Anda di halaman 1dari 24

MODUL III

OSILASI BEBAN YANG DIGANTUNG PADA


PEGAS
3.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan seharihari, pasti banyak peralatan peralatan yang
memanfaatkan sifat dari pegas. Tak bisa dihindari penggunaan dari pegas tersebut
sangat dibutuhkan dalam aktivitas sehari hari kita. Bukti konkret penggunaan
pegas di kehidupan kita adalah penggunaan pegas dalam springbed ataupun kursi
sofa. Ternyata dengan memanfaatkan sifat dari pegas, dapat diperoleh sebuah
keuntungan. Dengan adnya pegas di dalam springbed atau sofa dapat menjadikan
keduanya elastic sehingga lebih nyaman ketika kita gunakan.

Sebuah pegas apabila diberi beban dan simpangan akan menimbulkan


sebuah gerakan, yaitu gerak harmonic. Gerak harmonic itu sendiri dipengaruhi
oleh gaya dari sebuah pegas, dan gaya dari pegas itu juga dipengaruhi oleh factor
nilai tetapan pegas itu sendiri. Oleh karena itu akan dilakukan percobaan tetapan
pegas untuk lebih memahaminya

3.2 Tujuan Percobaan


Mahasiswa diharapkan dapat memahami gerak osilasi pada beban yang
digantungkan pada pegas.

3.3 Dasar Teori

3.3.1 Osilasi

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut
gerak  periodik. Jika suatu partikel dalam gerak peiodik bergerak bolak-balik
melaluilintasan yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau vibrasi
(getaran).Bumi penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda keseimbangan
arloji,dawai biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam

Laporan Fisika Dasar | 31


kisizat padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi dan sebagainya.(D.
Halliday, 1999,443)
Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu sistem,
yaituyang bergetar atau berotasi dengan cara berulang-ulang, adalah waktu
yangdibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan satu putaran penuh.
Dalamkasus getaran (osilasi), periode merupakan waktu total bagi gerakan bolak-
balik sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dibuat persatuan waktu
atau banyaknya putaran perdetik. Karena (T) adalah waktu satu putaran maka
dapatdirumuskan
1
f=
T
(Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006, 90)
Satuan internasiaonal untuk frekuensi adalah putaran per detik, atau
hertz(Hz). Posisi pada saat tidak ada gaya yang bekerja pada partikel yang
berosilasidisebut posisi seimbang. Simpangan (pergeseran), linier atau sudut,
adalah jarak,linier atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi seimbangnya
pada sembarangsaat. Dinyatakan dalam tenaga, dapat dikatakan bahwa partikel
yang mengalamigerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga
potensialnyaminimum (titik sembarang). Bandul berayun adalah contoh yang baik,
tenaga potensialnya mencapai harga minimum di titik terendah ayunan, yaitu
titik seimbangnya.Sebuah partikel yang berosilasi, bergerak bolak-balik di sekitar
titik seimbang melalui potensial yang berubah-ubah menurut konstanta disebut
denganosilator harmonik sederhana. Sebuah benda bermassa m yang diikatkan
pada pegas ideal dengan konstanta gaya (k) dan bebas bergerak di atas
permukaanhorizontal tanpa gesekan merupakan salah satu contoh osilator
harmonik sederhana.Persoalan osilator harmonik sederhana menjadi penting
karena dua alasanyang berikut : Pertama, kebanyakan persoalan yang menyangkut
getaran mekanisuntuk amplitudo yang kecil kembali menjadi osilator harmonik
sederhana ataukombinasi getaran yang demikian. Kedua, muncul banyak persoalan
fisis sepertimisalnya dalam bidang akustika, optika, mekanika, rangkaian elektris,
dan bahkandalam fisika atom.(D. Halliday,1999,443-447)

Laporan Fisika Dasar | 32


3.3.2 Gerakan Harmonik Sederhana

Suatu system yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana


adalahsebuah benda yang tertambat ke sebuah pegas. Adapun syarat dari sebuah
gerak harmonik sederhana yaitu bila percepatan sebuah benda berbanding lurus
danarahnya berlawanan dengan simpangan, benda itu akan bergerak dengan
gerak harmonik sederhana.Gerak harmonik sederhana merupakan getaran yang
dialami suatu sistem,yaitu sistem hooken. Sistem hooken adalah sistem yang
kembali pada konfigurasiawalnya setelah berubah bentuk dan kemungkinan
dilepaskan lebih lanjut, ketikasistem semacam ini diregangkan dengan jarak
x(untuk penekanan, x adalahnegatif). Di dalam sebuah pegas, terdapat gaya
pemulih, yaitu gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem, yang merupakan
hal yang penting agar getaran terjadi. Dengan kata lain, gaya pemulih selalu
berarah sedemikiansehingga mendorong atau menarik sistem kembali pada posisi
keseimbangannya.(Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006,90-91)
Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan
olehhokum Hooke. Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya
dalamilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Sifat
elastisitasadalah kemampuan sebuah benda untuk kembali kebentuk semula.Hukun
Hooke menyatakan bahwa besarnya gaya secara proporsional akan berbanding
lurus dengan pertambahan panjang yang dapat ditulis :

F=−k ∆ x

Dalam persamaan tersebut, x adalah panjang setelah diberi gaya


atau pertambahan panjang yang dialami pegas. F merupakan gaya pemulih dan
k adalah suatu ketetapan atau konstanta pegas. (Sutrisno, 1986, 81) Misalnya untuk
sistem pegas, hukum Hooke juga berlaku, ketika sebuahgaya menekan atau
menarik sebuah pegas, maka terjadi perubahan pada bentuk  pegas, yakni
memendek jika diberikan tekanan atau memanjang jika ditarik. Namun tidak
semua pegas mudah untuk ditarik atau ditekan. Pegas pada sistemsuspensi mobil
memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding pegas padaumumnya. Kekuatan ini
merupakan modulus elastik yaitu yang dikenal sebagaikonstanta pegas k.Pada

Laporan Fisika Dasar | 33


persamaan Hukun Hooke tanda minus menunjukkan bahwa pegas akancenderung
melawan perubahan. Jika kita menariknya maka pegas akan menarik kita dengan
gaya F sebesar k dikali panjang tarikan kita x, dan jika pegas kitatekan, ia melawan
dengan menekan kita.(Muhammad Ishaq, 2007, 89) Hukum Hooke berlaku pada
suatu bahan selama perubahan panjang tidak terlalu besar. Daerah dimana hokum
Hooke berlaku disebut daerah elastis.Jika suatu bahan mengalami perubahan
panjang melampaui daerah elastis,maka akan mengalami perubahan bentuk
permanen. Daerah diluar daerah elastisdisebut daerah plastik. Dalam daerah
disebut bersifat permanen. Jika sebuah pegasditarik melebihi batas elastik, maka
pegas tidak kembali lagi pada panjang semulakarena struktur atom dalam pegas
telah mengalami perubaha.(Sutrisno, 1986, 82)

3.3.3 Konstanta Pegas

Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik x 0 bila diberi beban
denganmassa m, maka pegas tersebut akan bertambahnya panjang sebesar x,
sehingga :
∆ x=x 2−x 1

Berdasarkan hokum hhoke peristiwa dirumuskan dengan

F=−k ∆ x

Bila setelah diberi massa m pegas kita getarkan yaitu dengan cara menarik  pada
beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu pergetaran selaras pegasatau
periode dirumuskan :


T=
W

k
Dengan w=
√ m

m
Maka T =2 R
√ k

Laporan Fisika Dasar | 34


Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukanusaha karena adanya gerak. Gaya elastis yang dilakukan oleh pegas
ideal dan gayalain yang berlaku serupa disebut bersifat konservatif.Pegas spiral
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik misalnya


pegas spiral pada neraca pegas.
b. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorongmisalnya
pada jok tempat duduk jok mobil.
Timbulnya gaya meregang pada pegas spiral sebagai reaksi
adanya pengaruh gaya tarik atau gaya dorong sebagai aksi suatu gaya diletakkan
bekerja jika gaya itu dapat menyebabkan perubahan pada benda. Misalnya gaya
berat darisuatu benda yang digantungkan. Pada ujung bagian bawah spiral
menyebabkan pegas spiral berubah meregang memanjang dan sekaligus timbul
gaya regangyang besarnya sama dengan berat benda digantung.

3.3.4 Hukum II Newton

Hukum pertama Newton menerangkan bagaimana suatu objek ketika


tidak ada suatu gaya yang bekerja padanya. Ini juga pada saat diam ataupun
bergerak dalam garis lurus dengan kecepatan konstan. Hukum kedua Newton
menjawab bagaimana jika ada suatu gaya yang bekerja pada suatu
benda.Percepatan benda juga bergantung pada massa, kita dapat
memahaminyadengan percobaan sebagai berikut. Jika kita memberi suatu gaya
pada suatu benda. Benda tersebut akan mempunyai percepatan sebesar “a”. Jika
kita memberi sebuah gaya 2 kali lipat dari gaya semula, percepatanakan bertambah
2 kali lipatnya. Dan jika kita memberikan gaya sebesar 3 kalilipat dari gaya awal,
percepatan akan bertambah 3 kali lipat, dan begituseterusnya. Dari hal tersebut,
dapat disimpulkan percepatan suatu benda berbalik dengan massanya.Jadi dapat
dihubungkan massa, percepatan dan gaya secara matematis,hokum II Newton.
∑ F=m. a

Laporan Fisika Dasar | 35


3.4 Alat-alat Percobaan
Alat yang diperlukan pada percobaan Osilasi Beban Pada Pegas adalah
sebagai berikut :
 Set Statis
 Pegas
 Stopwatch
 Meteran
3.5 Pengantar dan Persiapan Percobaan
Sebuah benda bermassa M digantungkan pada sebuah pegas yang salah satu
ujungnya terpasang secara tetap, massa akan menarik pegas ke bawah dengan gaya
berat Mg yang menyebabkan pegas renggang sedemikian rupa sehingga beban
berada pada posisi 0. Jika beban ditarik ke bawah oleh tambahan F, pegas akan
molor sejauh y sehingga berada pada titik A. Menurut Hukum Hooke, gaya F akan
diperlukan untuk menghasilkan simpangan ini ada ky dimana k adalah tetapan
pegas. Jika beban dilepaskan, gaya pemulih ky menghasilkan sebuah percepatan
sebagaimana diberikan oleh Hukum Newton Kedua tentang gerak, yaitu :

Ky
Ky=m .a atau a= (3.1)
m

Persamaan (3.1) ini adalah persamaan dasar untuk gerak harmonik sederhana
dengan percepatan a sebanding dengan simpangan y dan periodenya diberikan oleh
:

M
T =2
√ K
(3.2)

4 42
atau T = M (3.3)
K

Pada percobaan ini akan dicari hubungan antara periode T dengan massa
beban benda uang berosilasi dengan besaran lain dibuat tetap. Karena periode ini
dari satu gerakan ke gerakan lain relatif tetap namun waktunya sangat singkat,
maka diukur wakturnya dalam sejumlah kali osilasi . Dalam percobaan ini dihitung

Laporan Fisika Dasar | 36


waktu untuk mengukur 20 kali osilasi. Pengukuran waktu dilakukan setelah
gerakannya mulai stabil.

Untuk persiapan percobaan lakukanlah :

a. Rangkai set alat percobaan seperti gambar (3.1)


b. Gantung pegas k = 10 N/m
c. Gantung beban dengan massa 50 gram.

Gambar 3.1
Set Alat Percobaan Osilasi Beban Pada Pegas

3.6 Langkah-langkah Percobaan


Bagian pertama : Mengukur nilai k pegas dengan cepat.

a. Gantungkan pegas pada statis.


b. Berikan beban 50 gram.
c. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 50
gram.
d. Ubah beban menjadi 100 gram.
e. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 100
gram.

Laporan Fisika Dasar | 37


f. Ubah beban menjadi 150 gram.
g. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 150
gram.
h. Ubah beban menjadi 200 gram.
i. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 200
gram.

Bagian Kedua : Hubungan antara T dan M dengan k dibuat tetap.

a. Berikan simpangan pada beban dengan cara menarik beban ke


bawah sejauh kira-kira 2 cm, kemudian dilepaskan sehingga
terjadi osilasi.
b. Ukur waktu yang diperlukan untuk 20 kali osilasi.
c. Untuk menambah ketelitian dalam pengukuran, ulangi lagi
langkah a dan b sebanyak 10 kali.
d. Ulangi lagi langkah diatas dengan mengubah-ubah beban menjadi
100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram.
e. Catat hasilnya dalam tabel
f. Ulangi langkah ini untuk pegas yang berbeda (dua pegas lagi).

Bagian Ketiga : Hubungan antara T dan k, dengan M dibuat tetap.

a. Gantungkan pegas helik dengan k = 10 N/m dan diberikan beban


100 gram
b. Berikan simpangan pada beban dengan cara menarik beban ke
bawah sejauh kira-kira 2 cm, kemudian dilepaskan sehingga terjadi
osilasi.
c. Ukur waktu yang diperlukan untuk 20 kali osilasi
d. Untuk menambah ketelitian dalam pengukuran, ulangi lagi
langkah a dan b sebanyak 10 kali
e. Ulangi lagi langkah diatas dengan mengganti pegas helik dengan k
yang lain dengan beban tetap 100 gram
f. Catat hasilnya dalam tabel.

