Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH KOMBINASI STIMULUS KOGNITIF DAN PSIKOMOTORIK

TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK DI SDN 02 DONOSARI


KECAMATAN PATEBON

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:
DEVI ARDITA INDAH NORVITASARI
NIM : SK.115.007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
KENDAL, MARET 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia sekolah merupakan usia yang sangat baik untuk perkembangan

otak, termasuk daya ingat. Pada usia sekolah terjadi perkembangan memori

yang sangat pesat, begitu pula dengan kemampuan mengingatnya. Apabila

dalam tahapan usia sekolah perkembangan otak dapat dimaksimalkan dengan

baik maka dapat menunjang dalam pencapaian prestasi anak. Proses

mengingat sangat dibutuhkan dalam aktivitas belajar. Hasil belajar atau

informasi yang diperoleh disimpan agar dapat digunakan kembali suatu saat,

maka informasi tersebut harus disimpan dalam memori (Djamarah, 2013).

Daya ingat atau memory dapat menerima, menyimpan, dan

memproduksi kembali kesan-kesan atau tanggapan atau pengertian (Ahmadi

dan Supriyono, 2013). Mengingat merupakan proses memanggil kembali

informasi yang telah disimpan di dalam otak. Otak merupakan tempat

menerima, menyimpan kemudian mengenali informasi yang ada, artinya otak

adalah pusat ingatan manusia (Markowitz & Jensen, 2002 dalam Wulandari,

2009). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-

macam jenis ingatan ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan

sehat manusia akan selalu melakukan proses mengingat (Wulandari, 2009).

Setiap manusia memiliki kemampuan mengingat, namun pada masing-

masing individu akan mempunyai kemampuan ingatan yang berbeda-beda

1
2

(individual defferences). Hal ini karena dalam proses mengingat, stimulasi

yang masuk disimpan dalam ingatan, tetapi tidak semua stimulus yang masuk

di simpan dalam ingatan. Stimulus yang masuk dalam ingatan tergantung dari

seberapa besar stimulus tersebut mendapat perhatian dari individu. Misalnya

stimulus yang berupa sinar, suara, bau, kontak fisik dengan orang lain dan

obyek tertentu serta bentuk-bentuk visual lainnya akan mampu bertahan lebih

lama jika mendapatkan perhatian lebih dari individu (Raharjo, 2012).

Kemampuan ingatan dari peserta didik merupakan hal yang sangat

menentukan dalam proses belajar, karena sebagian besar pelajaran di sekolah

adalah mengingat. Namun, tidak setiap siswa memiliki daya ingat yang baik.

Dalam setiap kelas, misalnya, pasti ada siswa yang memiliki daya ingat baik

dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Hal ini sesuai pendapat

Kapadia (2009) yang menyatakan bahwa beberapa orang memiliki daya ingat

yang baik, dan yang lainnya berdaya ingat buruk. Proses pembelajaran di

kelas akan berlangsung lancar bila seluruh siswa memiliki daya ingat yang

baik. Tetapi ketika sebagian besar siswa memiliki daya ingat buruk yang

ditandai dengan kesulitan siswa dalam mengingat materi pelajaran tentunya

akan timbul masalah karena proses pembelajaran menjadi lamban (Raharjo,

2012).

Memori anak walaupun berkembang dengan pesat, namun tetap

memiliki kelemahan. Greeno (1978) dalam Nurlaila (2011) menyebutkan

salah satu unit hippocampus merupakan unit tempat penyimpanan (storage),

dari memori (ingatan). Maka ingatan tersebut dapat berbentuk ingatan jangka
3

pendek atau ingatan jangka panjang. Sedikitnya ada tiga sistem dalam

memori menurutnya, yaitu sistem penyimpanan ingatan jangka sangat

pendek, sistem ingatan jangka pendek dan sistem ingatan jangka panjang.

Sistem ingatan jangka sangat pendek artinya anak memiliki kemampuan

untuk menerima sejumlah besar informasi. Bila informasi diberikan secara

serentak informasi itu hanya bertahan dalam waktu sekejap, untuk memori

jangka pendek hanya mampu bertahan 20-30 detik (Walgito, 2010).

Informasi yang hanya bertahan dalam jangka waktu yang sekejap bukanlah

suatu pengetahuan. Oleh karena itu pemberian informasi kepada anak

sebaiknya secara bertahap dan tidak dalam jumlah yang besar, meskipun

kelihatannya anak haus akan informasi (Santrock, 2015).

Hakikatnya daya ingat sangat berhubungan langsung dengan anak

melalui pengalaman, apa yang telah dilihat dan apa yang terjadi disekeliling

anak. Melatih daya ingat anak hendaknya dilakukan sejak usia dini melalui

kegiatan pembiasaan yang menyenangkan agar anak memiliki daya ingat

yang kuat. Daya ingat anak usia dini yang di maksud dalam hal ini bukanlah

suatu proses yang rumit yang harus dikuasai anak untuk memahami konsep

tentang suatu hal melainkan pada bagaimana mereka dapat mengetahui dan

menyebutkan kembali benda-benda yang pernah dilihat dan dipelajari anak

(Pratiwi, 2017).

Fenomena menurunnya daya ingat juga terjadi pada anak sekolah.

Penelitian Dwijo (2014)tentang penurunan daya ingat pada anak sekolah di

Jakarta menyebutkan bahwa 4.015 siswa usia 6-13 tahun di 10 SD di Jakarta


4

Pusat dan Jakarta Barat menunjukkan 26,2% anak mengalami penurunan

daya ingat.

Faktor yang mempengaruhi daya ingat menurut Ahmadi (2014) yaitu

faktor individu, faktor objek yang diingat dan faktor lingkungan. Faktor

individu dipengaruhi dari dalam individu seperti sifat, keadaan jasmani,

keadaan rohani, dan umur. Faktor objek yang diingat meliputi sesuatu yang

memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai

keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup

kuat lebih mudah diingat oleh seseorang. Sementara faktor lingkungan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang menunjang dan terhindar dari

adanya gangguan-gangguan.

Gangguan daya ingat harus segera dideteksi agar dapat diintervensi

untuk memperbaiki atau mencegah memburuknya fungsi kognitif. Fungsi

kognitif yang memburuk berdampak pada menurunnya kemampuan

konsentrasi terhadap stimulus (misalnya pertanyaan harus diulang), proses

pikir yang tidak tertata (misalnya tidak relevan atau inkoheren), menurunnya

tingkat kesadaran, gangguan persepsi, ilusi dan halusinasi. Individu yang

mengalami masalah fungsi kognitif akan memiliki kesulitan dengan ingatan,

persepsi dan belajar (Andreas, 2017).

Daya ingat merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

terutama dalam proses pembelajaran dan peningkatan prestasi akademis anak.

Anak dengan daya ingat yang baik maka prestasi akademis anak juga akan

baik. Anak dengan daya ingat yang kurang akan berdampak pada rendahnya
5

prestasi anak.Anak dengan daya ingat yang kurang menyebabkan rasa

percaya diri anak rendah akibat kalah bersaing dengan teman sekolahnya

(Prasetyo, 2016).

Salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan

melakukan stimulasi. Salah satu stimulasi yang dapat dilakukan adalah

stimulasi kognitif dan psikomotorik. Proses pembelajaran dengan melakukan

treatment stimulasi kognitif dan psikomotorik dapat merangsang kemampuan

anak untuk mengembangkan kemampuan daya ingatnya. (Muhibin, 2009).

Stimulasi kognitif merupakan salah satu stimulasi yang membantu klien

untuk meningkatkan kemampuan rasional (Kurniawan, 2012). Penerapan

stimulasi kognitif, pada anak khususnya untuk anak usia sekolah dapat

dilakukan melalui modifikasi kognitif perilaku dengan menambahkan

penekanan pada berpikir, salah satunya melalui permainan pesan kata

berantai. Stimulasi psikomotorik merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan ketrampilan (Skill) atau kemampuan bertindak akibat adanya

dorongan dari pikiran perasaan dan kemauan dalam diri sendiri (Kurniawan,

2012). Pemberian stimulasi psikomotorik dapat dilakukan melalui uji

keterampilan dan ketangkasan, salah satunya melalui permainan congklak.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Majerus (2013) tentang gangguan

memori pada anak-anak, hasil penelitiannya menyatakan bahwa sebagian

besar anak usia sekolah mengalami gangguan memori jangka pendek

sedangkan gangguan memori episodik sering terjadi pada anak-anak yang

menderita cedera otak traumatis. Hasil penelitian Daulay (2010) tentang


6

pengaruh penerapan terapi kognitif perilaku terhadap perubahan pikiran dan

perilaku anak usia sekolah yang mengalami kesulitan belajar. Hasil

penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan terapi kognitif

perilaku terhadap perubahan pikiran pada anak usia sekolah.Hasil penelitian

Ranganath, Flegal, dan Kelly (2011) tentang stimulasi kognitif terhadap

peningkatan memori episodik. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa setelah

dilakukan stimulasi kognitif terjadinya peningkatan kemampuan mengingat

peristiwa masa lalu.

Hasil penelitian Santos (2015) tentang pengaruh terapi psikomotorik

pada anak dengan gangguan perilaku terhadap kemampuan mengingat, hasil

penelitiannya menyatakan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengingat

setelah pemberian terapi psikomotorik. Penelitian Murrihy (2017) tentang

kemampuan psikomotorik, daya ingat jangka pendek, terhadap prestasi

pelajaran membaca dan matematika pada anak usia sekolah. Hasil

penelitiannya menyatakan bahwa daya ingat jangka pendek memediasi

hubungan kemampuan psikomotorik terhadap prestasi pelajaran membaca

dan matematika pada anak usia sekolah.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 Nopember 2018 di SDN 02

Donosari Kecamatan Patebon menunjukkan bahwa rata-rata nilai rapor siswa

mengalami penurunan dibandingkan semester sebelumnya. Sebagai contoh

terlihat nilai rata-rata siswa kelas I semester sebelumnya sebesar 80 turun

menjadi 78, kelas II nilai rata-rata siswa sebelumnya sebesar 82 turun

menjadi 79, kelas III nilai rata-rata siswa sebelumnya sebesar 78 turun
7

menjadi 72, kelas IV nilai rata-rata siswa sebelumnya sebesar 85 turun

menjadi 81, kelas V nilai rata-rata siswa sebelumnya sebesar 84 turun

menjadi 78 dan kelas VI nilai rata-rata siswa sebelumnya sebesar 83 turun

menjadi 76.Hasil wawancara dengan guru wali kelas salah satu faktor

penyebabnya adalah rendahnya daya ingat siswa. Rendahnya daya ingat yang

dimiliki siswa berdampak pada nilai akademik siswa. Hal ini berdasarkan dari

hasil wawancara dengan guru yang memaparkan siswa sering mengeluh lupa

dari penjelasan yang telah diberikan.

Hasil observasi dari 10 anak yang nilai rapornya terendah, peneliti

melakukan tes dengan cara menunjukkan gambar nama-nama tokoh

Pahlawan dan menjelaskan nama dan asal daerah, setelah 20-30 detik

kemudian meminta anak untuk menyebutkan kembali nama tokoh pahlawan

yang ditunjukkan peneliti. Sebanyak 8 anak mengatakan tidak ingat nama

tokoh pahlawan. Sementara 2 anak lainnya baru dapat mengingat apabila guru

memberi petunjuk jawaban dengan cara menyebutkan inisial nama tokoh

tersebut.

Wawancara dengan guru mendapatkan hasil kejadian anak yang

mengalami penurunan daya ingat sering terjadi, bahkan ada anak tidak

mampu mengulang kata yang baru diucapkan 20-30 detik oleh guru dan ada

anak yang tidak mampu mengingat nama benda yang baru ditunjukkan oleh

guru melalui gambar. Guru telah berupaya untuk meningkatkan daya ingat

siswa dengan melatih ingatan siswa dengan cara melakukan review dan

mengulang-ulang materi yang telah diajarkan namun belum membuahkan


8

hasil. Hal ini terlihat dari prestasi anak yang terus menurun, nilai rata-rata

rapor anak menurun tiap semester. Guru juga mengatakan belum pernah

melakukan kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik pada anak.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kombinasi Stimulasi Kognitif dan

Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak di SDN 02 Donosari

Kecamatan Patebon”.

