Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

["Alhamdulillahi robbil alamin, wasshalaatu wassalaamu alaa asrafil anbiyaa' i  wal mursaliin
wa'ala aalihi wasahbihi ajma'in, (amma ba'du)"

Segala puji bagi Allah yang karena kenikmatan darinya kita dapat berkumpul ditempat ini,
Selawat dan salam kita panjatkan kepangkuan Rasul Muhammad saw, juga pada keluarga dan
sahabatnya.
Bapak, Ibu, dan teman-teman pendengar yang kami hormati, 

Sudah 70 tahun negeri ini merdeka, penjajah sudah pergi dari bumi pertiwi ini. Namun
penjajahan yang sebenarnya adalah diri kita sendiri. Ya, disini, didalam hati kecil kita ini sendiri
dan hati sanubar inilah yang menentukan seberapa baik moral yang kita miliki sebagai seorang
manusia.

Semua yang diciptakan didunia ini telah berpasangan, ada air ada api, ada hitam dan putih, ada
baik dan buruk, ada malaikat dan iblis, ada bulan ada bintang. Demikian pula dengan semua
permalahan duniawi, seperti krisis moral yang sedang melanda dunia ini. Semua itu telah
diciptakan oleh Allah swt. Namun Allah itu Maha Adil, semua permasalahan itu pasti ada jalan
keluarnya.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah,

Sesungguhnya jalan keluar dari segala permasalahan moral itu dapat diatasi dengan Ibadah
Puasa, Maha suci Allah yang telah memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa pada bulan
Ramadhan. Kewajiaban berpuasa tidak hanya dibebankan kepada ummat islam, tapi juga kepada
umat sebelumnya. Sabagaimana firman Allah didalam Al-Baqarah ayat 183. 

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Hadirin sekalian calon penghuni surga.


Setiap perintah Allah yang dibebankan kepada kaum muslimin bukanlah untuk menyakiti atau
menyiksa. Allah yang maha pengasih tidak menciptakan hamba-Nya untuk kemudian didhalimi.
Pastilah ada hikmah dibalik tiap-tipa perintah Allah. Begitu pula dengan puasa Ramadhan yang
punya segudang hikmah. Hikmah puasa Ramadhan antara lain
Yang pertama:
Tasihul jism.

Tasihul Jism adalah menyehatkan badan. Sebagaimana alat elektronik seperti HP, Laptop dan
kendaraan bermotor, jika digunakan secara terus menerus maka akan menyebabkan dia cepat
rusak. Tubuh kita juga butuh istirahat dari aktifitas yang dilakukannya secara terus menerus.
Agar menghindari kerusakan pada jaringan tubuh. Berpuasa akan membuat tubuh beristirahat
sejenak, sehingga tubuh kita akan menjadi lebih sehat. Rasulullah juga menegaskan hal tersebut
dalam sabdanya. “Shumu, tashihu” (Berpuasalah kalian, maka kalian akan menjadi sehat).
Saudara sekalian yang dirahmati Allah. Hikmah berikutnya dari berpuasa Ramadhan adalah,

Darajatul Muttaqin.

Darajatul muttaqin adalah meningkatkan derajat ketaqwaan. Ketika melaksanakan puasa, kita
harus menahan diri dari segala yang dapat membatalkannya. Kita tidak makan, tidak minum,
sekalipun tidak diketahui oleh manusia. Menjaga diri dari berbuat kemungkaran dan senantiasa
melakukan amal kebaikan. Dengan niat yang tulus ikhlas beribadah, ini akan meningkatkan
derajat ketaqwaan kita kepada Allah.

Ma'asyral muslimin yang dirahmati Allah

Selain meningkatkan derajat ketakwaan, ada hikmah yang laiinnya dari berpuasa di bulan
Ramadhan, yaitu Mawaddatul Bainal Muslimin.

Berpuasa dibulan Ramadhan dapat menumbuhkan sikap saling mencintai sesama muslim. Ketika
menahan lapar kita akan merasakan bagaimana rasa yang dialami oleh saudara-saudara kita yang
tidak memiliki makananan. Menumbuhkan rasa peduli kita terhadap saudara kita yang kadang
tidak makan berhari-hari karena kesulitan ekonomi. Kita akan saling peduli terhadap sesama.
Miskin dan kaya tidak ada beda, sama-sama merasakan menahan diri.

Saudara saudara sekalian, Diriwayatkan oleh Baihaqi di kitab “Syu’abul Iman”, 3/1437, dari
Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu ’anhu sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda :

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya terkabulkan dan
amalannya dilipat gandakan”.

Namun menurut beberapa ulama, hadist itu kurang sahih karena terdapat banyak kekeurangan
sehingga hadist itu dinyatakan tidak Sahih (sempurna). Bukan perkara sempurna atau tidaknya
hadist itu, melainkan hadist itu memiliki penafsiran sebagai berikut :

 Kita lebih baik tertidur disaat berpuasa dari pada saat kita terjaga kita melakukan hal hal
yang mengurangi pahala amalan kita untuk berpuasa seperti berbuat maksiat ataupun
malah berzina.
 Kita lebih baik berdiam diri saat berpuasa karena lebih bermanfaat dari pada kita
menggunjing, berbicara kotor, ataupun kita ikut menyebarkan kedengkian yang hina.
Saudara – sekalian Hadist yang tidak sahih itu juga dapat menjawab permasalan moral yang ada.
Marilah kita menengok keadaan negeri kita sekarang yang sedang mengalami krisis moral, maka
puasa ramadhan ini juga senagai sarana kita menguasai dan menundukkan nafsu kita.
Pemerkosaan dimana – mana, disertai pembunuhan keji, penyalahgunaan narkoba. Belum lagi
moral pejabat yang sarat dengan mental korup, bahkan praktik menyontek dikalangan pejar.
Naudzubillah. Itu semua disebabkan karena nafsu yang tidak bisa dikontrol. Nafsu adalah
anugrah dan sifat dasar manusia yang sejatinya bisa kendalikan untuk menuju kebaikan,
kebahagiaan, dan keselamatan. Dibulan puasa inilah nafsu harus dikekang kuat agar disa
dikendalikan dan tidak membatalkan puasa kita. Jika dalam sebulan ini kita bisa istiqamah
menjaga nafsu, setelah ramadhan nanti InsyaAllah moral bangsa ini akan menjadi lebih baik.
Demikianlah. Setiap Allah memberikan perintah, tidak ada satu pun yang tidak memiliki hikmah.
Dengan momentum bulan suci Ramadhan, mari kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah. Meraih hikmah-hikmah ibadah. Mudah-mudahan kita menjadi golongan yang
dirindukan oleh Surga, Amin ya Rabbal ‘alamin.

Demikianlah tausiah singkat kami pada hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, jika ada
kata-kata yang salah; kepada Allah kami mohon ampun, kepada teman-teman dan saudara
sekalian kami mohon maaf. Akhiru kalam wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai