Anda di halaman 1dari 7

Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 60

Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth)


terhadap Ion Kromium (VI)

The adsorption capacity of Diatomeae (diatomaceous earth)


on Chromium(VI) Ion

1)
Rahmah, 2)Ramlawati dan 3) Sumiati Side
1)
Jurusan FMIPA Prodi Kimia Universitas Palangkaraya
2,3)
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Makassar
chemist18rahmah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menentukan kapasitas adsorpsi tanah diatomeae
terhadap ion kromium (VI). objek penelitian adalah tanah diatomeae yang
diambil dari laboratorium teknik kimia UGM Yogyakarta. Tanah diatomeae
kemudian diaktivasi secara fisika pada suhu 350oC selama 3 jam di dalam tanur.
Tanah Diatomeae dianalisis daya serapnya dengan mencari waktu kontak
optimum dengan variasi waktu kontak 1, 2, 4, 6 dan 12 jam. Setelah itu,
menentukan daya serap tanah diatomeae pada berbagai konsentrasi, yakni 10, 20,
30, 40 dan 50 ppm dan kapasitas adsorpsinya. Penentuan ion kromium (VI) yang
teradsorpsi oleh tanah diatomeae dilakukan dengan metode titrasi iodometri
dengan menghitung selisih konsentrasi ion kromium (VI) sebelum dan sesudah
adsorpsi. Penentuan kapasistas adsorbsi menggunakan pola isoterm adsorbsi yang
sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak yang optimum adalah
2 jam, kapasistas adsorpsinya sebesar 6,452 g/L dan mengikuti pola isoterm
adsorpsi Freundlich dengan nilai R2 = 0,8550.
Kata kunci: ion kromium (VI), tanah diatomeae, kapasitas adsorpsi

ABSTRACT
This study aimed to determine the adsorption capacity of diatomae towards
chromium VI ion. The object was taken from chemical engineering laboratory
UGM Yogyakarta. Diatomeaes was physicall activated 350oC for 3 hours in
furnace. Absorption potence determined by finding the optimum contact time
with a variation of the contact time 1, 2, 4, 6 and 12 hours. Also to determine the
absorption of diatomeaes at various concentrations; 10, 20, 30, 40 and 50 ppm
and then determine the adsorption capacity. Cumulatif chromium (VI) ion
adsorbed by diatomeaes performed by iodometric titration method, calculating
the difference ion concentration of chromium (VI) before and after adsorption.
Determination of adsorption Capacity using appropriate isotherms adsorption
pattern and is obtained the optimum contact time was 2 hours, Capacity
adsorption 6.452 g/L and follow the Freundlich adsorption isotherm type with R2
value is 0.8550.
Key words: chromium (VI), diatomeae soil, adsorption capacity

A. PENDAHULUAN kegiatan industri, selain membawa


Seiring dengan meningkatnya dampak positif juga membawa dampak
kemajuan teknologi dan berkembangnya negatif. Tumbuh pesatnya industri juga