B. Rumusan masalah

Rendahnya daya ingat anak usia sekolah berdampak pada prestasi anak.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat anak dengan melakukan

kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik. Hasil studi pendahuluan di

SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon menunjukkan bahwa rata-rata nilai

rapor anak menurun tiap semester. Salah satu faktor penyebabnya adalah

rendahnya daya ingat siswa. Guru mengatakan belum pernah melakukan

kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik pada anak. Hal ini

mendorong peneliti merumuskan masalah “Apakah ada Pengaruh Kombinasi

Stimulasi Kognitif dan Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak di

SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon”.


9

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik

terhadap daya ingat pada anak di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakterisitk usia dan jenis kelamin anak.

b. Mengidentifikasi Daya Ingat Anak sebelum dilakukan kombinasi

stimulasi kognitif dan psikomotorik.

c. Mengidentifikasi Daya Ingat Anak sesudah dilakukan kombinasi

stimulasi kognitif dan psikomotorik.

d. Menganalisis pengaruh kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik

terhadap daya ingat pada anak.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Guru

Memberikan informasi kepada pendidik tentang daya ingat anak dan

cara meningkatkan daya ingat.

2. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan teori

keperawatan anak, khususnya terkait dengan masalah daya ingat dan

kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik.


10

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan dalam hal penelitian dan mengaplikasikan teori

yang didapatkan diperkuliahan khususnya tentang pengaruh kombinasi

stimulasi kognitif dan psikomotorik terhadap kemampuan daya ingat pada

anak.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan komunitas

anak mengenai pengaruh kombinasiterapi kognitif dan psikomotorik

terhadap kemampuan daya ingat pada anak.

E. Keaslian penelitian

Penelitian tentang “Pengaruh Kombinasi Stimulasi Kognitif dan

Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak di SDN 02 Donosari

Kecamatan Patebon” belum pernah dilakukan tetapi penelitian yang sejenis

pernah dilakukan.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Sumber Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan


Peneliti Penelitian
Ajinata, A Jurnal Hubungan Jenis Terdapat hubungan a.Judul
(2015) Media Stimulasi penelitian stimulasi kognitif b.Waktu dan
Medika Kognitif analitik dengan prestasi tempat
MudaVolum Dengan observasional belajar pada anak c.Variabel
e 4, Nomor Prestasi dengan d.metodologi
4, Oktober Belajar Pada rancangan penelitian
2015 Online: Anak belah lintang e. terapi yang
http://ejourn dilakukan
al-
s1.undip.ac.i
d/index.php/
11

Nama Sumber Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan


Peneliti Penelitian
medico
Santos https://www. Pengaruh Jenis Terjadi peningkatan a.Judul
(2015) researchgate. terapi penelitian kemampuan b.Waktu dan
net/publicati psikomotorik deskriptif mengingat setelah tempat
on/30411383 pada anak pemberian terapi c.Variabel
2 dengan psikomotorik d.metodologi
gangguan penelitian
perilaku e. terapi yang
terhadap dilakukan
kemampuan
mengingat
Putra Jurnal Peningkatan Jenis Permainan congklak a.Judul
(2017) Psikologi Kapasitas penelitian dapat meningkatkan b.Waktu dan
Volume 44, Working eksperimen kapasitas working tempat
Nomor 1, Memory dengan memory dalam c.Variabel
2017: 18 – melalui menggunakan informasi gambar- d.metodologi
27 DOI: Permainan metode one visual dan verbal penelitian
10.22146/jp Congklak pada group pre test- e. terapi yang
si.21984 Siswa Sekolah post test design dilakukan
Dasar
Murrihy https://acad Kemampuan Metode Daya ingat jangka a.Judul
(2017) emic.oup.c psikomotorik, deskriptif pendek memediasi b.Waktu dan
om/acn/arti daya ingat korelasi hubungan tempat
cle- jangka pendek, dengan kemampuan c.Variabel
abstract/32/ terhadap pendekatan psikomotorik d.Metodologi
5/618/3748 prestasi cross sectional terhadap prestasi penelitian
604 pelajaran pelajaran membaca e. terapi yang
membaca dan dan matematika pada dilakukan
matematika anak usia sekolah.
pada anak usia
sekolah
Norvitas - Pengaruh Desain Ada pengaruh -
ari Kombinasi penelitian Kombinasi Stimulasi
(2019) Stimulasi Quasi Kognitif dan
Kognitif dan Experimental Psikomotorik
Psikomotorik dengan Terhadap Daya Ingat
Terhadap Daya pendekatan Pada Anak di SDN
Ingat Pada pre and post 02 Donosari
Anak di SDN test without Kecamatan Patebon
02 Donosari control design
Kecamatan
Patebon
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daya Ingat

1. Pengertian Daya Ingat

Daya ingat menurut Kamus Lengkap Psikologi adalah fungsi yang

terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu

(Kartono, 2012). Daya ingat (memori) berasal dari bahasa inggris,

memory, karena itu di samping ada yang menggunakan daya ingat

(ingatan) ada pula yang menggunakan isitah memory. Pada umumnya para

ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan

masa lampau (Walgito, 2010).

Santrock menjelaskan bahwa daya ingat adalah unsur

perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya

individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu (Atkinson&

Atkinson, 2010). Daya ingat (memory) merujuk pada kemampuan individu

memiliki dan mengambil kembali suatu informasi dan juga struktur yang

mendukungnya serta suatu bentuk kompetensi, memori juga

memungkinkan individu memiliki identitas diri (Wade& Carol, 2008).

Daya ingat dapat disimpulkan yaitu kemampuan individu untuk

menyimpan, memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data,

informasi yang telah didapatkan pada masa lalu untuk masa yang akan

datang dengan mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri.

12
13

2. Jenis Daya Ingat

Menurut Couto dan Alizamar (2016) ada 3 jenis daya ingat yaitu:

a. Daya ingat sensori

Daya ingat sensori yakni berada di otak selama tidak lebih dari satu

detik. Didefenisikan sebagai “momentary lingering of sensory

information after a stimulus is removed.” Yang bermakna bahwa

memori sensori adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat

setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam

daya ingat sensori akan tersimpan lebih lanjut ke daya ingat jangka

pendek dan jangka panjang.

b. Daya ingat jangka pendek

Daya ingat jangka pendek disimpan lebih lama dibanding daya ingat

sensori.Daya ingat jangka pendek ini berada diotak untuk periode

waktu yang singkat.Daya ingat ini berisi hal-hal yang disadari dalam

benak pada saat ini. Otak dapat melakukan beberapa proses untuk

menyimpan apa yang ada di memori jangka pendek ke dalam memori

jangka panjang. Misalnya mengulang-ulang informasi didalam benak

hingga akhirnya seseorang mengingatnya.

c. Daya ingat jangka panjang

Daya ingat jangka panjang adalah informasii-nformasi yang disimpan

dalam ingatan seseorang untuk diperlukan dimasa yang akan datang.

Daya ingat jangka panjang ini berada di otak untuk waktu yang lebih

lama.
14

3. Tahap-Tahap Daya Ingat

Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian

dimasa lalu, ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut

untuk dapat muncul kembali. Atkinson & Atkinson (2010) berpendapat

bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:

a. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara

individu mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis

representasi mental dalam memori.

b. Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan

informasi yang sudah disimpan dalam memori.

c. Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaiman individu

memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam

memori. Pengkodean, penyimpanan, dan pengeluaran sering kali dilihat

sebagai tahapan proses memori yang berurutan. Proses ini tidak berdiri

sendiri atau terpisah-pisah, melainkan saling berkaitan dan bergantung

satu sama lain.

Tiga tahapan dalam memori di atas sebagai berikut:

Penyandian Penyimpanan Pengulangan

Memasukkan Mempertahankan Pengambilan


ke dalam memor ke dalam memori dari memori

Gambar 2. 1
Tahapan dalam memori menurut Atkinson & Atkinson (2010).
15

4. Proses Daya Ingat

Aktivitas atau pembuatan mengingat memungkinkan individu tetap

memiliki kesan-kesan yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, menurut

Baharuddin (2014) aktivitas mengingat harus memenuhi unsur-unsur

berikut :

a. Mencamkan (Learning)

Mencamkan menurut kamus KBBI ialah memperhatikan atau

mengamati dengan sungguh-sungguh. Mencamkan menurut Soemanto

(2006) yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan. Kinasih & Purna

(2016) berpendapat bahwa pengencaman terhadap sesuatu kesan akan

lebih kuat, apabila:

1) Kesan-kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan

2) Pikiran subjek lebih konsentrasi kepada kesan-kesan itu

3) Teknik belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif

4) Subjek menggunakan titian ingatan

5) Struktur bahan dari kesan-kesan yang dicamkan adalah jelas

Baharuddin (2014) menyatakan bahwa individu harus

mempertahankan beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan

individu dalam proses mencamkan, yaitu:

1) Harus ada perhatian yang cukup terhadap objek

2) Harus ada niat sungguh-sungguh dan tidak ada paksaan

3) Harus ada ulangan (repetation) yang teratur.


16

4) Bahan yang dipelajari hendaknya disusun secara sistematis sehingga

mudah dipahami

5) Belajar itu juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh, pengaruh

lingkungan dan sebagainya

b. Menyimpan (Retaining)

Segala sesuatu yang telah dicamkan akan tersimpan dalam

ingatan, tetapi tidak bearti bahwa semua kesan-kesan itu akan tetap

tinggal atau tersimpan dengan baik. Pada umumnya kemampuan

mengingat tersebut bergantung kepada hal-hal, seperti kondisi tubuh,

usia seseorang. Intelegensi seseorang, pembawaan, dan derajat serta

minat seseorang terhadap sesuatu.

c. Mengingat kembali (Recalling)

Recalling adalah “memanggil memori” yang sudah terekam

dalam otak untuk disampaikan atau diekspresikan kepada orang lain

(Suryabrata, 2014). Baharuddin (2014) menyatakan bahwa kemunculan

tanggapan kealam kesadaran itu menunggu adanya ransangan yang

relavan atau dapat bersatu dengan tanggapan yang bersangkutan.

Soemanto (2016) menyatakan bahwa dalam hal “memanggil memori”

ada dua macam yaitu:

1) Mengingat kembali (recall): dalam hal ini tidak ada objek yang

dipakai untuk merangsang ingatan, misalnya mengingat ciri-ciri

benda yang sudah tidak ada atau hilang


17

2) Mengenal kembali (recognition): dalam hal ini ada sesuatu objek

yang dipakai sebagai perangsang untuk mengadakan reproduksi,

misalnya mengenal benda apakah sesuai dengan ciri-ciri benda yang

pernah diamati.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ingatan

Kuat atau lemahnya memori seseorang dipengaruhi

oleh banyak faktor diantaranya adalah sifat seseorang,

alam sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur

manusia (Ahmadi dan Widodo, 2008). Kondisi fisik

seseorang juga memiliki pengaruh, kondisi fisik yang

sangat berpengaruh dalam mengingat adalah kelelahan,

kurang tidur, dan sakit. Seseorang yang dalam kondisi

lelah, kurang tidur, dan sakit akan mengalami kesulitan

mengingat sesuatu. Karena dalam kondisi seperti ini

biasanya individu mengalami kemunduran kemampuan

mental yang disebabkan oleh gangguan fisik tadi (Khodijah,

2014).

Faktor lain yang mempengaruhi ingatan adalah faktor

usia, ingatan paling tajam pada diri manusia ialah pada

masa kanak-kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk

daya ingatan mekanis, yakni daya ingatan yang hanya

untuk kesan-kesan pengindraan. Sesudah umur ini,

kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat


18

dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang

mengandung pengertian (daya ingat logis) dan ini

berlangsung antara umur 15-50 tahun (Ahmadi, 2009).

Ingatan berhubungan pula dengan emosi seseorang.

Ketika seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik,

apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh emosinya

apabila tidak menyentuh emosi, diabaikan saja, juga

masalah-masalah yang kita pahami benar dan sudah

dipertimbangkan baik-baik, akan lebih melekat dalam

ingatan (Ahmadi, 2009).

Stimulasi kognitif dan psikomotorik berpengaruh juga

terhadap perkembangan otak terutama ketika masa anak-

anak.Hal ini karena tingkat kognisi, emosi dan kepribadian

seseorang merupakan hasil kombinasi dari faktor genetik

dan pengalaman yang berpengaruh pada perkembangan

otak (Rao, Betancourt, Giannetta, Brodsky, Korczykowski,

Avants, et al, 2010).Walaupun faktor lingkungan

mempengaruhi perkembangan otak manusia selama

hidupnya, bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa faktor

tersebut berperan paling besar ketika masa anak-

anak.Stimulasi sendiri meliputi kegiatan dan atau

penyediaan fasilitas yang berkelanjutan untuk merangsang

otak kiri dan kanan melalui semua indera dan untuk


19

merangsang kemampuan berpikir, berkomunikasi, emosi,

dan menikmati musik serta sebagai berbagai kemampuan

lainnya (Warsito, Khomsan, Hernawati, Anwar, 2012).

6. Gangguan Ingatan Manusia

Gangguan ingatan pada manusia (Ahmadi dan

Widodo, 2008) antara lain :

a. Lupa, suatu peristiwa seseorang tidak dapat

mereproduksi tanggapan meskipun ingatan kita dalam

keadaan sehat.

b. Amnesia, yaitu peristiwa seseorang tidak dapat

mereproduksi tanggapan, karena ingatan dalam keadaan

tidak sehat. Misalnya gagar otak.

c. Paramnesia, yaitu amnesia yang ringan, jadi masih

mampu mengingat sedikit-sedikit.

d. Jemais yu, yaitu peristiwa seakan akan belum kenal

kepada sesuatu yang sebenarnya sudah.

e. Depersonalis, yaitu peristiwa seseorang tidak mengenal

dirinya sendiri.

f. Derealis, yaitu peristiwa seseorang merasa asing dalam

alam yang riil, yang sebenarnya.

7. Mempertahankan dan Memperkuat Ingatan

Cara yang dilakukan untuk mempertahankan dan

memperkuat ingatan (Mahmud, 2011) antara lain:


20

a. Tidur yang cukup

Pada periode waktu endap yang terjadi pada

sepertiga akhir masa tidur, dapat menjadi pembeda

antara ingatan yang lemah dan ingatan yang kuat.

b. Buat interval pembelajaran

Otak tidak dirancang untuk melakukan

pembelajaran tanpa henti.Karena itulah, pembelajaran

paling sukses adalah pembelajaran yang dilakukan

dengan interval atau tenggang waktu.

c. Buatlah menjadi penting

Sebuah informasi akan dapat dipertahankan dengan

baik bila dianggap penting. Misalnya : ketika pernah

melihat iklan lomba penelitian di sebuah televisi swasta.

Nomor telpon panitianya dicantumkan, karena sangat

membutuhkan dan memerlukan nomor itu, maka orang

berusaha untuk mencari dan mengingatknya.

d. Gunakanlah

Saat otak menyerap informasi baru, terjadi

hubungan antarsel. Hubungan ini menjadi semakin kuat

setiap kali informasi digunakan.

e. Simpan dalam wadah keras


21

Jangan mengira bahwa otak merupakan satu-

satunya pusat penyimpanan dan sumber ingatan. Sebab

ada tempat-tempat alternatif tenpat kita

menggantungkan ingatan. Tulisan kecil, komputer,

dokumen dan benda-benda yang lainnya adalah tempat

penyimpanan informasi alternatif.

f. Bentuk sebuah kebiasaan.

Membentuk kebiasaan adalah salah satu bentuk

strategi untuk mengurangi beban pada ingatan. Anda

dapat menghubungkan pembentukan kebiasaan dengan

informasi yang ingin diingat.

8. Indikator Ingatan

Aktivitas orang setiap hari senantiasa berkaitan

dengan aktivitas hari sebelumnya. Berbagai informasi yang

diterima senantiasa bertambah setiap hari. Indikator

ingatan yang baik menurut Muhibbin Syah (2015) ada 2,

yaitu dapat menyebutkan dan dapat menunjukkan kembali.

9. Pengukuran Daya Ingat

Pengukuran terhadap kemampuan daya ingat menggunakanDigit

span dari Wechsler Intelligence Scale for Children – Fourth Edition

(WISCIV). WISC IV merupakan metode yang sering digunakan untuk

mengukur fungsi kognitif dari anak berumur 6 tahun sampai 18 tahun

(Elizabeth dan Kaufman, 2009 dalam Putranto,2009).


22

Digit span adalah kunci dari pengukuran daya ingat. Media yang

digunakan untuk pengukuran digit span dapat berupa audio, visual,

atauaudio visual. Anak dengan fungsi kognitif kurang dari 70 lebih

optimal menggunakan media audio visual, karena media pembelajaran

yang lebih mudah ditangkap pada anak berkebutuhan khusus adalah audio

visual. Digit span terdiri dari dua indikator yaitu digit forward dan digit

backward. Digit forward dilakukan dengan meminta anak mengulang

angka-angka dalam satu seri dari angka pertama sampai terakhir secara

benar, setiap seri terdiri dari minimal 3 digit sampai 8 digit.Anak yang

tidak mampu menjawab maka tetap berada pada seri tersebut. Setiap digit

ada 2 bagian, apabila anak tidak dapat menjawab bagian A pada suatu seri,

maka dilanjutkan ke bagian kedua pada seri yang samatersebut. Digit

backward sama halnya dengan digit forward, tetapi pada digit backward

anak diminta untuk mengulang digit dari belakang ke depan secara benar

(Sattler dan Ryan, 2009 dalam Putranto, 2009).

Penilaian dari digit span adalah menjumlahkan jumlah digit yang

bisa diingat dan diucapkan oleh anak. Anak yang dapat mengingat jumlah

digit dalam seri yang kurang dari 2 berarti kemampuan daya ingat yang

dimiliki kurang baik, apabila berada pada seri yang jumlah digitnya 2-7

maka kemampuan memori jangka pendek cukup. Anak apabila dapat

mengingat seri yang jumlah digitnya lebih dari 7 maka kemampuan daya

ingatnya baik (Elizabeth dan Kaufman dalam Putranto 2009).


23

B. Stimulasi Kognitif dan Psikomotorik

1. Stimulasi Kognitif

a. Pengertian

Stimulasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya dorongan

atau rangsangan. Stimulasi menurut Soetjiningsih (2015) adalah

rangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak.

Stimulus kognitif adalah dorongan atau rangsanganyang yang

mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif, direktif dan berjangka

waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan dalam

kepribadian (Singgih, 2013)

Stimulasi kognitif didasarkan pada teori bahwa afek (keadaan

emosi, perasaan) dan tindakan seseorang sebagaian besar ditentukan

oleh bagaimana seseorang tersebut membentu dunianya. Pikiran

manusia memberi gambaran tentang rangkaian kejadian di dalam

kesadarannya. Gejala perilaku yang berkelainan atau menyimpang,

berhubungan erat dengan isi pikiran, misalnya, seorang menderita

ansietas karena mengantisipasi akan mengalami hal-hal yang tidak enak

pada dirinya. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua, anggota

keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak yang dilakukan secara

rutin setiap hari pada waktu atau kesempatan yang tepat (Goleman,

2012).

b. Tujuan Stimulasi Kognitif


24

Stimulasi kognitif diberikan kepada anak dengan tujuan untuk

membantu anak agar mencapai tingkat perkembangan yang baik dan

optimal.Setiap orang tua pasti mendambakan anak yang cerdas, sehat,

dan berakhlak mulia. Kecerdasan seorang anak tidak sepenuhnya

dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan, tapi juga faktor

stimulasi (Salwanida, 2010).

c. Prinsip-prinsip dalam memberikan stimulasi

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

memberikan stimulasi pada anak (Kemenkes RI, 2016) antara lain :

1) Stimulasi dilakukan dengan landasan rasa cinta dan kasih sayang.

2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak

akanmeniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.

3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur.

4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,

bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada paksaan.

5) Lakukan stimulasi dengan bertahap dan berkelanjutan sesuai umur

anak, terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak.

6) Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada

disekitar anak.

7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas

keberhasilannya.

d. Tahap perkembangan kognitif


25

Tahapan perkembangan kognitif anak menggambarkan tingkat

kemampuan anak dalam berpikir. Perkembangan kognitif menurut

Piaget (2002) dalam Saputra dan Rudyanto (2015), “perkembangan

kognitif anak terbagi menjadi 4 tahapan yaitu, sensorimotor (0-2 tahun),

praoperasional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-11 tahun) dan

operasional formal (11-16 tahun)”.Tahapan perkembangan kognitif

menurut Suyanto (2015) pada tahapan praoperasional anak mulai

menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas. Anak sudah belajar

nama-nama benda, menggolong-golongkan, dan menyempurnakan

kecakapan panca inderanya.Sifat egosentrisnya sangat menonjol.Anak

menunjukkan kemampuannya melakukan permainan simbolis, misalnya

anak menggerakkan balok kayu sambil menirukan bunyi mobil seakan-

akan balok itu mobil.

Pada tahap ini aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem

yang terorganisasi tetapi anak mulai bisa memahami realitas di

lingkungannya. Kemampuan kognitif sering disebut juga sebagai daya

pikir yaitu, daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan

mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan

seorang anak memperoleh pengetahuan baru. Ruang lingkup daya pikir

yang ingin dicapai dalam rangka pengembangan kemampuan daya pikir

seperti digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dikutip

Partini (2013) meliputi: (1) menyebut urutan bilangan; (2) membilang

(mengenal konsep bilangan) dan benda-benda; (3) menghubungkan


26

konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak diuruh menulis);

(4) menciptakan berbagai bentuk dengan mengunakan benda sesuai

dengan konsep bilangan yang sudah diketahui anak; (5) mengenal

konsep bilangan sama dan tidak sama.

2. Stimulasi Psikomotorik

a. Pengertian Psikomotorik

Stimulasi psikomotorik adalah stimulasi yang dilakukan berkaitan

dengan serangkaian gerak-gerik jasmaniah dalam urutan tertentu

dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota

badan secara terpadu. Stimulasi psikomotorik berhubungan dengan

kemampuan skill atau keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan

pada domain ini yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

mekanis terpola, gerakan respons kompleks, penyesuaian pola gerakan

dan keterampilan natural (Rusman, 2009).

Psikomotorik tidak bisa dipisahkan dari kognitif. Sebaliknya,

psikomotorik juga tidak bisa berdiri sendiri. Setiap apa yang diberikan

guru kepada siswa perlu dipahami kemudian diterapkan. Proses belajar

dimulai dari tahap kognitif (berpikir), kemudian afektif (bersikap), baru

psikomotorik (berbuat). Meskipun kognitif dan afektif kini mulai

dipisahkan, keduanya masih tetap mengandung psikomotorik (Santrock,

2015).

b. Ciri-ciri Psikomotorik
27

Psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang

pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot

dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan

aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain

sebagainya.

3. Kombinasi Stimulasi Kognitif dan Psikomotorik

Pelaksanaan kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik pada

penelitian ini menggunakan metode permainan pesan kata berantai dan

congklak.

a. Permainan pesan kata berantai.

1) Definisi permainan pesan kata berantai

Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini setiap pemain

membisikkan sebuah kalimat kepada teman kelompoknya secara

berurutan. Pemain pertama menerima bisikan dari gurunya atau bisa

juga berupa tulisandari gurunya kemudian menyampaikannya apa

yang telah didengarnya kepadapemain kedua, pemain kedua

menyampaikannya pula kepada pemain ketiga, demikian seterusnya.

Pemain terakhir kemudian menyampaikannya kepada gurunya

kembali untuk mendapatkan nilai. Besarnya nilai dari setiap

kelompok didasarkan pada tingkat kesalahan yang dilakukan (Mujib

dan Rahmawati, 2011).

2) Langkah-langkah permainan pesan kata berantai:

a) Permainan bahasa ini terdiri atas dua kelompok


28

b) Masing-masing kelompok terdiri 6-7 peserta didik

c) Guru membisikkan kosakata atau kalimat yang diperlihatkan

kepada peserta didik yang paling depan pada masing-masing

kelompok

d) Untuk selanjutnya dibisikkan peserta didik di belakangnya

demikian sampai peserta didik terakhir

e) Kelompok yang tercepat dan benar dialah yang menang

Dalam permainan ini peserta didik akan belajar kecepatan

dalam menangkap informasi dari orang lain dan sekaligus

memperhatikan ketepatan dan keakuratan informasi tersebut.

Informasi tersebut bisa berupa kata, kalimat, baik kalimat perintah,

kalimat seru, kalimat berita, dan lain-lain (Masrokhah, 2012).

b. Permainan Congklak

1) Definisi

Pada awalnya permainan ini berasal dari Timur Tengah yang

kemudian menyebar ke Afrika dan selanjutnya ke Asia oleh

pedagang Arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang.

Congklak diartikan dalam bahasa inggris yaitu hitung dan ambil.

Dibeberapa Negara Afrika Barat congklak disebut sebagai Warri

atau Awarri, yang berarti rumah. Sedangkan di Negara Indonesia


29

khususnya di Jawa permainan ini lebih dikenal dengan nama

congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Di Malaysia dan Sumatra

yang dikenal sebagai permainan congkak. Sedangkan di Lampung,

permainan ini disebut dengan dentuman lamban. Di Sulawesi,

permainan ini disebut sebagai Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang

dan Nogarata (Expat, 2018).

2) Cara Bermain Congklak

Cara bermainnya adalah dengan mengambil biji-bijian yang

ada di lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian

tersebut satu persatu ke lubangyang dilalui termasuk lubang induk

milik kita (lubang induk sebelah kiri) kecualilubang induk milik

lawan, jika biji terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijianlain

maka bijian tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-

lubang selanjutnya. Begitu seterusnya sampai biji terakhir jatuh

kelubang yang kosong. Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang yang

kosong maka giliran pemain lawan yang melakukan permainan. Jika

biji terakhir jatuh kedalam lubang yang kosong, dandidepan lubang

kita terdapat biji-bijian maka secara otomatis kita akan mendapatkan

biji di depan kita tersebut, ini dinamakan “Nembak”. Permainan ini

berakhir jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang kecil telah

habis dikumpulkan. Pemenangnya adalah anak yang paling banyak

mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk miliknya. Permainan ini


30

merupakan sarana untuk mengatur strategi dan kecermatan.

(Tirtahadiyati, 2015).

Gambar 2.1
Papan Permainan Congklak (sumber: http://www.expat.or.id).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nataliya (2015) tentang efektivitas

penggunaan media pembelajaran permainan tradisional congklak untuk

meningkatkan kemampuan berhitung pada siswa sekolah dasar, hasil

penelitiannya menyatakan bahwa ada perbedaan rata-rata kemampuan

berhitung siswa SD sebelum dan setelah diberikan stimulus kognitif berupa

permainan tradisional congklak. Penelitian Roesminingsih (2017) tentang

Implementasi permainan bisik berantai berbasis kartu bergambar dalam

menstimulasi kemampuan mengingat anak. Hasil penelitiannya menyatakan

bahwa implementasi permainan bisik berantai berbasis kartu bergambar dapat

menumbuhkan perkembangan kognitif anak .

C. Anak Usia Sekolah Dasar

1. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik merupakan suatu sikap yang khas yang melekata pada

diri individu maupun suatu objek. Setiap diri individu memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakter inilah yang


31

menyebabkan ketidaksamaan seseorang dalam berfikir, berperasaan,

ataupun bertindak. Oleh karena itu, wajar jika mereka juga mengalami

persoalan belajar yang berbeda setiap individu. Mereka juga akan

mengalami berbagai jenis kesulitan belajar yang berbeda pula, sesuai

dengan karakteristik dan potensinya masing-masing. Anak kelas 3 sekolah

dasar tergolong dalam kelas awal yang memiliki rentangan umur 8-10

tahun. Secara umum anak usia kelas awal berada pada masa

perkembangan anak yang pendektetapi masa yang sangat penting bagi

kehidupannya. Oleh itu seluruh potensi yang dimiliki oleh anak akan

berkembang secara optimal.

2. Perkembangan Anak Sekolah Dasar

Menurut Seifert dan Hafung (dalam Sugianto, 2012) perkembangan

pada anak usia SD ( 6 – 12 tahun) memiliki 3 jenis perkembangan:

a. Perkembangan Fisik Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan otak, otot dan tulang. Secara

umum pada usia tersebut tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan

perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan

relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki‐laki.

b. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan kognitif meliputi perubahan – perubahan dalam

perkembangan pola pikir. Pada usia in anak tergolong dalam tahapan

Operational Kongkrit penggunaan logika yang memadai. Anak harus

belajar dengan benda-benda nyata, misalnya dapat dilihat, didengar,


32

dibaui, diraba, bahkan diotak-atik.Hal ini disebabkan karena anak

belum bisa menggambarkan atau membayangkan sesuatu berdasarkan

penjelasanatau teori.

c. Perkembangan Psikososial

Perkembangan Psikososial berkaitan dengan perkembangan dan

perubahan emosi individu. Setiap perkembangan individu harus sejalan

dengan perkembangan aspek lain seperti diantaranya adalah aspek

psikis, moral dan sosial. Selama duduk di kelas awal, anak mulai

percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai

mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa artinya mampu

diberikan tugas. Pada saat di kelas awal, anak dengan mudah menerima

dan bergantung kepada guru. Di awal kelas tinggi, hubungna ini

menjadi lebih kompleks. Beberapa siswa menceritakan informasi

pribadi dengan guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua

mereka.

3. Memori Anak Usia Sekolah Dasar

Perkembangan anak pada usia Sekolah Dasar tergolong sangat pesat,

begitu juga dengan perkembangan memorinya. Kartini Kartono (2012)

menyatakan bahwa ingatan anak pada usia 6-12 tahun ini mencapai

intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya

memorisasi (dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan

dalam ingatan) adalah paling kuat. Anak juga mampu memuat jumlah

materi ingatan paling banyak.


33

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Prestasi


mempengaruhi meningkat
Daya ingat :
daya ingat :
a. Daya ingat sensori Daya ingat :
a. Sifat
b. Daya ingat jangka a. Baik Prestasi
seseorang
pendek b. Cukup tetap
b. Alam sekitar c. Daya ingat jangka c. Kurang
c. Keadaan panjang
jasmani Prestasi
d. Keadaan menurun

Upaya meningkatkan
daya ingat : Permainan pesan
a. Stimulasi Kognitif kata berantai dan
b. Stimulasi congklak
Psikomotorik
c. Stimulasi Afektif
34

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Teori menurut Ahmadi &Widodo (2008), Mahmud


(2011), Couto dan Alizamar (2016) dan (Yosep, 2009).
BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai kerangka konsep, hipotesis penelitian, desain

penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, definisi

operasional, variabel penelitian dan skala pengukuran, instrumen penelitian dan

cara pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisa data, dan etika penelitian.

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep–konsep atau

variabel yang diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Nursalam,

2009).

Variabel Independen Variabel Dependen

Kombinasi Stimulasi :
1. Kognitif ( Pesan kata Daya Ingat Anak
berantai )
2. Psikomotorik
( Congklak)

Gambar 3.1 Kerangka konsep

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji

kebenarannya.Hipotesis penelitian ini menggunakan hipotesis Asosiatif yaitu

suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel

atau lebih (Riyanto, 2011).

35
36

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ada pengaruh kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik terhadap daya ingat

pada anak di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon.

C. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun

peneliti pada seluruh proses (Nursalam, 2009). Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Quasi Experimental dengan

pendekatan pre and post test without control design terhadap responden tentang

pengaruh stimulasi kognitif dan psikomotorik terhadap daya ingat pada anak.

Kelompok subyek dilakukan pre test sebelum dilakukan intervensi, kemudian

langsung dilakukan intervensi yaitu stimulasi kognitif, dan psikomotorik dan

dilakukan post test setelah dilakukan intervensi.

Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Subyek Sebelum intervensi Intervensi Setelah intervensi


R 01 X 02

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

R = Subyek penelitian

01 = Pre test sebelum intervensi stimulasi kognitif dan psikomotorik

X = Intervensi berupa stimulasi kognitif dan psikomotorik

02 = Pre test sesudah intervensi stimulasi kognitif dan psikomotorik


37

D. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang diteliti (Hidayat, 2012). Populasi penelitian ini adalah semua

anak di SD N 2 Donosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal sebanyak

122 anak .

2. Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak di SD N 2 Donosari

Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal sebanyak 103 anak.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus

Slovin (Notoatmodjo, 2012).

N
n
1  N (d 2 )

n = 93,49 (dibulatkan menjadi 94 anak)

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan (95%)

Sehingga target sampel minimal penelitian ini adalah 94 orang. Kemudian

untuk menghindari adanya drop out maka di tambah 10%, sehingga besar
38

sampel: 94 + 9,4 = 103,4 dibulatkan menjadi 103. Peneliti melakukan

penelitian kepada 103 responden.

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan diteliti (Nursalam, 2009).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Siswa bersedia menjadi responden

b. Kooperatif dan bersedia mengikuti tahapan penelitian

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek dari

studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2009). Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini adalah

a. Siswa yang memiliki gangguan komunikasi verbal atau pendengaran, atau

penglihatan.

b. Siswa yang tidak hadir saat dilakukan penelitian

c. Siswa yang sedang sakit.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yaitu proses menyeleksi populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2009). Teknik sampling yang

digunakan teknik proportional random sampling. Dimana populasi

mempunyai anggota unsur yang tidak homogen dan tidak berstrata secara

proporsional (Hidayat, 2012). Adapun besar atau jumlah pembagian sampel

untuk masing-masing kelas dilakukan dengan menggunakan rumus menurut

Sugiyono (2012).
39

Keterangan :

n : jumlah sampel yang diinginkan setiap strata

N : jumlah seluruh populasi

X : jumlah populasi pada setiap proporsi

N_1: sampel

Berdasarkan rumus jumlah sampel diatas terinci sampel pada tabel

berikut ini :

Tabel 3.2 Jumlah sampel setiap kelompok ruangan

Kelas Populasi Sampel


I 24 24/122x103=20,3→20
II 33 33/122x103=27,8→28
III 16 16/122x103=13,5→14
IV 18 18/122x103=15,2→15
V 17 17/122x103=14,4→14
VI 14 14/122x103=11,8→12
Total 122 103

Selama pengambilan data tidak ada responden yang drop out dan

tidak ada yang menolak menjadi responden yang dibuktikan dengan

ditandatanganinya lembar informed consent oleh wali kelas.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD N 2 Donosari Kecamatan Patebon

Kabupaten Kendal.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2018 – Maret 2019, mulai

pembuatan proposal sampai laporan hasil penelitian.


40

26

F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan skala Pengukuran

Tabel 3.3 Definisi Operasional


Definisi Alat Ukur dan
Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Cara Ukur
Usia Usia individu yang Kuesioner Dinyatakan dalam Rasio
dihitung mulai saat Karakteristik satuan tahun.
lahir sampai Responden
dilakukan penelitian
Jenis Kelamin Golongan gender Kuesioner 1. Laki – laki Nominal
anak Karakteristik 2. Perempuan
Responden
Intervening:
Kombinasi Tindakan stimulasi Menggunakan - -
Stimulasi yang format yang
kognitif dan dikombinasikan terdiri dari
psikomotorik kepada siswa yang tahap-tahap
meliputi pelaksanaan
stimuluskognitif stimulasi
berupa permainan kognitif dan
pesan kata berantai psikomotorik
dan stimulus
psikomotorik
berupa permainan
congklak
Variabel
dependen:
Daya ingat Kemampuan anak Tesdigit 1. baik: lebih dari Ordinal
untuk memanggil span : 7 digit
kembali informasi Atensi 2. cukup: 2-7 digit
yang telah (Forward 3. kurang: kurang
disimpan di dalam Digit Span dari 2 digit
otak dan
Backward
Digit
Span)dilakuka
n intervensi
sebelum dan
sesudah
intervensi

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian
41

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan adalah

kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur dengan cara subyek diberikan angket

atau formulir dengan beberapa daftar pertanyaan kepada responden

(Notoatmodjo, 2012).

a. Lembar Kuesioner Karakteristik Responden

Kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi usia,

dan jenis kelamin

b. Lembar Kuesioner Digit Span Atensi (Forward Digit Span dan Backward

Digit Span)

Pengukuran daya ingat menggunakan tes digit span.

Pengukuran digit span ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti

membacakan serial angka dengan kecepatan satu angka

per detik. Subjek harus mendengarkan serial angka

dibacakan hingga selesai kemudian mengulanginya.Subjek

diperkenankan memisahkan angka ketika mengulanginya.

Contoh mengulangi 1-2-3-4 menjadi 1-2 (berhenti) 3-4.

Sebelum memulai digit span backward dan subjek

diberikan contoh 1 kali, jika subjek sudah mengerti

pengukuran dapat segera dimulai. Jika subjek belum

mengerti maka dapat diberikan contoh dua kali.

Contoh:

1) Digit span forward

Pemeriksa : 1-2-3-4
42

Subjek : 1-2-3-4

2) Digit span backward

Pemeriksa : 1-2-3-4

Subjek : 4-3-2-1

Penilaian dari digit span adalah menjumlahkan

jumlah digit yang bisa diingat dan diucapkan oleh anak,jika

tidak mampu menyebut kembali diberi nilai 0. Anak yang

dapat mengingat jumlah digit dalam seri yang kurang dari

2 berarti kemampuan memori jangka pendek yang dimiliki

kurang baik, apabila berada pada seri yang jumlah digitnya

2-7 maka kemampuan memori jangka pendek cukup. Anak

apabila dapat mengingat seriyang jumlah digitnya lebih

dari 7 maka kemampuan memori jangka pendeknya baik

(Elizabeth dan Kaufman dalam Putranto 2009).

2. Uji Instrumen

Kuesioner sebelum diberikan kepada responden, dilakukan uji coba

terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas (Hidayat,

2012). Pada penelitian ini instrumen penelitian tidak dilakukan uji coba terlebih

dahulu karena instrumen yang digunakan peneliti sudah baku dan dipakai untuk

pemeriksaan daya ingat yang sudah berstandar internasional jadi validitas dan

reliabilitas instrumen dalam penelitian ini sudah teruji.

a. Validitas
43

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen dan mampu mengukur apa yang diinginkan

(Notoatmodjo, 2012). Hasil uji validitas komponen digit span yang pernah

dilakukan oleh Hantoro (2016) diperoleh nilai r product moment sebesar

0,878 dengan r tabel 0,444, sehingga dinyatakan valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik

(Notoatmodjo, 2012). Hasil uji reliabilitas komponen digit span yang pernah

dilakukan oleh Hantoro (2016) menyatakan bahwa nilai koefisien alpha

cronbach sebesar 0,921 sehingga span test memiliki reliabilitas yang baik.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti.Data yang dikumpulkan merupakan data yang langsung diperoleh

dari responden penelitian (Sugiyono, 2012). Data primer diperoleh dari hasil

jawaban anak tentang daya ingat.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang di peroleh peneliti dari berbagai

catatan atau informasi yang telah ada (Sugiyono, 2012).Data sekunder

diperoleh dari SD N 2 Donosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal


44

yaitu jumlah murid di SD N 2 Donosari Kecamatan Patebon Kabupaten

Kendal.

4. Cara Pengumpulan Data

a. Penelitian mengajukan surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian

kepada STIKES Kendal.

b. Setelah mendapatkan izin dari institusi, peneliti mengajukan surat

permohonan ijin penelitian kepada Kesatuan Bangsa dan Politik.

c. Setelah mendapatkan ijin dari Kesatuan Bangsa dan Politik, peneliti

memberikan surat rekomendasi dari Kesatuan Bangsa dan Politik kepada

BAPERLITBANG Kabupaten Kendal.

d. Surat rekomendasi dari BAPERLITBANG Kabupaten Kendal kemudian

diteruskan ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal.

e. Setelah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Kendal peneliti memberikan surat rekomendasi dari Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal Kepada Kepala Sekolah SD

N 2 Donosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

f. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah SD N 2 Donosari Kecamatan

Patebon Kabupaten Kendal, peneliti melakukan penelitian.

g. Penelitian ini dibantu oleh 2 orang enumerator yang telah melalui

persamaan persepsi.

h. Sebelum penelitian melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian peneliti memberikan


45

lembar persetujuan untuk menjadi responden dan responden

menandatangani lembar persetujuan jika setuju menjadi responden.

i. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden kemudian peneliti

melakukan tes daya ingat siswa menggunakan lembar kuesioner daya ingat

yang dibantu oleh 2 orang enumerator.

j. Setelah melakukan tes daya ingat peneliti kemudian melakukan intervensi

stimulasi kognitif dan psikomotorik yang dibantu oleh 2 orang enumerator.

Intervensi dilakukan dengan melakukan permainan pesan kata berantai

kemudian dilanjutkan dengan permainan congklak. Peneliti melakukan

penelitian secara bertahap yang dilakukan per kelas sesuai jumlah sampel.

Siswa dikumpulkan dalam 1 ruangan kemudian dilakukan permainan pesan

berantai dilanjutkan permainan congklak. Saat melakukan permainan

peneliti membagi siswa dalam 2 kelompok. Siswa diminta mengikuti

permainan sesuai dengan penjelasan dan peraturan permainan dari peneliti.

k. Setelah melakukan intervensi stimulasi kognitif dan psikomotorik, 30 menit

kemudian peneliti melakukan tes daya ingat kembali siswa menggunakan

lembar kuesioner yang dibantu oleh 2 orang enumerator.

l. Proses pengambilan data ini dilakukan per kelas dalam 1 hari pada masing-

masing kelas dengan prosedur pengambilan data yang sama.

m. Setelah pengumpulan data selesai, peneliti memeriksa kembali kelengkapan

jawaban yang ada di lembar kuesioner.

n. Kemudian data tersebut diolah dan dilakukan analisa data menggunakan

aplikasi pengolahan data.


46

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan

Adapun langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2012)

adalah sebagai berikut :

a. Pembersihan Data (Cleaning)

Tahapan ini dilakukan saat mengumpulkan data kuesioner dari

responden.

b. Pemberian Kode (Coding)

Ada dua tahap coding (memberikan kode) pada jawaban responden.

Tahap pertama adalah memberi kode identitas responden untuk menjaga

kerahasiaan identitasnya dan mempermudah proses penerusan biodata

responden bila diperlukan. Selain itu juga untuk mempermudah data

penyimpanan dalam arsip. Adapun tahap ke dua yaitu menentukan kode

untuk scoring jawaban responden atau hasil observasi yang telah dilakukan.

Tabel 3.4 Coding Variabel Penelitian

No Kategorik Kode
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 1
Perempuan 2
2 Daya ingat
Kurang 1
Cukup 2
Baik 3

c. Tabulating
47

Sebelum data diolah dengan menggunakan program SPSS, terlebih

dahulu dilakukan cleaning data dengan maksud untuk melihat apakah data

tersebut sudah benar sesuai dengan kuesioner atau tidak dan apakah data

tersebut sudah lengkap atau tidak. Jawaban-jawaban yang telah diberi kode

kemudian dimasukkan ke dalam tabel dengan menggunakan microsoft excel

untuk mengelompokkan data agar mudah dibaca dan dipahami.

d. Entri data

Setelah Proses memasukkan data kedalam computer selesai,

kemudian data dimasukkan kedalam komputer, seperti memasukkannya ke

dalam spread sheet program Excel, atau kedalam program SPSS (statistical

product and service solution).

2. Analisis Data

Analisis data menggunakan program komputer data yang diperoleh

kemudian dianalisa dengan analisis univariat dan analisis bivariat sebagai

berikut :

a. Analisis Univariat

Analisis yang digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing

variabel. Data kategorik dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini data pada

variabel daya ingat berbentuk kategorik sehingga dianalisis menggunakan

distribusi frekuensi dan persentase.

Tabel 3.5 Analisa Univariat

No Variabel Skala Analisis statistic


1 Usia Ratio Tendensi sentral, ukuran penyebaran data
2 Jenis Kelamin Nominal Distribusi frekuensi dan persentase
48

3 Daya ingat Ordinal Distribusi frekuensi dan persentase

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2012). Hasil uji

normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan data

berdistribusi tidak normal, sehingga uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu wilcoxon. Untuk membuat keputusan tentang hipotesis

yang diajukan diterima atau ditolak maka harga p value harus

dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hasil penelitian

diperoleh p value < 0,05 maka hipotesis diterima berarti ada hubungan

variabel independen dengan variabel dependen.

I. Etika Penelitian

Merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat

penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian perlu diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam

kegiatan penelitian (Hidayat, 2012). Masalah etika yang perlu diperhatikan antara

lain:

1. Persetujuan Responden (Informed conscent )

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden dalam penelitian,

dan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan cara memberikan lembar

persetujuan menjadi responden. Lembar persetujuan ditandatangani oleh wali

kelas yang mewakili siswa yang menjadi responden.


49

2. Tanpa nama (Anonimity)

Peneliti menjaga kerahasiaan penelitian dengan tidak mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur tetapi dengan cara penulisan kode pada

lembar pengumpulan dataatau hasil penelitian yang disajikan. Peneliti

mencantumkan nomor urut responden dari 1 sampai sebanyak jumlah sampel.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya.

Peneliti tidak mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil riset.Semua data akan dimusnahkan ketika datanya

sudah selesai diambil dan dianalisa.

J. Jadual Penelitian

Terlampir
50
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menampilkan hasil penelitian Pengaruh Kombinasi

Stimulus Kognitif dan Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak Di

SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon, Penelitian dilakukan September 2018-

Maret 2019 terhadap 103 responden di Kecamatan Patebon tepatnya Di SDN

02 Donosari.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Donosari terletak di jalan Lanji

Dasri Rt 4 Rw 4 Dusun Dasri Desa Donosari Kecamatan Patebon Kabupaten

Kendal. SDN 02 Donosari terletak bersebelahan dengan sawah dan

pemukiman warga, dengan luas tanah bukan milik 1156 m2 , dilihat dari segi

fisik bangunan SDN 02 Donosari cukup baik. SDN 02 Donosari berdiri sejak

tahun 1978 yang di pimpin oleh ibu Christiana Suharti, S.Pd. dengan sarana

dan prasarana yang cukup baik, yaitu 11 ruangan terdiri dari 1 ruang guru, 6

ruang belajar, 1 ruang uks, 1 ruang perpustakaan, 2 kamar mandi dan Wc

sedangkan prasarana nya cukup memadai dengan tempat duduk yang baik

dan alat untuk olahraga yang cukup memadai. SDN 02 Donosari memiliki

guru dan penjaga sekolah dengan jumlah sebanyak 10 diantaranya, 1 kepala

sekolah, 6 guru perkelas, 1 khusus guru agama, 1 operator/ yang mengelola

data dan 1 penjaga sekolah.

51
52

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data terhadap

responden sebanyak 103 orang di SDN 02 Donosari dari tanggal 6 Februari

sampai dengan 13 Februari 2019. Proses pengambilan data terhadap responden

menggunakan instrument penelitian berbentuk lembar kuesioner karakteristik

responden dan lembar kuesioner digit Span Atensi (Forward Digit Span dan

Backward Digit Span) dengan teknik proportional random sampling.

1. Analisis Univariat

Hasil penelitian tentang Pengaruh Kombinasi Stimulus Kognitif Dan

Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak Di SDN 02 Donosari

Kecamatan Patebon yang telah dianalisa variabelnya sebagai berikut :

a. Karakteristik responden

Karakteristik responden merupakan karakteristik spesifik

responden meliputi usia dan jenis kelamin.

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia di SDN 02

Donosari Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia di SDN 02 Donosari Kabupaten
Kendal Februari 2019 (n = 103)

Variabel Median Standar Minimum Maximum CI 95%


Deviasi
Usia Responden 7,941-
8,00 1.791 6 12
(tahun) 8,641

Berdasarkan hasil tabel 4.1 diatas didapatkan bahwa usia

responden rata-rata adalah 8.29 tahun dengan nilai median


53

responden adalah 8,00. Umur termuda 6 tahun dan umur tertua 12

tahun.

2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di SDN 02

Donosari Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 02 Donosari
Kabupaten Kendal Februari 2019 (n = 103)

Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 55 53.4
Perempuan 48 46.6
Total 103 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang

(53.4%), sedangkan perempuan sebanyak 48 orang (46.6%).

3) Daya Ingat sebelum dan sesudah diberikan kombinasi stimulus

kognitif (pesan kata berantai) dan psikomotorik (congklak).

a. Hasil Tes Daya Ingat sebelum diberikan kombinasi stimulus

kognitif (pesan kata berantai) dan psikomotorik (congklak)

Tabel 4.3 Distribusi Daya Ingat Responden Sebelum Diberikan


Kombinasi Stimulus Kognitif dan Psikomotorik di
SDN 02 Donosari Kabupaten Kendal Februari 2019
(n = 103)

Daya Ingat Sebelum Frekuensi Presentase (%)


intervensi (f)
Kurang 0 0
Cukup 55 53.4
Baik 48 46.6
Total 103 100.0
54

Berdasarkan hasil tabel 4.3 diatas menunjukkan daya ingat

sebelum diberikan kombinasi stimulus kognitif (pesan kata

berantai) dan psikomotorik (congklak) di dapatkan hasil

sebagian besar responden berada pada daya ingat cukup

sebanyak 55 responden (53,4%).

b. Hasil Tes Daya Ingat setelah diberikan kombinasi stimulus

kognitif (pesan kata berantai) dan psikomotorik (congklak)

Tabel 4.4 Distribusi Daya Ingat Responden Sebelum Dan


Sesudah Diberikan Kombinasi Stimulus Kognitif dan
Psikomotorik di SDN 02 Donosari Kabupaten Kendal
Februari 2019 (n = 103)

Daya Ingat Setelah Frekuensi Presentase


Intervensi (f) (%)
Kurang 0 0
Cukup 15 14.6
Baik 88 85.4
Total 103 100.0

Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas menunjukkan setelah

diberikan stimulus kognitif dan psikomotorik didapatkan hasil

sebagian besar responden berada pada daya ingat baik sebanyak

88 responden (85,4%).

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh kombinasi stimulus kognitif dan psikomotorik

terhadap daya ingat pada anak di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon.

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.


55

Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnova karena sampel lebih

dari 50 responden, dengan hasil p value < 0,05, yang menyatakan bahwa

distribusi data tersebut tidak berdistribusi normal, dapat dilihat pada tabel

4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Kolmogorov-Smirnov


Variabel P value Distribusi data
Pre intervensi 0,001 Tidak normal
Post intervensi 0,001 Tidak normal

Pada tabel 4.5 diketahui bahwa data tidak terdistribusi normal maka

yang digunakan untuk pengambilan hipotesis yaitu menggunakan

perhitungan statistic non parametric, yaitu dengan uji wilcoxon match pair

test hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengaruh Kombinasi Stimulus Kognitif


Dan Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak Di SDN 02
Donosari Kabupaten Kendal Februari 2019 (n = 103)

Daya ingat n Median Standar Z p value


Deviasi
Sebelum Intervensi 103 7 1,412
-6,325 0,0001
Setelah Intervensi 103 9 1,465

Hasil uji wilcoxon match pair test, dapat dilihat bahwa hasil hitungan

didapatkan nilai signifikan yaitu p value 0,001 < 0,05, maka Hipotesis

peneliti di terima yang artinya ada pengaruh yang signifikan daya ingat

sebelum dan sesudah diberikan stimulus kognitif dan psikomotorik pada

anak di SDN 02 Donosari.


56
BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Hasil studi analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata usia siswa di

SDN 02 Donosari adalah 8,29 tahun sedangkan usia terendah 6 tahun dan

tertinggi 12 tahun. Temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa di

SDN 02 Donosari, siswa terbanyak kelas 2 dengan usia rata-rata 8,29

tahun. Usia 8 tahun merupakan usia sekolah, dimana usia sekolah

merupakan usia yang sangat baik untuk perkembangan otak, termasuk

daya ingat. Namun, tidak setiap siswa memiliki daya ingat yang baik.

Dalam setiap kelas, misalnya, pasti ada siswa yang memiliki daya ingat

baik dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Hal ini sesuai pendapat

Kapadia (2009) yang menyatakan bahwa beberapa orang memiliki daya

ingat yang baik, dan yang lainnya berdaya ingat buruk.

Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kuat atau lemahnya

memori seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah sifat

seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur

manusia (Ahmadi & Widodo, 2008). Kondisi fisik seseorang juga

memiliki pengaruh, kondisi fisik yang sangat berpengaruh dalam

mengingat adalah kelelahan, kurang tidur, dan sakit. Seseorang yang

dalam kondisi lelah, kurang tidur, dan sakit akan mengalami kesulitan

57
58

mengingat sesuatu, karena dalam kondisi seperti ini biasanya individu

mengalami kemunduran kemampuan mental yang disebabkan oleh

gangguan fisik tadi (Khodijah, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata anak usia sekolah 8,29

tahun dengan usia terendah 6 tahun dan tertinggi 12 tahun, dengan daya

ingat anak sebagian besar baik. Sesuai dengan teori menurut Kartini

Kartono (2012) menyatakan bahwa ingatan anak pada usia 6-12 tahun ini

mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan

daya memorisasi (dengan sengaja memasukkan dan melekatkan

pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Anak juga mampu

memuat jumlah materi ingatan paling banyak.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian Dwijo (2014) tentang penurunan daya ingat pada anak sekolah,

hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dari 4.015 siswa sebanyak

(26,2%) anak yang mengalami penurunan daya ingat masih berusia 6-13

tahun. Penelitian Murrihy (2017) tentang kemampuan psikomotorik, daya

ingat jangka pendek, terhadap prestasi pelajaran membaca dan matematika

pada anak usia sekolah. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa daya ingat

jangka pendek memediasi hubungan kemampuan psikomotorik terhadap

prestasi pelajaran membaca dan matematika pada anak usia sekolah.

2. Jenis kelamin

Berdasarkan hasil studi analisis data dapat diketahui bahwa dari 103

responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 responden (53.4%)


59

sedangkan perempuan sebanyak 48 responden (46.6%). Hasil ini

menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak dari pada

perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena di SDN 02 Donosari lebih

banyak siswa laki-laki dari pada perempuan. Dilihat dari kemampuan daya

ingat, hasil penelitian ini menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih

banyak yang memiliki daya ingat baik dibandingkan jenis kelamin

perempuan. Hal ini dapat diartikan jenis kelamin laki-laki lebih baik dalam

ingatan jangka pendek.

Sesuai dengan teori menurut Kapadia (2009) bahwa daya ingat anak

laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek. Hal ini karena anak laki-

laki lebih pintar secara spasial. Anak laki-laki lebih cepat ingat rute

menuju rumah atau tempat favorit mereka. Susanto, dkk (2009)

menyatakan bahwa faktor jenis kelamin mempengaruhi ingatan seseorang,

perempuan diduga lebih banyak dan cenderung untuk menjadi pelupa. Hal

ini disebabkan karena pengaruh hormonal, stres yang menyebabkan

ingatan berkurang, akhirnya mudah lupa.

Hasil penelitian didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Munthe (2017) yang meneliti tentang memori jangka pendek, hasil

penelitiannya menyatakan bahwa memori jangka pendek laki-laki

mendapatkan skor lebih tinggi daripada perempuan yaitu sebanyak (7,8%)


60

B. Daya Ingat

1. Daya Ingat Sebelum Diberikan Kombinasi Stimulasi Kognitif dan

Psikomotorik

Berdasarkan hasil studi analisis data dapat diketahui bahwa daya

ingat sebelum diberikan kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik

terhadap daya ingat pada anak sebagian besar adalah cukup dengan

sebanyak 55 responden (53,4%) sedangkan daya ingat baik dengan

sebanyak 48 responden (46,6%). Hal ini disebabkan karena sebagian besar

anak tidak dapat mengingat kembali angka saat dilakukan test

menggunakan digit span baik secara forward maupun backward. Padahal

kemampuan mengingat sangat dibutuhkan siswa dalam pembelajaran.

Kemampuan ingatan dari peserta didik merupakan hal yang sangat

menentukan dalam proses belajar, karena sebagian besar pelajaran di

sekolah adalah mengingat. Namun, tidak setiap siswa memiliki daya ingat

yang baik. Dalam setiap kelas, misalnya, pasti ada siswa yang memiliki

daya ingat baik dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Hal ini

sesuai pendapat Kapadia (2009) yang menyatakan bahwa beberapa orang

memiliki daya ingat yang baik, dan yang lainnya berdaya ingat buruk.

Setiap manusia memiliki kemampuan mengingat, namun pada

masing-masing individu akan mempunyai kemampuan ingatan yang

berbeda-beda (individual defferences). Hal ini karena dalam proses

mengingat, stimulasi yang masuk disimpan dalam ingatan, tetapi tidak

semua stimulus yang masuk di simpan dalam ingatan. Stimulus yang


61

masuk dalam ingatan tergantung dari seberapa besar stimulus tersebut

mendapat perhatian dari individu. Misalnya stimulus yang berupa sinar,

suara, bau, kontak fisik dengan orang lain dan obyek tertentu serta bentuk-

bentuk visual lainnya akan mampu bertahan lebih lama jika mendapatkan

perhatian lebih dari individu (Raharjo, 2012).

Hasil penelitian didukung oleh penelitian Dwijo (2014) yang

menyatakan bahwa terjadi penurunan daya ingat pada anak sekolah di

Jakarta yaitu sebanyak 26,2%. Penurunan daya ingat menurut penelitian

tersebut terjadi karena terlalu berlebihan menggunakan gadget yang

menyebabkan banyak anak keranjingan main sampai lupa tidur sehingga

fungsi otak menurun karena kurang tidur.

2. Daya Ingat Sesudah Diberikan Kombinasi Stimulasi Kognitif dan

Psikomotorik

Daya ingat sesudah diberikan kombinasi stimulasi kognitif dan

psikomotorik didapatkan hasil studi analisis data diketahui bahwa

sebagian besar adalah daya ingat baik sebanyak 88 responden (85.4%)

sedangkan daya ingat cukup sebanyak 15 responden (14.6%). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan kombinasi stimulasi

kognitif dan psikomotorik terjadi peningkatan daya ingat dari sebelumnya

daya ingat baik hanya 48 orang menjadi 88 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa stimulasi yang diberikan sudah cukup berhasil. Terjadi peningkatan

daya ingat anak sesudah diberikan kombinasi stimulasi kognitif dan

psikomotorik. Peningkatan daya ingat disebabkan karena pengaruh


62

stimulasi kognitif dan psikomotorik yang diberikan. Stimulasi kognitif dan

psikomotorik menurut Rao, Betancourt, Giannetta, Brodsky,

Korczykowski, Avants, et al, (2010) berpengaruh juga terhadap

perkembangan otak terutama ketika masa anak-anak. Hal ini karena

tingkat kognisi, emosi dan kepribadian seseorang merupakan hasil

kombinasi dari faktor genetik dan pengalaman yang berpengaruh pada

perkembangan otak.

Sesuai dengan hasil penelitian Santos (2015) yang menyatakan

bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengingat setelah pemberian

terapi psikomotorik. Hasil penelitian juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Astuti (2014) yang meneliti tentang pengaruh senam otak

terhadap memori jangka pendek siswa, di dapatkan rata-rata skor memori

jangka pendek siswa SD Negeri 34 Pontianak Kotatahun 2014 sebelum

diberikan senam otak adalah 8,96 ± 1,742 dan rerata skor memori jangka

pendek sesudah diberikan senam otak adalah 10,70 ± 2,350. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan daya ingat setelah diberikan intervensi.

3. Pengaruh kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik terhadap daya

ingat pada anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kombinasi

stimulasi kognitif dan psikomotorik terhadap daya ingat pada anak. Hal ini

karena setelah diberikan kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik

dengan menggunakan permainan pesan kata berantai dan permainan

congklak sebagian besar responden kategori daya ingat cukup yaitu


63

sebanyak 55 responden (53.4%) dan setelah intervensi daya ingat sebagian

besar kategori baik sebanyak 88 responden (85.4%).

Hal ini didukung dengan teori yang menyatakan bahwa proses

pembelajaran dengan melakukan treatment stimulasi kognitif dan

psikomotorik dapat merangsang kemampuan anak untuk mengembangkan

kemampuan daya ingatnya (Muhibin, 2009). Stimulasi kognitif merupakan

salah satu stimulasi yang membantu klien untuk meningkatkan

kemampuan rasional. Stimulasi kognitif dilakukan melalui permainan

pesan kata berantai. Pemberian stimulasi psikomotorik dapat dilakukan

melalui uji keterampilan dan ketangkasan, salah satunya melalui

permainan congklak (Kurniawan, 2012).

Peningkatan daya ingat terjadi karena pengaruh stimulasi kognitif

dan psikomotorik. Stimulasi kognitif yang diberikan kepada anak melalui

permainan pesan kata berantai. Permainan pesan kata berantai dapat

meningkatkan daya ingat, hal ini karena dalam permainan ini peserta didik

akan belajar kecepatan dalam menangkap informasi dari orang lain dan

sekaligus memperhatikan ketepatan dan keakuratan informasi tersebut.

Sedangkan stimulasi psikomotorik dilakukan melalui permainan congklak.

Permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada

siswa sekolah dasar. Adanya stimulasi kognitif dan psikomotorik memicu

siswa untuk berpikir dan melatih ketrampilan berpikir sehingga dapat

meningkatkan daya ingat (Santrock, 2015).


64

Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak

dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu

berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir. Perkembangan

kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap

dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang

didapatkannya tersebut anak dapat melangsungkan hidupnya (Husdarta &

Nurlan, 2010). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan

kognitif. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif

menurut Ahmad Susanto (2011) antara lain faktor hereditas/keturunan,

faktor lingkungan, faktor kematangan, faktor pembentukan, faktor minat

dan bakat dan faktor kebebasan.

Selain stimulasi kognitif, stimulasi psikomotorik juga

mempengaruhi kemampuan daya ingat anak. Stimulasi psikomotorik

tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak

individu. Terdapat peningkatan kecepatan melakukan keterampilan-

keterampilan yang berdaya guna untuk memperbaiki kecermatan dimana

tak terjadi lagi kekeliruan. Bukan hanya membutuhkan keterampilan yang

dikordinasikan tetapi dalam hal gerak psikomotor juga terdapat suatu

tahapan dimana bisa dikatakan gerakan tersebut sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai yaitu melatih ketrampilan (skill) dan daya ingat (Kurniawan,

2012).
65

Hasil penelitian didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Daulay (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan terapi

kognitif perilaku terhadap perubahan pikiran pada anak usia sekolah. Hasil

penelitian Ranganath, Flegal, dan Kelly (2011) juga menyatakan bahwa

setelah dilakukan stimulasi kognitif terjadinya peningkatan kemampuan

mengingat peristiwa masa lalu. Hal ini dapat diartikan bahwa terapi

kognitif dapat meningkatkan daya ingat.

Hasil penelitian Santos (2015) menyatakan bahwa terjadi

peningkatan kemampuan mengingat setelah pemberian terapi

psikomotorik. Terapi psikomotorik yang dilakukan dengan melatih

berhitung menggunakan jari. Penelitian Murrihy (2017) menyatakan

bahwa daya ingat jangka pendek memediasi hubungan kemampuan

psikomotorik terhadap prestasi pelajaran membaca dan matematika pada

anak usia sekolah. Kemampuan psikomotorik berhubungan dengan

peningkatan prestasi pelajaran membaca dan matematika pada anak usia

sekolah. Semakin baik kemampuan psikomotorik, maka semakin tinggi

prestasi siswa dalam pelajaran membaca dan matematika yang dipengaruhi

daya ingat jangka pendek. Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa

terapi psikomotorik dapat meningkatkan daya ingat jangka pendek.


BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh kombinasi stimulus kognitif

dan psikomotorik terhadap daya ingat pada anak di SDN 02 Donosari

Kecamatan Patebon, dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik responden berdasarkan usia rata-rata 8,29 tahun dan sebagian

besar berjenis kelamin laki-laki.

2. Daya ingat sebelum dilakukan kombinasi stimulasi kognitif dan

psikomotorik sebagian besar mengalami daya ingat cukup.

3. Daya ingat sesudah dilakukan kombinasi stimulasi kognitif dan

psikomotorik sebagian besar mengalami daya ingat baik.

4. Terdapat pengaruh kombinasi stimulasi kognitif dan psikomotorik

terhadap daya ingat pada anak di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon.

B. Saran

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan guru dalam meningkatkan daya

ingat anak dengan cara melakukan permainan pesan kata berantai dan

congklak.

63
67

2. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah teori keperawatan anak tentang

implikasi intervensi kognitif dan psikomotorik , khususnya terkait dengan

masalah daya ingat anak usia sekolah.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan

suatu kegiatan intervensi ketika menemukan kejadian daya ingat pada

anak yang mengalami penurunan daya ingat , dengan memberikan

kombinasi stimulus kognitif dan psikomotorik sesuai hasil yang diketahui

bahwa kombinasi stimulus kognitif dan psikomotorik berpengaruh dalam

peningkatan daya ingat.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan khususnya ilmu keperawatan komunitas anak dapat

menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan referensi pembelajaran

tentang pengaruh kombinasi stimulus kognitif dan psikomotorik terhadap

daya ingat anak di SD.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi & Supriyono, (2013). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi (2014). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yoogyakarta : Pustaka


Pelajar

Ahmadi, Abu, Supriyono Widodo. (2008). Psikologi Belajar (Edisi Revisi).


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ajinata, A (2015). Hubungan Stimulasi Kognitif Dengan Prestasi Belajar Pada


Anak. Jurnal Media Medika MudaVolume 4, Nomor 4, Oktober 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico

Andreas, (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat Anak dengan


Epilepsi.Jurnal CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

Atkinson, R. L & Atkinson, R. C. (2010). Pengantar Psikologi.Tangerang :


Interaksara

Baharuddin (2014). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Ar-


Ruzz

Balitbang Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2010). Gangguan Emosi, Perilaku


dan Gangguan Konsentrasi Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta : Balitbang
Direktorat Pendidikan Luar Biasa

Couto, N & Alizamar (2016). Psikologi Persepsi & Desain Informasi, Sebuah
Kajian psikologi Persepsi dan Prinsip Kognitif Untuk Kependidikan dan
Desain Komunikasi Visual.Yogyakarta : Media Akademi

Daulay (2010). Pengaruh Penerapan Terapi Kognitif Perilaku Terhadap


Perubahan Pikiran Dan Perilaku Anak Usia Sekolah Yang Mengalami
Kesulitan Belajar Di SDN Kelurahan Pondok Cina Tahun 2010. Tesis
Keperawatan Jiwa. Universitas Indonesia.

Djamarah, (2013).Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dwijo (2014). ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder). Cetakan


1.Jakarta : Erlangga

Expat, (2018).Congklak, Games Tradisional Indonesia. http://www.expat.or.id/


info/congklak.html, diperoleh 5 Desember, 2018).
Hani Lusyana (2008). Pengaruh Cokelat Hitam Dalam Meningkatkan Memori
Jangka Pendek.Skripsi.Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha, Bandung

Hantoro, W.D. (2016). Uji Reliabilitas dan Validitas Komponen Digit Span test
Dalam Screening Gangguan Atensi Anak Usia Sekolah Dasar. Tesis.
UGM.

Hidayat.A.A.A. (2012).Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika

Husdarta & Nurlan, K. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik


(Olahraga dan Kesehatan). Bandung : Alfabeta

Judarwanto, W. (2009).Faktor Resiko Gangguan Perkembangan Bicara dan


Bahasa pada Anak. Diakses tanggal 5 November 2018 dari
http://speechclinic.com/

Kapadia, M. (2009).Mendongkrak Daya Ingat. Bandung : Jabal

Kartono, K. (2012). Psikologi Anak. Bandung : Alumni

Kemenkes RI (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi


Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar,
Jakarta : Kemenkes RI

Khodijah, Nyayu. (2014). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Khomsan A. (2000). Metode Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi


Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Kinasih & Purna (2016).Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.
Indeks

Kurniawan, (2012).Pengaruh kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan


Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif.Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia.

Majerus (2013). Memory disorders in children. Journal Pediatric Neurology Part


I. Handbook of Clinical Neurology, Vol. 111 (3rd series)

Manizar, E. (2016). Mengelola Kecerdasan Emosi. Jurnal Tadrib.Vol. II No. 2


Edisi Desember 2016
Masrokhah, (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dengan
Permainan Bisik Berantai Siswa Kelas 2 SD Negeri Grombo I Kecamatan
Plupuh Kabupaten Sragen, Surakarta: Perpustakaan UMS.

Menlove, L. (2015). Memory in children with epilepsy: A systematic review.


Elsevier 2015;25:126-35.

Muhibin, S. (2009).Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers.

Mujib, F dan Rahmawati, (2011). Metode Permainan-Permainan Edukatif dalam


Belajar Bahasa Arab. Yogjakarta: Diva Press.

Murrihy (2017).Psychomotor Ability and Short-term Memory, and Reading and


Mathematics Achievement in Children.Archives of Clinical
Neuropsychology 32 (2017) 618–630

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurlaila (2011).Manajemen Sumber Daya Manusia I.Ternate : Lepkhair

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prasetyo, W. (2016).Pengaruh Senam Otak Terhadap Daya Ingat Anak Kelas V


Sekolah Dasar.Jurnal Keperawatan. William Booth Surabaya

Pratiwi, A.F. (2017). Peningkatan daya ingat anak usia dini melalui media mind
mapping Pada kelompok B di TK Islam al-Muttaqin Kota Jambi. Jurnal
penelitian Universitas Negeri Jambi

Ranganath, Flegal, dan Kelly (2011). Can cognitive training improve episodic
memory?.JournalNeuron. 2011 December 8; 72(5): 688–691. doi:10.1016/
j.neuron.2011.10.022.

Riyanto, A. (2011). AplikasiMetodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Safitri, D (2014). Peningkatan kemampuan daya ingat Melalui permainan puzzle


pada anak usia 5-6 tahun. Artikel Penelitian Universitas Tanjungpura
Pontianak

Sagala, S. (2010).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Salwanida, F. (2010).Merencanakan Kecerdasan & Karakter Anak Sejak Dalam


Kandungan, Yogjakarta: Katahati
Santos, A. (2015). Psychomotor therapy in children with behavior
disorder.Journal ResearchGate University of
Lisbon.https://www.researchgate.net/ publication/304113832, diperoleh 5
Desember, 2018).

Santrock, (2015).Psikologi Pendidikan. Jakarta : Salemba Medika

Soemanto (2016).Psikologi pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.


Jakarta : Rineka Cipta

Sugianto, (2012).Modul APE untuk LPMP Banten.pdf. Diakses 20 Desember


2018.

Sugiyono, (2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Susanto, Djojosoewarno, Rosnaeni (2009). Pengaruh Olahraga Ringan Terhadap


Memori Jangka Pendek Pada Wanita Dewasa. Jurnal JKM. Vol.8 No.2
Februari 2009: 144-150

Suryabrata, S. (2014).Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Syah, Muhibbin. (2015). Psikologi Belajar.Jakarta: Rajawali Pers.

Tirtahadiyati. (2015). Perpustakaan Digital Budaya Indonesia : Congklak.


http://budaya-indonesia.org/conglak)

Wade, C & Carol, T. (2008). Psikologi.Jakarta : Erlangga

Walgito, (2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset

Wulandari, Tri. (2009). Perbedaan Kemampuan Mengingat Ditinjau Dari Gaya


Belajar.Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah.

Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditamam.


Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden
Di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon

Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Devi Ardita Indah Norvitasari
NIM : SK.115.007
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada saudara untuk
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, yang berjudul “Pengaruh
Kombinasi Stimulus Kognitif dan Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada
Anak di SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon”.
Data saudara dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian
saja. Apabila saudara bersedia mohon untuk menandatangani surat
kesanggupan menjadi reponden dan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang
telah disediakan. Atau kesediaan dan partisipasinya saya ucapkan banyak
terimakasih.

Peneliti

(Devi Ardita I.N.V)


Lampiran 3

SURAT KESANGGUPAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Kode Responden : (di isi peneliti)
Nama :
Umur :
Alamat :

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam


penelitian yang dilakukan oleh :
Nama : Devi Ardita Indah Norvitasari
NIM : SK.115.007
Institusi Pendidikan : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Program Studi Ilmu Keperawatan
JudulPenelitian :“Pengaruh Kombinasi Stimulus Kognitif dan
Psikomotorik Terhadap Daya Ingat Pada Anak di
SDN 02 Donosari Kecamatan Patebon”.
Saya bersedia menjadi responden secara sukarela tanpa ada unsure
paksaan dari siapapun dan data yang dihasilkan dalam penelitan ini akan
dirahasiakan dan akan dipergunakan hanya untuk keperluan pengelolaan
data saja.

Peneliti Kendal, 2019

Responden

Devi Ardita Indah


NIM SK 115.007 ………………………
LEMBAR REKAPITULASI

HASIL PENELITIAN

Pre Intervensi (Daya Ingat) Post Intervensi (Daya Ingat)


Usia
No. Kelas JK CO Digit Span CO Digit Span CO
(tahun) Digit Kategori Digit Kategori
Forward Backward Forward Backward 1

1 1 7 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
2 1 6 L 1 4 3 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
3 1 6 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
4 1 6 L 1 4 1 5 Cukup 2 6 4 10 Baik 3
5 1 6 P 2 4 1 5 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
6 1 6 L 1 3 1 4 Cukup 2 4 2 6 Cukup 2
7 1 6 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
8 1 6 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
9 1 6 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
10 1 6 P 2 3 1 4 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
11 1 6 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
12 1 6 P 2 5 3 8 Baik 3 6 4 10 Baik 3
13 1 6 P 2 4 2 6 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
14 1 6 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
15 1 6 L 1 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
16 1 6 L 1 4 2 6 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
17 1 6 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
18 1 6 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
19 1 7 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
20 1 6 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
Pre Intervensi (Daya Ingat) Post Intervensi (Daya Ingat)
Usia
No. Kelas JK CO Digit Span CO Digit Span CO
(tahun) Digit Kategori Digit Kategori
Forward Backward Forward Backward 1

21 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
22 2 7 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
23 2 6 P 2 6 2 8 Baik 3 6 4 10 Baik 3
24 2 8 L 1 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
25 2 7 P 2 4 2 6 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
26 2 7 P 2 4 2 6 Cukup 2 4 2 6 Cukup 2
27 2 7 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
28 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
29 2 7 P 2 3 1 4 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
30 2 8 P 2 7 3 10 Baik 3 7 4 11 Baik 3
31 2 7 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
32 2 7 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 2 8 Baik 3
33 2 7 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 2 8 Baik 3
34 2 7 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
35 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
36 2 8 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
37 2 7 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
38 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
39 2 7 P 2 5 3 8 Baik 3 5 3 8 Baik 3
40 2 7 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
41 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
42 2 7 P 2 5 2 7 Cukup 2 7 2 7 Cukup 2
43 2 7 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 2 8 Baik 3
44 2 8 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
Pre Intervensi (Daya Ingat) Post Intervensi (Daya Ingat)
Usia
No. Kelas JK CO Digit Span CO Digit Span CO
(tahun) Digit Kategori Digit Kategori
Forward Backward Forward Backward 1

45 2 8 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
46 2 7 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
47 2 7 P 2 6 4 10 Baik 3 6 4 10 Baik 3
48 2 7 L 1 5 3 8 Baik 3 7 3 10 Baik 3
49 3 8 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
50 3 8 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
51 3 8 L 1 7 4 11 Baik 3 8 4 12 Baik 3
52 3 8 L 1 4 2 6 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
53 3 9 P 2 4 2 6 Cukup 2 5 2 7 Cukup 2
54 3 8 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
55 3 10 L 1 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
56 3 8 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
57 3 9 L 1 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
58 3 8 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 4 10 Baik 3
59 3 8 L 1 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
60 3 8 L 1 6 3 9 Baik 3 6 4 10 Baik 3
61 3 8 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
62 3 8 P 2 5 2 7 Cukup 2 7 4 11 Baik 3
63 4 8 P 2 5 3 8 Baik 3 6 4 10 Baik 3
64 4 9 L 1 5 3 8 Baik 3 7 4 11 Baik 3
65 4 9 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
66 4 9 L 1 7 3 10 Baik 3 8 4 12 Baik 3
67 4 10 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
68 4 9 L 1 6 2 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
Pre Intervensi (Daya Ingat) Post Intervensi (Daya Ingat)
Usia
No. Kelas JK CO Digit Span CO Digit Span CO
(tahun) Digit Kategori Digit Kategori
Forward Backward Forward Backward 1

69 4 10 P 2 6 4 10 Baik 3 7 4 11 Baik 3
70 4 9 L 1 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
71 4 10 L 1 6 3 9 Baik 3 7 3 10 Baik 3
72 4 9 L 1 5 2 7 Cukup 2 7 4 11 Baik 3
73 4 9 P 2 5 2 7 Cukup 2 6 4 10 Baik 3
74 4 8 P 2 5 2 7 Cukup 2 7 4 11 Baik 3
75 4 9 L 1 4 4 8 Baik 3 6 4 10 Baik 3
76 4 9 P 2 5 3 8 Baik 3 7 3 10 Baik 3
77 4 10 L 1 5 4 9 Baik 3 6 4 10 Baik 3
78 5 11 L 1 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
79 5 10 P 2 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
80 5 10 P 2 8 3 11 Baik 3 8 4 13 Baik 3
81 5 10 L 1 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
82 5 10 L 1 5 3 8 Baik 3 5 4 9 Baik 3
83 5 11 L 1 5 3 8 Baik 3 6 4 9 Baik 3
84 5 11 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
85 5 10 P 2 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
86 5 11 L 1 6 4 10 Baik 3 7 4 11 Baik 3
87 5 10 L 1 5 3 8 Baik 3 6 3 9 Baik 3
88 5 10 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 4 9 Baik 3
89 5 10 P 2 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
90 5 10 P 2 5 3 8 Baik 3 6 4 10 Baik 3
91 5 10 P 2 5 3 8 Baik 3 7 4 11 Baik 3
92 6 12 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 4 9 Baik 3
Pre Intervensi (Daya Ingat) Post Intervensi (Daya Ingat)
Usia
No. Kelas JK CO Digit Span CO Digit Span CO
(tahun) Digit Kategori Digit Kategori
Forward Backward Forward Backward 1

93 6 11 L 1 5 2 7 Cukup 2 5 3 8 Baik 3
94 6 11 L 1 5 2 7 Cukup 2 6 3 9 Baik 3
95 6 11 L 1 6 3 9 Baik 3 6 3 9 Baik 3
96 6 12 L 1 5 3 8 Baik 3 7 4 11 Baik 3
97 6 11 L 1 5 4 9 Baik 3 6 4 10 Baik 3
98 6 11 P 2 5 3 8 Baik 3 7 4 11 Baik 3
99 6 11 P 2 6 4 10 Baik 3 7 6 13 Baik 3
100 6 11 L 1 5 4 9 Baik 3 6 4 10 Baik 3
101 6 11 L 1 5 2 7 Cukup 2 7 3 10 Baik 3
102 6 11 L 1 6 3 9 Baik 3 7 4 11 Baik 3
103 6 12 P 2 6 3 9 Baik 3 7 3 10 Baik 3
Statistics
USIA
N Valid 103
Missing 0
Mean 8.29
Std. Error of Mean .176
Median 7.98a
Mode 7
Std. Deviation 1.791
Variance 3.208
Skewness .364
Std. Error of Skewness .238
Kurtosis -1.082
Std. Error of Kurtosis .472
Range 6
Minimum 6
Maximum 12
Sum 854
a. Calculated from grouped data.

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 6 19 18.4 18.4 18.4
7 24 23.3 23.3 41.7
8 18 17.5 17.5 59.2
9 11 10.7 10.7 69.9
10 15 14.6 14.6 84.5
11 13 12.6 12.6 97.1
12 3 2.9 2.9 100.0
Total 103 100.0 100.0

Statistics
JK
N Valid 103
Missing 0

JK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Laki-laki 55 53.4 53.4 53.4
Perempuan 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
Statistics

PRE POST
N Valid 103 103
Missing 0 0

Frequency Table
PRE

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Cukup 55 53.4 53.4 53.4
Baik 48 46.6 46.6 100.0
Total 103 100.0 100.0

POST

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Cukup 15 14.6 14.6 14.6
Baik 88 85.4 85.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
Descriptive Statistics

Percentiles
Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum 25th 50th (Median) 75th
PRE 103 2.47 .501 2 3 2.00 2.00 3.00
POST 103 2.85 .354 2 3 3.00 3.00 3.00

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
POST - PRE Negative Ranks 0 .00 .00
Positive Ranks 40b 20.50 820.00
Ties 63c
Total 103
a. POST < PRE
b. POST > PRE
c. POST = PRE

Test Statisticsb

POST - PRE
Z -6.325a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRE 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
POST 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


PRE Mean 2.47 .049
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.37
Mean
Upper Bound 2.56
5% Trimmed Mean 2.46
Median 2.00
Variance .251
Std. Deviation .501
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .138 .238
Kurtosis -2.021 .472
POST Mean 2.85 .035
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.79
Mean
Upper Bound 2.92
5% Trimmed Mean 2.89
Median 3.00
Variance .126
Std. Deviation .354
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -2.039 .238
Kurtosis 2.200 .472
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE .358 103 .000 .635 103 .000
POST .514 103 .000 .420 103 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Anda mungkin juga menyukai