Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM


Makalah

Diajukan untuk melengkapi tugas PAI

Dosen pembimbing: I’anatut Thoifah M.Pd

Di Susun Oleh :

Di susun Oleh :

Rizal Setiawan (14330028)

Herry Rachmat Safi’i (14330039)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2014-2015
ii

KATA PENGATAR

Assalamualaikum Wr... Wb...

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami kelompok selaku penyusun telah menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Karakteristik ajaran Islam dan metode kajian
islam "
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu
Pendidikan Agama Islam . Dan kami susun bertujuan untuk memberikan
pembahasan mengenai apakah definisi Individu, Keluarga, Masyarakat, dan
semua yang berhubungan dengan materi diatas.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada di dalam makalah ini, dan mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Wassalamualaikum Wr... Wb...

Lamongan, 18 Oktober 2015

Penyusun
iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................i

Kata Pengantar .............................................................................................................. ii

Daftar isi ....................................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM

A. Definisi ................................................................................................................. 2

B. Karakteristik Konsepsi Islam Dari Berbagai Bidang ........................................... 3

BAB III

METODE PENDEKATAN KAJIAN ISLAM

A. Metode Filosofis................................................................................................... 8

B. Pendekatan Normatif ............................................................................................ 9

C. Pendekatan Historis .............................................................................................. 9

D. Pendekatan Anthropologi ................................................................................... 10

E. Pendekatan Teologi............................................................................................ 11

F. Pendekatan Sosiologis........................................................................................ 12
iv

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 14


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dunia ini terdapat banyak Agama dan kepercayaan yang dianut oleh
manusia. Namun pada dasarnya agama maupun kepercayaan yang ada di dunia
saat ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yakni: Agama yang
bersumber dari langit, dan Agama yang bersumber dari bumi. Setiap agama
maupun kepercayaan mempunyai karakteristik dalam isi ajarannya dan metode
yang digunakan dalam menyampaikan ajaran tersebut. Sehingga muncul banyak
perbedaan dalam tata cara beragama antara agama satu dengan agama yang lain,
oleh karena itu dalam pembahasan kali ini akan dipaparkan mengenai
karakteristik dari ajaran agama islam serta metode Pendekatan yang dipakai
didalam agama islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa arti dari karakteristik ajaran islam?

2. Apa saja karakteristik ajaran agama islam?

3. Apa metode pendekatan ajaran agama islam?

C. MANFAAT PENULISAN

1. Penulis dan pembaca mampu memahami karakteristik dari agama Islam.

2. Mengetahui macam karakteristik ajaran agama Islam.

3. Mengetahui metode pendekatan yang digunakan ajaran agama Islam.


2

BAB II

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

A. DEFINISI

Istilah “Karakteristik ajaran Islam” terdiri dari dua kata: “karakteristik”


dan “ajaran islam”. Kata karakteristik dalam kamus besar bahasa Indonesia,
diartikan sebagai sesuatu yag mempunyai karakter atau sifatnya khas.

Dan kata Islam menurut bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata
salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Salima diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk kedalam kedamaian. Ensiklopedi
Islam Indonesia mendefinisikan bahwa Islam adalah agama tauhid yang
ditegakkan oleh nabi Muhammad SAW, selama 23 tahun di Mekah dan Madinah
yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah
SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan
damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirat. Ajaran Islam
mengandung berbagai arti pula, yaitu sebagai berikut:

1) Menurut dan menyerahkan


Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menyerahkan diri kepada
Allah SWT, dan menurut segala yang telah ditentukan–Nya.
2) Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, tenteram dan bahagia.
Ini berarti setiap muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat dan
bahagia, baik di dunia maupun di akhirat dengan tuntunan ajaran Rabbul’
Alamin. Ajaran yang bersumber dari Allah SWT, bukan dari manusia.
Sedangkan nabi Muhammad SAW, tidak membuat agama ini tetapi beliau
hanya menyampaikannya. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4َ:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.
3) Mengaku, menyerahkan dan menyelamatkan
3

Ini berarti bahwa orang yang memeluk Islam itu adalah orang yang
mengaku dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri
pada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman–
Nyasehingga ia selamat di dunia dan akherat.
4) Damai dan sejahtera Artinya bahwa islam adalah agama yang membawa
kepada kedamaian dan perdamaian. Orang yang memeluk islam adalah
orang yang menganut ajaran perdamaian dalam segala tingkah laku dan
perbuatan. Islam mengajarkan persamaan, persaudaraan sesama muslim.
Islam anti terhadap yang bersifat perbedaan daerah dan tingkat sosial.
Allah SWT berfirman: ‫الّل اَتْقَا كُم‬
ِ ‫ ا َِّن اَكْ َر َما كُ ْم ِعنْدَ ه‬Artinya; “Sesungguhnya
orang-orang yang paling mulia pada sisi Allah diantara kamu adalah yang
paling taqwa diantaramu. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki
oleh setiap umat muslim dengan berpedoman kepada Al-qur’an dan hadits
dalam berbagai ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi,
kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersebut. Secara sederhana
karakteristik ajaran islam dapat diartikan menjadi suatu ciri yang khas atau
khusus yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan kehidupan mnusia
dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusian), yang didalamnya
termasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan,
lingkungan hidup, dan disiplin ilmu.

B. KARAKTERISTIK KONSEPSI ISLAM DARI BERBAGAI BIDANG:

1. Dalam Bidang Agama:

Menurut Nurcholis Madjid, bahwa dalam bidang agama, Islam mengakui


adanya pluralisme. Menurutnya, Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan (sunnah
Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak
agama lain, kecuali berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan
4

mengajarkan agama masing-masing dengan penuh kesungguhan. Karena itu


agama tidak boleh dipaksakan. Bahkan Al-qur’an juga mengisyaratkan bahwa
para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari kemudian
serta berbuat baik semuanya akan selamat. Karakteristik ajaran islam dalam
bidang agama juga mengakui adanya universalisme, mengajarkan kepercayaan
kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak pada
keselamatan. Dengan demikian, karakteristik ajaran islam dalam visi
keagamaanya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai
karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian
pada Tuhan.

2. Dalam Bidang Ibadah:

Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti khusus.
Yakni apa yang telah di tetapkan oleh Allah akan perincian-perincianya, tingkat
dan cara-caranya tertentu. Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu
bidang ajaran islam dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan
hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini adalah
mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya, dengan penuh
ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan terimakasih-Nya. Dengan
demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran
islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia sebagai makhluk
yang diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.

3. Dalam bidang Akidah:

Karakteristik Islam yang dapat di ketahui dalam bidang akidah ini adalah
bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. yang
diakui dan diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah
SWT. Dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung tidak boleh melalui
perantara. Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT
sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua
kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal soleh. Dan selanjutnya harus
berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
5

aktvitas tersebut bernilai ibadah. Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar
keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap yang selanjutnya harus menjadi
acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat yang pada akhirnya
menimbulkan amal saleh.

4. Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan:

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat


terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi
bersamaan dengan islam yang selektif, yaitu tidak begitu saja menerima seluruh
jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan
Islam. Karakteristik ajaran Islam adalah ilmu pengetahuan dijelaskan oleh Allah
SWT: (QS. Al’alaq. 1-5) Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhan mu lah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. ”Kata iqra pada ayat tersebut menurut A. Baiquni, berarti membaca
dalam arti biasa, menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur,
mendeskripsikan, menganalisis dan menyimpulkan secara induktif. Kebudayaan
adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti bahwa
manusialah yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan Islam, berarti menyaring
kebudayaan yang tidak melenceng dari Islam. Kebudayaan Islam mengandung
tiga unsur yang sangat berprinsip sebagai berikut:

1) Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang Islam


2) Kebudayaan Islam adalah didasarkan kepada ajaran Islam
3) Kebudayaan Islam merupakan pencerminan dari ajaran Islam

Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengantarkan umat


manusia hidup bahagia serta meningkatkan mutu dan peranan dalam kehidupan
manusia untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.

5. Dalam Bidang Pendidikan Islam memandang bahwa:


6

Pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki dan
perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long live education). Dalam bidang
pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum,
guru, metode, sarana dan lain sebagainya.

6. Dalam Bidang Sosial Karakteristik ajaran Islam:

Di bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling


menasihati, tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan
derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia
dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya,
warna kulit, bahasa, jenis kelamin dan lain sebagainya yang berbau rasialis.
Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang
ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.

7. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi Islam memandang bahwa:

Kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang


dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam
rangka mengejar kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia.
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung
menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan
antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat dalam mengatur
kehidupan dunia.

8. Dalam Bidang Kesehatan:

Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan


lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab, prinsip ini
berbunyi, al wiqayah khair min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini
ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada
dasarnya mengarah pada upaya pencegahan. Untuk menuju pada upaya
pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin, seperti
dalam firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 222): Artinya:“Sesungguhnya Allah
7

menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang


mensucikan diri.”

9. Dalam Bidang Politik:

Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam


menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolok ukur
kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan
Allah dan Rasul-Nya, maka wajib ditaati. Sebaliknya jika pemimpin tersebut
bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi
saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika
cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak
dipatuhi.

10. Dalam Bidang Pekerjaan:

Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas
dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah
pada pengabdian terhadap Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk itu Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas
manfaat kerja. Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.”(QS. Al-Mulk : 2).

11. Dalam Bidang Disiplin Ilmu:

IsIam juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman.
Menurut peraturan Agama Republik Indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk
disiplin ilmu keislaman adalah Al-Qur’an / tafsir, hadits / ilmu hadits, ilmu kalam.
Filsafat, tasawuf, hukum Islam (fiqih), sejarah dan kebudayaan Islam, serta
pendidikan Islam.
8

BAB III

METODE PENDEKATAN KAJIAN ISLAM

A. PENDEKATAN FILOSOFIS.

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta
kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari
hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Poerwajdarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya
terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti
”adanya” sesuatu.

Sedangkan dalam kajian Islam berpikir filosofis tersebut selanjutnya dapat


digunakan dalam memahami agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau
inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara saksama. Pendekatan
filosofis ini sebenarnya sudah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya
Muhammad al Jurjawi yang menulis buku berjudul Hikmah Al Tasyri’ wa
Falsafatuhu.

Dalam buku tersebut Al Jurjawi berusaha mengungkapkan hikmah yang


terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam, misalnya ajaran agama Islam
mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah dengan tujuan antara lain agar
seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang
lain, dan lainsebagainya. Makna demikian dapat dijumpai melalui pendekatan
yang bersifat filosofis. Dengan menggunakan pendekatan filosofis seseorang akan
dapat memberi makna terhadap sesuatu yang dijumpainya, dan dapat pula
menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan cara
demikian ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah tidak akan merasa
kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin mampu
9

menggali makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka semakin meningkat pula
sikap, penghayatan, dan daya spiritualitas yang dimiliki seseorang.

B. PENDEKATAN NORMATIF.

Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari


sudut legal-formal atau normatifnya. Legal-formal adalahhukum yang ada
hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara
normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam nash. Dengan demikian,
pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas sebab seluruh
pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih(usuliyin), ahli hokum islam
(fuqaha), ahli tafsir (mufassirin) danah lihadits (muhaddithin) ada hubungannya
dengan aspek legal-formal serta ajaran islam dari sumbernya termasuk pendekatan
normatif.

Teori lainnya adalah normatif-sosiologis atau sosiologis seperti yang


ditawarkan Asghar Ali Engerineer dan Tahir al-Haddad yakni dalam memahami
nash (Al Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.) selain itu ada pemisahan
antara nash normatif dengan nashsosiologis.Nash normatifadalahnash yang
tidaktergantungpadakonteks. Sementara nash sosilogis adalah nash yang
pemahamannya harus disesuaikan dengan konteks waktu, tempat dan lainnya.
Dalam aplikasinya pendekatan nomatif tekstualis tidak menemui kendala yang
berarti ketika dipakai untuk melihat dimensi islam normatif yang bersifat Qoth’i.

C. PENDEKATAN HISTORIS.

Sejarah atau historis (Historical Approach) adalah suatu ilmu yang


didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat,
waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini
segala peristiwa dapatdilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana,
apa sebabnya, siapa yang terlibat dal peristiwa tersebut. Melalui pendekatan
sejarah seorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris
dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau
keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam
10

empiris dan historis. Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam


memahami agam, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit
bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan ini
Kuntowijoyo telah melakukan studi yang mendalam terhadap agama yang dalam
hal ini Islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari Al-qur’an ia
sampai pada satu kesimpulan bahwa pada dasarnya kandungan Al-Qur’an itu
terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsep-konsep, dan bagian
kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan.

D. PENDEKATAN ANTROPOLOGI.

Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai


salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui ini pendekatan agama
tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusiadan
berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.

 Antropologi Sebagai Bidang Ilmu Humaniora Antropologi adalah sebuah


ilmu yang didasarkan atas observasi gartisipasi yang luas tentang
kebudayaan, menggunakan data yang terkumpul, dengan menetralkan
nilai, analisa yang tenang (tidak memihak) menggunakan metode
komgeratifi. Tugas utama antropologi, studi tentang manusia adalah untuk
memungkinkan kita memahami diri kita dengan memahami kebudayaan
lain. Antropologi menyadarkan kita tentang kesatuan manusia secara
esensil, dan karenanya membuat kita saling menghargai antara satu dengan
yang lainnya.
 Ilmu-ilmu Bagian Dari Antropologi.
Di universitas-universitas Amerika, antropologi telah mencapai suatu
perkembangan yang paling luas ruang lingkupnya dan batas lapangan
perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima
masalah penelitian khusus:
11

1) Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (evolusinya) secara biologis.


2) Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari
sudut ciri-ciri tumbuhnya.
3) Masalah sejarah asal, perkembangan dan persebaran aneka warna bahasa yang
diucapkan manusia diseluruh dunia.
4) Masalah perkembangan persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan
manusia di seluruh dunia.
5) Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar diseluruh bumi.

E. PENDEKATAN TEOLOGI DALAM PENELITIAN AGAMA

PengertianTeologi berasal dari kata “ology” dan “theos” dan dijadikan


Bahasa Indonesia maka menjaditeologi. “ology” berakar dari kata Greek yang
kemudian menjadi “logos” berarti “percakapan”, “pengkajian” dan “penelitian”.
Tujuan yang terpenting penelitian adalah logos itu sendiri dari pada benda-benda
yang menjadi subjeknya. Sedangkan theos dalam bahasa greek berarti “Tuhan”
dan atau sesuatu yang berkenaan dengan Tuhan. Jadi Teologi dalam bahasa greek
adalah penelitian secara rasional segala sesuatu yang berkenaandengan ke-
Tuhanan. Jadi, Teologi merupakansalah satu cabang filsafat yang mempelajari
pengetahuan tentang hakekat Tuhan serta keberadaan-Nya. .Oleh sebab itu
berbicaratentang teologi maka dengan sendirinya kita membicarakan tentang
Tuhan yang dari dahulu sampai sekarang selalu aktual untuk dibicarakan, hal ini
menunjukkan bahwa manusia memerlukan Tuhan dalam menjawab dan
memaknai segala aspek kehidupannya terutama sekali yang berhubungan denan
moral dan ilmu pengetahuan.Sedangkan agama berasal dari kata sanskrit yang
terdiri daridua kata yaitu; “a” maknanya sama dengantidak, sedangkan “gam”
maknanya sama denganpergi. Jadi agama yang dimaksud disini adalah sesuatu
yang tidak pergi; tidak pergi dari dalam arti bersifat tetap, diwarisi secara turun
temurun. Bisa juga agama yang berartipenganut kepercayaan yang memiliki kitab
suci.Ada juga gam berarti tuntutan yang mengandung ajaran-ajaran yang menjadi
tuntutan penganutnya. Secara Khusus agama dalam pengertian Syari’at Islam
yang bersumber dari Bahasa Arab dikenal dengan kata dien ( ‫ ) الدين‬yang berarti
12

menguasai, menunjukkan, patuh, hutang balasan, kebiasaan. Jadi agama adalah


suatu aturan yang menjadi landasan hukum agar dapat membawa kepada
kepatuhan umatnya sebagai hutang yang harus dibayar dengan melaksanakan
kewajiban yang sudah digarsikan oleh Allah SWT. Allah SWT dalam al-Qur,an
menyebutkan makna agama dalam konteks umum dengan menggunakan kata
dien() Sebagaimana Firman-Nya dalam Surah al-Baqarah ayat 256:Artinya: “tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui. ”Maka pendekatan teologi dalam penelitian
agama yang dimaksud disini adalah pembahasan materi tentang ekisistensi Tuhan
dan tuhan-tuhan dalam sebuah konsep nilai-nilai ketuhanan yang terkontruksi
dengan baik sehingga pada akhirnya menjadi sebuah agama atau aliran
kepercayaan.

F. PENDEKATAN SOSIOLOGI

Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam


memahami agama, hal dimikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian
agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dalam agama islam dapat
dijumpai peristiwa nabi yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa jadi penguasa
di mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa harus dibantuoleh
Nabi harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut
baru dapat dijawab dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan
ilmu social. Tanpa ilmu social peristiwa peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan
sulit pula dipahami maksudnya. Disinilah letaknya sosiologi sebagai salah satu
alat dalam memahami ajaran agama.Pentingnya pendekatan sosiologi dalam
memahami agama sebagai mana disebutkan di atas, dapat dipahami, karena
banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah social. Besarnya
perhatian agama terhadap masalah social ini selanjutnya mendorong kaum agama
memahami ilmu- ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya.
13

BAB IV

SARAN DAN PENUTUP

Apabila ada kekurangan dari pemamaparan materi yang kami tulis di


dalam makalah ini kami meminta kritik dan saran Anda sebagai pembaca tentu
sesuatu yang bermuara positif agar di masa mendatang makalah ini dapat lebih
sempurna dalam memaparkan pembahasan. Dan semoga bermanfaat bagi kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai