Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
3. Pengkajian primer
a. Airway
Jalan napas, adakah sumbatan jalan napas berupa sputum, lendir atau pun darah yang
ditandai oleh kesulitan bernapas atau suara napas yang berbunyi (stridor, hoarness).
b. Breathing
Klien sesak, batuk, mengi, tidak mampu menelan
Bunyi napas : gemerik (edema paru), stridor (edema laryngeal) ronkhi (sekret
jalan napas dalam)
Pernapasan menggunakan otot-otot pernapasan
Pernapasan cepat lebih dari 20 x/menit
Irama pernapasan regular/ ireguler
Refleks batuk ada
c. Circulation
Tekanan darah hipotensi
Takikardia
Disritmia, detak jantung tidak beraturan
Edema jaringan
Kulit dingin, pucat
Akral dingin
4. Pengkajian sekunder
a. Riwayat kesehatan pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dengan keadaan terdapat trias SJS yaitu terdapat bula, eritema, dan
vesikel pada mata, mukosa bibir, dan kulit
Mata
Kelopak mata : Edema dan sulit dibuka
Konjungtiva : Konjungtivitis kataralis dan purulen
Kornea : Ulkus kornea
Reaksi cahaya : Positif
Lapang penglihatan : Penyempitan lapangan penglihatan
Kelaianan mata : Simbleferon, iritis, iridosiklitis
Mulut dan leher
Mukosa bibir : Bengkak, kering, warna mukosa merah
Selaput lendir : Stomatitis, afte (vesikel, bula), erosi, perdarahan
Sakit saat menelan : Ada
Lidah : Terdapat lesi
Paru-paru
- Inspeksi
Bentuk dada simetris kanan dan kiri, terdapat sumbatan pada jalan napas, klien
tampak sesak, terdengar stridor saat ekspirasi/inspirasi, retraksi dinding dada,
penggunaan otot-otot pernapasan, frekuensi pernafasan > 20 x/menit, reflek bentuk
ada, pernapasan cepat dan dangkal, klien batuk
- Auskultasi
Bunyi napas vesikuler, wheezing (+), Ronkhi (+)
Kardio vaskuler
- Inspeksi
edema jaringan
- Palpasi
frekuensi HR > 100 x/menit, irama regular/ireguler, akral dingin, kapilar repil > 3
detik
- Auskultasi
Tekanan darah hipotensi, irama jantung tidak beraturan, tidak ada bunyi jantung
tambahan
Abdomen
- Inspeksi : mual muntah
- Auskultasi : peristaltik usus bisa menurun atau meningkat
Genetalia
- Vagina : warna secret
- Anus : pelebaran vena ani/tidak
- Mukosa : vesikel, bula, erosi, perdarahan, krusta berwarna merah
Ektermitas
- Edema, tremor, rom terbatas, akral dingin
f. Pengkajian diagnostik
Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia
Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel darah merah,
degenerasi lapisan basalis, nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema intrasel di
epidermis.
Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang mengandung
IgG, IgM, IgA.
Diagnosa Keperawatan
A. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi lokal
B. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
respon sekunder dari kerusakan krusta pada mokosa mulut
C. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas, dan hilangnya pertahanan barier , dan
adanya pord de entere pada lesi
D. Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak , erosi jaringan
Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatam
1 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan• Identifikasi penyebab SJS, dan
cairan tubuh derajat SJS dan faktor mortalitas
keperawatan selama 3x24
berhubungan berdasarkan scorten
dengan perpindahan jam diharapkan masalah• Observasi tanda vital
cairan dari • Manitor dan catat cairan yang
rasa nyaman pada pasien
intravaskuler ke masuk dan keluar
dalam rongga teratasi dengan kriteria hasil• Kolaborasi skor dehidrasi
interstisial, Terapi cairan dan elektrolit, serta
sebagai berikut :
hilangnya cairan kalori dan protein secara parenteral.
secara evaporasi,
rusaknya jaringan - Haluaran urine individu
kulit akibat luka. adekuat (0,5-1,0 mg/kg
BB/jam)
-Pertumbuhan jaringan
membaik
-pasien dapat
mempertahankan status
nustri yang adekuat