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 61

berarti meningkatnya limbah yang Penanggulangan masalah


dikeluarkan dan akan menimbulkan pencemaran dalam lingkungan perairan
masalah yang kompleks. Limbah dapat dilakukan dengan beberapa metode.
berbahaya dan memiliki daya racun yang Metode yang sering digunakan
tinggi umumnya berasal dari buangan diantaranya pengendapan yang
industri, terutama industri kimia. Oleh dilanjutkan dengan penyaringan,
karena itu proses penanganan limbah penyerapan dengan menggunakan karbon
sangat penting dilakukan. Logam berat aktif, zeolit alam, silika gel, alumina dan
tergolong limbah B3 (Bahan Beracun dan juga dengan tanah diatomeae.
Berbahaya) yang pada kadar tertentu Tanah diatomeae merupakan
dapat membahayakan lingkungan salah satu bahan penyerap yang tersedia
sekitarnya karena bersifat toksik bagi di alam. Koloni diatomeae akan
tumbuhan, hewan dan manusia. berkembang baik apabila di tempat itu
Limbah yang berasal dari industri terdapat batuan piroklastik (mengandung
mengandung bahan pencemar dan sangat banyak SiO2). Tanah diatomeae dengan
berbahaya, khsusnya limbah yang rumus kimia (SiO2. nH2O) adalah batuan
mengandung logam-logam berat, seperti sedimen silika yang terutama terdiri dari
krom, timbal, tembaga, air raksa, sisa kerangka fosil tumbuhan air,
kadmium, besi dan logam-logam berat ganggang yang bersel tunggal. Komposisi
lainnya. Salah satu jenis logam berat kimia diatomeae terdiri dari 86% silika,
yaitu kromium merupakan logam yang 5% natrium, 3% magnesium dan 2%
banyak dipergunakan dalam berbagai besi5].
industri manufaktur, mulai dari yang Diatomeae memiliki sifat dasar
sederhana seperti alat-alat rumah tangga yakni strukturnya unik, berat jenisnya
hingga industri besar dengan teknologi rendah (± 0,45), permukannya luas dan
tinggi seperti satelit. Krom yang berpori-pori, warnanya putih-coklat
digunakan dalam berbagai industri akan (tergantung kontaminasinya),
memberikan dampak negatif bagi kemampuan daya hantar listrik atau panas
lingkungan yang terkadang tidak disadari rendah serta tidak abrasif[4]. Diatomeae
oleh manusia yang pada dasarnya ini digunakan sebagai penyerap dalam
mengancam kesehatan. industri dry cleaning, farmasi, minuman
Keberadaan logam Cr di (bir, anggur,liquor), air nira, air kolam
lingkungan tentunya perlu mendapatkan renang; filler dan extender untuk cat;
perhatian lebih, sebab kadar batas pencegah pengerasan/isolasi panas;
maksimal krom yang diperbolehkan carrier untuk katalisator; bahan
untuk Cr hanya 0,05 ppm[1] . Olehnya itu pembantu kromatograf; extender untuk
sangat diharapkan bahwa logam Cr dalam pemoles, abrasif dan pestisida.
perairan tidak ada, mengingat sangat Penelitian yang telah dilakukan
kecilnya batas konsentrasi yang menggunakan tanah diatomeae ini sudah
diperbolehkan dan bahaya yang akan dilakukan yang menggunakan tanah
ditimbulkan (toksisitas), maka perlu diatomeae asal Solo sebagai adsorbat air
penanganan terhadap limbah logam berat nira. Dalam penelitian ini dilakukan
tersebut sebelum disalurkan pada penelitian terhadap efektivitas adsorpsi
pembuangan yang akhirnya ke tanah diatomeae dalam penyerapan zat
lingkungan. warna malachite green dan air nira
berdasarkan besar butiran dan sesudah

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 62

mengalami aktivasi pemanasan dan a. Penentuan Kapasitas adsorpsi


pengasaman[5]. tanah diatomeae terhadap ion Cr
Metode adsorpsi dalam mengatasi (VI).
permasalahan limbah yang Untuk penentuan kapasitas
terkontaminasi logam berat merupakan adsorpsi tanah diatomeae yang sudah
cara yang relatif sederhana dan mudah diaktivasi, diambil masing-masing 1,0
dilakukan. Di samping itu, diatomeae gram dan dimasukkan ke dalam labu
memiliki daya serap tinggi, dapat yang berisi 60 ml larutan ion Cr (VI)
diperbaharui, mudah diperoleh dengan dengan konsentrasi masin-masing 10, 20,
harga yang tidak mahal dan bahan dasar 30, 40 dan 50 ppm kemudian
yang merupakan sumber daya alam yang dihomogenkan dengan alat shaker selama
dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan 2 jam. Larutan disaring dan diasamkan
masyarakat. Uraian di atas mendasari dan ditambah larutan KI 20% sambil
studi ini dilakukan untuk mencari dikocok sampai homogen kemudian
alternatif teknik pengolahan air untuk dititrasi sesuai metode iodometri.
menurunkan kadar Cr di dalam air yang Konsentrasi ion Cr (VI) yang terserap
lebih mudah dan murah, yakni oleh tanah diatomae dalam konsentrasi
menggunakan tanah diatomeae yang telah ppm dihitung dengan persamaan:
diaktivasi dengan pemanasan. (Co − Ce) x V
W=
Wa
B. METODE PENELITIAN Keterangan :
1. Alat dan Bahan W = jumlah zat yang teradsorpsi (mg/g)
Alat yang digunakan dalam penelitian Co = Konsentrasi Cr (VI) awal (ppm)
Ce = Konsentrasi Cr (VI) sisa (ppm)
ini adalah neraca analitik, shaker, alat-
Wa = Berat adsorben (gr)
alat gelas, botol semprot, karet penghisap, V = Volume larutan (L)
batang pengaduk dan buret mikro. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini C. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah tanah diatomeae, larutan stok Waktu Optimum Adsoprsi Tanah
K2CrO4 dalam bentuk ion kromat, kalium Diatomeae terhadap Ion Cr (VI) diukur
iodida, asam sulfat pekat, larutan berdasarkan perlakuan waktu kontak
amylum, asam klorida, larutan natrium yang difariasikan terhadap massa dan
tiosulfat dan aquades. konsentrasi Cr (VI) yang konstan/tetap.
2. Prosedur Hasil yang diperoleh seperti pada Tabel
Peparasi untuk mendapatkan sampel 1.
tanah diatomae dilakukan dengan cara: Tabel 1. memperlihatkan bahwa
memanaskan dalam tanur pada suhu ion Cr (VI) yang paling banyak diserap
350oC selama 3 jam sebagai aktivasi oleh tanah diatomeae adalah sebesar 2,08
fisik. Selanjutnya masing-masing 1,0 mg/g dengan waktu kontak selama 2 jam.
gram tanah diatomeae ke dalam 60 ml Dan daya adsorpsi tanah diatomeae yang
larutan ion Cr (VI) 50 ppm, paling lemah berada pada waktu kontak
dihomogenkan dengan shaker dengan 12 jam yang mampu menyerap ion Cr
variasi waktu kontak 1, 2, 4, 6 dan 12 jam (VI) hanya sebesar 1,87 mg/g.
kemudian disaring untuk mendapatkan Penelitian untuk mencari waktu
supernatan Cr (VI). kontak optimum adsorpsi tanah
diatomeae, diperoleh hasil dengan waktu
kontak 2 jam. Waktu ini diperoleh

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 63

dengan melihat hasil rata-rata volume yang dapat diadsorpsi oleh tanah
natrium tiosulfat yang dipakai pada diatomeae. Penentuan daya adsorpsi
titrasi, yang telah distandarisasi terhadap Cr (VI), 1,0 gram tanah
sebelumnya, sebanyak 1,297 ml. Hal ini diatomeae yang telah diaktivasi
dapat dilihat pada grafik (gambar 1) ditambahkan dengan 60 ml ion Cr (VI)
hubungan antara waktu kontak dengan dengan konsentrasi yang bervariasi yakni,
konsentrasi ion Cr (VI) yang terserap. 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Data adsorpsi
Dari grafik (gambar 1), ditunjukkan tanah diatomeae terhadap ion Cr (VI)
bahwa dalam waktu kontak 2 jam, daya pada berbagai konsentrasi disajikan pada
serap tanah diatomeae sangat maksimal tabel 2.
sebesar 83,20%.
Tabel 2. Rata-rata ion Cr (VI) (mg/g)
Tabel 1. Rata-rata ion Cr (VI) (mg/g) yang Teradsorpsi pada Tanah Diatomeae
yang Teradsorpsi pada Tanah Diatomeae pada berbagai Konsentrasi dengan Waktu
pada berbagai Waktu Kontak dari Cr (VI) Kontak 2 jam
50 ppm Cr (VI) Cr (VI) Cr (VI)
Cr (VI) awal (Co) sisa (Ce) terserap (W)
Waktu Cr (VI) (ppm) (ppm) (mg/g)
terserap
Kontak sisa (Ce) 10 2,58 0,37
(W)
(jam) (ppm)
(mg/g) 20 4,02 0,79
1 10,26 1,99 30 5,86 1,21
2 8,40 2,08 40 7,22 1,64
4 10,32 1,98 50 18,46 1,58
6 10,12 1,99
12 12,60 1,87 2
W (mg/g)

2,1 0
2,05 0 20 40 60
W (mg/g)

2
Konsentrasi Cr Awal (ppm)
1,95
1,9
Ganbar 2. Grafik Hubungan antara
1,85
Konsentrasi Cr (VI) Awal (ppm) dengan
0 5 10 15 Jumlah Ion Cr (VI) yang Terserap (mg/g)
Waktu (Jam)
Pada tabel 2 tampak bahwa ion Cr
Gambar 1. Grafik Hubungan antara (VI) yang paling banyak diserap oleh
Waktu Kontak (jam) dengan Jumlah Ion tanah diatomeae adalah sebesar 1,64
Cr(VI) yang Terserap (mg/g) mg/g dengan waktu kontak selama 2 jam.
Daya adsorpsi tanah diatomeae paling
Penentuan Kapasitas Adsoprsi Tanah rendah dalam menyerap ion Cr (VI)
Diatomeae terhadap Ion Cr (VI) sebesar 0,37 mg/g. Hasil yang diperoleh
Setelah mengetahui waktu kontak dapat dilihat pada gambar berikut
optimum dari tanah diatomeae dalam (gambar 2), hubungan antara Konsentrasi
adsoprsi ion Cr (VI), selanjutnya Ion Cr (VI) Awal dengan Jumlah Ion Cr
ditentukan daya adsorpsi ion Cr (VI) (VI) yang Terserap.

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 64

Pada gambar 2 memperlihatkan adsorpsi Freundlich atau Langmuir, maka


daya serap sebesar 81,95% dengan waktu dibuat grafik yang menunjukkan kurva
kontak optimum 2 jam dan jumlah ion Cr linear antara log Ce Vs log W untuk pola
(VI) yang terserap sebesar 1,64 mg/g. adsorpsi Freundlich dan kurva linear Ce
Untuk mengetahui hubungan antara (ppm) Vs Ce/W (g/L) untuk pola adsorpsi
efektifitas adsorpsi dengan konsentrasi Langmuir. Kurva isoterm menurut
larutan pada keadaan setimbang maka keduanya ditunjukkan pada gambar 4 dan
dibuat grafik hubungan antara dengan 5.
Ce/W dengan Ce. 0.4
0.3 y = 0.155x - 0.475
Tabel 3. Efektifitas adsorpsi ion logam 0.2
2
R = 0.855
Cr (VI) 0.1
Co (mg/L) Ce (mg/L) Ce/W (mg/g)

log W
0
-0.1 0.41 0.60 0.76 0.86 1.27
10 2,58 6,97
-0.2
20 4,02 5,09 -0.3
30 5,86 4,84 -0.4
40 7,22 4,40 -0.5
50 18,46 11,68 log Ce

2
Gambar 4. Grafik Isotermal Freundlich
Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh tanah diatomeae.
1,5
W (mg/g)

1 14

0,5 12
y = 0.783x + 4.427
0 10 R2 = 0.1798
Ce/W (g/L)

0 5 10 15 20 8

Ce (ppm) 6

2
Gambar 3. Grafik hubungan efektifitas 0
adsorpsi ion Cr (VI) oleh tanah diatomeae 0.41 0.60 0.76 0.86 1.27
(W) dengan konsentrasi larutan pada Ce (ppm)
kesetimbangan (Ce). Selama waktu optimum
penyerapan 2 jam. Gambar 5. Grafik Isotermal Langmuir
Adsorpsi Ion Cr v(VI) oleh tanah diatomeae.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa batas kemampuan tanah Dengan membandingkan nilai R2
diatomeae untuk menyerap ion Cr (VI) maka dapat diketahui pola isoterm yang
adalah pada konsentrasi 1,64 mg/g. Hal sesuai. Dari kedua grafik di atas tampak
ini disebabkan karena situs adsorpsi bahwa adsorpsi ion Cr (VI) oleh tanah
sudah jenuh dengan molekul adsorbat. diatomeae lebih cenderung mengikuti
Ada 2 (dua) cara untuk menentukan persamaan Freundlich dari pada
2
kapasitas adsorpsi, yakni dengan metode persamaan Langmuir. Nilai R untuk
grafik Freundlich dan Langmuir. Untuk kurva isoterm Freundlich lebih mendekati
mengetahui apakah adsorpsi ion Cr (VI) 1 yaitu 0,8550, sedangkan pola isoterm
oleh tanah diatomeae sesuai dengan pola Langmuir nilai R2 nya adalah 0,1798.
Nilai tetapan Freundlich (k dan n) dan

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 65

tetapan Langmuir (b dan K) adsorpsi ion secara tidak langsung. Prinsip dasar dari
Cr (VI) oleh tanah diatomeae dapat metode titrasi iodometri ini adalah
dilihat pada tabel 4. penambahan berlebih ion iodida ke dalam
larutan Cr (VI) yang merupakan
Tabel 4. Nilai tetapan Freundlich (k dan oksidator, kemudian ion Cr (VI) inilah
n) dan tetapan Langmuir (b dan K) yang mengoksidasi ion iodida menjadi
Pola k n b K
R2 iod, iod yang bebas kemudian dititrasi
Adsorpsi (mg/g) (g/L) (mg/g) (L/mg) dengan natrium tiosulfat. Iod
Freundlich 2,985 6,452 0,8550
Langmuir 1,277 0,015 0,1798
mengoksidasi tiosulfat menjadi ion
tetrationat. Sebagaimana diperlihatkan
Tanah diatomeae merupakan pada reaksi di bawah ini:
CrO42− + 2 KI + H 2 SO4 → Cr ( SO4 )3 + I 2 + K 2 SO4 + H 2
salah satu adsorben yang berasal dari
I 2 + 2 Na2 S 2O3 → 2 NaI + Na2 S 4O6
batuan sedimen silika yang terutama
terdiri dari sisa kerangka fosil tumbuhan Dalam reaksi pada penelitian ini
air, ganggang yang bersel tunggal. tidak terjadi reaksi samping. Titik akhir
Komposisi kimia diatomeae terdiri dari titrasi dapat diamati dengan bantuan
86% silika dan selebihnya mengandung indikator amilum (kanji) yang
sekitar 5% Na, 3% Mg dan 2% Fe. memberikan indikasi perubahan warna
Penelitian ini menggunakan tanah biru menjadi tak berwarna (bening).
diatomeae yang berasal dari Yogyakarta Warna biru yang terbentuk disebabkan
dan diaktivasi secara fisik selama 3 jam karena terjadinya kompleks iod-kanji
pada suhu 350oC. Proses adsorpsi yang yang berperan sebagai uji peka terhadap
terjadi pada tanah diatomeae ini terjadi iod. Apabila warna biru yang terjadi telah
dengan 3 (tiga) langkah yakni, (1) mula- hilang, hal ini berarti iod telah habis
mula adsorbat dalam larutan sampel bereaksi dengan tiosulfat. Larutan
melalui kontak dengan permukaan bagian natrium tiosulfat adalah larutan standar
luar dari tanah diatomeae, (2) adsorbat sekunder, yang konsentrasinya dapat
berdifusi ke dalam pori-pori dari partikel berubah jika tersimpan lama karena
tanah diatomeae dan (3) adsorbat ditarik sifatnya yang tidak stabil dan rentan
ke dinding-dinding pori-pori dan terhadap bakteri pemakan belerang. Oleh
menimbulkan gaya elektrostatik (gaya karena itu, larutan natrium tiosulfat ini
kimia). harus selalu distandarisasi ketika akan
Kapasitas adsorpsi yang tinggi menggunakannya untuk menjaga agar
dari tanah diatomeae dengan waktu konsentrasinya tidak berubah dengan
kontak optimum 2 jam, yakni 1,64 mg/g larutan standar primer[4].
atau 81,95% dapat dilihat pada gambar 5. Metode titrasi iodometri ini
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada adalah salah satu metode konvensional
konsentrasi 40 ppm, tanah diatomeae yang membutuhkan ketelitian dan kehati-
melakukan adsoprsi yang optimal dan hatian yang tinggi. Sebab, kemungkinan
kemudian menurun pada konsentrasi 50 untuk terjadinya kesalahan itu ada. Lain
ppm, yaitu hanya 1,58 mg/g atau 63,08%. halnya dengan metode instrumental yang
Ini menandakan bahwa pada konsentrasi tidak lagi perlu melakukan langkah-
50 ppm, pori-pori tanah diatomeae sudah langkah yang cukup banyak dan dapat
mengalami kejenuhan dalam penyerapan. mengefisienkan waktu, penggunaannya
Metode yang digunakan dalam penelitian mudah dan data yang diperoleh jauh lebih
ini adalah titrasi iodometri atau titrasi iod akurat walaupun diketahui bahwa dengan

