Anda di halaman 1dari 12

ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal.

68-79

PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ALKOHOL TAPE


SINGKONG (Manihot utilissima Pohl).

Hafidatul Hasanah, Akyunul Jannah, A. Ghanaim Fasya

Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRACT

Tape is one of the products of fermentation. Of the agreement MUI, foods and beverages containing
alcohol should not exceed 1%, so the food / drinks that contain high levels of alcohol exceeding 1% are included
in the category of haram for consumption. This study aimed to determine the effect of fermentation time on
ethanol content of cassava (Monihot utilissima Pohl) tapai. The method that is used to separate the two or more
component of volatile and non volatile from tapai is called distillation while to analyze an ethanol level used gas
chromatography (GC) method. To examine the data which differentiate the base concentration of alcohol (%) in
cassava tapai since fermentation
process which were analyzed by variants analysis (ANOVA). In the next experiment , if there was different
significant result, then continued by the test of BNT which the level for about 1%.
The samples of cassava (Monihot utilissima Pohl) tapai fermented for about 24, 48, 72, 96 and 120
hours. Those tapai were mashed and added the aquades. The mixed materials were distillated, then entered into
the bottle and considered as gram unit. The considered distillations were being analyzed used gas
chromatography (GC) method.The result of the research showed that there is the influence of long fermentation
to ethanol level‟s of cassava (Manihot utilissima Phol) tapai. The level of cassava ethanol was 0.844%, 2.182%,
4.904%, 6.334% and 11.811%. The long fermentation was for about 120 hours and it was an indeed influence (p
< 0,01) to the level of cassava‟s ethanol among the period of long fermentation.

Key words : fermentation, alcohol levels,tapes

ABSTRAK

Tape merupakan salah satu produk hasil fermentasi. Dari hasil kesepakatan MUI, makanan dan
minuman yang mengandung alkohol tidak boleh melebihi 1 %, sehingga makanan/minuman yang mengandung
kadar alkohol melebihi 1 % termasuk dalam katagori haram untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alohol tape singkong (Monihot utilissima Pohl). Metode
yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen volatil dan non volatil dari tape adalah metode
destilasi, untuk analisis kadar etanol menggunakan metode kromatografi gas (GC). Data yang diperoleh
dianalisis dengan analisis varians (ANOVA) untuk menguji adanya perbedaan konsentrasi kadar (%) akohol tape
singkong selama fermentasi. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji BNT
dengan taraf 1%.
Pada penelitian ini sampel tape singkong yang telah difermentasi selama 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam
dan 120 jam ditumbuk sampai halus dan ditambah aquades. Campuran yang diperoleh didestilasi, destilat yang
dihasilkan dimasukkan dalam botol dan ditimbang dengan satuan gram. Dest ilat yang sudah ditimbang
dianalisis menggunakan metode kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh lama
fermentasi terhadap kadar alkohol tape singkong. Kadar alohol tape singkong berturut-turut sebesar 0.844%,
2.182%, 4.904%, 6.334%, dan 11.811%. Lama fermentasi 120 jam berpengaruh sangat ny ata (p < 0,01) pada
kadar alkohol tape singkong di antara lama fermentasi lainnya.

Kata kunci : fermentasi, kadar alkohol,tape

I. PENDAHULUAN Al-Maaidah ayat 88: ” Dan makanlah


Islam telah memberikan batasan makanan yang halal lagi baik dari apa
terhadap jenis makanan dan minuman yang yang telah Allah rezekikan kepadamu, dan
halal untuk dikonsumsi, seperti sudah bertakwalah kepada Allah yang kamu
ditegaskan dalam firman Allah dalam Surat beriman kepada-Nya”
68
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

Ayat di atas dengan tegas telah mengandung karbohidrat. Khamir dapat


memerintahkan kita untuk memakan diisolasi dari tanah yang berasal dari kebun
makanan yang halal dan toyyib. Halal dan anggur, kebun buah-buahan dan biasanya
toyyib adalah dua kesatuan yang tidak bisa khamir berada di dalam cairan yang
dipisahkan, yang dapat diartikan halal dari mengandung gula, seperti cairan buah,
segi syariah dan toyyib dari segi kesehatan, madu, sirup, dan sebagainnya. Bentuk sel
gizi, estetika dan lainnya. Tetapi, masih khamir biasanya bulat, oval, dan biasanya
banyak masyarakat yang salah kaprah tidak mempunyai flagella. Pada umumnya
menanggapi makanan yang halal dan khamir berkembang biak dengan bertunas,
toyyib, seperti minuman khamer. membelah diri dan pembentukan spora.
Kebanyakan makanan dan minuman yang Khamir mempunyai kemampuan
diharamkan mengandung alkohol. Makanan untuk memecah pangan karbohidrat
dan minuman yang berasal dari proses menjadi alkohol dan karbondioksida. Proses
fermentasi menghasilkan alkohol. ini diketahui sebagai fermentasi alkohol
Contohnya tape. yaitu proses anaerob. Khamir mempunyai
Tape adalah produk yang dihasilkan sekumpulan enzim yang diketahui sebagai
dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu zymase yang berperan pada fermentasi
perombakan bahan-bahan yang tidak senyawa gula, seperti glukosa menjadi
sederhana. Zat pati yang ada dalam bahan etanol dan karbondioksida. Reaksi yang
makanan diubah menjadi bentuk yang terjadi dalam fermentasi alkohol sebagai
sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu berikut:
mikroorganisme yang disebut ragi atau C6 H12 O 6  2 C2 H5 OH + 2 CO 2
khamir. Glukosa Etanol karbondioksida
Ragi tape adalah bahan yang dapat
digunakan dalam pembuatan tape, baik dari Jika pemberian O 2 berlebihan, sel
singkong dan beras ketan. Menurut khamir akan melakukan respirasi secara
Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi aerobik, dalam keadaan ini enzim khamir
tape merupakan populasi campuran yang dapat memecah senyewa gula lebih
tediri dari spesies-spesies genus sempurna, dan akan dihasilkan
Aspergilius, Saccharomyces, Candida, karbondioksida dan air.
Hansenulla, dan bakteri Acetobacter.
Genus tersebut hidup bersama-sama secara C6 H12 O 5 + 6 O2 
 6 CO2 + 6 H2O
sinergis. Aspergillus menyederhanakan Glukosa oksigen karbondioksida air
tepung menjadi glukosa serta memproduksi
enzim glukoamilase yang akan memecah Jenis khamir yang biasanya dipakai dalam
pati dengan mengeluarkan unit-unit indutri fermentasi alkohol adalah jenis
glukosa, sedangkan Saccharomyces, Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces
Candida dan Hansenulla dapat cereviseae berbentuk bulat, oval, atau
menguraikan gula menjadi alkohol dan memanjang, dan mungkin berbentuk
bermacam-macam zat organik lain pseudomiselium. Reproduksi khamir
sementara itu Acetobacter dapat merombak dilakukan dengan cara pertunasan
alkohol menjadi asam. Beberapa jenis multipolar, atau melalui pembentukan
jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara askospora. Askospora dapat terbentuk
lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan setelah terjadi konjugasi, atau berasal dari
Rhizopus sp. sel diploid.
Menurut Wanto dan Arif Subagyo Pertumbuhan sel merupakan puncak
dalam Maimuna, S (2004) Khamir aktivitas fisiologi yang saling
merupakan fungi bersel tunggal sederhana, mempengaruhi secara berurutan. Proses
kebanyakan bersifat saprofitik dan biasanya pertumbuhan ini sangat kompleks meliputi
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang pemasukan nutrien dasar dari lingkungan ke
69
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal. 68-79

dalam sel, konversi bahan-bahan nutrien Saccharomyces cerevisiae akan


menjadi energi dan berbagai constituent mengubah 70 % glukosa di dalam substrat
vital cell serta perkembangbiakan. menjadi karbondioksida dan alkohol,
Pertumbuhan mikrobial ditandai dengan sedangkan sisanya tanpa ada nitrogen
peningkatan jumlah dan massa sel serta diubah menjadi produk penyimpanan
kecepatan pertumbuhan tergantung pada cadangan. Produk penyimpanan tersebut
lingkungan fisik dan kimia (Anonymous, akan digunakan lagi melalui proses
2008). Adapun kurva pertumbuhan mikroba fermentasi endogenous jika glukosa di
secara umum dapat dilihat pada Gambar 1. dalam medium sudah habis (Fardiaz, S.,
1992)

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Mikroba Gambar 2. Saccharomyces cereviseae

Saccharomyces cereviseae adalah


Pada dasarnya pertumbuhan sel jenis khamir utama yang berperan dalam
mikroba dapat berlangsung tanpa batas, produksi minuman beralkohol seperti bir,
akan tetapi karena pertumbuhan sel anggur, dan juga digunakan untuk
mikroba berlangsung dengan fermentasi adonan dalam perusahaan roti
mengkonsumsi nutrien sekaligus dan fermentasi tape. Kultur yang dipilih
mengeluarkankan produk-produk harus dapat tumbuh dengan baik dan
metabolisme yang terbentuk, maka setelah mempunyai toleransi yang tinggi terhadap
waktu tertentu laju pertumbuhan akan alkohol serta mampu menghasilkan alkohol
menurun dan akhirnya pertumbuhan dalam jumlah banyak (Irianto, K., 2006).
berhenti sama sekali. Berhentinya Pada hakekatnya semua makanan
pertumbuhan dapat disebabkan karena yang mengandung karbohidrat bisa diolah
berkurangnya beberapa nutrien esensial menjadi tape. Tetapi sampai sekarang yang
dalam medium atau karena terjadinya sering diolah adalah ketan dan singkong
akumulasi aututuksin dalam medim atau (berdaging putih atau kuning). Singkong
kombinasi dari keduanya (Ansori, A., adalah pohon tahunan tropika dan
1989). subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Saccharomyces cerevisiae Umbinya dikenal luas sebagai makanan
merupakan spesies yang bersifat fermentatif pokok penghasil karbohidrat dan daunnya
kuat. Tetapi dengan adanya oksigen, sebagai sayuran. Adapun Singkong dapat
Saccharomyces cerevisiae juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Deputi
melakukan respirasi yaitu mengoksidasi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
gula menjadi karbondioksida dan air. Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Kedua sistem tersebut menghasilkan energi, Teknologi, 2005):
meskipun yang dihasilkan dari respirasi
lebih tinggi dibandingkan dengan melalui
fermentasi (Fardiaz, S., 1992).

70
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

Kerajaan : Plantae proses pembuatan tape singkong harus


Divisio : Spermatophyta benar. Ragi yang digunakanpun harus
Kelas : Dicotyledoneae bermutu tinggi, karena ragi merupakan
Ordo : Euphorbiales bahan utama dalam proses pembuatan tape.
Familia : Euphorbiaceae Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan
Genus : Manihot tape singkong ketika akan digunakan sangat
Spesies : M. esculenta penting.
Nama : Manihot esculenta Crantz Hal ini bertujuan agar tidak dicemari
binomial bakteri lain. Karena jika dalam proses
pembuatan tape singkong dicemari bakteri
Singkong mempunyai komposisi lain maka proses fermentasi akan
kandungan kimia (per 100 gram) dapat terhambat. Sehingga tape akan
dilihat pada Tabel 1 (Anonymous, 2007). mengeluarkan bakteri yang sering
mengeluarkan racun yang berbahaya bagi
Tabel 1. Komposisi kandungan kimia singkong kesehatan manusia.
(per 100 gram) Dari hasil penelitian S.
Kandungan Kimia Jumlah Siembenhandl L.N., Lestario, D., Trimmel
Kalori 146,00 kal and E. Berghofer yang dilaporkan di jurnal
Protein 1,20 gram
ilmiah international Journal of Food
Air 62,50 gram
Sciences and Nutrion volume 52 halaman
Phospor 40,00 mg
347-357 pada tahun 2001 menyebutkan
Karbohidrat 38,00 gram
Lemak 0,30 gram hasil kadar etanol pada tape ketan hitam
Hidrat arang 34,7 gram setelah didiamkan selama 2.5 hari (60 jam)
Kalsium 33,00 mg dengan pembuatan tape secara tradisional
Zat besi 0,7 mg mencapai 3.380 %. Dari data tersebut
Vitamin B1 0,06 mg terlihat bahwa setelah 2.5 hari (60 jam)
Sumber : Deputi Menegristek Bidang kadarnya mencapai 3.3 %, jika lebih dari 3
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu hari bisa dibayangkan berapa persen kadar
Pengetahuan dan Teknologi etanol yang akan dicapai (Apriyantono,
2005).
Singkong merupakan sumber energi Penjual tape biasanya membuat tape
yang kaya karbohidrat namun sangat miskin dengan lama fermentasi 3 hari sampai 7
protein. Sumber protein yang bagus justru hari bahkan lebih. Padahal di dalam salah
terdapat pada daun singkong karena satu hadist yang menceritakan waktu
mengandung (per 100 gram) : Vitamin A Rasulullah tidak mau minum jus yang
11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 dibiarkan dalam suhu ruang lebih dari 3
0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, hari. Setelah dilakukan tes menghitung
Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 kadar alkoholnya, kadar alkohol yang
gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi 2 mg, didapat sebanyak 1 %. Dengan adanya
asam amino metionin dan 87 % bagian patokan 1 % ini, maka akan mudah bagi
daun dapat dimakan. Buah singkong kita untuk memilih dan menentukan apakah
mengandung (per 100 gram) : Vitamin B1 suatu produk makanan/minuman bisa
0,06 mg, Vitamin C 30 mg dan 75 % bagian dikatakan berpotensi memabukkan seperti
buah dapat dimakan. Sedangkan Kulit minuman keras (khamar) atau tidak.
batang singkong mengandung tanin, enzim Berangkat dari permasahan di atas,
peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat maka perlu dilakukan penelitian tentang
(Anonymous, 2007). Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar
Proses fermentasi tape singkong Alkohol Tape Singkong (Manihot
harus dilakukan secara optimal. Selain utilissima Pohl).
memilih bahan dasar singkong yang baik,
71
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal. 68-79

II. METODE PENELITIAN rapat. Destilat yang disimpan dalam botol


siap untuk dianalisis dengan menggunakan
Bahan:
kromatografi gas (GC).
Singkong, ragi merk NKL,
etanol/CH3 CH2 OH a.h (E. Merck), Pembuatan Kurva Baku Etanol
alumunium foil, aquades. Dibuat seri konsentrasi 1; 3; 5; 7;
dan 9 %. 1µl dari masing-masing
Alat:
konsentrasi disuntikkan ke dalam kolom.
Erlenmeyer 250 mL, labu ukur 100
Luas puncak etanol dari kromatogram
mL, pipet volum 25 mL, pipet volum 1 mL,
dihitung. Kurva baku dibuat dengan
pipet ukur 2 mL sampai 5 mL, timbangan
memplotkan rasio luas puncak etanol
analitik, gelas ukur, gelas arloji, mortar,
dengan kadar etanol (% v/v). Persamaan
seperangkat alat destilasi, seperangkat alat
kurva baku dengan regresi linear.
kromatografi gas (GC) merk hp Newlett
Packard 5890° (3390° integrator) dengan Analisis Kadar Etanol Dengan
menggunakan fase gerak He, kolom Kromatografi Gas (GC)
porapak dan detektor TCD, kompor, Diambil (1 µl) dari masing-masing
dandang, loyang, sendok, plastik, ember. larutan singkong dan disuntikkan ke dalam
Proses Pembuatan Tape singkong kolom melalui tempat injeksi. Luas puncak
etanol dari kromatogram dihitung. Kadar
Singkong dikupas kulitnya sampai
etanol tape singkong ditentukan dengan
bersih. Ditimbang ± 500 gram singkong
menggunakan persamaan kurva baku.
dan disortasi. Singkong di tanak selama ±
30 menit. Setelah matang, diangkat dan Teknik Analisi Data
didinginkan pada suhu ruangan selama ± 1 Data yang telah di peroleh dalam
jam. hasil penelitian ini dianalisis dengan
Singkong yang sudah matang analisis varians (ANOVA) untuk menguji
ditimbang dengan berat 100 gram sebanyak adanya perbedaan konsentrasi kadar (%)
5 kali/sampel. Masing-masing sampel etanol tape singkong selama fermentasi.
diberi ragi sebanyak 0,85 gram/sampel. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan
Singkong yang sudah ditaburi ragi maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan
dibungkus dengan plastik, kemudian diikat taraf 1%.
rapat dengan karet dan disimpan selama 24
jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jam III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada suhu kamar. Mengulang tiap
Pembuatan Tape Singkong
perlakuan diatas hingga didapatkan 3 kali Proses fermentasi tape singkong
ulangan.
harus dilakukan secara optimal. Selain
Destilasi Alkohol Pada Tape singkong memilih bahan dasar singkong yang baik,
Ditimbang 25 gram tape ketan hitam proses pembuatan tape singkong harus
atau tape singkong dan ditumbuk sampai benar. Ragi yang digunakanpun harus
halus. Ditambah 25 mL aquades. Campuran bermutu tinggi, karena ragi merupakan
dimasukkan dalam labu alas bulat dan labu bahan utama dalam proses pembuatan tape.
destilat dipasang pada alat destilasi dan Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan
ditetapkan pada suhu 78 0 C – 100 0 C . tape singkong ketika akan digunakan sangat
Didestilasi dan destilat hasil penting. Hal ini bertujuan agar tidak
destilasi ditampung dalam tempat terpisah. dicemari bakteri lain. Karena jika dalam
Destilasi dihentikan jika sudah tidak ada proses pembuatan tape singkong dicemari
destilat yang menetes dalam penampung. bakteri lain maka proses fermentasi akan
Destilat yang didapat ditimbang dalam terhambat. Sehingga tape akan
satuan gram, lalu dimasukkan dalam botol mengeluarkan bakteri yang sering
kecil dengan ukuran 10 ml dan ditutup
72
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

mengeluarkan racun yang berbahaya bagi dianalisis dengan menggunakan metode


kesehatan manusia. kromatografi gas (GC).
Tape singkong dibuat dengan Pada fermentasi tape yang lebih
komposisi singkong (media) dan ragi lanjut alkohol oleh enzim alkoholase dapat
adalah 10 : 0,085. Ragi yang digunakan diubah menjadi asam asetat, asam piruvat
adalan ragi merk NKL yang biasa dan asam laktat. Terbentuknya asam asetat,
digunakan dipasaran. Campuran singkong asam piruvat dan asam laktat karena adanya
(media) dan ragi dibungkus rapat, lalu bakteri Acetobacter yang sering terdapat
disimpan selama 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 dalam ragi yang bersifat oksidatif.
jam dan 120 jam pada suhu kamar. Buckle et.all (1985), menyatakan
Proses pembungkusan dan bahwa asam piruvat adalah produk yang
penyimpanan ini dilakukan karena proses terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi
fermentasi tape menggunakan proses etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi
fermentasi anaerob. Tape yang melalui etanol dan asam laktat. Asam-asam organik
fermentasi anaerob ini rasanya akan lebih dari alkohol membentuk ester aromatik
manis dibandingkan dengan tape hasil sehingga tape memiliki cita rasa yang khas.
fermentasi aerob, mikroba-mikroba yang Pada umumnya proses pembutan
terkandung di dalam ragi ini tidak dapat tape menggunakan proses fermentasi
melakukan aktivitasnya dengan sempurna anaerob, yaitu setelah bahan diragikan, dan
(Tarigan, 1988). dimasukkan kedalam kantong plastik atau
Secara singkat perubahan biokimia dapat juga menggunakan daun pisang
selama fermentasi tape dapat ditulis sebagai kemudian disimpan ditempat tertutup
berikut (Kuswanto dan Sudarmadji (1987) selama ± 2-3 hari pada temperatur 26-28 0 C.
dalam Hambali (2001)): Tape yang melalui fermentasi anaerob ini
rasanya akan lebih manis dibandingkan
CH2OH CH2OH
O O
CH2OH CH2OH
dengan tape hasil fermentasi aerob,
Amilase O O OH
O OH OH O + H2O OH OH mikroba-mikroba yang terkandung di dalam
O OH O ragi ini tidak dapat melakukan aktivitasnya
OH OH OH OH
Amilosa dalam pati maltosa dengan sempurna (Tarigan, 1988).
maltase

Jalur
CH2OH
O
EMP
Aldolase
OH 2
H++ 2ATP + 2NADH + 2 CH2COCOOH 2Pi +2ADP + 2NAD+ + C6 H12 06
Asam Piruvat OH OH CH3 COCOOH
OH
Glukosa
Zimase Asam piruvat
Glukosa

2 C2H2OH + CO2 + NAD+ 2 2 NAD+


etanol NADH + H+
CO2
Gambar 3. Reaksi Fermentasi Alkohol Tape 2
CH3 CH2OH alkohol 2 CH3 CHO
Singkong
etanol dehidrogenase Asetaldehida
Mula-mula pati dalam singkong
akan diubah oleh enzim amilase yang Gambar 3. Skema jalur fermentasi alkohol oleh
dikeluarkan oleh mikroba tersebut menjadi khamir
maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi
glukosa oleh enzim maltase. glukosa oleh Pada proses fermentasi anaerob
enzim zimase dirombak menjadi alkohol. mula-mula glukosa dipecah menjadi asam
Alkohol yang dihasilkan dari proses piruvat yang melalui lintasan Embden
fermentasi tape singkong kemudian Meyerhoff Pamas (EMP). Setelah itu terjadi
dekarboksilasidehida asam piruvat menjadi
73
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal. 68-79

asetaldehida. asetaldehida tereduksi Destilat yang didapat ditimbang


menjadi etanol yaitu menerima elektron dalam satuan gram, lalu dimasukkan dalam
hasil oksidasi asam gliseraldehida 3- botol kecil dengan ukuran ± 10 ml dan
phosphat. Melalui proses fermentasi ditutup rapat agar senyawa etanol yang
anaerob ini 90% glukosa akan dirubah terdapat dalam destilat tidak menguap.
menjadi etanol dan CO 2 (Ansori, R., 1989). Dilakukan proses selanjutnya dengan
menganalisis sampel yang berupa etanol
Destilasi Alkohol Pada Tape Singkong tersebut dengan menggunakan metode
Dalam kimia, sering dihadapi kromatografi gas (GC). Dengan tujuan
masalah yang berhubungan dengan cara untuk mengetahui kadar etanol pada tape
memisahkan solute atau solvent dari singkong.
larutannya. Jika solute bukan volatil atau
Analisis Kadar Alkohol Pada Tape
kurang volatil dibandingkan solventnya
Singkong Dengan Menggunakan Metode
maka, solvent dapat dipisahkan dengan
Kromatografi Gas (GC)
destilasi. Dasar pemisahan destilasi adalah
Analisis etanol hasil destilasi tape
perbedaan dua titik didih dua cairan atau
singkong menggunakan larutan standar
lebih. Jika campuran dipanaskan maka
etanol dilakukan dengan instrument
komponen yang titik didihnya lebih rendah
kromatografi gas (GC). Kromatografi gas
akan menguap lebih dulu. Dengan megatur
adalah teknik kromatografi yang bisa
sushu secara cermat komponen larutan akan
digunakan untuk memisahkan senyawa
menguap dan mengembunkan komponen
organik yang mudah menguap. Senyawa
demi komponen secara bertahap. Proses
yang dapat dipisahkan dengan kromatografi
pengembunan terjadi dengan mengalirkan
gas sangat banyak, namun ada batasan-
uap ke tabung pendingin.
batasannya. Senyawa tersebut harus mudah
Adapun tahapan metode destilasi
menguap dan stabil pada temperatur
adalah ditimbang 25 gram tape dan
pengujian, utamanya dari 50 – 300 0 C. Jika
ditumbuk sampai halus dengan
senyawa tidak mudah menguap atau tidak
menggunakan mortar. Penumbukan tape
stabil pada temperatur pengujian, maka
bertujuan untuk memudahkan etanol yang
senyawa tesebut bisa diderivatisasi agar
terkandung pada tape untuk menguap.
dapat dianalisis dengan kromatografi gas
Ditambah 25 mL aquades. Campuran
(Mardoni, dkk., 2007).
tesebut dimasukkan dalam labu alas bulat
Adapun tahapan analisis ini adalah
dan labu destilat dipasang pada alat
diambil 1 µL dari masing-masing larutan
destilasi dan ditetapkan pada suhu normal
singkong dengan syring. Kemudian
etanol dan air yaitu 78 0 C – 100 0 C.
cuplikan diinjeksikan melalui injektor, suhu
Didestilasi, pada proses ini senyawa
injektor diprogram pada suhu 200 0 C untuk
yang menguap terlebih dahulu adalah etanol
menguapkan fase cair menjadi fase gas.
dan air karena mempunyai titik didih paling
Filtrat cuplikan segera diubah menjadi fase
rendah yaitu 78 0 C dan 100 0 C
gas dan dibawah oleh aliran gas pembawa
dibandingkan dengan senyawa-senyawa
menuju kolom.
yang lain seperti glukosa dengan titik didik
Suhu kolom diprogram
146 0 C, dan asam asetat dengan titik didik
menggunakan mode pemograman suhu.
118,1 0 C. Uap etanol yang keluar dari labu
Suhu kolom diprogram pada suhu rendah
alas bulat akan keluar melewati pipa L dan
100 0 C agar pemisahan terjadi dengan baik
diembunkan kembali dengan
serta untuk mencegah terjadinya kerusakan
pendingin/kondensor, destilat yang sudah
komponen dalam kolom, suhu maksimum
diembunkan ditampung dalam tempat
kolom ini adalah 175 0 C. Mode
terpisah. Destilasi dihentikan jika sudah
pemograman suhu digunakan agar
tidak ada destilat yang menetes dalam
komponen keluar dengan jarak dari satu
penampung.
74
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

peak ke peak yang lain tidak terlalu jauh.


Jenis kolom yang dipakai adalah kolom
porapak yang bersifat polar. Kolom ini
dalam memisahkan sampel dengan
kecepatan 30 ml/menit.
Di dalam kolom inilah terjadi proses
pemisahan senyawa-senyawa dalam
cuplikan berdasarkan prinsip “like dissolve
like”, artinya senyawa-senyawa yang
bersifat sama dengan kolom akan tertahan
lebih lama, sedangkan untuk senyawa-
senyawa yang berbeda dengan kolom akan
diteruskan menuju detektor dan memiliki
retensi yang lebih singkat.
Senyawa etanol yang bersifat sama
dengan kolom yakni polar akan tertahan
lebih lama dalam kolom dan memiliki
waktu retensi yang lebih lama dibandingkan
dengan senyawa lain yang bersifat sangat
polar.
Suhu detektor diprogram pada suhu Gambar 5. Kromatogram Sampel Destilasi
0
200 C untuk mencegah kondensasi dari Tape Singkong hari ke-1
cuplikan setelah keluar dari kolom.
Detektor yang digunakan adalah (Thermal Gambar 5. Menunjukkan bahwa
Conductifity Detector), detektor jenis ini kromatogram sampel hasil destilasi tape
dapat mengukur kemampuan suatu zat singkong mengandung 2 puncak dengan
dalam memindahkan panas dari daerah waktu retensi dan luas area yang berbeda.
panas ke daerah dingin. Semakin besar
daya hantar panas maka semakin cepat pula Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap
panas dipindahkan. Detektor ini terdiri dari Kadar Alkohol Tape Singkong
filamen panas tungsen-rhenium yang Hasil rata-rata kadar etanol tape
ditempatkan pada aliran gas yang datang singkong dengan lama fermentasi dapat
dari arah kolom (Hendayana, S.,2006). dilihat pada Tabel 2.
Gas pembawa yang mengalir ke
detektor akan terionisasi oleh sumber Tabel 2. Hasil rata-rata kadar etanol tape
radiaktif dan menghasilkan elektron, singkong
sehingga cuplikan dalam gas pembawa No Lama Rata-rata kadar
akan menangkap elektron itu dan Fermentasi (L) etanol (%)
mengurangi arus listrik. Penurunan arus 1 24 jam 0,844
listrik ini diperkuat dan direkam oleh 2 48 jam 2,182
detektor TCD. Perubahan ini diubah oleh 3 72 jam 4,904
arus listrik yang akan digunakan untuk
4 96 jam 6,334
menghasilkan kromatogram.
Kromatogram hasil kromatografi 5 120 jam 11,811
gas pada gambar 2. menunjukkan bahwa
sampel hasil destilasi tape singkong Berdasarkan hasil analisis sampel
mengandung 2 puncak dengan waktu tape singkong dengan parameter lama
retensi dan luas area yang berbeda. fermentasi diperolah kadar etanol tertinggi
pada fermentasi selama 120 jam yakni
11,811 %, sedangkan pada fermentasi 24
75
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal. 68-79

jam kadar etanol sebesar 0,844 %. Hasil Gambar 6 menunjukkan


analisis kadar etanol tape singkong pertumbuhan dari ragi Saccharomyces
menunjukkan kenaikan seiring dengan cereviseae yang mula-mula lambat, lalu
lamanya waktu fermentasi. cepat, dan akhirnya melambat saat
mendekati nilai tertentu. Pada waktu ke 0-6
Saccharomyces cereviseae mvengalami
Rata-Rata Kadar Etanol Tape Singkong
fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan
14 substrat dan kondisi lingkungan
Konsentrasi Kenaikan Kadar

12 11.811 disekitarnya.
Etanol (% v/v)

10
8
6 6.334
4.904
4
2 2.182
0.844
0 0
0 24 48 72 96 120
Lama Fermentasi

Gambar 6. Rata-Rata Kadar Etanol Tape


Singkong

Gambar 6. menunjukkan semakin


lama fermentasi berpengaruh sangat nyata
Gambar 6. Kurva Pertumbuhan Saccharomyces
(p < 0,01) pada kadar etanol tape singkong. cereviseae
Uji BNT menunjukkan lama fermentasi 120
jam berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) Pada waktu ke 7-11 Saccharomyces
pada kadar etanol tape singkong di antara cereviseae mengalami proses membelah
lama fermentasi lainnya. dengan kecepatan masih rendah karena baru
Dari hasil penelitian ini diketahui selesai tahap menyesuaikan diri, fase ini
kadar etanol tertinggi diperoleh pada hari disebut fase pertumbuhan awal. Pada waktu
kelima yaitu fermentasi berlangsung 120 ke 12-42 Saccharomyces cereviseae
jam. Menurut Prescot dan Daunn dalam membelah dengan cepat dan konstan. Pada
Lailatul (2004) menunjukkan bahwa adanya
waktu ini jumlah Saccharomyces cereviseae
pengaruh lama fermentasi terhadap kadar meningkat dengan kecepatan eksponensial,
etanol dalam tape. Dimana dalam selang fase ini disebut fase logaritmik
waktu 1-7 hari kadar etanol dalam tape Pada waktu ke 43-168 memasuki
terus meningkat, sedangkan setelah 7 hari fase stasioner dimana fase ini jumlah
kadar etanol dalam tape menurun. mikroba yang hidup sebanding dengan yang
Hal ini dikarenakan pada hari ke 7 mati. Dengan demikian semakin
ragi Saccharomyces cerevisiae memasuki berkurangnya jumlah nutrisi
fase stasioner, dimana fase ini jumlah
Saccharomyces cereviseae dan substrat,
mikroba yang hidup sebanding dengan sehingga Saccharomyces cereviseae akan
jumlah mikroba yang mati. Dengan semakin menurun dengan bertambahnya
demikian semakin berkurang jumlah nutrisi waktu.
Saccharomyces cerevisiae dan substrat,
sehingga Saccharomyces cerevisiae akan Analisis Hasil Penelitian Dalam
semakin menurun dan tidak mampu Prespektif Islam
memproduksi alkohol. Adapun kurva Di abad 21 ini, polemik tentang
pertumbuhan Saccharomyces cereviseae produk makanan dan minuman yang
dapat dilihat pada Gambar 6 (Anonymous, diharamkan sedang mendapat perhatian dari
2008). masyarakat. Ketika teknologi pangan telah

76
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

berkembang sedemikian rupa, berbagai 90. Hai orang-orang yang beriman,


produk makanan instan, makanan cepat saji, Sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi,
restoran sampai jajanan pasar merupakan (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
makanan yang mudah didapat dan sangat dengan panah, adalah termasuk perbuatan
rawan dicemari oleh jenis makanan yang syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
tidak halal baik dari segi bahan atau perbuatan itu agar kamu mendapat
prosesnya. Beberapa contoh makanan dan keberuntungan.
minuman haram dan berbahaya yang 91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
beredar dipasaran seperti MSG dari babi, hendak menimbulkan permusuhan dan
tuak, bir dan sebagainya. kebencian di antara kamu lantaran
Allah Swt menciptakan kenikmatan (meminum) khamer dan berjudi itu, dan
makanan dan minuman tidak lain supaya menghalangi kamu dari mengingat Allah
kita bersyukur atas segala nikmat- dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
nikmatNya yang kita rasakan. Seperti dalam (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Surat Al- Maidah ayat 88, yaitu:
Ayat di atas dengan tegas Islam
memandang makanan dan minuman yang
memabukkan dikatagorikan sebagai
makanan dan minuman yang haram untuk
dikonsumsi. Dari hasil kesepakatan MUI,
makanan dan minuman yang mengandung
Dan makanlah makanan yang halal lagi alkohol tidak boleh melebihi 1 %, sehingga
baik dari apa yang Allah Telah rezekikan makanan dan minuman yang mengandung
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah kadar alkohol melebihi 1 % termasuk dalam
yang kamu beriman kepada-Nya. katagori haram untuk dikonsumsi
(Apriyantono, 2006 ).
Dari kandungan ayat tersebut Allah Berdasarkan penelitian yang telah
Swt mengharuskan Hamba-Nya untuk dilakukan, diketahui kadar etanol tape
memakan makanan yang halal dan toyyib singkong berturut-turut sebesar 0,844 %,
saja. Halal dan toyyib adalah dua kesatuan 2,182 %, 4,904 %, 6,334 %, dan 11,811 %.
yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat Tingkat kadar alkohol tape singkong yang
diartikan halal dari segi syariah dan baik mencapai 11.811 % tersebut kurang layak
dari segi kesehatan, gizi, estetika dan dan sebaiknya tidak dikonsumsi umat
lainnya. Mengenai minuman disebutkan muslim.
dalam surat Al- Maidah ayat 90- 91: Melalui ayat 219 surat Al-Baqorah,
qur‟an secara obyektif bahwa khamer (dan
judi) memiliki segi positif dan negatif, dan
karena segi negatifnya lebih besar maka
hukumnya haram. Pada ayat 90 surat Al-
Maidah menyebutkan rijs min ‟amal al-
syaithan (keji sebagai tindakan syaithan)
(Ibrahim, Sa‟ad, 2008). Rosulullah tidak
melihat kepada materi yang digunakan
untuk membuat khamer. Beliau melihat
kepada pengaruh yang ditimbulkan, yaitu
"memabukkan".
Berdasar ayat-ayat dan hadist di
atas, dapat dinyatakan „illat diharamkannya
khamer adalah memabukkan. Jadi „illat
(penyebabnya) bukan adanya alkohol
77
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal. 68-79

didalamnya, karena jika „illat , 2006, Minuman Yang


(penyebabnya) adanya alkohol, dalam buah Diharamkan,http://www.
buah-buahpun juga terdapat alkohol. halalguide.info/content/view/280/38
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa / diakses 22 Oktober 2007.
(Ibrahim, Sa‟ad, 2008): Anonymous, 2006, Alkohol Dan
1. Haram bagi siapa saja jika secara Problematikanya, http://forum.
umum memabukkan, baik karena kotasantri.com/viewtopic.php?t=82
adanya alkohol, maupun tidak, &postdays=0&postorder=asc&start
misalnya Anggur obat, anggur =5&sid=d96024eb43ca1a5787d999
kolesom, arak obat dan minuman- d3e156bea7toiut
minuman sejenis. geocities.com/meteorkita/toiut.rtf -
2. Haram bagi orang-perorangan yang Hasil Tambahan - GH diakses 27
jika mengkonsumsi sesuatu, ia menjadi Mei 2007.
mabuk, misalnya durian, tetapi tidak , 2007, Umbi Kayu, http://
bagi orang lain yang tidak mabuk, neocassava.blogspot.com/2007_06_
karena pada umumnya durian tidak 01_ archive.html diakses 28
memabukkan. November 2007.
, 2008, On The Mechanism Of
Hingga saat ini belum ada fatwah Competition In Yeast Cells, http://
MUI yang menyebutkan bahwa makanan www.ggause.com/gfg04. htm
tape itu haram. Namun, sebagai seorang diakses 29 April 2008.
muslim kita harus berati-hati. Ketika suatu Buckle, K.A., et.all, 1985, Ilmu Pangan,
makanan tape telah bisa membuat seorang Jakarta: UI-Press.
awam yang tidak pernah mabuk Hanbali, M., 2001, Pengaruh Lama
sebelumnya menjadi mabuk, maka Fermentasi dan Penambahan
makanan tape itu ditetapkan sebagai Karaginan Terhadap Aspek Kualitas
khamer. Ketika vonis sebagai khamer telah Fisika-Kimia dan Organoleptik
dijatuhkan, maka hukumnya menjadi haram Tape Ubi Jalar. Malang: Skripsi
untuk dimakan oleh perorangan tersebut, tidak diterbitkan. Jurusan Hasil
sedikit atau banyak. Hal ini dikarenakan Pertanian Fakultas Pertanian
pada umumnya tape tidak memabukkan. Universitas Brawijaya Malang.
Hendayana, Sumar, 2006, Kimia Pemisaan
(Metode Kromatografi dan
IV. KESIMPULAN Elektroforesis Modern), Bandung:
Berdasarkan hasil pembahasan dapat PT. Remaja Rosadakarya, hal 32
disimpulkan bahwa ada pengaruh lama dan 54.
fermentasi terhadap kadar etanol tape Ibrahim, Sa'ad, 2008, Alkohol Untuk
singkong. Kadar etanol tape singkong Kosmetik, Obat, Makanan dan
berturut-turut sebesar 0.844%, 2.182%, Minuman Dalam Perspektif Hukum
4.904%, 6.334%, dan 11.811%. Lama Islam, Malang: Makalah
fermentasi 120 jam berpengaruh sangat disampaikan dalam Olimpiade
nyata (p < 0,01) pada kadar etanol tape Kimia Indonesia (OKI) IKAHIMKI
singkong di antara lama fermentasi lainnya. Himpunan Mahasiswa Jurusan
kimia Fakultas Sains dan Teknologi
V. DAFTAR PUSTAKA UIN Malang pada tanggal 1 maret
2008 di Unuversitas Islam Negeri
Apriyantono, A., 2005, Tape,
malang.
http://groups.yahoo.com/group/Hala
Irianto, K, 2006, Mikrobiologi: Menguak
l-Baik-Enak/message/5632 diakses
Dunia Mikroorganisme Jilid 2,
62 Juni 2008.
78
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 1-100

Bandung: CV. Yrama Widya, hal Direktorat Jenderal Pendidikan


214-215. Tinggi Proyek Pengembangan
Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi Lembaga Pendidikan Tenaga
Umum, Jakarta: Departemen Pendidikan.
Pendidikan dan Kebudayaan

79

Anda mungkin juga menyukai