Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pre Klinik ini telah disetujui oleh Clinical Edukator (CE) dan Dosen
Pembimbing.

Semarang, 10 Februari 2020

CLINICAL EDUCATOR DOSEN PEMBIMBING

BUDI WIDIARTI , Amd, FT Dwi Nur Astuti , SST, FT

NIP: 197508062010012007 NIP : 199006282017092166

KATA PENGANTAR

i
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PROSES PELAYANAN FISIOTERAPI DI RSUD dr.
ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG”.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penilaian praktik pre
klinik program semester III. Dalam proses penyusunan makalah ini kami
menyadari adanya dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang
besar artinya baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penyusun.
Perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih pada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat
sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Zainal Abidin SST.,MH selaku direktur Akademi Widya Husada


Semarang .

3. Ibu Dwi Nur Astuti , SST.,FT selaku pembimbing akademi praktek


komprehensif.

4. Ibu Budi Widiarti , Amd.,FT selaku penanggung jawab dan pembimbing


klinik di poli fisioterapi Rsud Tugurejo Semarang , serta mengarahkan
kami dalam penyusunan makalah ini.

5. Serta tenaga fisioterapi di Rsud Tugurejo Semarang dan semua pihak


yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam proses penyusunan makalah ini. Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan bagi pembaca pada
umumnya.

Semarang, 7 Februari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Profil Rsud dr. Adhyatma Tugurejo Semarang......................................... 1

BAB II PROSES PELAYANAN...................................................................... 3

A. Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud Tugurejo Semarang........ 3

B. Proses Pelayanan Rehabilitasi Medik................................................. 6

C. Proses Pelayanan Fisioterapi ............................................................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16

A. Kesimpulan........................................................................................ 16

B. Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

iii
Tabel 2.1 Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud Tugurejo Semarang .... 3

Tabel 2.2 Proses Pelayanan Rehabilitasi Medik ........................................... 6

Tabel 2.3 Proses Pelayanan Fisioterapi ....................................................... 8

DAFTAR SINGKATAN

iv
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

DPJP : Dokter Penanggung jawab Pasien

ES : Electrical Stimulation

IR : Infra Red

ICU : Intensive Care Unit

JAMKESDA : Jaminan Kesehatan Daerah

MWD : Micro Wave Diathermy

RM : Rekam Medik

SKTM : Surat Keterangan Tidak Mampu

SWD :Short Wave Diathermy

SWT : Shock Wave therapy

TENS : Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

PICU : Pediatric Intensive Care Unit

US :Ultra Sound

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Profil Rsud dr. Adhyatma Tugurejo Semarang


RSUD Tugurejo Semarang terletak pada ruas jalur utama Semarang -
Jakarta yang merupakan jalur utama pantai utara Jawa. RSUD Tugurejo
merupakan Rumah Sakit Kelas B milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang
terletak di Semarang Barat dengan Kapasitas 437 tempat tidur (Oktober 2015).
Rumah sakit tersebut memiliki luas tanah 37.361 m2 dan luas bangunan 31.096
m2 yang terdiri dari gedung rawat jalan, gedung IGD,  bangsal perawatan, kamar
bedah, kamar bersalin, bagian penunjang, kantor, auditorium, wisma, dan kantin.
Melalui pendekatan mutu, RSUD Tugurejo selalu berusaha untuk meningkatkan
dan mengembangkan mutu pelayanannya di seluruh jajaran Rumah Sakit
(Hospital Wide Quality Improvement). RSUD Tugurejo Semarang memiliki nilai –
nilai yang diterapkan dalam memberikan pelayanan, yaitu sebagai berikut :
Ramah dalam sikap, Santun dalam berbicara, Tanggung jawab dalam tugas,
Unggul dalam pelayanan, Gigih dalam usaha, Utama dalam karya, Rapi dalam
penampilan, Empati dalam rasa, Jujur dalam bertindak, dan Orientasi pelayanan
prima.
Pendaftaran yang ada di RSUD Tugurejo ini dapat melalui pendaftaran
online, SMS, dan pendaftaran manual. Loket pendaftaran dibuka pada pukul
07.00 – 12.00 WIB. Pendaftaran berdasarkan pembagian loket sesuai poli yang
dituju.
RSUD Tugurejo memiliki beberapa pelayanan yang meliputi IGD, Ruang
Rawat Inap, Ruangan Operasi, Auditorium, Laboratorium. Sedangkan untuk
poliklinik terdapat beberapa poliklinik antara lain: Penyakit Dalam, Bedah Umum,
Bedah Onkologi, Orthopedi, Orologi, Paru, CVT, Jantung, Anak, Kandungan,
Tumbuh Kembang, Saraf, Psikiatri & NAPZA, Mata, Kulit, THT, Psikologi, Gizi,
Gigi, Hemodalisa, Kemoterapi, rehabilitasi medik, Difabel, Lansia & Resiko Jatuh.

Poli Rehabilitasi Medik terdapat dokter Sp. KFR, Fisioterapi, Terapi Wicara,
Ortotik Prostetik dan Okupasi Terapi. Poli Rehabilitas Medik juga menerima
pasien konsulan dari poli medik lain. Di Poli Rehabilitasi Medik Dokter Sp. KFR
yang akan menentukan tindakan.

