1)
Rahmah, 2)Ramlawati dan 3) Sumiati Side
1)
Jurusan FMIPA Prodi Kimia Universitas Palangkaraya
2,3)
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Makassar
chemist18rahmah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menentukan kapasitas adsorpsi tanah diatomeae
terhadap ion kromium (VI). objek penelitian adalah tanah diatomeae yang
diambil dari laboratorium teknik kimia UGM Yogyakarta. Tanah diatomeae
kemudian diaktivasi secara fisika pada suhu 350oC selama 3 jam di dalam tanur.
Tanah Diatomeae dianalisis daya serapnya dengan mencari waktu kontak
optimum dengan variasi waktu kontak 1, 2, 4, 6 dan 12 jam. Setelah itu,
menentukan daya serap tanah diatomeae pada berbagai konsentrasi, yakni 10, 20,
30, 40 dan 50 ppm dan kapasitas adsorpsinya. Penentuan ion kromium (VI) yang
teradsorpsi oleh tanah diatomeae dilakukan dengan metode titrasi iodometri
dengan menghitung selisih konsentrasi ion kromium (VI) sebelum dan sesudah
adsorpsi. Penentuan kapasistas adsorbsi menggunakan pola isoterm adsorbsi yang
sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak yang optimum adalah
2 jam, kapasistas adsorpsinya sebesar 6,452 g/L dan mengikuti pola isoterm
adsorpsi Freundlich dengan nilai R2 = 0,8550.
Kata kunci: ion kromium (VI), tanah diatomeae, kapasitas adsorpsi
ABSTRACT
This study aimed to determine the adsorption capacity of diatomae towards
chromium VI ion. The object was taken from chemical engineering laboratory
UGM Yogyakarta. Diatomeaes was physicall activated 350oC for 3 hours in
furnace. Absorption potence determined by finding the optimum contact time
with a variation of the contact time 1, 2, 4, 6 and 12 hours. Also to determine the
absorption of diatomeaes at various concentrations; 10, 20, 30, 40 and 50 ppm
and then determine the adsorption capacity. Cumulatif chromium (VI) ion
adsorbed by diatomeaes performed by iodometric titration method, calculating
the difference ion concentration of chromium (VI) before and after adsorption.
Determination of adsorption Capacity using appropriate isotherms adsorption
pattern and is obtained the optimum contact time was 2 hours, Capacity
adsorption 6.452 g/L and follow the Freundlich adsorption isotherm type with R2
value is 0.8550.
Key words: chromium (VI), diatomeae soil, adsorption capacity
dengan melihat hasil rata-rata volume yang dapat diadsorpsi oleh tanah
natrium tiosulfat yang dipakai pada diatomeae. Penentuan daya adsorpsi
titrasi, yang telah distandarisasi terhadap Cr (VI), 1,0 gram tanah
sebelumnya, sebanyak 1,297 ml. Hal ini diatomeae yang telah diaktivasi
dapat dilihat pada grafik (gambar 1) ditambahkan dengan 60 ml ion Cr (VI)
hubungan antara waktu kontak dengan dengan konsentrasi yang bervariasi yakni,
konsentrasi ion Cr (VI) yang terserap. 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Data adsorpsi
Dari grafik (gambar 1), ditunjukkan tanah diatomeae terhadap ion Cr (VI)
bahwa dalam waktu kontak 2 jam, daya pada berbagai konsentrasi disajikan pada
serap tanah diatomeae sangat maksimal tabel 2.
sebesar 83,20%.
Tabel 2. Rata-rata ion Cr (VI) (mg/g)
Tabel 1. Rata-rata ion Cr (VI) (mg/g) yang Teradsorpsi pada Tanah Diatomeae
yang Teradsorpsi pada Tanah Diatomeae pada berbagai Konsentrasi dengan Waktu
pada berbagai Waktu Kontak dari Cr (VI) Kontak 2 jam
50 ppm Cr (VI) Cr (VI) Cr (VI)
Cr (VI) awal (Co) sisa (Ce) terserap (W)
Waktu Cr (VI) (ppm) (ppm) (mg/g)
terserap
Kontak sisa (Ce) 10 2,58 0,37
(W)
(jam) (ppm)
(mg/g) 20 4,02 0,79
1 10,26 1,99 30 5,86 1,21
2 8,40 2,08 40 7,22 1,64
4 10,32 1,98 50 18,46 1,58
6 10,12 1,99
12 12,60 1,87 2
W (mg/g)
2,1 0
2,05 0 20 40 60
W (mg/g)
2
Konsentrasi Cr Awal (ppm)
1,95
1,9
Ganbar 2. Grafik Hubungan antara
1,85
Konsentrasi Cr (VI) Awal (ppm) dengan
0 5 10 15 Jumlah Ion Cr (VI) yang Terserap (mg/g)
Waktu (Jam)
Pada tabel 2 tampak bahwa ion Cr
Gambar 1. Grafik Hubungan antara (VI) yang paling banyak diserap oleh
Waktu Kontak (jam) dengan Jumlah Ion tanah diatomeae adalah sebesar 1,64
Cr(VI) yang Terserap (mg/g) mg/g dengan waktu kontak selama 2 jam.
Daya adsorpsi tanah diatomeae paling
Penentuan Kapasitas Adsoprsi Tanah rendah dalam menyerap ion Cr (VI)
Diatomeae terhadap Ion Cr (VI) sebesar 0,37 mg/g. Hasil yang diperoleh
Setelah mengetahui waktu kontak dapat dilihat pada gambar berikut
optimum dari tanah diatomeae dalam (gambar 2), hubungan antara Konsentrasi
adsoprsi ion Cr (VI), selanjutnya Ion Cr (VI) Awal dengan Jumlah Ion Cr
ditentukan daya adsorpsi ion Cr (VI) (VI) yang Terserap.
log W
0
-0.1 0.41 0.60 0.76 0.86 1.27
10 2,58 6,97
-0.2
20 4,02 5,09 -0.3
30 5,86 4,84 -0.4
40 7,22 4,40 -0.5
50 18,46 11,68 log Ce
2
Gambar 4. Grafik Isotermal Freundlich
Adsorpsi Ion Cr (VI) oleh tanah diatomeae.
1,5
W (mg/g)
1 14
0,5 12
y = 0.783x + 4.427
0 10 R2 = 0.1798
Ce/W (g/L)
0 5 10 15 20 8
Ce (ppm) 6
2
Gambar 3. Grafik hubungan efektifitas 0
adsorpsi ion Cr (VI) oleh tanah diatomeae 0.41 0.60 0.76 0.86 1.27
(W) dengan konsentrasi larutan pada Ce (ppm)
kesetimbangan (Ce). Selama waktu optimum
penyerapan 2 jam. Gambar 5. Grafik Isotermal Langmuir
Adsorpsi Ion Cr v(VI) oleh tanah diatomeae.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa batas kemampuan tanah Dengan membandingkan nilai R2
diatomeae untuk menyerap ion Cr (VI) maka dapat diketahui pola isoterm yang
adalah pada konsentrasi 1,64 mg/g. Hal sesuai. Dari kedua grafik di atas tampak
ini disebabkan karena situs adsorpsi bahwa adsorpsi ion Cr (VI) oleh tanah
sudah jenuh dengan molekul adsorbat. diatomeae lebih cenderung mengikuti
Ada 2 (dua) cara untuk menentukan persamaan Freundlich dari pada
2
kapasitas adsorpsi, yakni dengan metode persamaan Langmuir. Nilai R untuk
grafik Freundlich dan Langmuir. Untuk kurva isoterm Freundlich lebih mendekati
mengetahui apakah adsorpsi ion Cr (VI) 1 yaitu 0,8550, sedangkan pola isoterm
oleh tanah diatomeae sesuai dengan pola Langmuir nilai R2 nya adalah 0,1798.
Nilai tetapan Freundlich (k dan n) dan
tetapan Langmuir (b dan K) adsorpsi ion secara tidak langsung. Prinsip dasar dari
Cr (VI) oleh tanah diatomeae dapat metode titrasi iodometri ini adalah
dilihat pada tabel 4. penambahan berlebih ion iodida ke dalam
larutan Cr (VI) yang merupakan
Tabel 4. Nilai tetapan Freundlich (k dan oksidator, kemudian ion Cr (VI) inilah
n) dan tetapan Langmuir (b dan K) yang mengoksidasi ion iodida menjadi
Pola k n b K
R2 iod, iod yang bebas kemudian dititrasi
Adsorpsi (mg/g) (g/L) (mg/g) (L/mg) dengan natrium tiosulfat. Iod
Freundlich 2,985 6,452 0,8550
Langmuir 1,277 0,015 0,1798
mengoksidasi tiosulfat menjadi ion
tetrationat. Sebagaimana diperlihatkan
Tanah diatomeae merupakan pada reaksi di bawah ini:
CrO42− + 2 KI + H 2 SO4 → Cr ( SO4 )3 + I 2 + K 2 SO4 + H 2
salah satu adsorben yang berasal dari
I 2 + 2 Na2 S 2O3 → 2 NaI + Na2 S 4O6
batuan sedimen silika yang terutama
terdiri dari sisa kerangka fosil tumbuhan Dalam reaksi pada penelitian ini
air, ganggang yang bersel tunggal. tidak terjadi reaksi samping. Titik akhir
Komposisi kimia diatomeae terdiri dari titrasi dapat diamati dengan bantuan
86% silika dan selebihnya mengandung indikator amilum (kanji) yang
sekitar 5% Na, 3% Mg dan 2% Fe. memberikan indikasi perubahan warna
Penelitian ini menggunakan tanah biru menjadi tak berwarna (bening).
diatomeae yang berasal dari Yogyakarta Warna biru yang terbentuk disebabkan
dan diaktivasi secara fisik selama 3 jam karena terjadinya kompleks iod-kanji
pada suhu 350oC. Proses adsorpsi yang yang berperan sebagai uji peka terhadap
terjadi pada tanah diatomeae ini terjadi iod. Apabila warna biru yang terjadi telah
dengan 3 (tiga) langkah yakni, (1) mula- hilang, hal ini berarti iod telah habis
mula adsorbat dalam larutan sampel bereaksi dengan tiosulfat. Larutan
melalui kontak dengan permukaan bagian natrium tiosulfat adalah larutan standar
luar dari tanah diatomeae, (2) adsorbat sekunder, yang konsentrasinya dapat
berdifusi ke dalam pori-pori dari partikel berubah jika tersimpan lama karena
tanah diatomeae dan (3) adsorbat ditarik sifatnya yang tidak stabil dan rentan
ke dinding-dinding pori-pori dan terhadap bakteri pemakan belerang. Oleh
menimbulkan gaya elektrostatik (gaya karena itu, larutan natrium tiosulfat ini
kimia). harus selalu distandarisasi ketika akan
Kapasitas adsorpsi yang tinggi menggunakannya untuk menjaga agar
dari tanah diatomeae dengan waktu konsentrasinya tidak berubah dengan
kontak optimum 2 jam, yakni 1,64 mg/g larutan standar primer[4].
atau 81,95% dapat dilihat pada gambar 5. Metode titrasi iodometri ini
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada adalah salah satu metode konvensional
konsentrasi 40 ppm, tanah diatomeae yang membutuhkan ketelitian dan kehati-
melakukan adsoprsi yang optimal dan hatian yang tinggi. Sebab, kemungkinan
kemudian menurun pada konsentrasi 50 untuk terjadinya kesalahan itu ada. Lain
ppm, yaitu hanya 1,58 mg/g atau 63,08%. halnya dengan metode instrumental yang
Ini menandakan bahwa pada konsentrasi tidak lagi perlu melakukan langkah-
50 ppm, pori-pori tanah diatomeae sudah langkah yang cukup banyak dan dapat
mengalami kejenuhan dalam penyerapan. mengefisienkan waktu, penggunaannya
Metode yang digunakan dalam penelitian mudah dan data yang diperoleh jauh lebih
ini adalah titrasi iodometri atau titrasi iod akurat walaupun diketahui bahwa dengan
D. KESIMPULAN
1. Waktu kontak optimum tanah
diatomeae terhadap ion Cr (VI) adalah
2 jam dengan rata-rata serapan sebesar
2,08 mg/g.
2. Kapasitas adsorpsi maksimum tanah
diatomeae terhadap ion Cr (VI) yaitu
sebesar 1,64 mg/g dengan persentase
daya serap sebesar 81,95%.
3. Pola adsorpsi tanah diatomeae
terhadap ion Cr (VI) mengikuti pola
adsorpsi Freundlich dengan R2 =
0,8550.
DAFTAR PUSTAKA
Sukar, dkk. 1989. Penurunan Kadar
Chrom dalam Air Menggunakan
Cara Penukar Ion. Buletin Penelitian
Kesehatan. Departemen Kesehatan
RI. Vol.16 No.3.
Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian
Industri. UGM. Yogyakarta.