Anda di halaman 1dari 4

Alat bantu penangkapan dan metode pengoperasian alat

1. Rumpon
Rumpon berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan dalam suatu wilayah
penangkapan atau lokasi migrasi ikan sehingga lebih mudah dalam melakukan
penangkapan

Hal – hal yang perlu diperhatikan


-Bahan rumpon yang dipergunakan dapat disesuaikan dengan kondisi perairan
setempat, tingkat kemampuan nelayan dan sumber daya alam yang tersedia
-Penggunaan bahan organik yangberasal dari sumber daya alam yang ada
disekitar nelayan sangat dianjurkan, karena bahan organik lebih ramah
lingkungan serta dapat terdegradasi secara alami jika tali rumpon putus Setiap
kapal nelayan hanya diperbolehkan memasang paling banyak 3 (tiga) unit
rumpon (Permen KP no.26/2014) .
-Setiap rumpon sebaiknya dilengkapi dengan tanda pengenal.

Rumpon sebagai alat bantu penangkapan, dipasang pada kedalaman 500 –


1000 meter. Rumpon tersebut di disain dengan konstruksi yang sederhana
terdiri dari rakit, pemberat, attraktor (pemikat) dan tali temali. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tampubolon (1983) bahwa rumpon terdiri dari rakit apung
yang dipasang permanen dengan jangkar yang mencapai kedalaman sampai
2.000 meter dan sepanjang tali jangkar dipasang daun-daun kelapa atau daun
lainnya yang rimbun dan tahan lama di air.

Disain rumpon terdiri atas :


1. Rakit
Rakit yang digunakan terbuat dari bambu yang disusun berlapis-lapis, yaitu 3 –
4 lapis. Batang bambu tersebut diikat 3 - 5 batang dengan panjang ± 6 meter.
Fungsi dari rakit ini adalah sebagai pengapung dan tempat bergantung
attraktor.
2. Attraktor (Pemikat)
Attraktor atau pemikat yang biasanya digunakan adalah daun kelapa, karena
daun kelapa tahan lama dalam air laut. Daun kelapa diikatkan pada rakit dan
pada bagian ujung bawah tali pengikatnya diberi pemberat. Disekitar atraktor
inilah biasanya ikan-ikan kecil banyak berkumpul untuk berlindung dan
mencari makanan, sehingga menarik perhatian ikan besar untuk dating
mencari makan.
3. Tali
Jenis tali yang digunakan oleh nelayan pada rumpon adalah Polyethilene.
Secara garis besar ada dua tali yang digunakan yaitu: Tali pemberat yaitu tali
yang menghubungkan antara pemberat (jangkar) dengan pelampung (rakit).
Panjang tali pemberat 1,5 – 2 kali dalamnya perairan dimana rumpon tersebut
dipasang. Tali attrktor yaitu tali yang digunakan untuk mengikat daun kelapa
(attraktor) yang diikatkan ke batang bambu (rakit).
4. Pemberat
Pemberat yang digunakan adalah campuran batu-batu gunung dan semen
beton yang di masukkan ke dalam drum. Biasanya digunakan 3 atau 4 drum
dengan berat total sekitar 2 ton.

2. Serok dan Umpan Pot


Serok adalah alat yang digunakan jaring oleh buoy-buoy untuk melempar
umpan hidup 20- 5 (D:15 cm, T: 2 cm) Pot umpan adalah tempat umpan
sebelum dilemparkan oleh buoy-buoy. Model trapesium dari kayu. Ada selang
untuk sirkulasi dari pompa.

3. Sprayer (semprot Air)


Penyemprot air adalah susunan pipa atau selang yang airnya disemprotkan
menggunakan mesin pompa. Pipa-pipa ini bermuara pada sisi kapal dan
sebagian pada tempat pemancingan ( ). flying deck Air diperoleh langsung dari
laut Air laut disedot melalui pipa yang dihubungkannya dengan mesin pompa,
selanjutnya diteruskan oleh pipa yang lain ke bagian haluan kapal. Pada bagian
haluan pipa utama dihubungkan dengan pipa besi yang membentuk cabang-
cabang (terbuat dari paralon yang bagian ujungnya dipersempit).
Penyemprotan air berfungsi untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga
tidak dapat membedakan antara ikan umpan hidup dan mata pancing

a. Metode Penangkapan
 Menurunkan Alat Tangkap (Setting)
Bila persiapan telah dilakukan maka setting dapat dimulai. Kecepatan kapal pada saat setting berkisar 4 – 5
knot tergantung dari kuatnya arus.  Pelaksanaan setting  pada sore hari dimulai pukul 17.30 WIB atau pukul
18.30 WIB, dan berakhir pukul 24.50 WIB atau pukul 01.50 WIB. Sedangkan pada pagi hari dimulai pada
pukul 04.30 WIB atau 05.30 WIB,dan berakhir pada pukul 11.50 WIB atau 12.50 WIB.  Jadi
lamanya setting berkisar 7 jam dengan jumlah pancing 1.500 buah dan panjang main line berkisar 75 km.

Kemudian diikuti dengan langkah berikutnya yaitu ; snap tali radio buoy dipasang, barulah radio buoy
diturunkan ke laut dan 3 rangkaian pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm sebagai tanda.
Setelah itu diluncurkan main line dari drum-drum fiberglas yang tersusun rapi di buritan kapal, diikuti
pemasangan snapbranch line dan snap bola.  Setelah pancing dipasang umpan segera dilempar ke laut. 
Jumlah pancing dalam 1 drum fibergslas sebanyak 50 buah, setiap 5 pancing dipasang 1 buah pelampung
bola warna putih dengan diameter 240 mm.  Setiap 1 drum fiber glas (50 pancing) dipasang 1 buah
pelampung bola warna orange dengan diameter 300 mm, dan setiap 3 drum fiber glas (150 pancing) dipasang
1 buah radio buoy ditambah 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm. 
Pelampung- pelampung dan radio buoy tersebut, disamping sebagai tanda juga untuk menentukan jumlah
pancing yang telah dioperasikan. Pada akhir penurunan alat tangkap tersebut dipasang 1 buah radio buoy dan
ditambah dengan 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm. Petugas setting berjumlah
5 orang, terdiri dari; petugas pembuang main line, petugas pemasang umpan dan pelempar pancing, petugas
pemasang snap pada main line dan pengoper branch line, petugas pemasang snap bola pelampung dan snap
radio buoy dan petugas pembuka dan penata umpan.

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah, petugas setting selalu mengadakan pergantian posisi, sehingga
masing-masing petugas akan mengalami semua jenis kegiatan.  Haluan kapal pada saat setting ditentukan
oleh seorang nakhoda sesuai dengan pengalamannya. Setelah setting selesai kapal bergerak berlawanan
dengan arus lalu drifting (menghanyut) tujuannya agar dihanyutkan kembali mendekati radiao buoy terakhir,
sehingga dalam pelaksanaan hauling dengan cepat dapat dilaksanakan.  Selama kapal drifting seluruh ABK
beristirahat, kecuali petugas jaga.

 Menarik Alat Tangkap (Hauling)

Hauling dilakukan setelah alat tangkap berada di air sekitar 4 jam dari basket terakhir diturunkan. 
Lama waktu hauling tergantung dari banyaknya jumlah basket yang diturunkan ke laut, jumlah ikan yang
tertangkap, terjadinya kekusutan dan putusnya main line.

Pelaksanaan hauling dimulai dari radio buoy yang terakhir diturunkan, dengan mengolah gerak
kapal kearah radio buoy sesuai petunjuk RDF.  Radio buoy akan selalu berada di lambung kanan kapal, dan
bila sudah dekat dengan kapal maka pekerjaan yang dilakukan adalah ; Mengambil tali radio buoy
menggunakan ganco atau Subaru (Jepang) ganco bermata empat. Tali radio buoy ditarik dan radio buoy
diangkat ke atas deck kapal di simpan di tempatnya dan dilepaskan dari tali bola pelampung, kemudian tali
bola pelampung ditarik sampai dapat main linenya, lalu main line dimasukan ke roda line hauler yang telah
dijalankan.  Kemudian kapal melaju searah denganmain line, sambil tetap menarik dan menggulung main
line serta menempatkannya pada drum fiberglass yang telah tersedia.  Pada saat tali cabang sudah naik maka
snap dilepas dari main line, rangkaiannya segera diberikan pada petugas penggulung tali cabang, dan
ditempatkan pada ember yang menempel pada drum fiberglass tempatmain line. Apabila ada ikan yang
terjerat pada pancing, line hauler berhenti sejenak dan ikan secepatnya dinaikan ke atas deck kapal
menggunakan ganco. Apabila ikan masih hidup maka dilakukan penusukan ke otak ikan menggunakan spike
agar ikan cepat mati, sehingga tekstur daging ikan tetap bagus dan bernilai tinggi.   

Selama hauling kapal senantiasa berolah gerak mengikuti arah datangnya main line, dengan


mempertahankan posisi haluan kapal terhadap arah datangnya main line sedapat mungkin membentuk sudut
antara 30º - 45º.  Lamanya hauling berkisar 11 – 12 jam, dimana semua petugas bekerja sesuai dengan tugas
dan posisinya masing-masing, tugas-tugas tersebut meliputi; petugas pengendali line hauler, petugas
menangkap branch line dan menggulung branch line, petugas pengatur gulungan main line, petugas
mengangkat pelampung dan radio buoy serta menggulung tali pelampung, petugas penyusun drum-drum
fiberglass yang berisi main line, petugas penanganan hasil tangkap dan petugas menangani kekusutan serta
mengganco ikan untuk dinaikan ke atas deck kapal.   

Anda mungkin juga menyukai