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66


Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous earth) terhadap Ion Kromium (VI) 66

menggunakan metode instrumental biaya Priatna, Komar dkk. 1994. Studi


yang akan dikeluarkan tidaklah sedikit Pendahuluan Kemungkinan
jumlahnya. Metode konvensional dengan Pemanfaatan Diatome Asal Solo
titrasi iodometri ini terdiri atas tahapan- Sebagai Adsorbat Air Nira. Jurnal
tahapan yang banyak sehingga Kimia Nasional.
memerlukan ketelitian yang tinggi karena Day dan Underwood, 1986. Analisis
kemungkinan terjadinya kesalahan juga Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
cukup besar. Misalnya, I2 yang dihasilkan Ramlawati, 2004. Profil Adsorpsi Karbon
mudah menguap sehingga semakin lama Aktif Tempurung Kemiri (Aleurites
tersimpan maka semakin banyak I2 yang mollucana Wild) Yang Diaktivasi
terlepas dari larutan dan akhrinya akan Secara Fisika. Chemica Makasssar.
mengurangi kadar dari zat yang akan Vol. 2 No.1.
dianalisis.

D. KESIMPULAN
1. Waktu kontak optimum tanah
diatomeae terhadap ion Cr (VI) adalah
2 jam dengan rata-rata serapan sebesar
2,08 mg/g.
2. Kapasitas adsorpsi maksimum tanah
diatomeae terhadap ion Cr (VI) yaitu
sebesar 1,64 mg/g dengan persentase
daya serap sebesar 81,95%.
3. Pola adsorpsi tanah diatomeae
terhadap ion Cr (VI) mengikuti pola
adsorpsi Freundlich dengan R2 =
0,8550.

E. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang membantu penelitian ini
hingga selesai dan kepada pihak yang
bertugas di Laboratorium Analitik
Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Makassar atas tempat dan
peralatan yang mendukung penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Sukar, dkk. 1989. Penurunan Kadar
Chrom dalam Air Menggunakan
Cara Penukar Ion. Buletin Penelitian
Kesehatan. Departemen Kesehatan
RI. Vol.16 No.3.
Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian
Industri. UGM. Yogyakarta.

Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 60 - 66

Anda mungkin juga menyukai