Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

“Penyakit Tidak Menular”

Oleh :
Lilis Hinmatul Hijra 18010002
Ulfa Lailatul Fadilla 18010004
Filda Maulidya Efendi 18010006
Hafidhotul Khoiriah 18010007
Widya Putri Anggraini 18010009

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali tidak


terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam
tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian
dini. Keadaan ini menimbulkan beban pembiayaan yang besar bagi penderita, keluarga
dan negara.PTM ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko, yaitu merokok,
kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol. Peningkatan
kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam
pengendalian PTM. Insiden dan prevalensi PTMdiperkirakanterjadi peningkatan secara
cepat pada abad ke-21. Ini merupakan tantangan utama masalah kesehatan di masa yang
akan datang.Pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh
kesakitan di dunia (Fuadah, dkk).

Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, SKRT


2001, dan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, persentase kematian disebabkan
PTM secara berurutan adalah 41,7%, 49,9%, dan 59,5%. Telah terjadi transisi proporsi
penyebab kematian, dari sebelumnya lebih banyak kematian disebabkan penyakit
menular, menjadi lebih banyak kematian disebabkan PTM. Selain itu, berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2009-2010, persentase proporsi pasien
PTM rawat inap meningkat 2,5% dan persentase proporsi pasien PTM rawat jalan
meningkat 0,39%.1 Sedangkan, menurut RISKESDAS 2013, beberapa PTM tertentu
mengalami kenaikan prevalensi, tetapi beberapa PTM tertentu lainnya mengalami
penurunan. Adanya perbedaan antara prediksi dengan data dapat dikarenakan data yang
terpublikasi hanya meliputi beberapa PTM terpilih pada periode tertentu, sehingga
kurang dapat menggambarkan perkembangan terkini PTM (Adhania, dkk).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi penyakit tidak menular?

2. Apa Faktor risiko penyakit tidak menular?

3. Apa sajakarakteristik penyakit tidak menular?

4. Apa saja prinsip-prinsip pencegahan  penyakit tidak menular?

5. Apa saja jenis-jenis penyakit tidak menular?

6. Apa saja bahaya penyakit tidak menular?

7. Bagaimana cara untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penyakit tidak menular

2. Untuk mengetahui faktor resikp penyakit tidak menular

3. Untuk mengetahui karakteristik penyakit tidak menular

4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pencegahan penyakit tidak menular

5. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit tidak menular

6. Untuk mengetahui bahaya penyakit tidak menular

7. Untuk mengetahui cara mendeteksi dini penyakit tidak menular


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak
dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. Penyakit tidak menular (PTM),
juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka
memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat.

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit menahun/kronis yang


diakibatkan oleh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku mengkonsumsi
makanan rendah serat dan tinggi lemak, dan kurang beraktivitas fisik serta kebiasaan
merokok setiap hari. Pengendalian penyakit tidak menular diartikan sebagai pencegahan
dan penanggulangan penyakit tidak menular.

Penyakit tidak menular (PTM) secara umum meliputi penyakit jantung, stroke,
kanker, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit sendi yang sebagian non infeksi, nyeri
punggung yang menyebabkan ketidakmampuan bekerja, cedera berat yang disebabkan
kecelakaan lalu lintas dan trauma serta penyakit-penyakit dan kelainan bentuk lain yang
menyebabkan kecacatan.

PTM merupakan penyakit yang dapat dicegah apabila faktor risikonya


dikendalikan, sehingga perawatan pasien PTM mencerminkan kegagalan dari
pengelolaan program penanggulangan PTM. Penanggulangan PTM merupakan
kombinasi upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat dan individu
yang bersangkutan. Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mengembangkan
sistem pelayanan yang dapat mendukung upaya pemeliharaan kesehatan mandiri pada
masyarakat, dengan lebih mengedepankan pendekatan promotif dan preventif.

2.2 Faktor risiko penyakit tidak menular

Sesuatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu penyakit
tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu, yaitu merokok (aktif & pasif),
kegemukan, minum minuman beralkohol, kurang aktivitas fisik/olahraga, kurang makan
buah dan sayur, makanan tinggi karbohidrat & lemak, tekanan darah tinggi, gula darah
tinggi, dan stres.

2.3 Karakteristik penyakit tidak menular

Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi
antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi,
infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent)

1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa
mengetahui spesifikasi dari agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-
beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas) Pathogenitas Agent : kemampuan /
kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif

2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu
dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda
mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak
berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.

3. Relasi Agent – Host


a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan
manifestasi (gejala dan tanda).
Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
f. Rute dari keterpaparan,melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem
integumen/kulit dan sistem vaskuler.
2.4 Prinsip-prinsip pencegahan  penyakit tidak menular

1. Mengutamakan preventif, promotif melalui berbagai kegiatan edukasi dan


promotif-preventif,dengan tidak mengesampingkan aspek kuratif-rehabilitatif
melalui peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan.

2. Melaksanakan pencegahan pada seluruh siklus hidup manusia, sejak dalam


kandungan, hingga bayi, balita, anak sekolah, remaja,  dewasa, diikuti  perbaikan
budaya hidup bersih dan sehat. Yang dimaksud seluruh siklus hidup adalah sejak
hamil, lahir, anak sekolah, remaja, dewasa, usia lanjut sesuai dengan masalah
pada kelompok usia tersebut. Pada kelompok usia 1000 hari pertama, fokus
pencegahan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar gizi dan kesehatan agar
tidak terjadi gangguan pertumbuhan.

3. Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang, yang difokuskan pada peningkatan


konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, dengan mengurangi lemak serta
minyak dan membatasi gula dan garam.

4. Menggerakkan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik dan menimbang berat


badan secara teratur.

5. Melibatkan semua sektor, baik Pemerintah maupun masyarakat, untuk secara


nyata melakukan sinergi dalam  melakukan PTM.

2.5 Jenis-jenis penyakit tidak menular

1. Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas


140mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmHg (smelz&bare, 2002).

2. Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang
lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan
serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan
antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan
darah bersih dan darah kotor tercampur.

3. Diabetes Mellitus

Diabetes atau yang sering disebut dengan Diabetes Mellitus merupakan


penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin,zat yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas.Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi
insulin,meskipun jumlahnya normal. Seseorang dikatakan menderita Diabetes jika kadar
glukosa dalam darahnya di atas 120mg/dl (dalam kondisi berpuasa) dan di atas
200mg/dl (dua jam setelah makan).

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit peradangan paru yang
berkembang dalam jangka waktu panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari
paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya
sulit bernapas.

5. Kanker

Penyakit Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker adalah istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari
berbagai jenis penyakit kanker. Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam
tubuh manusia.

6. Osteoporosis

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009)

7. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak.

Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang


dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di
Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk
menggarisbawahi betapa seriusnya stroke ini, beberapa tahun belakangan ini telah
semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah
dikenal luas, “serangan jantung”. stroke terjadi karena cabang pembuluh darah
terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara

2.6 Bahaya penyakit tidak menular


a. Menurunnya produktivitas
b. Mengakibatkan kecacatan
c. Ketidakmampuan beraktivitas
d. Komplikasi berbagai penyakit
e. Beban ekonomi keluarga
f. Kematian

2.7 Pencegahan penyakit tidak menular


1. Beraktifitas fisik paling tidak 30 menit setiap hari
2. Tidak merokok atau mengkonsumsi tembakau dan tidak minum alkohol
3. Hindari minuman mengandung pemanis, batasi konsumsi makanan energi padat
(terutama makanan olahan tinggi kadar gula, atau rendah serat, atau tinggi kadar lemak).
4. Perbanyak makan beraneka ragam sayuran, buah-buahan, semua biji-bijian dan kacang-
kacangan seperti buncis.
5. Batasi konsumsi daging merah dan hindari daging olahan
6. Batasi konsumsi makanan yang asin
7. Capai berat badan ideal
8. Berikan ASI Ekslusif 6 bulan pada bayi

2.8 Cara untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular


1. Memeriksa tekanan darah
2. Memeriksa kadar gula darah
3. Kontrol berat badan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak
dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. Penyakit tidak menular (PTM),
juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka
memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat.
DAFTAR PUSTAKA

Adhania, C. C. Guswan W., dan Pandji I.F. 2018. Prevalensi Penyakit Tidak Menular
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung Tahun 2013-2015
(Link:https://www.researchgate.net/publication/329651316_Prevalensi_Penyak
it_Tidak_Menular_pada_Fasilitas_Kesehatan_Tingkat_Pertama_di_Kota_Band
ung_Tahun_2013-2015) Diakses pada Maret 2020

Zakiyyatul, F. D., dan Naning F. R. 2018. Pemanfaatan pos pembinaan terpadu


(posbindu) penyakit tidak menular (ptm) pada penderita hipertensi. 20 Jurnal
Ners dan Kebidanan, Vol. 5, No. 1

Wibowo, A. - . Penyakit Tidak Menular. (Link:


https://www.scribd.com/document/376671970/Penyakit-tidak-menular)
Diakses pada Maret 2020

Setiawan, A. 2015. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. (Link:


https://karyatulissekolah.blogspot.com/2015/01/makalah-epidemiologi-
penyakit-tidak.html) Diakses pada Maret 2020

Anonim. - . BAB II. (Link:


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2461/BAB%20II.pdf)
Diakses pada Maret 2020

Rokom. 2013. Prinsip Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Regulasinya.
(Link:http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20130626/488116/prinsip-pencegahan-penyakit-tidak-menular-ptm-dan-
regulasinya/) Diakses pada Maret 2020-03-14

Willy, T. 2018. Penyakit Paru Obstruktif Kronis. (Link:


https://www.alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis) Diakses pada
Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai