METODE
Metode penelitian adalah strategi utama yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi
peneliti dalam mencapai keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan (Furchan,
1982:50). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, data yang dianalisis
berbentuk deskripsi fenomena yang berwujud bagian-bagian cerita yang sesuai
dengan fokus penelitian, sehingga data yang terkumpul berupa kutipan cerita
yang terdapat pada tokoh perempun dalam novel Laila Majnun karya Nizami.
HASIL DATA
Analisis data dalam penelitian ini akan menganalisis pikiran, perasaan, dan
kejiwaan tokoh perempuan Laila dalam novel Laila Majnun karya Syaikh
Nizami Ganjavi
Pikiran Cemas
...Dalam diri Laila, nyalanya tersembunyi dan tidak mengeluarkan asap.
Ketika seseorang sedang terbaring sekarat, seorang dokter akan menaruh
cermin di dekat mulutnya untuk melihat apakah dia masih bernafas atau
tidak. Laila pun memiliki cermin, namun, baginya, cermin itu adalah
jiwanya sendiri, yang terus-menerus ia tanyai tentang kekasihnya
Majnun... (NL/PI/65)
Pikiran Laila yang menunjukkan makna cemas bisa terlihat pada kalimat ”
Laila pun memiliki cermin, namun, baginya, cermin itu adalah jiwanya
sendiri” Pikiran Laila cemas sampai jiwanya tidak berdaya masalah yang
dihadapi memang berat seakan-akan dia tidak memikirkan orang-orang yang
ada disekitarnya yang sayang terhadapnya. Dia hanya memikirkan kekasihnya
seorang memang sulit untuk melupakan seseorang yang sangat dicintai.
...Duhai cintaku! Betapa aku menginginkan kita dapat bersama, namun
apalah daya kita. Takdir telah menyuratkan bahwa kita harus terpisah,
maka kita akan tetap terpisah selamanya. Apakah aku harus disalahkan
atas hal yang diperbuat oleh takdir? Hatiku menangis setiap kali
memikirkannya... (NL/PI/187)
Pikiran Laila yang menunjukkan makna cemas bisa terlihat pada kalimat ”
Betapa aku menginginkan kita dapat bersama, namun apalah daya kita”
Pikiran Laila sangat mencintai Majnun maka dari itu dia cemas karena tidak
bisa bersama-sama kekasihnya lagi. Di mana pikiran itu membuat Laila seperti
orang yang pasrah karena dia sudah menyerahkan kepada takdir tentang
kehidupannya kalau Majnun ditakdirkan untuk dirinya mungkin dia akan
menjadi orang yang paling bahagia.
Perasaan Sedih
...Semua teman-temannya, tentu saja, tidak mengetahui perasaan Laila.
Untuk beberapa waktu mereka bermain bersama-sama di antara bunga-
bunga mawar, tapi kemudian, ketika mereka duduk untuk beristirahat di
sebuah pojok taman, Laila berjalan meninggalkan mereka dan duduk di
bawah sebuah pohon yang jauh. Agar ia dapat mencurahkan
kesedihannya... (NL/PE/70)
Perasaan Laila yang menunjukkan perasaan sedih terdapat pada kalimat ”
Laila berjalan meninggalkan mereka dan duduk di bawah sebuah pohon yang
jauh. Agar ia dapat mencurahkan kesedihannya”. Perasaan Laila sangat sedih
dia bingung sebenarnya dia ingin menceritakan semua tentang kesedihannya
tetapi tidak ada satupun orang yang dia percaya untuk menyimpan rahasianya,
dia selalu diam-diam dan menyendiri mungkin hatinya sudah hancur karena
terlalu banyak masalah yang dia hadapi.
...Ketika Laila mendengar kata-kata itu ia mulai menangis tersedu-sedu. Ia
tidak menyadari bahwa pada saat itu ia sedang diawasi. Salah seorang
temannya, yang menyadari kepergiannya, diam-diam telah mengikutinya.
