Anda di halaman 1dari 16

1 MENGENAL BERBAGAI PUISI RAKYAT

RIMA pada BAB ini menjelaskan:


❖ Pengertian Pantun, Ciri pantun, dan Jenis Pantun.
❖ Pengertian Gurindam, Ciri Gurindam, dan Gurindam Dua
Belas.
❖ Pengertian Syair, Ciri Syair, dan Jenis Syair.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 5


Dalam dunia kesusastraan, Indonesia memiliki banyak warisan turun-
temurun yang dituturkan dari mulut-kemulut. Warisan itu berupa kesusastraan
lama. Kesusastraan lama seringkali disebut juga kesusastraan klasik atau
kesusastraaan tradisional. Kesusastraan lama atau sastra lama memiliki ciri
sebagai berikut:
1. Anonim, tidak diketahui siapa pengarangnya;
2. Ceritanya banyak berkisar pada hal gaib, kehidupan istana, raja-raja,
dewa-dewi, para pahlawan, atau tokoh-tokoh sakti lainnya;
3. Terikat pada aturan tertentu;
4. Merupakan sastra lisan, karena dituturkan dari mulut ke mulut.
Kesusastraan lama yang berkembang pada masa itu adalah mantra, pantun,
syair, gurindam, dongeng, dan lain sejenisnya. Di dalam sastra lama itu terdapat
juga puisi lama. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti
jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan
kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.
Aturan dalam puisi lama mengikat seperti; 1) jumlah larik dalam satu bait; 2)
jumlah kata dalam tiap larik; 3) jumlah suku kata dalam tiap larik; 4) mempunyai
rima dan irama yang teratur; dan 5) ada hubungan dalam tiap lariknya. Adanya
aturan dalam puisi lama membuat tidak semua puisi bisa digolongkan ke dalam
puisi lama. Selain itu, puisi lama juga bersifat statis karena harus memenuhi
berbagai aturan yang berlaku. Pada buku RIMA ini, puisi lama yang akan dibahas
adalah pantun, syair dan gurindam.

PANTUN
A. Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu karya sastra lama yang sangat terkenal di
nusantara. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama asli Indonesia.
Sebagaimana ciri sastra lama, pantun juga tidak diketahui siapa pengarangnya
(anonim). Pantun dikenal luas di seluruh nusantara, hampir setiap daerah
punya istilah untuk pantun. Orang Melayu, Minang, dan Banjar menyebutnya

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 6


pantun, orang Sunda menyebutnya paparikan atau sisindiran, orang
Mandailing menyebutnya ende-ende, orang Aceh menyebutnya rejong atau
boligoni dan orang Batak menyebutnya umpasa.
Tentang asal usul kata pantun, ada banyak pendapat mengenai itu.
Berikut beberapa pendapat tersebut:
1. Kata pantun berasal dari bahasa kawi, dari kata Vtun. Kata Vtun
diambil dari kata tuntun atau tuntunan yang berarti menghibur.
Selain itu dalam bahasa Tagalok, tuntun berarti berbicara menurut
aturan tertentu;
2. Kata pantun berasal dari kata umpama, misal, dan seperti;
3. Kata pantun berasal dari bahasa Jawa, yaitu pantun atau pari. Pantun
atau pari berarti padi;
4. Kata pantun berasal dari bahasa Minangkabau, yaitu panuntun.

B. Ciri Pantun
Tidak semua karya puisi lama bisa disebut pantun. Ada beberapa hal yang
harus dipenuhi sebelum sebuah puisi lama itu dikategorikan sebagai pantun.
Berikut ciri-ciri pantun:
1. Tiap bait terdiri atas empat larik;
2. Tiap larik terdiri atas 4 sampai 6 kata;
3. Tiap larik terdiri atas 8 sampai 12 suku kata;
4. Larik pertama dan kedua merupakan sampiran;
5. Larik ketiga dan keempat merupakan isi;
6. Rima akhir larik bersajak a b a b;
7. Larik pertama dan ketiga mempunyai bunyi akhiran yang sama.
Begitu juga, larik kedua dan keempat mempunyai akhiran yang sama;
8. Isi pantun mengungkapkan perasaaan.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 7


