Dosen Pengampu :
Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP.,M.M
Disusun oleh :
Santi Nuriah (181710301005 / TIP A)
Agnes Agustin (181710301007 / TIP A)
Sri Nurlita V (181710301007 / TIP A)
Mas Anang F.R (181710301007 / TIP A)
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PEDAHULUAN
Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang
sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari
segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk
mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara
lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika,
dan lain-lain (Sutalaksana, 1979).
1.2 Tujuan
BAB 2. PEMBAHASAN
a. Posisi Kerja
Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi
sendiri adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan.
Lebih jauh lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara
manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya (Agustin, 2013).
Adapun posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri. Posisi duduk
merupakan posisi kerja dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi
stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktubekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkansimbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan
daripada kata-kata.
d. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu dengan kepala,
bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang
ditetapkan ILO sebagai berikut:
Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
Wanita (16-18 th) 12-15 kg
a. Posisi Kerja
Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan
tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
1. Posisi Kerja Duduk
Posisi duduk merupakan aktivitas sehari-hari yang sering dilakukan,
sangatlah penting untuk mengetahui posisi duduk yang benar agar tulang
punggung tetap sehat. Menurut Oktaria (2016), beberapa tips yang dapat
dilakukan jika sedang duduk adalah:
Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu kebelakang
Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang
Duduk diujung belakang kursi, kemudian membungkuk dalam-dalam
Menekuk lutut hingga sejajar dengan pinggul
Istirahat setiap 30-45 menit dengan cara berdiri
Tangan dibuat senyaman mungkin diatas meja.
Salah satu posisi yang dilakukan penggoreng ayam goreng tersebut adalah
duduk pada kursi seadanya. Kursi yang digunakan sangat kecil melihat tidak ada
meja sebagai tempat penggorengan. Hal ini tentu membuat pekerja harus
membungkuk saat menggoreng. Adapun keluhan yang Berdasarkan posisi duduk
pekerja tersebut tidak memenuhi tips posisi duduk menurut Oktaria (2016)
sehingga perlu adanya penerapan
Gambar 1. Posisi Kerja Duduk
2. Posisi Kerja Berdiri
Menurut artikel Safety Sign Indonesia (2015), ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko berdiri terlalu lama, dengan cara sebagai
berikut:
a. Jika memungkinkan, seorang pekerja dapat mengubah posisi kerja secara
teratur
b. Menggunakan alas kaki yang nyaman atau sesuai ukuran
c. Lakukan peregangan secara teratur, setiap 30 menit atau 1 jam sekali.
Peregangan dilakukan untuk mengurangi tekanan pada kaki, bahu, leher,
dan kepala.
Berdasarkan gambar pembuat mie dibawah ini menunjukkan posisi kerja
berdiri.
b. Proses Kerja