Dengan bersembunyi dibalik semak bunga mawar, temannya itu
menyaksikan segalanya: ungkapan cinta Laila, keterkejutannya akan syair-
syair yang dilantunkan musafir yang lewat itu, dan air matanya...
(NL/PE/71)
Perasaan Kecewa
...Hari berganti hari dan Laila terus menderita dalam kesunyian, berpura-pura
tersenyum dan tertawa, serta menjawab dengan semestinya jika ia diajak
bicara. Tapi begitu malam tiba, ketika telah aman dari semua mata yang
mengintip, ia akan melompat ke tempat tidurnya dan menangis hingga tidak
ada lagi air matanya yang tersisa... (NL/PE/119)
Perasaan Laila yang menunjukkan perasaan kecewa terdapat pada kalimat
”Berpura-pura tersenyum dan tertawa, serta menjawab dengan semestinya jika ia
diajak bicara.” Hari berganti hari Laila terus menderita dalam kesunyian ia
berpura-pura tersenyum dan tertawa tidak menunjukkan kesedihannya serta
menjawab dengan semestinya jika ia diajak bicara. Tapi begitu malam telah tiba
dan aman dari semua mata yang mengintip Laila langsung melompat ke tempat
tidurnya dan menangis hingga tidak ada lagi air mata yang tersisa. Itulah perasaan
kecewa Laila yang sebenarnya terhadap keluarganya.
...Laila sendiri tersentuh oleh perhatian ayahnya dan menampakkan rasa
terima kasih atas perhatian itu dengan senyuman dan kasih sayang. Tapi
senyumnya bagaikan senyuman lilin yang menyala, yang perlahan-lahan
meleleh karena terbakar. Senyumnya adalah senyuman mawar yang
menyembunyikan duri... (NL/PE/120)
Perasaan Laila yang menunjukkan perasaan kecewa terdapat pada kalimat
”Tapi senyumnya bagaikan senyuman lilin yang menyala, yang perlahan-lahan
meleleh karena terbakar”. Laila sangat tersentuh oleh perhatian yang telah di
berikan oleh ayahnya dan Laila menampakkan rasa terima kasih itu dengan
senyuman dan kasih sayang terhadap ayahnya. Meskipun hatinya sakit dan
kecewa dia berusaha untuk tidak menampakkannya. Tetapi senyuman Laila itu
kecewa terhadap ayahnya senyuman itu bagaikan senyuman lilin yang menyala,
yang perlahan-lahan meleleh karena terbakar oleh api senyumannya adalah
senyuman mawar yang menyembunyikan duri.
Perasaan Cinta
...Ia mencoba untuk menemukan kedamaian di dalam taman itu, karena ia
melihat taman itu sebagai cermin dari keindahan kekasihnya. Ia bahkan
berharap cermin itu akan menunjukkan kepadanya jalan menuju orang
orang yang terlukis di dalamnya... (NL/PE/70)
Perasaan Laila yang menunjukkan makna cinta terdapat pada
kalimat ” Ia mencoba untuk menemukan kedamaian di dalam taman itu,
karena ia melihat taman itu sebagai cermin dari keindahan kekasihnya”. Ia
pun mencoba untuk menemukan kedamaian di dalam taman, karena melihat
taman itu sebagai cermin dari keindahan kekasihnya dan hanya taman itu yang
diibaratkan sebagai kekasihnya yang sangat indah dan laila bisa melepas rasa
rindunya. Ia berharap kalau cermin itu akan menunjukkan kepada orang yang
terlukis di dalamnya yaitu Majnun. Perasaan cinta terhadap majnun sulit
dilupakan bagi Laila dia hanya mencintai kekasihnya.
Perasaan Cemburu
...Ia juga sakit hati karena rasa cemburu. Memang benar. Ia mencemburui
kemerdekaan Majnun. Majnun berada di belantara padang pasir dan dapat
menjadi segila yang ia inginkan, sementara Laila adalah seorang tawanan.
Ia telah menjadi tawanan sepanjang ingatannya: pertama dari ayahnya,
sekarang dari suaminya... (NL/PE/217)
Perasaan Laila yang menunjukkan makna cemburu terdapat pada
kalimat ”Ia juga sakit hati karena rasa cemburu. Memang benar. Ia
mencemburui kemerdekaan Majnun”. Laila sakit hati karena cemburu terhadap
kemerdekaan Majnun. Dimana Majnun berada di belantara padang pasir yang
bebas dan dapat menjadi segila yang Majnun inginkan, sedangkan Laila
menjadi seorang tawanan sepanjang hudupnya yang pertama dari ayahnya dan
juga sekarang dari suaminya.
Perasaan Takut
...Lakukan ini untuk Tuhan dan untuk cintaku padanya. Aku mencintainya
lebih daripada aku mencintai kehidupan, dan keinginanku adalah kau
harus mencintainya juga. Dia adalah satu-satunya milikku, Ibu, dan aku
mewariskannya padamu untuk kau jaga... (NL/PE/243)
Perasaan Laila yang menunjukkan makna takut terdapat pada kalimat ”
...Lakukan ini untuk Tuhan dan untuk cintaku padanya”. Laila meminta Ibunya
untuk melakukan sesuatu, bahwa ia mencintai Majnun melebihi ia mencintai
kehidupan, ia hanya menginginkan Ibunya untuk mencintai Majnun juga.
Kekasihnya adalah satu-satunya yang ia miliki, supaya Ibunya menjaga
Majnun. Perasaannnya takut setelah kepergiannya majnun tidak ada yang
menjaga.
Berdasarkan data dapat disimpulkan perasaan tokoh perempuan dalam
novel Laila Majnun yaitu perasaan sedih, perasaan kecewa, perasaan cinta,
perasaan cemburu dan persaan takut yang ada di dalam diri Laila.
Cinta Kasih
...Laila telah datang ke dalam taman bersama dengan teman-temannya untuk
menikmati nyanyian burung serta bercengkraman di antara bunga-bunga,
bagaikan bidadari cantik yang menghiasi taman surga. Apakah ia berniat
untuk mencari ketenangan di bawah bayangan mawar merah? Apakah ia
ingin membuat hujaunya rerumputan menjadi gelap oleh bayangannya
sendiri, atau mengangkat cawannya ditemani oleh bunga narsis dan bunga
tulip? Atau apakah ia telah datang sebagai seorang penakluk yang
meminta hadiah dari raja taman yang menkjubkan ini... (NL/KJ/69).
Kutipan yang menunjukkan makna cinta kasih terdapat pada kalimat ”
...Laila telah datang ke dalam taman bersama dengan teman-temannya untuk
menikmati nyanyian burung serta bercengkraman di antara bunga-bunga,
bagaikan bidadari cantik yang menghiasi taman surga”. Laila datang ke dalam
taman bersama teman-temannya unyuk menikmati nyanyian burung serta
bercengkrama di antara bunga-bunga, seakan-akan Laila bagaikan bidadari
cantik yang menghiasi taman surga. Rasa cinta bukan hanya dirasakan untuk
kekasihnya tetapi juga sama teman-teman dan mahluk hidup yang ada
disekitar.
Belas Kasih
...Dan apa jawaban Laila? Yah, cukup untuk dikatakan bahwa jawabannya
membuat kebahagiaan Ibnu Salam segera tertutupi kabut. Hati Ibnu Salam,
yang baru saja bersinar-sinar seperti matahari karena kegembiraan,
sekarang menjadi terselubung oleh kegelapan yang tampak semakin hitam
pada setiap hari yang berlalu. Laila tidak mau makan, tidak bisa tidur, dan
tidak menginginkan Ibnu Salam tidur di ranjangnya... (NL/KJ/126)
Kutipan yang menunjukkan makna belas kasih terdapat pada kalimat ”
Yah, cukup untuk dikatakan bahwa jawabannya membuat kebahagiaan”.
jawabannya membuat hati Ibnu Salam bahagia. Laila tidak mau makan, tidak
bisa tidur, dan tidak menginginkan Ibnu Salam tidur di ranjangnya yang ia
inginkan hanyalah seorang Majnun berada di dekatnya. Namun Laila harus
juga menjaga perasaan suami walau dia tidak mencintainya. Berbagi kasih tapi
tidak berbagi cinta pada lelaki siapapun kecuali majnun.
Keimbangan Batin
...Tiba-tiba sebuah gagasan datang padanya. Dia menunjuk kearah tendanya
di kejauhan dan berkata, ’Kau adalah orang yang tulus dengan hati yang
mulia. Aku percaya padamu. Aku akan masuk ke dalam tendaku sekarang.
Lalu aku akan menulis surat untuk Majnun. Berjanjilah untuk kembali lagi
esok agar aku dapat memberikan kepadamu sebuah surat untuk diantarkan
kepadanya. Maukah kau berjannji... (NL/KJ/182)
Kutipan yang menunjukkan keimbangan batin terdapat pada kalimat ”Aku
akan masuk ke dalam tendaku sekarang. Lalu aku akan menulis surat untuk
Majnun. Berjanjilah untuk kembali lagi esok agar aku dapat memberikan
kepadamu sebuah surat untuk diantarkan kepadanya”. Laila percaya kepada
musafir tua itu, lalu Laila masuk ke dalam tendanya dan menulis surat untuk
Majnun. Laila meminta kepada orang tua itu untuk berjanji agar kembali lagi
esok dan ia akan memberikan surat lagi untuk diantarkan kepada kekasihnya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka di kemukakan saran-saran
sebagai berikut: (1)Saran kepada peserta didik; Siswa diharapkan setelah
membaca novel Laila Majnun karya Nizami Ganjavi siswa mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari; (2) Saran kepada Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia; Dari hasil analisis, guru dapat menjadikan novel
karya nizami Ganjavi saebagai bahan ajar dalam mengajarkan materi tentang
tokoh karena novel Laila Majnun banyak terkandung perwatakan tokoh yang
memiliki pemikiran, perasaan, dan kejiwaan tokoh yang perlu diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. (3) Saran kepada Pengkaji Karya Sastra; Pengkaji
sastra yang baik hendaknya memanfaatkan novel/roman untuk penggalian
nilai-nilai yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri dan menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Secara interdisipiliner terutama mengkaji novel
dengan pendekatan strukturalisme. (4) Saran kepada Peneliti
selanjutnya;Penelitian terhadap karya sastra hendaknya juga memperluas
masalah yang diteliti, mengingat penelitian ini terbatas pada pikiran, perasaan,
dan kejiwaan tokoh perempuan. Lebih lanjut dapat dikembangkan kajian
psikologi sastra pada teori-teori lain yang relevan.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2002. Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Algesindo.
Budianto, Melani dkk. 2008. Membaca Sastra. Jakarta Selatan: TransMedia
Pustaka.
Ganjavi, Nizami. 2009. Laila Majnun. Bandung: OASE Mata Air Makna.
Jabrohim. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Jogjakarta: Hanindita Graha
Widya.
Kinayati. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Nuansa.
Kinoysan, 2005. Lentera Dini Hari. Bantul: Lentera Pustaka.
Lestari, Endang Dwi dkk. 2005. Pelajaran Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan
Pariwara.
Luxemburg dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.
Mahayana, Maman S .2005. Sembilan Jawaban Sastra Indonesia. Jakarta: PT
Bening Publishing
Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Shaleh, Abdul Rohman. 2004. Psikologi Suatu Pengantar (dalam Perspektif
Islam). Jakarta: Kencana
Taniputera, Ivan. 2005. Psikologi Kepribadian. Jogjakarta: AR-RUZZ
Teeuw, A. 1997. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Indonesiatera.
Wellek, Rene & Warren, Austin. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Wiyanto, Usul. 2001. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.