Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA

1. DEFINISI KELUARGA

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu

sama lain. Harmoko (2012)

Menurut WHO (2015), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Menurut Departemen kesehatan RI, 2004 keluarga adalah unit terkecil dari suatu

masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul

dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. TIPE KELUARGA

Tipe keluarga (harmoko,hal 32:2012)

a. Nuclear family

keluarga inti yang terdiri atas ayah,ibu,dan anak yang tinggal dalam 1 rumah

ditetapkan oleh sansi-sansi legal dan suatu ikatan perkawinan satu atau keduanya

dapat bekerja diluar rumah.

b. Extended family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.

c. Reconstitud Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,

tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-

anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu

bekerja di rumah

f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-

anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

g. Dual Carier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,

keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. ingle Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan

untuk menikah.

j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.

l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya

dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan

keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah

orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried paret and child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya di adopsi.

o. Cohibing Cauple

Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

3. STRUKTUR KELUARGA

Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,

terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi

keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas,

serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,

memberikan umpan balik, dan valid.

b. Struktur peran

Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,

pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi

individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.

c. Struktur kekuatan

Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah

perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif

power.

d. Strukur nilai dan norma

a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat

mempersatukan annggota keluarga.

b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai

dalam keluarga.

c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan

ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

4. FUNGSI KELUARGA

a) Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan

psikologis anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)

b) Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai

anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota

keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)

c) Fungsi reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk

keberlangsungan hidup masyarakat (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)

d) Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya (Marilyn M.

Friedman, hal 86: 2010)


e) Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian,

tempat tinggal, perawatan kesehatan (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)

5. PERAN KELUARGA

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu

didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat

dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peran ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan dari pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,

anggota dari kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran ibu

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus

rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

c. Peran anak

a. Anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat perkembangan

fisik, mental, soaial dan spiritual. (Harmoko, 2012).

6. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Tahap perkembangan keluarga:


a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)

Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri

membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga

masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.

(Harmoko, hal 52; 2012).

b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family)

Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia

30 bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus

kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok

trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu,

sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan).(McGoldrick,

Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010)

c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)


1
Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 /2

tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari

tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-

saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks

dan berbeda ( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010

d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah

anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas

sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan

memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai

aktifitas berbeda dengan anak. (Harmoko, hal 56; 2012)


e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan

kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau

tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih

awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau

20 tahun. Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan

utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja

yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.

(Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010)

f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini

bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum

berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini

adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan

anaknya untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal 59; 2012)

g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan

pada fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan

anak, dan perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak

meninggallkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan

dengan berbagai aktifitas. (Harmoko, hal 60; 2012)

h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau

kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall &

Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010)

7. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan

menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan

indivisu sebagai anggota keluarga.(Harmoko, hal 69: 2012)

2. Pengkajian

a. Data umum

a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan

pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama

atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala

keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan

genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi)

b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

c) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.

d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat memengaruhi kesehatan.

e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala

keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.


f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya

dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat

rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn

aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan

bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendalanya.

c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,

anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti

perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang

d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti

apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan

orang tua dari kedua orang tua.

c. Pengkajian lingkungan

a) Karakteristik rumah

b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

c) Mobilitas geografis keluarga

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara

berkomunikasi antar anggota keluarga.

b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik formal/informal

d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma

yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki

b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya

d) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan

jumlah anggota keluarga

e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan.

f. Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek dan panjang

1) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6 bulan

2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6 bulan

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh mana

keluarga berespon terhadap situasi


c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang

digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan

d) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah.

3. Diagnose keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau

masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa

data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan

dimana perawat bertanggung  jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86;

2012)

Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012)

a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga

dan memerlukan waktu yang cepat

b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi

maslah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat

c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu

memenuhi kebutuhan kesehatannya.

4. Perencanaan

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan

perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah

kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93;

2012).

Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga

(Harmoko, hal 94; 2012)


a. Menentukan sasaran atau goal

b. Menentukan tujuan dan objek

c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

d. Menentukan kriteria dan standar criteria

5. Implementasi

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana

perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam

mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, hal 97; 2012)

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98;

2012)

a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan

kesehatan dengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi

kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang

sehat terhadap masalah

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan

cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan,

mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan

konsekuensi setiap tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit

dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan

fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi

sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan

melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin


e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara

mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara

menggunakan fasilitas tersebut.

6. Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan

untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu disusun

rencana baru yang sesuai (Harmoko, hal 100; 2012)


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga(Pertama.). Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. (S. Riyadi, Ed.)

(Pertama.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, A. (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Anda mungkin juga menyukai