Laporan Pre Klinik ini telah disetujui oleh Clinical Edukator (CE) dan Dosen
Pembimbing.
KATA PENGANTAR
i
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PROSES PELAYANAN FISIOTERAPI DI RSUD dr.
ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penilaian praktik pre
klinik program semester III. Dalam proses penyusunan makalah ini kami
menyadari adanya dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang
besar artinya baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penyusun.
Perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih pada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat
sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam proses penyusunan makalah ini. Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 2.1 Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud Tugurejo Semarang .... 3
DAFTAR SINGKATAN
iv
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
ES : Electrical Stimulation
IR : Infra Red
RM : Rekam Medik
US :Ultra Sound
v
BAB I
PENDAHULUAN
Poli Rehabilitasi Medik terdapat dokter Sp. KFR, Fisioterapi, Terapi Wicara,
Ortotik Prostetik dan Okupasi Terapi. Poli Rehabilitas Medik juga menerima
pasien konsulan dari poli medik lain. Di Poli Rehabilitasi Medik Dokter Sp. KFR
yang akan menentukan tindakan.
1
Modalitas yang dimiliki oleh poliklinik fisioterapi meliputi Electrical
Stimulation (ES), Ultrasound (US), Inframerah (IR), Laser, Short Wave Diathermy
(SWD), Micro Wave Dhiathermy (MWD), SWT, Cryotherapy, Traksi serta
pelayanan untuk pediatri dan lain-lain. selain itu poliklinik fisiotetapi dirumah sakit
ini juga menyelenggarakan senam untuk para lansia setiap seminggu sekali.
2
BAB II
PROSES PELAYANAN
PENDAFTARAN
ONLINE MANUAL
Tabel 2.1 Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud dr. Adhyatma Tugurejo Semarang
3
Menurut skema diatas, pendaftaran bisa dilakukan dengan cara manual dan online.
Pendaftaran manual dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri ke loket
pendaftaran yang dibuka mulai dari pukul 06.30 WIB sampai 12.00 WIB. Lalu pasien
mengambil nomor antrian sesuai dengan klasifikasi, ada beberapa klasifikasi nomor
antrian yaitu umum, BPJS, JKN, KIS serta rujukan dari Puskesmas maupun dokter
umum/keluarga. Untuk pasien BPJS harus memenuhi ketentuan dengan membawa
kartu BPJS dan KTP asli, serta pada pasien rujukan harus membawa surat rujukan
dari puskesmas maupun surat rujukan dari dokter umum/keluarga setempat. Setelah
mendaftarkan diri, pasien diminta oleh petugas loket pendaftaran untuk menunggu
antrian di depan poli yang ingin dituju. Saat pasien sudah melakukan pendaftaran di
loket, maka secara otomatis data diri pasien akan dikirim ke poli yang dituju oleh
petugas administrasi.
4
3. ANTRITUGU#3 untuk pendaftaran klinik spesialis anak, klinik spesialis
kandungan dan kebidanan, klinik tumbuh kembang.
4. ANTRITUGU#4 untuk pendaftaran Klinik umum, klinik onkologi, klinik orthopedi,
klinik orologi,dan klinik anak.
5. ANTRITUGU#5 untuk pendaftaran klinik saraf, klinik Psikiatri & NAPZA, klinik
mata.
6. ANTRITUGU#6 untuk pendaftaran klinik kulit, klinik THT, klinik psikologi, klinik
gizi, klinik gigi spesialis & gigi umum.
7. ANTRITUGU#7 untuk pendaftaran klinik Hemodalisa,klinik Kemoterapi, klinik
rehabilitasi medik, klinik Difabel, klinik Lansia & Resiko Jatuh.
Pendaftaran melalui sms dilakukan pukul 05.00-10.00 WIB. Satu nomor handphone
untuk satu nomor antrian. Nomor handphone yang digunakan untuk mendaftar harus
dibawa untuk ditunjukkan kepada petugas pendaftaran.
5
B. Proses Pelayanan Rehabilitasi Medik
POLI REHABILITASI
MEDIK
- OD
- OT
- TW
- FT
6
Pelayanan pasien rawat jalan juga biasa disebut dengan pasien konsulan dari
poli medik lain. Proses pelayanan rawat jalan ialah dimana pasien konsulan dari poli
lain sudah diperiksa oleh dokter spesialis atau DPJP yang menangani pasien konsulan
tersebut. Kemudian pasien diarahkan menuju poli rehab medik untuk dikonsulkan
terlebih dahulu dengan dokter Sp.KFR. Lalu, dokter akan menentukan pasien perlu
tindakan fisioterapi, ortotik prostetik, okupasi terapi, atau terapi wicara. Jika
membutuhkan tindakan fisioterapi maka pasien memberikan kartu terapi ke poli
fisioterapi untuk selanjutnya diberikan tindakan. Setelah pasien menjalani proses
rangkaian proses fisioterapi dan penyelesaian administrasinya, pasien dapat pulang
atau kembali kepada Dokter atau DPJP.
7
C. Proses Pelayanan Fisioterapi
DOKTER SPESIALIS
REHABILITASI MEDIK
POLI FISIOTERAPI
PASIEN MASUK KE
BILIK TERAPI
PASIEN DIBERIKAN
INTERPRETASI
PASIEN
DIPERBOLEHKAN
PULANG
8
b. Kasus muskuloskeletal (FT B) : diantaranya OA Genue, Low Back Pain,
Frozen Shoulder, Tendinitis Supraspinatus, Dequarvain Syndrome, Fraktur,
Tigger Finger, Mialgia dan lain-lain.
c. Kasus neuromuskular (FT C) : diantaranya Ischialgia, Bell’s Palsy, Post
SNH, Neuropati, Hemi Facial, Carpal Tunnel Syndrome, Cervical Road
Syndrome, Stroke, dan lain-lain.
d. Kasus Kardiorespirasi (FT D) : diantaranya TB, PPOK, Asma, Brachiale.
Dari hasil observasi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa kasus
yang ditangani oleh fisioterapi hanyalah itu saja namun masih banyak kasus
yang telah ditangani oleh fisioterapi. Dan rata-rata pasien yang datang ke poli
fisioterapi adalah lansia dan anak-anak, namun ada juga pasien remaja yang
pernah datang ke poli fisioterapi.
Dari hasil data observasi juga, kebanyakan kasus yang diderita oleh lansia
adalah kasus tentang muskuloskeletal dan neuromuskular sedangkan pada
anak-anak kasus yang umum sering kami temukan adalah Developmant Delay,
CTEV maupun tumbuh kembang anak. Untuk rata-rata remaja yang pernah
datang ke Poli Rehabilitasi Medik adalah tentang kasus fraktur maupun
neuromuskular.
2. Pemeriksaan fisioterapi
a. Anamnesis
9
2) Heteroanamnesis yang dilakukan terhadap orang lain, seperti keluarga,
teman, atau orang lain yang mengetahui keadaan pasien.
b. Pemeriksaan fisik
1) Vital sign
Tanda-tanda vital merupakan 4 (empat) parameter tubuh yang
meliputi: tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan suhu tubuh. Vital
sign hanya sebagai pemeriksaan dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
a) Tekanan darah
Tekanan darah dilakukan dalam pemeriksaan dasar
fisoterapi kepada pasien. Tekanan darah adalah tekanan atau
gaya lateral darah yang bekerja pada dinding pembuluh darah.
Tekanan darah dapat berubah-ubah sepanjang siklus jantung.
Ada 5 (lima) faktor yang menentukan tingginya tekanan darah
yaitu: curah jantung, tahanan perifer pembuluh darah, volume
darah total, viscositas darah dan kelenturan dinding arteri.
Curah jantung dan tahanan perifer pembuluh darah
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap tekanan
darah. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur tekanan darah
adalah manometer. Ada dua macam manometer :
(1) Manometer gravitasi air raksa yang terdiri dari suatu tabung
kaca yang dihubungkan dengan reservoir yang berisi air
raksa.
(2) Manometer aneroid yang mempunyai hembusan logam yang
menerima tekanan dari manset, kemudian hembusan
mengembang dan memutar roda gigi yang menggerakkan
jarum melintasi piringan angka yang sudah dikalibrasi.
b) Denyut nadi
Denyut nadi dihubungkan dengan kerja jantung yang dipakai
untuk membantu menegakkan diagnosis. Alat ukur dalam
mengukur denyut nadi adalah dengan melakukan palpasi tangan
ataupun alat pengukur elektrik. Palpasi tangan pada pengukuran
10
denyut ada 3 (tiga) cara yaitu: palpasi pada arteri radialis, arteri
brachialis, dan arteri karotis.
c) Pernafasan
Pada pemeriksaan kecepatan pernafasan kepada pasien
dapat diukur dengan cara melakukan observasi. Kecepatan
pernafasan adalah jumlah inspirasi per menit. Namun kecepatan
pernafasan lebih rendah dan kurang teratur dibandingkan
dengan denyut nadi. Dalam pemeriksaan ini harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
(1) Volume udara
(2) Usaha bernafas
(3) Pola pernafasan
(4) Keikutsertaan otot-otot pernafasan
d) Suhu tubuh
Peningkatan suhu karena suatu penyakit atau cedera
merupakan salah satu tanda khusus yang ditunjukkan pasien.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah
termometer. Ada 3 (tiga) macam cara pengukuran yaitu :
(1) Suhu oral, mudah diukur tetapi kadang-kadang mudah keliru.
(2) Suhu rectal, kurang menyenangkan tetapi lebih kecil
kemungkinan salah.
(3) Suhu axilla, kurang akurat karena kadang terpapar dengan
suhu lingkungan sekitar.
2) Inspeksi
Inspeksi dilakukan kepada pasien dengan cara melihat dan
mengamati. Hal-hal yang bisa dilihat/diamati seperti keadaan umum,
sikap tubuh, adanya deformitas, langkah (gait), daerah atrofi, ekspresi
wajah, warna kulit, dan lain-lain.
Macam inspeksi ada 2 (dua) antara lain :
a) Inspeksi statis yaitu melakukan inspeksi dimana penderita dalam
keadaan diam.
11
b) Inspeksi dinamis yaitu dimana penderita dalam keadaan bergerak.
Inspeksi dinamis juga dibagi lagi menjadi dua yaitu aktif dan pasif.
3) Palpasi
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan jalan meraba, menekan,
dan memegang bagian tubuh pasien untuk mengetahui tentang adanya
spasme otot, nyeri tekan, suhu, tremor/oedema, kontour organ dan lain-
lain.
4) Perkusi
Cara pemeriksaan dengan jalan mengetuk/vibrasi, seperti mengetuk
untuk mengetahui keadaan suatu rongga pada bagian tubuh tertentu
dan lain-lain.
5) Auskultasi
Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan menggunakan indera
pendengaran yang biasanya dibantu dengan menggunakan alah
stetoskop.
6) Gerak dasar
Tes gerak dasar dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a) Pemeriksaan gerak aktif
Pasien diminta untuk menggerakkan anggota tubuh yang diperiksa
secara aktif dan terapis melihat dan mengamati dari pergerakan
pasien.
b) Pemeriksaan gerak pasif
Pemeriksaan dilakukan oleh terapis pada pasien, sementara pasien
dalam keadaan pasif dan relaks.
c) Pemeriksaan gerak aktif melawan tahanan
Pasien diminta untuk melakukan gerakan aktif sementara terapis
memberikan tahanan yang berlawanan dari gerak aktif pasien.
d) Kognitif, intrapersonal, dan interpersonal
Pemeriksaan kognitif merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan pasien dalam menjelaskan tentang
kronologi kejadian, tempat serta waktu. Dari hasil pemeriksaaan
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pasien dapat menjelaskan
12
secara baik. Pemeriksaan intrapersonal merupakan pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien dalam memahami
dirinya, seperti mengetahui kemampuan komunikasi pasien dengan
orang lain. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan diperoleh bahwa
pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk kembali pulih seperti
semula dan kembali beraktivitas, serta pasien mampu
berkomunikasi secara baik dengan orang disekitarnya.
e) Kemampuan fungsional dan lingkungan aktivitas
Kemampuan fungsional merupakan kemampuan pasien dalam
melakukan kegiatan sehari – harinya. Lingkungan aktivitas
merupakan lingkungan dimana pasien melaksanakan kegiatannya.
c. Pemeriksaan spesifik
2) Kekuatan Otot
13
testing tidak mampu untuk mengukur otot secara individual melainkan
group / kelompok otot. (Bambang, 2012).
Lingkup gerak sendi (LGS) adalah luas lingkup gerakan sendi yang
mampu dicapai / dilakukan oleh sendi. Pengukuran lingkup gerak sendi
yang sering digunakan adalah goniometri, tapi untuk sendi tertentu
menggunakan pita ukur (misalnnya pada vertebra).
14
- US
Posisi px : terlentang dengan tungkai sedikit fleksi ( diganjal dengan
bantal )
Posisi tx : duduk disamping pasien
Dosis time : 10 menit
F: 3 mHz
I : 1 Watt
Pulse ratio : 50 % - 100
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan fisioterapi di YPAC Semarang memiliki alur yaitu untuk pasien
pasien sebelumnya telah mendapatkan surat rujukan dari dokter spesialis baik
dari orthopedic syaraf maupun dokter spesialis lainnya.setelah itu pasien akan
diarahkan ke bagian fisioterapi untuk mendapat pelayanan di poli
fisioterapi,setelah sampai di Poli Fisioterapi pasien akan di periksa lagi oleh
dokter rehabilitasi medik untuk menentukan assesment apa yang diberikan pada
saat proses terapi kepada pasien. Setelah dilakukan terapi maka, pasien di
arahkan ke dokter spesialis untuk di evaluasi kembali untuk menentukan apakah
akan dilakukan proses terapi selanjutnya atau di nyatakan sembuh.
Proses pelayanan rawat inap di lakukan dengan cara petugas dari bangsal
menghubungi Poli Rehabilitasi Medik atau dokter Sp. KFR untuk menindaklanjuti
pasien berada di ruangan rawat inap yang yang membutuhkan bantuan tim
rehabilitasi medik.
B. SARAN
Menurut kami, dari hasil observasi yang kami lakukan selama pre klinik
pelayanan fisioterapi sudah baik. Namun akan lebih baik jika pelayanan lebih di
tingkatkan lagi dari modalitas alat maupun SDM yang ada, sehingga dalam
proses pelayanan pasien akan lebih maksimal dan pasien memiliki semangat
untuk menjalani proses penyembuhan.
16
DAFTAR PUSTAKA
rstugurejo.jatengprov.go.id
17
LAMPIRAN
18
19
20