Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dikerjakan oleh :
HENDRI
NIM: D11107017
User
4/5/2010
Dosen pembimbing
FERRY JUNIARDI
NIP: 197506171999931003
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya di bidang angkutan (transportasi) kita telah mengenal tiga sektor
angkutan :
Angkutan darat
Angkutan laut
Angkutan udara
Dalam sistem transportasi ketiga sektor tersebut satu sama lain mempunyai
hubungan yang saling menunjang. Selanjutnya disini kita akan membatasi pada sektor
angkutan laut yang kebetulan negara kita adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan
pulau – pulau besar dan kecil yang dipisahkan oleh laut dan selat.
Untuk memperlancar arus barang dan penumpang lewat laut diperlukan sarana
angkutan laut dan prasarana pelabuhan dengan segala fasilitasnya, sesuai dengan tingkat yang
diperlukan.
2
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
1.1 Kapal
1.1.1. Beberapa Defenisi
Panjang, lebar, dan sarat (draft) kapal yang akan mengunakan pelabuhan berhubungan
langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas – fasilitas yang harus tersedia
dipelabuhan.
Beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan dimensi utama kapal :
Displacement Tonnage, DDL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang
dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal bermuatan
penuh disebut dengan Displacement Tonnage Loaded, yaitu berat kapal maksimum .
Displacement Tonnage Light, yaitu berat kapal tanpa muatan.
Deadweight Tonnage, DWT (Bobot mati) yaitu berat total muatan demana kapal
dapat mengangkut dalamkeadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi, DWT adalah
selisih antara Displacememnt Tonnage Loaded dan Displacement Tonnage Light.
Gross register Tons, GRT (Ukuran isi kotor) adalah volume keseluruhan ruangan
kapal ( 1GRT = 2,83 m3 = 100 t2).
Netto Register Tons, NRT (Ukuran isi bersih) adalah ruangan yang disediakan
untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi dengan ruangan –
ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar
mandi, dapur dan ruang peta.
Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terndam air pada keadaan muatan
maksimum , atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed load
water line) dengan titik terendah kapal.
Panjang total (Length Overall Load) adalah panjang kapal dihitung dari ujung
depan (haluan) sampai ujung belakang (buritan).
Panjang garis air (Length Between Perpendi Culars, LPP) adalah panjang antara
kedua ujung Design Load Water Line.
Lebar kapal (bean) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
3
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
4
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Kapal tanker
Digunakan untuk mengangkut minyak, umumnya berukuran sangat besar. Kapal
terbesar bisa mencapai 555.000 DWT.
Kapal Khusus
Kapal ini dibuat khusus untukmengangkut barang tertentu seperti daging yang harus
diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair (Liquified Natural
Gas, LNG) dan sebagainya.
1.2 Pelabuhan
1.2.1 Defenisi Pelabuhan
Pelabuhan (pori) adalah daerah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang,
yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang.
5
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
6
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
D. Jenis-jenis Pelabuhan
dari segi skala perdagangan yang dilayani:
pelabuhan laut :yaitu pelabuhan yang bebas dimasuki kapal-kapal
berbendera asing .
pelabuhan pantai:yaitu pelabuhan yang hanya disediakan untuk
perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi
kapal asing .
dari segi pengusahaannya:
pelabuhan yang diusahakan :yaitu pelabuhan yang sengaja diusahakan
untuk memberikan fasilitas dan pelayanan pada kapal dengan menarik
imbal jasa komersil
pelabuhan yang tidak diusahakan :yaitu pelabuhan yang hanya tempat
singgah kapal tanpa fasilitas bongkar muat .
dari segi penyerenggaraan.:
pelabuhan umum:yang diserenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum misalnya pelabuhan pontianak
pelabuhan khusus:yang diserenggarakan untuk kepentingan pribadi
guna menunjang kegiatan tertentu
dari segi penggunaannya:
pelabuhan ikan
pelabuhan minyak
pelabuhan barang
pelabuhan penumpang
dari letak georafis:
pelabuhan alam :yaitu pelabuhan yang terletak didaerah perairan yang
terlindungi dari badai ,gelombang dan angin secara alami misalnya
pelabuhan cilacap
pelabuhan buatan :yaitu pelabuhan yang perlindungan dari gelombang
dilakukan dengan membuat breakwater(pemecah gelombang)
7
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
8
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Data-data lapangan
1. Peta topografi/situasi yang terlampir
2. Data pelabuhan adalah sebagai berikut :
Tinggi gelombang : 1,5 m
Kecepatan angin : 10 km/jam
Barang padat : 2.984.652 ton/tahun
Barang curah ( biji-bijian ) : 2.983.652 ton/tahun
Barang cair : 2.983.152 ton/tahun
Arus penumpang : 457.319 orang/tahun
3. Data tanah
Nilai cohesi© : 1.10-3kg/cm2
Sudut geser ( Ǿ ) : 150
γsat : 1,8.10-3 kg/cm2
σ maksimum : 3,0 kg/cm2
4. tingkat pertumbuhan arus barang : 7 %/tahun
5. tingkat pertumbuhan arus penumpang : 10 %/tahun
6. rencana pelabuhan tersebut diestimasi selama kurun waktu : 15 tahun
9
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
Luas minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah
dengan kolam putar (turning basin), yang terletak di depannya. Ukuran kolam putar
tergantung dengan ukuran kapal dan kemudahan gerak dan berputar kapal, yang dapat
dibedakan dalam 4 macam :
1. Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan mudah memerlukan diameter 4
kali panjang kapal yang menggunakannya.
2. Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan dalam berputar mempunyai 2
meter 2 kali dari panjang kapal terbesar yang menggunakannya. Gerak putaran akan
lebih lama dan dapat dilakukan oleh kapal dan bantuan kapal tunda.
3. Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari 2 kali panjang kapal.
Gerakan berputar dapat dilakukan dengan menggunakan jangkar dan bantuan kapal
tunda.
4. Ukuran minimum ruang putaran kapal harus mempunyai diameter 20 % lebih panjang
dari panjang kapal terbesaryang menggunakannya. Dalam hal ini untuk membantu
perputaran, kapal harus ditambatkan pada 1 titik tetap. Misalnya dengan pelampung,
dermaga, atau jangkar.
Ciri – ciri teknis khusus untuk diperhatikan agar pelabuhan yang dirancang dapat
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Kapal dapat dengan mudah keluar masuk ke dalam pelabuhan, dan bebas dari
gangguan gelombang dan cuaca, sehingga navigasi dapat dilakukan.
Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan di dalam pelabuhan, harus
memungkinkan sebelum semua kapal ditambatkan.
Pengerukan awal dan pemeliharaan, pengerukan yang minim.
10
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
11
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jadi arus keluar masuk barang padat 15 tahun mendatang diestimasikan sebesar
8.234.749,006 ton/tahun
12
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jadi arus keluar masuk barang curah( biji-bijian ) 15 tahun mendatang diestimasikan
sebesar
8.231.989,974 ton/tahun
13
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jadi arus keluar masuk barang cair 15 tahun mendatang diestimasikan sebesar
8.230.610,46 ton/tahun
14
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
15
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jadi arus keluar masuk barang cair 15 tahun mendatang diestimasikan sebesar
8.230.610,46 ton/tahun
16
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
padat/berisi), dan pipa untuk barang cair/curah. Data jumlah barang sangat penting dalam
perencanaan bongkar muat dan pengangkutan.
1. Asumsi I
Grafik fluktuasi pergerakan kapal diasumsikan mengikuti pola sbb :
Dalam waktu 4 bulan (Mei, Juni , Juli dan Agustus) pelabuhan disinggahi kurang lebih 60
% dari seluruh kapal yang masuk pertahunnya.
2. Asumsi II
Untuk setiap bulannya 60 % kapal telah masuk ke pelabuhan dalam waktu 10 hari dari
total seluruh kapal yang masuk tiap bulannya.
3. Asumsi III
Dari total DWT kapal yang bersangkutan hanya 60 % yang dilakukan bongkar muat.
