Anda di halaman 1dari 5

Filsafat pendidikan merupakan sebuah mata kuliah yang menurut saya sangat berpengaruh dan sangat

berdampak dalam perihal memperkaya pengetahuan kita dalam membentuk dasar dasar ilmu dan
kemampuan kita sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Selama belajar mata kuliah filsafat pendidikan,
banyak pengalaman baru yang saya dapatkan, diantaranya bagaimana kita dapat menyikapi dan
menghadapi berbagai perubahan zaman dan meningkatkan kualitas kita dalam mendidik siswa dimasa
mendatang.

Dapat disimpulkan bahwa Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.

Ciri-ciri berfikir filosfi :

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.


2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Beberapa ajaran filsafat yang  telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran
ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme
dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau
intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang
asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak
doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :

1. Sebagai dasar dalam bertindak.


2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

Dapat pula disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik
baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan;

1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.


2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis
dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme,
nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah
disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. 
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya
dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis
mengenai alam semesta tempat manusia berada.

Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya
adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa
kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan
selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.

Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang
bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai
kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak
senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan
tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya
hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu
pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.

Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus
ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang
kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan
spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.

Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:

1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk
mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata.
(Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut  J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan,
kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.

Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas
landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk
merealisasikan cita-cita nasionalnya.

Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.

Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek
pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang
diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara
Indonesia.

DEFINISI, RUANG LINGKUP DAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Apa sesungguhnya tujuan pendidikan itu? Inilah pertanyaan yang harus dijawab filsafat pendidikan. Lebih rinci
lagi filsafat pendidikan mempertanyakan sejumlah pertanyaan penting sebagai berikut: 1) Pengetahuan apa yang
paling berharga? 2) Pengetahuan apa yang mesti diajarkan? 3) Bagaimana manusia memperoleh pengetahuan? 4)
Bagaimana Manusia belajar? 5) Bagaimana sebaiknya hubungan antara guru dan siswa? Berfilsafat pendidikan
adalah suatu upaya yang sangat komplek, namun sangat penting. Segala keputusan dalam bidang akan sangat
bergantung pada filsafat pendidikan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita para pendidik untuk memahami
dan mempelajari filsafat pendidikan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas seperti berikut:

1. Apa pengertian Filsafat Pendidikan?


2. Bagaimana ruang lingkup bahasan filsafat pendidikan?

3. Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan?

4. Apa saja aliran filsafat pendidikan modern dan bagaimana filsafat pendidikan tersebut ditinjau dari ontologi,
epistomologi, dan aksiologi?

Menurut Al-Syaibany dalam Jalaludin & Idi (2007: 19), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur
yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.
Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk
mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang
integral. Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip
dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan
secara praktis.

Sementara Dewey dalam Jalaludin & Idi (2007: 20) menyampaikan bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya
perasaan (emosional), menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson (Arifin, 1993: 2), filsafat artinya
melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan, metode
atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan saksama hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan masalah yang dipikirkan
oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat
dibakukan melalui proses kompromi.

Lebih jauh Barnadib (Jalaludin & Idi, 2007: 20), menyatakan bahwa filsafat pendidikan merupakan ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan. Sedangkan menurut seorang
ahli filsafat Amerika, Brubachen (Arifin, 1993: 3), filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di
depan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan itu berdiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat umum.
Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan
filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap. Lebih jauh,
Alwasilah (2008: 15) menyatakan bahwa filsafat pendidikan dapat didefinisikan sebagai teori yang mendasari alam
pikiran ihwal pendidikan atau suatu kegiatan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita tarik pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif
dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.

Dapat dijabarkan pula bahwa Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Menurut Jalaludin & Idi (2007: 24) secara mikro
yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:

1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education);

2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man);

3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan;

4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan;

5. Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem
pendidikan);

6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.

Dengan demikian, dari uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat
pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami
hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan yang baik dan
bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu
sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
Lebih jauh, Jalaludin & Idi (2007: 32) menyampaikan hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan,
sebagai berikut:

1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan
menyususn teori-teori pendidikan.

2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang
nyata.

3. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

Adapun hubungan filsafat umum dan filsafat pendidikan terdapat batasan-batasan sebagai berikut:

1. Filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pengalaman
kemanusiaan yang disebut pendidikan.

2. Kajian tentang filsafat pendidikan sangat penting karena merupakan upaya dalam pengembangan pandangan
terhadap proses pendidikan dalam upaya memperbaikai keadaan pendidikan.

3. Filsafat pendidikan memiliki prinsip-prinsip, kepercayaan, konsep andaian yang kontinuansi satu sama lainnya.

Menurut Saifullah (Zuhairini,1991: 18), antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan terdapat hubungan
yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatian dan memusatkan
kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:

· kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi
hakikat dan segi pendidikan,

· kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat.

Dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

Menurut Jalaludin & Idi (2007: 83) ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana
keadaan yang sebenarnya: apakah hakikat di balik alam nyata ini. Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu
dari alam nyata yang sangat terbatas bagi panca indra kita. Bagaimana realita yang ada ini, apakah materi saja,
apakah wujud sesuatu ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monisme),
dua unsur (dualisme), ataukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme).

Sedangkan Muhadjir dalam Syafiie (2004:9) menyampaikan bahwa objek telaah ontologi adalah yang ada tidak
terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan vang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Jadi yang
menjadi landasan dalam tataran ontologi ini adalah apa objek yang ditelaah, bagaimana wujud yang hakiki dari
objek tersebut, bagaimana pula hubungan objek tersebut dengan daya pikir dan penangkapan manusia.

Pengertian,fungsi,peran filsafat pendidikan?

1. Filsafat adalahpandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai
kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan

2. Filsafat pendidikan pelu dipelajari sebab, dengan filsafat kita bisa memilih teori dan metode yang sesui,
dengan filsafat kita bisa lebih kritik dalam ilmu, dan bisa memahai konsep ilmu dengan jelas, dan sebagainya

3. Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan,Tujuan filsafat pendidikan memberikan


inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-
teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara
bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu
menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar
tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

4. Manfaat pendidikan , Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi peserta didik
adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi
yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor
ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional
akan meningkat secara bertahap.

Tujuan pendidikan, ecara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan
fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang .
Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan untuk :

mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan proplem yang dihadapi.

merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupan dimas
mendatang.

memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan
prinsip pedidikan berbasis luas.

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan


sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

Isi pendidikan, mencerdaskan warga Negara sesui dengan potensi atau pirah manusia

5. Fungsi filsafat pendidikan,

Memahami persoalan pendidikan secara umum,merumuskanya dalam gambaran pokok sebagai pelengkap yang
ada dan hubungannya dengan factor lain.

Penetu arah dan pedoman

Memberi norma dan pertimbangan

Filsafat memberikan landasan yang mendasar bagi perkembangan ilmu

Ilmu memberikan bahan untuk berbagai pemikiran para filsuf.

Pengembangan Kurikulum merupakan salah satu aplikasi dari ilmu yang telah dikaji Sehingga harapan terbesar
semuanya dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai