 unit per pesanan produksi.
Frekuensi pesanan produksi = 1000/400 = 2,5 kali
Biaya set up per periode = $10 x 2,5 = $25
Jumlah hari kerja = 1000/6 = 166,67
Produksi per tahun = 166,67 x 8 unit = 1333,33 unit
Kebutuhan per tahun = 166,67 x 6 unit = 1000 unit

400 x $0.5 x (1333,33 – 1000)


Biaya penyimpanan = ------------------------------------------ = $25
per periode 2 x 1333,33

Biaya persediaan = $25 + $25 = $50


9

Masa Siklus produksi = 400/8 = 50 hari


Masa siklus permintaan = 400/6 = 66,67 hari
Jumlah hari kerja untuk produksi = 2,5 x 50 hari = 125 hari per tahun
Jumlah hari kerja untuk penjualan = 2,5 x 66,67 hari = 166,67 hari per tahun.

Contoh 2 :
PT. PROQUY menghadapi permintaan 1 unit per hari, sementara kapasitas
produksi 4 unit per hari. Biaya set up Rp 4.000 per siklus, sedangkan biaya
penyimpanan persediaan Rp 150 per unit per tahun. Berapa kuantitas produksi
ekonomisnya ? Berapa panjang siklus produksi dan siklus permintaannya ?
Berapa besar biaya persediaan barang ?

Dg asumsi jumlah hari kerja = 360 hari maka :

2 x 360 x 4.000
POQ = Q*p = √ ------------------------ = 160 unit.
150 x (1 – 1/4)

Frekuensi pemesanan per tahun = 360/160 = 2,25 kali


Masa siklus produksi = 160/4 = 40 hari
Masa siklus permintaan = 160/1= 160 hari
Jumlah hari kerja untuk produksi = 2,25 x 40 hari = 90 hari per tahun
Jumlah hari kerja untuk penjualan = 2,25 x 160 hari = 360 hari per tahun.

Biaya set-up = Rp 4.000 x (360/160) = Rp 9.000


160 x Rp 150 x (1.440 – 360)
Biaya penyimpanan = ---------------------------------------- = Rp 9.000
2 x 1.440
Biaya persediaan = Rp 18.000

OPTIMUM INVENTORY MODEL

OIM digunakan pada prsh yg penjualannya berfluktuasi cukup besar (musiman)


dan risiko kerusakan barang/bahan dalam penyimpanan besar (misalnya
penjualan buah-buahan).

Contoh :
Seorang pedagang besar buah mencatat penjualan barang dagangannya sbb. :

Penjualan Frekuensi
100 kg 10 kali Keterangan :
110 kg 20 kali Harga beli = Rp 1.000 per kg
120 kg 40 kali Harga jual = Rp 1.400 per kg
130 kg 60 kali
140 kg 40 kali Pertanyaan :
150 kg 20 kali Berapa persedian optimalnya ?
160 kg 10 kali
200 kali

Jawab :
Volume Probabilitas Prob.Kum Prop. Laba PK – PL
Penjualan (Frek Rel) (PK) (PL)
100 0,05 0,00 0,2857 - 0,2857
110 0,10 0,05 0,2857 - 0,2357
120 0,20 0,15 0,2857 - 0,1357
130 0,30 0,35 0,2857 0,0643
10

140 0,20 0,65 0,2857 0,3640


150 0,10 0,85 0,2857 0,5643
160 0,05 0,95 0,2857 0,6643

Persediaan optimum apbl (PK – PL) negatif paling kecil.


Jadi persediaan optimum adl 120 kg.

-----*m.a,11.03.16*-----

Anda mungkin juga menyukai