Sehingga :
JKT x 60 %
JK10 x 60 % ( Buah Kapal )
4
17
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
C. Jika pada pelabuhan tersebut, waktu putar kapal untuk setiap pelayanan disebut sebagai
waktu putar (Wp) hari, maka jumlah kapal selama periode waktu putar adalah :
Analisa Perhitungan:
Arus Penumpang
Jumlah arus penumpang yang masuk pada tahun 2010 = 54.000 orang untuk rencana 15
tahun mendatang dengan tingkat pertumbuhan 15 %,maka ;
Draft (Dr) = 10 m
160x 60%
JK 10 = ( )x 60% =15 buah kapal
4
15
JKwp = x 3 = 5 buah kapal → Pembulatan JKwp
10
18
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
5 x(60% x 20000)
JB/M = = 20000 orang
3
JKwp = Jumlah kapal selama periode waktu putar, dengan Wp = 3 hari ( buah kapal )
Jumlah barang padat yang masuk pada tahun rencana : 8.234.749,006 ton/tahun
8234749,006
JKT = 344 buah kapal
24000
344x60%
JK 10 = ( )x 60% =31 buah kapal
4
19
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
31
JKwp = x 3 = 10 buah kapal → Pembulatan JKwp
10
10 x(60% x 40000)
JB/M = = 80000 ton
3
JKwp = Jumlah kapal selama periode waktu putar, dengan Wp = 3 hari ( buah kapal )
Digunakan kapal barang curah dengan kapasitas 40.000 DWT (dari tabel 1.1
Karakteristik Kapal oleh Bambang Triatmodjo) didapat data – data sebagai berikut :
Panjang (Loa) = 204 m
Jumlah barang padat yang masuk pada tahun rencana : 8.231.989,974 ton/tahun
20
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
8231989.974
JKT = 343 buah kapal
24000
343x60%
JK 10 = ( )x 60% =31 buah kapal
4
31
JKwp = x 3 = 10 buah kapal → Pembulatan JKwp
10
10 x(60% x 40000)
JB/M = = 80000 ton
3
JKwp = Jumlah kapal selama periode waktu putar, dengan Wp = 3 hari ( buah kapal )
Digunakan kapal barang cair dengan kapasitas 15.000 DWT (dari tabel 1.1
Karakteristik Kapal oleh Bambang Triatmodjo) didapat data – data sebagai berikut :
Panjang (Loa) = 179 m
21
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jumlah barang padat yang masuk pada tahun rencana : /8.230.610,46 ton tahun
8230610,46
JKT = 915 buah kapal
9000
915x 60%
JK 10 = ( )x 60% =83 buah kapal
4
83
JKwp = x 3 = 25 buah kapal → Pembulatan JKwp
10
25 x (60% x15000)
JB/M = = 75000 ton
3
JKwp = Jumlah kapal selama periode waktu putar, dengan Wp = 3 hari ( buah kapal )
Kesimpulan
22
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
80000+80000+75000=235000 ton
Data hasil perhitungan untuk suatu daerah A berupa barang padat /cair/curah:
= 3x235000=705000 ton/hari
Diketahui :
diketahui:
bongkar/hari = 80000ton/hari(barang padat/curah)
lama timbun = 5 hari (asumsi)
tinggi timbunan = 10 meter (asumsi )
berat jenis = 1,5ton / meter (asumsi )
60% x 40000
bongkar/hari barang padat = =6000 ton timbunan/kapal
4
23
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
60% x 40000
bongkar/hari barang curah = =6000 ton timbunan/kapal
4
jumlah bongkar dalam 3 hari untuk barang padat = 3x6000= 18000 ton
jumlah bongkar dalam 3 hari untuk barang curah = 3x6000= 18000 ton
volume timbunan maksimum (m3)= 36000//1,5=24000 m3
volume sisa=20%xvolume max=20%x 24000=4800 m3
volume total =24000+4800=28800 m3 ambil luas area penimbunan=(50x60) m
c. Perencanaan gudang
1. Gudang tertutup
b.q.t
L=
P.d .Th
dimana :
2 x 2983152 x3
L= =1816,22 m2
0.9 x30 x365
2. Gudang terbuka
24
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
gudang terbuka digunakan untuk barang-barang yang cukup kuat dari gangguan cuaca
luarseperti panas ,hujan ,suhu,misalnya peti kemas ( container )
sesuai buku perencanaan pelabuhan soedjono karma dibrata hal 233 tabel 10.2 untuk peti
kemas diambil kapasitas terbesar = 30 ton
jumlah bongkar muat dalam 3 hari = 240000 ton ( barang padat /curah )
Jalan yang menghubungkan dermaga /gudang dengan jaring jalan diluar pelabuhan diatur
dengan kelas jalan 1 dan minimal 2 jalur , sesuai dengan intensitas keluar masuknya
muatan di pelabuhan, maka lebar minimal = 8 meter. Dalam hal ini lebar jalan = 2 x 8 =
16 meter.
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan
penumpang.pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang dilayani
,ukuran kapal,arah gelombang dan angin,kondisi topografi ,tanah dasar laut dan tinjauan
ekonomis .pemilihan tipe dermaga didasarkan tinjauan berikut ini :
Kedalaman dan kemiringan dasar pantai akan mempengaruhi tipe dermaga dan
konstruksi dermaga
25
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jenis kapal yang dilayani akan mempengaruhi fasilitas bongkar muat yang pada
akhirnya akan mempengaruhi tipe dermaga yang dibangun
dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty atau jembatan .
Wharf
Adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit dengan
garis pantai atau agak menjorok kelaut .wharf dibangun apabila garis
kedalaman laut hampir merata dan sejajar garis pantai.digunakan untuk
pelabuhan barang potongan atau petikemas dimana kebutuhan halaman
terbuka yang cukup luas untuk menjamin kelancaran angkutan barang
.karakteristik kapal yang berlabuh memepengaruhi panjang wharf daan
kedalaman yang diperlukan untuk merapatkan kapal.menurut strukturnya
dibedakan menjadi:
26
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Pier (jetty)
Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis
pantai .pier dapat digunakan untuk merapatkan pada satu atau kedua
sisisnya ,dalam hal ini pier benbentuk jari lebih efisien karena dapat
digunakan merapatkan kapal dikedua sisinya untuk panjang dermaga yang
sama .perairan diantara dua pier yang berdampingan disebut SLIP.
27
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
28
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Bentuk dermaga dipilih bentuk “pier” sesuai buku perencanaan pelabuhan dimana garis
kedalam jauh dari pantai dan tidak diinginkan adanya pengerukan kolam pelabuhan yang
besar ( lingkungan dan stabilitas ).antara dermaga dan pantai dihubungka dengan jembatan
penghubung (approach trestle ).
Dermaga dinding berbobot konstruksi ini terdiri dari blok-blok beton besar
yang diatur sedemikian rupa sehingga membuat sudut 60odengan garis
horozontal.besar blok beton disesuaikan dengan kapasitas angkat keran
Konstruksi ini terdiri dari pondasi tiang pancang yang dapat berupa tiang
pancang kayu ,beton (bertulang atau pratekan ) ataupun baja
29
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Dermaga dengan dinding turap atau dinding penahan tanah untuk keadaan
karakteristik tanah tertentu ,maka konstruksi dermaga dapat dibuat dari turap
atau dinding penahan tanah kondisi dinding penahan tanah dapat digunakan
pada kedalaman perairan 2 s/d 4 MLLW .untuk kedalaman lebih pakai turap
baja .
30
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Konstruksi kaisson
Diketahui :
31
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Untuk penumpang
Draft (Dr) = 10 m
32
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
n.L = L1+L2+L3+L4
= 204+204+179+177
= 764 m
n = 4 buah kapal
= 859 meter
Luas gudang ( A )
Menurut buku pelabuhan oleh bambang triadmodjo hal 186.untuk lebar apron ( a ) = 6
meter ,maka lebar jalan ( e ) adalah 15 meter
d = D -2e
= 859 – 2x 15
= 829 meter
A 211816,22
b = = = 255,6 meter
d 829
Lebar dermaga ( BD )
BD = 2a +b
= 2x6 + 255,6
= 267,6 m
AD =\D x BD
33
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
= 859 x 267,6
= 229868,4 m2
Sering dipakai di Eropa dan di Amerika serta tanjung perak ,surabaya .caison adalah yang
berbentuk terbuka dan terpotong ujungnya sehingga caisson menembus kebawah dasar laut
untuk mendapat dukungan yang kuat atau berupa close bottom untuk kestabilan caisson tanah
dasar hsrus kuat dan biasanya diletakkan diatas batu pecah kerikil crussed stones atau leveling
covol.biasanya didalam caisson diiijinkan dengan batu karang gregan ulir material untuk
menambah stabilitas .tipe coison dibuat demikian rupa sehingga untuk ketinggian sedikit lebih
tinggi dari air permukaan laut tertinggi dan diatasnya diberi gravity dockwall dari beton dicor
ditempat .
Konstruksi coison adalh kotak –kotak yang terbuat dari beton bertulang ditempat
khusus dan ditarik ke pondasi yang akan dipasang dengan cara mengapungkan setelah
diposisi yang diinginkan lalu ditengelamkan dan di isi dengan granular soil.sebelum
coison diletakkan pada posisinya ,terlebih dahulu tanah dasar harus distabilkan dengan
menyusun batuan /material lain agar cukup kuat menahan coison beserta bebannya .
34
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
35
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Diketahui perbedaan pasang surut =3 meter maka untuk menetukan kedalaman kolam
pelabuhan terlebih dahulu kita harus tahu tentang draft kapal besar ,ketinggian air surut
pada kolam yang akan ditambatkan kolam tersebut .dalam kolam pelabuhan ini sesuai
buku perencanaan pelabuhan soedjono .K,hal 253 ,ditentukan :
Kesimpulan :
Dalam perencanaan kolam pelabuhan diambil yang memiliki kedalaman yang besar yaitu :
16.8 m
BAB III
36
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
SISTEM FENDER
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakan
oleh mesinnya sendiri ( kapal kecil) maupun ditarik oleh kapal tunda (untuk kapal yang
besar). Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga.
Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena masanya sangat besar, maka energi yang terjadi
karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga
karena benturan tersebut maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai
penyerap energi benturan . Bantalan yang ditempatkan di depan dermaga disebut fender.pada
dasarnya dari segi konstruksi diketahui dua sistem yaitu:
Fender ini makin kurang penggunaan karena makin langkanya mendapatkan kayu
panjang.dibawah ini ada beberapa contoh atau sistem fender pelindung kayu
b. Fender gantung
37
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Fender ini dari yang sederhana sampai yang lebih sulit pengerjaanya biasa untuk
konstruksi dermaga untuk menampung kapal-kapal kecil,dikenal beberapa jenis
yaitu
Guna menyerap energi yang ditimbulkan benturan kapal pada dermaga ,pada saat
ini dikembangkan tiga jenis yaitu
dari ketiga jenis fender,jenis fender hidraulis bersifat tidak elastis jadi kurang
dipakai ,fender baja berat dan tidak efisien ,dan yang banyak dipakai adalah
fender karet karena leratif ringan dan mudah pemasangan bentuk fender karet
ini bermacam-macam anrtara lain bentuk persegi,silindris,tipe V,atau tipe H
dan sebagainya lihat gambar bentuk fender karet dibawah
38
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
39
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Α =10o
E
W
2
0.5 F.d
Pada kecepatan kapal V, maka energi yang timbul akibat benturan adalah :
E = (Ws/2g) . (V . sin )²
Jika F adalah resultan gaya fender dan d adalah pergeseran fender, maka didapat persamaan :
½.E = ½.F.d
F. = (Ws/2g) . (V². sin² )
= (Ws/2g) . (V². sin² )
F.d = (Ws/2g) . (V². sin² )
F = (W.s./2.g.d) . (V². sin² )
E = (Ws/2g) . V2 . k
40
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Dimana : k = 0,45
Kecepatan angin juga harus diperhitungkan dalam merencanakan fender,karena angin yang
bekerja pada kapal akan menimbulkan suatu tekanan berbentuk muatan ,besar tekanan muatan
ini dinyatakan dalam buku peraturan muatan indonesia 1970 atau SNI -18 yang dinyatakan
dengan rumus
v2
P=
16
P = tekanan angin (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/s )
Diketahui perbedaan pasang surut = 2,5 m, karena relatif besar, maka yang akan dipakai
adalah fender karet type bridgestok super arch.
Sehingga :
Ws = L . B . D .0,774.ᵞw
41
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Maka :
1/d = R/E = 187 / 63 = 2.97 meter
Fender cukup kuat menahan tumbukan 98,74 < R = 187 ton . . . . . . .( ok)
Panjang (Loa) = 204 m
42
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Ws = L . B . D .0,774.ᵞw
43
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Maka :
1/d = R/E = 187 / 63 = 2.97 meter
Fender cukup kuat menahan tumbukan 132,62 < R = 187 ton . . . . . . .( ok)
Sehingga :
Ws = L . B . D .0,774.ᵞw
44
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
= 10,28 tm
E = (Ws / 2g) . (V2.k)
= (74382 / (2 x 9,81)) x (0.32 x 0,45)
= 153,54 tm
Maka :
1/d = R/E = 301 / 100 = 3,01 meter
45
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Fender cukup kuat menahan tumbukan 231,63 < R = 301 ton . . . . . . .( ok)
Sehingga :
Ws = L . B . D .0,774.ᵞw
46
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Fender cukup kuat menahan tumbukan 231,63 < R = 301 ton . . . . . . .( ok)
B. Tambatan kapal
Untuk kapal yang telah merapat ke dermaga perlu ditambat dengan tali tambat kapal.tujuan
dari tambatan kapal ini adalah jika kapal telah merapat tidak lagi goyang oleh pengaruh tiupan
angin dan pengaruh gelombang sehingga kapal dapat melakukan bongkar muat dengan
aman ,tipe tambatan kapal diambil tipe bollard
47
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas muka air.
2
Tekanan angin(P) = 1,085 kg/m
SF = 1,3 (sebagai koreksi untuk kapal sebenarnya)
Jadi :
Gaya angin F = L . Tekanan Angin . h . SF
= 177.1,085 . 5 . 1,3
= 1248,3 kg
Jarak tambatan diambil 20 m
tg a = (1/2 . B) / 20
= (1/2 . 23.4) / 20
= 0.585 sin a = 0,505
F1 = F2 = (1/2 P ) / sin a
1248,3 = (1/2 . P) /0,505
P = 1260 kg = 1,26 ton
48
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas muka air.
Tekanan angin(P) = 1,085 kg/m2
SF = 1,3 (sebagai koreksi untuk kapal sebenarnya)
Jadi :
Gaya angin F = L . Tekanan Angin . h . SF
= 179.1,085 . 5 . 1,3
= 1262,4 kg
Jarak tambatan diambil 20 m
tg a = (1/2 . B) / 20
= (1/2 . 22,8) / 20
= 0.57 sin a = 0,495
F1 = F2 = (1/2 P ) / sin a
1262,4 = (1/2 . P) /0,495
P = 1249,7 kg = 1,249 ton
49
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas muka air.
Tekanan angin(P) = 1,085 kg/m2
SF = 1,3 (sebagai koreksi untuk kapal sebenarnya)
Jadi :
Gaya angin F = L . Tekanan Angin . h . SF
= 204.1,085 . 5 . 1,3
= 1438,71 kg
Jarak tambatan diambil 20 m
tg a = (1/2 . B) / 20
= (1/2 . 30,9) / 20
= 0.77 sin a = 0,611
F1 = F2 = (1/2 P ) / sin a
1438,71 = (1/2 . P) /0,611
P = 1758,1 kg = 1,758 ton
50
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Gaya tekan angin > pada saat kapal kosong diperkirakan h = 5 m diatas muka air.
Tekanan angin(P) = 1,085 kg/m2
SF = 1,3 (sebagai koreksi untuk kapal sebenarnya)
Jadi :
Gaya angin F = L . Tekanan Angin . h . SF
= 204.1,085 . 5 . 1,3
= 1438,71 kg
Jarak tambatan diambil 20 m
tg a = (1/2 . B) / 20
= (1/2 . 30,9) / 20
= 0.77 sin a = 0,611
F1 = F2 = (1/2 P ) / sin a
1438,71 = (1/2 . P) /0,611
51
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
BAB IV
52
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
2. Fungsi Pengerukkan
Agar dapat mencapai kedalaman yang sesuai dengan draft kapal.
Peningkatan produktifitas armada niaga dimana kapal-kapal dapat berlabuh dan
bertolak dengan lancar dan effisien .
Menghindari kandasnya kapal selama air laut surut sehingga kapal tidak dapat
merapat di dermaga.
53
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
54
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Jenis yang paling popular saat ini dimana hasil pengerukkan dihimpun pada lambung
kapal yang kemudian pada saatnya dibuang pada daerah yang dikehendaki. Pipa
penghisapnya dikenal dengan suction tail yang kadang kadang terdapat dua buah dan
ditempatkan pada kiri kanan kapal. Karena dapat berlayar sendiri maka cara operasinya
lebih efisien. Cara membuang muatan hasil keruk pada jenis kapal ini dikenal system -
system :
Longitudinal Discharge System.
Tranverse Flushing System.
Horizontal Sliding Doors System.
C. Dasar Perencanaan Pengerukan.
Potongan Memanjang
-30 - 45 - 60
2500 m
Potongan Melintang.
2.500 m
- 45 -60
55
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
-45 m
1.875 m
Luas = ½ . 2.500. 45
= 56250 m 2
Volume tanah yang harus dikeruk sepanjang dermaga adalah :
Analisa Perhitungan:
56
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Menurut Soedjono Kramadibrata, Hal 209 bahwa untuk kapal > 10.000 DWT dianjurkan
lebar alur pelayaran diantara 200 – 300 m.
BAB V
PERENCANAAN BREAK WATER
57
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
pelabuhan, yaitu memperkecil tinggi gelombang laut, sehingga kapal dapat berlabuh dengan
tenang dan melakukan bongkar muat.
Dalam merancang juga harus dipelajari faktor –faktor pelaksana, karena adanya
pengaruh – pengaruh alam dan peralatan yang dipergunakan dan tersedianya tenaga terampil.
Untuk memperkecil gelombang pada perairan dalam, tergantung :
1. Ketinggian Gelombang
Tinggi gelombang pada perairan pelabuhan Hd = 1,2 m (Soedjono Kramadibrata hal
132, diambil DWT yang terbesar = 40.000 DWT).
Tinggi gelombang laut (HL) = 2,00 m
58
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Menurut Soedjono Kramadibrata, hal 209 bahwa untuk kapal > 10.000 DWT dianjurkan
lebar alur pelayaran diantara 200 – 300 m.
Maka lebar Muara Diambil 200 Meter.
L=1249,3 meter
59
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Kerugian :
Banyak diperlukan material
Pemeliharaan yang intensif
Ombak merembes dalam sela waktu, sehingga akan mengurangi ketenangan air dalam
pelabuhan.
Kapal tak bisa merapat.
Keuntungan :
Atasnya kecil sehingga cocok untuk tanah berdaya dukung baik.
Material yang dipakai sedikit.
60
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
H1=14 m
H2=12 m
61
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
H3=2,5
H4
2 1 1 4m 1 1 2
Data – Data :
w = 1 t/m³
beton = 2,4 t/m³
tanah = 1,75 t/m³
Vgip = 85 knot
L = 20 ft = 6,1 m
H = 1,2 – 1,8 ft
H diambil = 1,5 ft = 0,45 m
d = H2 = 12 m
Mencari Kedalaman H4
62
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
w . H 1 . 0,45
P1 0,46 t / m²
2 d 2 12
Cos Cos
L 6,1
H h0 0,56
P2 w . d P1 1 . 12 0,46 0,555 t / m 3
H h 0 d 0,56 12
P2 P1 0,096 t / m 3
63
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Untuk P3 & P4
Pa 3 1 / 2 Aa 3 H 2 H 3 H 4 Cos
1 / 216,6 14,5 2,1 1 137,78 t / m 2
Pa 4 1 / 2 Aa 4 H 4 Cos
1 / 2 6,615 . 2,1 Cos 0 6,946 t / m 2
Pp 3 Pa 3 137,78 t / m ², Ppa Pa 4 6,946 t / m ²
Lengan gaya :
Lp1 = 1/3 (H + ho) = 1/3 (0,56) = 0,19 m
Lp2 = 1/3 (H2 + H3) = 1/3 (14,5) = 4,83 m
Lp3 = 1/3 (H2 + H3 + H4) = 1/3 (14,5 + 2,1) = 5,53 m
Lp4 = 1/3 H4 = 1/3 .2,1 = 0,7 m
Lp = 11,25 m
64
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Maka : n
MT
1670,4
2,17 1,25 .....Ok!!!!!!!!!!!
MG 769,11
Kesimpulan :
Dimensi Break Water Type Wall dapat digunakan.
65
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Type wall
66
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
BAB VI
PERHITUNGAN JARINGAN
Jaringan di daerah pelabuhan adalah hal yang sangat penting agar semuanya dapat
berjalan lancar dan baik, jaringan ini meliputi:
Oleh karena kegiatan pelabuhan tidah boleh berhenti maka disediakan pula
generator guna mengatasi sewaktu – waktu aliran listrik padam dari PLN.
67
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
maka lama pengisian air tawar kekapal (t) = 100/0,1416 = 706,2 dt= 11,7menit
Umumnya pengisian air tawar ke kapal = 1 – 2 jam sebelum kapal berangkat.
Sedangkan keperluan air tawar untuk perumahan/kantor pada pelabuhan tidak perlu dibantu
dengan pompa dan diameter bisa > 15 cm (d = 20 cm).
bxh½h =Q
h x ½ h =1157
1157
h 3
2
h =13,23 cm
4. BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
Penempatan tangki minyak harus strategis dan effisien guna mengisi minyak kekapal
selain itu harus dilihat dari segi keamanan agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Perhitungan:
1 kapal 40.000 DWT biasanya perlu 60000 lt bbm per 1 kali pelayaran.
1 kapal 40.000 DWT biasanya perlu 60000 lt bbm per 1 kali pelayaran.
1 kapal 15.000 DWT biasanya perlu 22500 lt bbm per 1 kali pelayaran.
1 kapal 20.000 DWT biasanya perlu 30000 lt bbm per 1 kali pelayaran.
Pelabuhan direncanakan menampung = 4 kapal/3hari
2 kapal 40.000 DWT , 1kapal 20.000 DWT, 1 kapal 15.000 DWT
Jadi minyak yang harus disuplai :
(2x 60000 lt) +(1x 30000 lt)+ (1x 22500 lt)=172500 lt
Direncanakan dibuat 3 buah tangki
1 tangki berkapasitas = 57500 ltr
Besar tangki = 57500/1000 = 57,5 m³
Diambil diameter 4 meter :
68
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
. r² . H = 57,5 m³
3,14 . 2² . H = 57,5 m³
H = 4,57 m 5 meter
Jadi tinggi tangki = 5 meter.
BAB VII
69
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Untuk memperlancar pelayaran suatu kapal yang masuk maupun yang keluar
pelabuhan, maka perlu dibantu dengan alat – alat bantu navigasi. Karena perencanaan
pelabuhan ini adalah langsung berhadapan dengan laut, maka alat bantu navigasi ini lebih
berperan dalam pelayaran suatu kapal.
70
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
71
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Dilengkapi dengan gas AGA, sel solar, accu, & gas assillin.
Suar Pelampung
72
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Radio Bicon
Buoys
Tanda Terapung dan di jangkar pada suatu dasar laut
Dilengkapi dengan lampu sesuai dengan fungsinya, bel dan radar reflector.
Jenis buoys :
Nun Buoys :
- Terbuat dari logam bercat merah dan diberi nomor genap.
- Berbentuk kerucut pada bagian atasnya dan diletakkan di sisi kanan dari arah
masuknya kapal pelabuhan/di ujung Break Water
Can Buoys :
- Terbuat dari logam berwarna hitam dan diberi nomor ganjil.
- Berbentuk rata pada bagian atasnya dan ditempatkan di sisi kiri dan arah
masuknya kapal ke pelabuhan/di ujung break Water.
73
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Light Houses
Menara tinggi yang dilengkapi dengan lampu beacon light diatasnya.
Di tempatkan sepanjang pantai guna guna membimbing kapal ke pelabuhan dan
juga pada/di atas karang atau tempat yang membahayakan pelayaran.
Dibuat cukup tinggi agar beacon light dapat terlihat pada jarak 20 mil laut,
namun tidak boleh terlalu tinggi guna terhindar dari tertutupnya lampu dari
kabut/awan rendah.
74
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
RUMUS :
HL (Nautical Miles) = 8/7 . BL
HE (Nautical Miles) = 1885 m
EL = Total Range 0’visibility = diambil 15 mil = 27825 km
AE = 35 ft
HE = 8/7 . AE = 8/7 . 35 ft = 8,24 mil
HL = EL – HE = 15 – 6,67 = 8,24 mil
BL = (7/8 . HL)²= (7/8 . 8,24)² = 51,98 ft = 15,59 Meter (1 ft = 0,3 m)
AE = 25 ft
HE = 8/7 . 25 ft = 5,71 Miles
HL = 15 – 5,71 = 9,29 Miles
BL = (7/8 . HL)² = (7/8 . 9,29)² = 66,08 FT = 19,82 Meter.
Karena tinggi mercu suar tidak boleh > tinggi kapal variatif, maka dapat diambil
tinggi mercu suar 35 ft = 10,5 meter dimana tinggi kapal variatif = 15,59 meter.
75
Tugas Terstruktur Rekayasa Pelabuhan
Karena sifat – sifat yang khusus untuk menghindarkan suatu accident, maka
biasanya untuk masuk suatu pelabuhan perlu nakhoda meminta bantuan pada
syahbandar setempat (pandu) kapal disandarkan dengan menghadap keluar . Hal
tersebut dimaksudkan agar dalam hal kesulitan akibat kebakaran dll. Dapat segera
keluar pelabuhan dengan tenaga sendiri.
76