1. Rumpon
Rumpon berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan dalam suatu wilayah
penangkapan atau lokasi migrasi ikan sehingga lebih mudah dalam melakukan
penangkapan
a. Metode Penangkapan
Menurunkan Alat Tangkap (Setting)
Bila persiapan telah dilakukan maka setting dapat dimulai. Kecepatan kapal pada saat setting berkisar 4 – 5
knot tergantung dari kuatnya arus. Pelaksanaan setting pada sore hari dimulai pukul 17.30 WIB atau pukul
18.30 WIB, dan berakhir pukul 24.50 WIB atau pukul 01.50 WIB. Sedangkan pada pagi hari dimulai pada
pukul 04.30 WIB atau 05.30 WIB,dan berakhir pada pukul 11.50 WIB atau 12.50 WIB. Jadi
lamanya setting berkisar 7 jam dengan jumlah pancing 1.500 buah dan panjang main line berkisar 75 km.
Kemudian diikuti dengan langkah berikutnya yaitu ; snap tali radio buoy dipasang, barulah radio buoy
diturunkan ke laut dan 3 rangkaian pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm sebagai tanda.
Setelah itu diluncurkan main line dari drum-drum fiberglas yang tersusun rapi di buritan kapal, diikuti
pemasangan snapbranch line dan snap bola. Setelah pancing dipasang umpan segera dilempar ke laut.
Jumlah pancing dalam 1 drum fibergslas sebanyak 50 buah, setiap 5 pancing dipasang 1 buah pelampung
bola warna putih dengan diameter 240 mm. Setiap 1 drum fiber glas (50 pancing) dipasang 1 buah
pelampung bola warna orange dengan diameter 300 mm, dan setiap 3 drum fiber glas (150 pancing) dipasang
1 buah radio buoy ditambah 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm.
Pelampung- pelampung dan radio buoy tersebut, disamping sebagai tanda juga untuk menentukan jumlah
pancing yang telah dioperasikan. Pada akhir penurunan alat tangkap tersebut dipasang 1 buah radio buoy dan
ditambah dengan 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm. Petugas setting berjumlah
5 orang, terdiri dari; petugas pembuang main line, petugas pemasang umpan dan pelempar pancing, petugas
pemasang snap pada main line dan pengoper branch line, petugas pemasang snap bola pelampung dan snap
radio buoy dan petugas pembuka dan penata umpan.
Untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah, petugas setting selalu mengadakan pergantian posisi, sehingga
masing-masing petugas akan mengalami semua jenis kegiatan. Haluan kapal pada saat setting ditentukan
oleh seorang nakhoda sesuai dengan pengalamannya. Setelah setting selesai kapal bergerak berlawanan
dengan arus lalu drifting (menghanyut) tujuannya agar dihanyutkan kembali mendekati radiao buoy terakhir,
sehingga dalam pelaksanaan hauling dengan cepat dapat dilaksanakan. Selama kapal drifting seluruh ABK
beristirahat, kecuali petugas jaga.
Hauling dilakukan setelah alat tangkap berada di air sekitar 4 jam dari basket terakhir diturunkan.
Lama waktu hauling tergantung dari banyaknya jumlah basket yang diturunkan ke laut, jumlah ikan yang
tertangkap, terjadinya kekusutan dan putusnya main line.
Pelaksanaan hauling dimulai dari radio buoy yang terakhir diturunkan, dengan mengolah gerak
kapal kearah radio buoy sesuai petunjuk RDF. Radio buoy akan selalu berada di lambung kanan kapal, dan
bila sudah dekat dengan kapal maka pekerjaan yang dilakukan adalah ; Mengambil tali radio buoy
menggunakan ganco atau Subaru (Jepang) ganco bermata empat. Tali radio buoy ditarik dan radio buoy
diangkat ke atas deck kapal di simpan di tempatnya dan dilepaskan dari tali bola pelampung, kemudian tali
bola pelampung ditarik sampai dapat main linenya, lalu main line dimasukan ke roda line hauler yang telah
dijalankan. Kemudian kapal melaju searah denganmain line, sambil tetap menarik dan menggulung main
line serta menempatkannya pada drum fiberglass yang telah tersedia. Pada saat tali cabang sudah naik maka
snap dilepas dari main line, rangkaiannya segera diberikan pada petugas penggulung tali cabang, dan
ditempatkan pada ember yang menempel pada drum fiberglass tempatmain line. Apabila ada ikan yang
terjerat pada pancing, line hauler berhenti sejenak dan ikan secepatnya dinaikan ke atas deck kapal
menggunakan ganco. Apabila ikan masih hidup maka dilakukan penusukan ke otak ikan menggunakan spike
agar ikan cepat mati, sehingga tekstur daging ikan tetap bagus dan bernilai tinggi.