Contoh Pantun: LARIK 1 & 3 WAJIB PUNYA
RIMA AKHIR YANG SAMA
Asam kandis dalam gelugur
SAMPIRAN
Ketiga asam berenang-renang
LARIK 2 & 4 WAJIB PUNYA
Menangis badan di dalam kubur RIMA AKHIR YANG SAMA
ISI
Mengingat badan tidak sembahyang

C. Jenis Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi lima jenis.
1. Pantun anak-anak
Pantun ini berisi seputar dunia anak-anak. Umumnya pantun anak-anak
digunakan pada saat bermain atau bersenda gurau. Pantun ini menggambarkan
bagaimana perasaan yang dialami anak-anak. Perasaan sukacita dan dukacita
mewarnai dunia anak-anak, karena itulah pantun anak-anak dibagi dalam dua
yaitu: 1) Pantun sukacita; dan 2) Pantun dukacita.
Contoh:
Anak kijang lari terburu,
Dikejar harimau lari ke kandang
Lihatlah ini sepeda baru
Pemberian dari ayah tersayang
2. Pantun Remaja dan Dewasa
Pantun remaja dan dewasa menggambarkan kehidupan para remaja
maupun orang dewasa. Pantun ini lebih banya bertemakan cinta dan
perjuangan hidup. Dalam pantun remaja dibagi dalam lima jenis yaitu, 1) pantun
perkenalan; 2) pantun berkasih-kasihan; 3) pantun perpisahan; 4) pantun
beriba hari; dan 5) pantun dagang.
Contoh:
Bunga kembang berwarna biru
Tumbuh indah di atas beroya
Adik cantik berbaju biru
Boleh tahu siapa namanya
3. Pantun Orang tua
Pantun orangtua berisi tentang pengajaran dan nasihat yang diberikan
orang yang lebih tua kepada mereka yang lebih muda. Pantun orang tua berisi

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 8


nasihat, ibarat, atau sindirin. Pantun orang tua dibagi menjadi menjadi lima jenis
yaitu: 1) Pantun Adat; 2) Pantun Nasihat; 3) Pantun Agama; 4) Pantun Budi;
dan 5) Pantun Kepahlawanan.
Contoh:
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
4. Pantun Teka-teki
Pantun ini biasa digunakan oleh anak-anak saat bermain tebak-tebakan
atau sedang berbalas pantun. Pantun berisi pertanyaan yang bisa dijawab.
Contoh:
Berlayar bersama ke pulau bintan
Menyusuri tepi selat Malaka
Lebar kepala dari badan
Ikan apakah coba terka?
(Jawaban: Ikan Pari)
5. Pantun Jenaka
Pantun jenaka digunakan untuk menghibur hati atau bersenang-senang.
Pantun jenaka berisi pernyataan yang membuat orang lain tersenyum geli atau
tertawa. Pantun jenaka dibuat untuk menghibur orang bukan untuk menghina.
Contoh:
Kupu-kupu terbang melintang
Hingga mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
Melihat ikan memanjat kayu
Dalam puisi lama ada beberapa karya sastra yang mirip dengan pantun.
Karya sastra itu juga mempunyai sampiran dan isi namun mempunyai jumlah
larik yang berbeda dengan pantun. Puisi lama tersebut adalah karmina, Pantun
Berkait, Seloka, dan Talibun. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa
Karmina, Pantun Berkait, Seloka, dan Talibun merupakan bagian dari jenis
pantun dari segi bentuk namun pendapat lainnya mengatakan bukan bagian dari
pantun karena jumlah lariknya tidak empat.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 9


Baiklah. Terlepas dari berbagai pendapat tentang hal itu, mari kita
mengenal karmina, pantun berkain, seloka, dan talibun.
a. Karmina
Karmina disebut juga dengan pantun kilat. Karmina mempunyai ciri sebagai
berikut:
1. Terdiri atas dua larik
2. Larik pertama merupakan sampiran
3. Larik kedua merupakan isi.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
b. Pantun Berkait
Pantun berkait merupakan pantun yang selalu berkait dari bait yang satu ke
bait yang lain. Bait pertama berkaitan dengan bait kedua. Bait kedua berkaitan
dengan bait ketiga. Begitu seterusnya. Kaitan antarbait ditandai dengan
pengulangan larik. Larik kedua dan keempat pada bait pertama akan diulang
pada bait kedua. Larik kedua bait pertama akan menjadi larik pertama pada bait
kedua dan larik keempat baik pertama akan jadi larik ketiga pada bait kedua.
Contoh:
Burung belibis di atas lantai
Buah remai dalam padi → diulang di bait kedua
Tuan Takur orang pandai,
Tahu sungguh mengambil hati → diulang di bait kedua

Buah remai dalam padi → dari larik 2 bait pertama


Lezat cita pada rasanya
Tahu sungguh mengambil hati → dari larik 4 bait pertama
Serta dengan budi bahasanya

Lezat cita pada rasanya → dari larik 2 bait kedua


Jarwud dengan durinya
Serta dengan budi bahasanya → dari larik 4 bait kedua
Setuju pula dengan dengan istrinya

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 10


Begitu seterusnya, setiap bait terjadi perulangan larik pada bait
sebelumnya. Bait-bait itu berkaitan membentuk sebuah cerita yang diwujudkan
dalam sebuah pantun.
c. Seloka
Seloka merupakan puisi lama yang berasal dari India. Seloka terlihat lebih
mirip dengan pantun karena mempunyai ciri yang hampir mirip, berikut ciri
seloka:
1. Satu bait terdiri empat larik, namun ada juga seloka yang mempunyai
larik lebih dari empat;
2. Mempunyai sampiran dan isi;
3. Bersajak a a a a, namun ada juga seloka yang bersajak tidak teratur.
Contoh:
Tanam melati di ruma-ruma,
Ubur-ubur sampingan dua
Kalau kita mati bersama,
Satu kubur kita berdua
d. Talibun
Talibun merupakan pantun yang mempunyai jumlah larik lebih dari empat
namun tetapi genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, atau dua belas. Jika
talibun mempunyai enam larik maka larik pertama sampai ketiga merupakan
sampiran, dan larik keempat sampai keenam merupakan isi, begitu juga talibun
yang berlarik delapan, sepuluh, maupun dua belas.
Contoh:
Siapa berlangir ketepian
Jangan dahulu balik pulang
Rusa terdampar dalam lembah
Ekornya hihtam kena bara
Kakanda berlayar ke lautan
Banyak memetik bungan kembang
Adinda tinggal tengah rumah
Tidur bertilam air mata

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 11


GURINDAM
A. Pengertian Gurindam
Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama Indonesia yang berasal
dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam
berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan
moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan
dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya?
Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan
budaya.

B. Ciri Gurindam
Sebagaimana pantun, gurindam juga mempunyai ciri tertentu. Seperti
berikut ini:
1. Terdiri atas dua larik (baris) dalam sebait;
2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan
seterusnya
4. Merupakan satu kesatuan yang utuh.
5. Baris pertama berisi sebab, soal, masalah, atau perjanjian
6. Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada
baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
7. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, fiosof hidup atau kata-kata
mutiara
Contoh Gurindam:
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 12


Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

C. Gurindam Dua Belas


Gurindam yang terkenal adalah gurindam dua belas karya Raja Ali Haji.
Gurindam tersebut ditulis di Pulau Penyengat, Riau pada tahun 1847 dalam
usia beliau 38 Tahun. Gurindam dua belas terdiri atas dua belas pasal, setiap
pasal membahas masalah yang berbeda-beda. Berikut gurindam dua belas
Karya Raja Ali Haji:
1. Tuhan Dan Agama
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.

2. Rukun Islam Dan Kewajibannya


Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 13


3. Pengendalian Diri Melalui Pancaindra
Apabila terpelihara mata,
Sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
Khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
Niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
Daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
Keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
Daripada berjaian yang membawa rugi.
4. Budi Pekerti
Hati itu kerajaan di daiam tubuh,
Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung.
Tanda orang yang amat celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
Itulah perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
Janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
Mulutnya itu umpama ketor.
Di mana tahu salah diri,
Jika tidak orang lain yang berperi.
5. Sifat-Sifat Luhur
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa,

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 14


Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
6. Kawan Hidup Sejati
Cahari olehmu akan sahabat,
Yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
Pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan ‘abdi,
Yang ada baik sedikit budi,

7. Sikap Dan Tingkah Laku


Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
Itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 15


Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat honar.
8. Mawas Diri
Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
Kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.

9. Cara Menghindari Perbuatan Jahat


Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 16


10. Sikap Baik Dalam Keluarga
Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan kawan hendaklah adil,
Supaya tangannya jadi kapil.

11. Sikap Baik Dalam Pergaulan Sesama


Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.
Hendak marah,
Dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
Jangan memalui.
Hendak ramai,
Murahkan perangai.
12. Nasihat Pada Penguasa
Raja mufakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja.
Hukum ‘adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh ‘inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
Tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 17


SYAIR
A. Pengertian Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa
masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata
atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti
“perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi
syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Dalam perkembangannya
syair tersebut mengalami perubahan dan modifiasi sehingga menjadi khas
Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang
berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri
dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang,
dan Syair Sidang Fakir.

B. Ciri Syair
Ciri-ciri syair antara lain :
1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
2. Setiap baris terdiri atas 4-5 kata
3. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
4. Bersajak a a a a
5. Tidak mempunyai sampiran.
6. Semua baris adalah isi.
7. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Contoh Syair:

SYAIR PERAHU
Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah


Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 18


Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman


Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu


Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar


Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

C. Jenis Syair
Syair dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Penggolongan syair
berdasarkan isinya. Berikut penggolongannya:
1. Syair yang berisi cerita Panji
Contohnya: Syair Ken Tambuhan, Syair Udakan Agung Udaya, Syair
Serat Gambuh, dan Syair Panji Semirang.
2. Syair yang berisi cerita khayal atau fantasi
Contoh: Syair Bidasari, Syair Yatim Nestapa, Syair Puteri Hijau, dan
Syair Raja Mambang Jauhari.
3. Syair yang berisi cerita kiasan
Contoh: Syair Burung Pungguk dan Syair Perahu.
4. Syair yang berisi cerita yang benar-benar terjadi
Contoh: Syair Menteng, Syair Emup, Syair Singapura Dimakan Api,
dan Syair Perang Banjarmasin.
5. Syair yang berisi cerita terjemahan atau saduran dari karya sastra
asing.
Contoh: Syair Cerita Wayang, Syair Bayan Budiman, dan Syair Bibi
Marhumah Yang Saleh.

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 19


6. Syair yang berisi cerita yang berhubungan dengan agama, mistik,
dan moral.
Contoh: Syair Nur Muhammad, Syair Sidi Ibrahim, Syair Ibadat, dan
Syair Kiamat

SIMPULAN

antun merupakan puisi lama yang berasal dari Indonesia nbersamaan


dengan masuknya agama Islam. Syair mempunyai aturan seperti tiap bait
terdiri 4 larik, tidak mempunyai sampiran, semua lariknya berupa isi,
bersajak a a a a.

PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia Untuk Siswa


SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Widya, wendi, R. D. 2008. Bedah Puisi Lama. Klaten: Intan Pariwara.
_______________ . 2008. Ayo, Berbalas Pantun. Klaten: Intan Pariwara.
_______________ . 2008. Serba Serbi Pantun. Klaten: Intan Pariwara

RIMA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII 20

Anda mungkin juga menyukai