Laporan Fisika Dasar | 38


3.7 Penyajian Data

3.7.1 Mengukur nilai k pegas.


Bb 50 gr Bb 100 gr Bb 150 gr Bb 200 gr Bb 250 gr
Pegas Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
I 24,4 29,1 33,5 36,7 40,1
II 19,1 25,7 28,5 32,2 36.3
III 13 17,5 21,5 25 28,9

3.7.2 Hubungan antara T dan M dengan k dibuat tetap.

Pegas I

Massa 50 Massa 100 Masa 150 gr Masa 200 gr Massa 250


No. gr 20 detik gr 20 detik 20 detik 20 detik gr 20 detik
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)
1 12 14,9 16 19 21
2 12 14,9 17 18,9 20,9
3 12 14,7 16,5 18,7 21
4 12,2 14,7 17 19 20,8
5 11,9 15 16,8 18,8 20,7
6 12,3 15 16,7 19 21
7 12 15 17 19 21
8 12,1 15,1 17 18,8 20,8
9 12,4 15 16,9 19 21
10 12 14,9 17 19 21

Pegas II

Massa 50 Massa 100 Masa 150 gr Masa 200 gr Massa 250


No. gr 20 detik gr 20 detik 20 detik 20 detik gr 20 detik
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)
1 12,1 15 18 21 22

Laporan Fisika Dasar | 39


2 11,9 15,4 18,1 20,9 22
3 12 15 18,2 21 22,1
4 11,8 15,3 17,9 20,8 21,9
5 12 Pegas
15,2 I Pegas II
17,8 Pegas III
20,7 22,2
6 12No. 20 15
detik 18
20 detik 21
20 detik 22
7 11,7 15 17,8 21 22
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)
8 12 15,3 18 20,8 21,9
1 15 14,9 12,5
9 11,8 15,4 18 21 22
2 15,4 14,9 12,4
10 12 15 17,9 21 22
3 15 14,7 12,6
4 15,3 14,7 12,5
5 15,2 15 12,5
Pegas III 6 15 15 12,4
7 15 15 12,7
Massa850 Massa
15,3100 Masa
15,1 150 gr Masa
12,5200 gr Massa 250
No. 9
gr 20 detik 15,4
gr 20 detik 15 detik
20 12,6
20 detik gr 20 detik
10 15 14,9 12,6
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)
1 21,1 24,8 28 32 34
2 20,4 24,5 29 31,4 34
3 20,5 24,6 28,5 31 34,1
4 21 24,8 28,7 31,5 33,9
5 20,5 24,7 28,9 31,7 34,2
6 20,3 24,8 29 31,5 34
7 20,4 24,8 28,7 31,5 34,3
8 20,5 24,8 28,5 31,9 34
9 20,3 24,9 29 32 34
10 20,5 24,7 29 32 34
3.7.3 Hubungan Antara T dan k, M dibuat tetap dengan M = 100 gram

Laporan Fisika Dasar | 40


3.8 Pengolahan Data

3.8.1 Bagian Pertama : Mengukur Nilai k pegas

Pegas I

∆ f =k . ∆ x
∆f
k=
∆x
∆ m. g
k=
∆x

0,0972
k=
4,08

k = 0,02025 N/m

Pegas II

∆ f =k . ∆ x
∆f
k=
∆x
∆ m. g
k=
∆x

0,0972
k=
2,66

k = 0,036 N/m

Pegas III

Laporan Fisika Dasar | 41


∆ f =k . ∆ x
∆f
k=
∆x
∆ m. g
k=
∆x

0,0972
k=
0,88

k = 0,110 N/m

3.8.2 Bagian 2 : Hubungan Antara T dan M dengan k dibuat tetap

Pegas I

 Beban 50 gram

Σ t t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5+t 6+ t 7+t 8+t 9+ t 10


t= =
n 10

Σ t 12+12+12+12,2+11,9+12,3+ 12+12,1+12+12,4
t= =
n 10

Σt
t= =12,09 S
n

t
Periode (T )=
Jumlah Osilasi

12,09 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,6045 s

 Beban 100 gram

Σ t t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5+t 6+ t 7+t 8+t 9+ t 10


t= =
n 10

Laporan Fisika Dasar | 42


Σ t 14,9+14,9+14,7 +14,7+15+15+15+15,1+15+14,9
t= =
n 10

Σt
t= =14,92 S
n

t
Periode (T )=
Jumlah Osilasi

14,92 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,746 s

 Beban 150 gram

Σ t t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5+t 6+ t 7+t 8+t 9+ t 10


t= =
n 10

Σ t 16+ 17+16,5+17+16,8+16,7+ 17+17+16,3+17


t= =
n 10

Σt
t= =16,73 S
n

t
Periode (T )=
Jumlah Osilasi

16,73 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,8365 s

 Beban 200 gram

Σ t t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5+t 6+ t 7+t 8+t 9+ t 10


t= =
n 10

Laporan Fisika Dasar | 43


Σ t 19+18,9+18,7 +19+18,8+19+19+18,8+19+19
t= =
n 10

Σt
t= =18,92 S
n

t
Periode (T )=
Jumlah Osilasi

18,92 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,946 s

 Beban 250 gram

Σ t t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5+t 6+ t 7+t 8+t 9+ t 10


t= =
n 10

Σ t 21+20,9+ 21+20,8+ 20,7+21+21+20,8+21+21


t= =
n 10

Σt
t= =20,92 S
n

t
Periode (T )=
Jumlah Osilasi

20,92 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,046 s

Pegas II

 Beban 50 gram

Laporan Fisika Dasar | 44


Σ t 119,3
t= =
n 10

Σt
t= =11,93 S
n

11,93 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,5965 s

 Beban 100 gram

Σ t 151,6
t= =
n 10

Σt
t= =15,16 S
n

15,16 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,758 s

 Beban 150 gram

Σ t 179,7
t= =
n 10

Σt
t= =17,97 S
n

17,97 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,8985 s

 Beban 200 gram

Laporan Fisika Dasar | 45


Σ t 207,6
t= =
n 10

Σt
t= =20,76 S
n

20,76 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,038 s

 Beban 250 gram

Σ t 220,1
t= =
n 10

Σt
t= =22,01 S
n

22,01 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,1005 s

Pegas III

 Beban 50 gram
Σ t 205,5
t= =
n 10

Σt
t= =20,55 S
n

20,55 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,0275 s

Laporan Fisika Dasar | 46


 Beban 100 gram

Σ t 247,4
t= =
n 10

Σt
t= =24,74 S
n

24,74 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,237 s

Beban 150 gram

Σ t 287,3
t= =
n 10

Σt
t= =28,73 S
n

28,73 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,4365 s

 Beban 200 gram

Σ t 315,5
t= =
n 10

Σt
t= =31,55 S
n

31,55 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,5775 s

Laporan Fisika Dasar | 47


 Beban 250 gram

Σ t 340,5
t= =
n 10

Σt
t= =34,05 S
n

34,05 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 1,7025 s

3.8.3 Bagian 3 : Hubungan Antara T dan k, M dibuat tetap dengan M=100 gram

Pegas I

Σ t 151,6
t= =
n 10

Σt
t= =15,16 S
n

15,16 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,758 s

Pegas II

Σ t 149,2
t= =
n 10

Σt
t= =14,92 S
n

14,92 sekon
Periode (T )=
20

Laporan Fisika Dasar | 48


Periode (T )=¿ 0,746 s

Pegas III

Σ t 125,3
t= =
n 10

Σt
t= =12,53 S
n

12,53 sekon
Periode (T )=
20

Periode (T )=¿ 0,6265 s

3.9 Pembahasan

3.9.1 Bagian Pertama : Mengukur Nilai k pegas.

Dalam mengukur nilai k, digunakan 5 beban yaitu 50 gram, 100 gram, 150
gram, 200 gram, dan 250 gram, kemudian didapat nilai pada tiap perubahan beban
sama. Pada 5 jenis beban yang digunakan penambahan bebannya kosntan maka
nilai ∆ f =0,02025 N /m. Nilai k diperoleh dari rumus :
∆f1
k pegasI =
∆x
0,0972
k pegasI =
4,08
k pegasI =0,02025 N /m

Dalam mengukur nilai k, digunakan 5 beban yaitu 50 gram, 100 gram, 150
gram, 200 gram, 250 gram, kemudian diapat nilai pada tiap perubahan bebn sama
yaitu....Pada 5 jenis beban yang digunakan penambahan bebannya konstan, maka
nilai ∆ f =0,036 N /m. Nilai k diperoleh dari rumus :
∆f2
k pegasII =
∆x
0,0972
k pegasII =
2,66
k pegasII =0,036 N /m

Laporan Fisika Dasar | 49


Dalam mengukur nilai k, digunakan 5 beban yaitu 50 gram, 100 gram, 150
gram, 200 gram, 250 gram, kemudian diapat nilai pada tiap perubahan bebn sama
yaitu....Pada 5 jenis beban yang digunakan penambahan bebannya konstan, maka
nilai ∆ f =0,110 N /m. Nilai k diperoleh dari rumus :
∆f3
k pegasIII =
∆x
0,0972
k pegasIII =
0,88
k pegasIII =0,110 N /m

3.9.2 Bagian Kedua : Hubungan antara T dan M dengan k dibuat tetap.

Dalam percobaan ini pegas yang dipergunakan ada 3. Dari hasil percobaan
diperoleh data sebagai berikut :
Pegas I
M = 50 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,6045 s
M = 100 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,746 s
M = 150 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,8365 s
M = 200 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,946 s
M = 250 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,046 s
Dari hasil perhitungan tersebut dibuat grafik sebagai berikut :

Laporan Fisika Dasar | 50


Pegas I
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
T(periode) 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
50 gram 100 gram 150 gram 200 gram 250 gram
Massa (gram)

Dari grafik diatas dapat dilihat, bahwa semakin besar nilai M, maka nilai T
juga semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai M berbanding lurus
dengan nilai T dalam percobaan ini.

Pegas II
M = 50 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,5965 s
M = 100 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,758 s
M = 150 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 0,8985 s
M = 200 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,038 s
M = 250 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,1005 s
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Laporan Fisika Dasar | 51


Pegas II
1.2
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
T(periode)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
50 gram 100 gram 150 gram 200 gram 250 gram
Massa (gram)

Dilihat dari grafik yang tertera di atas, jika nilai M semakin besar, makan
nilai T semakin besar pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai M berbanding
lurus dengan nilai T.

Pegas III
M = 50 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,0275 s
M = 100 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,237 s
M = 150 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,4365 s
M = 200 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,5775 s
M = 250 gram diperoleh periode rata-rata sebesar 1,7025 s
Dari hasil perhitungan tersebut dilihat grafik sebagai berikut :

Laporan Fisika Dasar | 52


Pegas III
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
T(periode) 0.8

0.6
0.4
0.2
0.0
50 gram 100 gram 150 gram 200 gram 250 gram
Massa (gram)

Dilihat dari grafik yang tertera di atas, jika nilai M semakin besar, makan
nilai T semakin besar pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai M berbanding
lurus dengan nilai T.

3.9.3 Bagian Ketiga : Hubungan antara T dan k, M dibuat tetap

Dalam percobaan ini massa yang digunakan adalah 100 gram dengan osilasi
sebanyak 20 kali. Dari hasil pengolahan data diperoleh data sebagai berikut :

Pada kpegas I = 0,02025 N/m diperoleh periode rata-rata sebesar 0,758 s


Pada kpegas II = 0,036 N/m diperoleh periode rata-rata sebesar 0,746 s
Pada kpegas III = 0,110 N/m diperoleh periode rata-rata sebesar 0,6265 s
Dari hasil perhitungan diatas makan dapat dilihat grafik sebagai berikut :

Laporan Fisika Dasar | 53


Hubungan antara T dan k
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
T(periode)
0.3
0.2
0.1
0
0,02025 0,036 0,110
k Pegas N/m)

Dilihat dari grafik yang tertera di atas, jika nilai k semakin besar, makan
nilai T berbalik semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai k
berbanding terbalik dengan nilai T.
3.10 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pratikum Hukum Newton tentang Gerak, dapat
diambil kesimpulan bahwa pada percobaan pertama, semakin besar gaya F maka
semakin besar pula a (percepatan) yang dimiliki. Sehingga gaya F berbanding lurus
dengan percepatan, sedangkan pada percobaan yang kedua disimpulkan bahwa
massa m pada sistem berbanding terbalik dengan percepatan (a), sehingga semakin
besar massa m sistem, maka percepatan yang ditimbulkan, akan semakin kecil.

3.11 SARAN
Untuk saran dari kelompok kami ,agar lebih di rapikan ruangannya dan
diganti beberapa alat praktikum karena ada stopwacth yang tidak bisa berfungsi .

Laporan Fisika Dasar | 54

Anda mungkin juga menyukai