1
Modalitas yang dimiliki oleh poliklinik fisioterapi meliputi Electrical
Stimulation (ES), Ultrasound (US), Inframerah (IR), Laser, Short Wave Diathermy
(SWD), Micro Wave Dhiathermy (MWD), SWT, Cryotherapy, Traksi serta
pelayanan untuk pediatri dan lain-lain. selain itu poliklinik fisiotetapi dirumah sakit
ini juga menyelenggarakan senam untuk para lansia setiap seminggu sekali.

2
BAB II
PROSES PELAYANAN

A. Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud dr. Adhyatma Tugurejo Semarang

PENDAFTARAN

ONLINE MANUAL

VIA APLIKASI ATAU LOKET PENDAFTARAN


SMS + KASIR

REGISTRASI ULANG MENGAMBIL NOMOR


ANTRIAN

MENUNGG - POLI REHAB MEDIS (OT, FT, OP, TW)


U DI POLI YANG - POLI SPESIALIS PENYAKIT DALAM
DITUJU
- POLI BEDAH UMUM
- POLI SPESIALIS KULIT & KELAMIN
- POLI SPESIALIS MATA
- POLI MATA
- POLI JANTUNG
- POLI SPESIALIS GIGI
- POLI PSIKIATRI
- POLI SPESIALIS THT
- POLI SPESIALIS KEBIDANAN &
KANDUNGAN

Tabel 2.1 Proses Pelayanan Secara Umum di Rsud dr. Adhyatma Tugurejo Semarang

3
Menurut skema diatas, pendaftaran bisa dilakukan dengan cara manual dan online.
Pendaftaran manual dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri ke loket
pendaftaran yang dibuka mulai dari pukul 06.30 WIB sampai 12.00 WIB. Lalu pasien
mengambil nomor antrian sesuai dengan klasifikasi, ada beberapa klasifikasi nomor
antrian yaitu umum, BPJS, JKN, KIS serta rujukan dari Puskesmas maupun dokter
umum/keluarga. Untuk pasien BPJS harus memenuhi ketentuan dengan membawa
kartu BPJS dan KTP asli, serta pada pasien rujukan harus membawa surat rujukan
dari puskesmas maupun surat rujukan dari dokter umum/keluarga setempat. Setelah
mendaftarkan diri, pasien diminta oleh petugas loket pendaftaran untuk menunggu
antrian di depan poli yang ingin dituju. Saat pasien sudah melakukan pendaftaran di
loket, maka secara otomatis data diri pasien akan dikirim ke poli yang dituju oleh
petugas administrasi.

Sedangkan pendaftaran online dilakukan dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri


melalui aplikasi atau bisa melalui sms yang meliputi :

1. Pendaftaran online melalui aplikasi dengan cara mendownload aplikasi di


Google Play Store maupun App Store dengan nama “RSUD Tugurejo Booking
Online”.
2. Buka aplikasi “RSUD Tugurejo Booking Online” (Untuk memulai mendaftar) klik
menu “Riwayat”.
3. Kemudian akan muncul tampilan layar untuk ”pemeriksaan baru” dan “kontrol”
(pilih salah satu kemudian isi data sesuai kolom yang disediakan).
4. Setelah data dilengkapi maka akan muncul “barcode”. Barcode ini yang akan
ditunjukan ke anjungan pendaftaran mandiri online di sebelah loket
pendaftaran.
Pendaftaran online bisa dilakukan 30 hari sampai dengan 2 hari sebelum pemeriksaan.
Pendaftaran SMS GATEWAY dapat dilakukan dengan cara mengirimkan format sms
ANTRITUGU#1,ANTRITUGU2,dll. Lalu kirim ke 08112-665-665 atau 08112-611-611.
Keterangan :
1. ANTRITUGU#1 untuk pendaftaran klinik spesialis penyakit dalam 1&2.
2. ANTRITUGU#2 untuk pendaftaran penyakit dalam 3, klinik spesialis paru, klinik
VCT, dan klinik jantung.

4
3. ANTRITUGU#3 untuk pendaftaran klinik spesialis anak, klinik spesialis
kandungan dan kebidanan, klinik tumbuh kembang.
4. ANTRITUGU#4 untuk pendaftaran Klinik umum, klinik onkologi, klinik orthopedi,
klinik orologi,dan klinik anak.
5. ANTRITUGU#5 untuk pendaftaran klinik saraf, klinik Psikiatri & NAPZA, klinik
mata.
6. ANTRITUGU#6 untuk pendaftaran klinik kulit, klinik THT, klinik psikologi, klinik
gizi, klinik gigi spesialis & gigi umum.
7. ANTRITUGU#7 untuk pendaftaran klinik Hemodalisa,klinik Kemoterapi, klinik
rehabilitasi medik, klinik Difabel, klinik Lansia & Resiko Jatuh.
Pendaftaran melalui sms dilakukan pukul 05.00-10.00 WIB. Satu nomor handphone
untuk satu nomor antrian. Nomor handphone yang digunakan untuk mendaftar harus
dibawa untuk ditunjukkan kepada petugas pendaftaran.

5
B. Proses Pelayanan Rehabilitasi Medik

POLI REHABILITASI
MEDIK

PELAYANAN PASIEN PELAYANAN PASIEN


RAWAT INAP RAWAT JALAN

PETUGAS BANGSAL PASIEN KONSULAN


MENGHUBUNGI POLI DOKTER DPJP
REHAB MEDIS/DOKTER
Sp.KFR POLI REHABILITASI
MEDIK
TERAPIS MEMBERIKAN
TINDAKAN FISIOTERAPI KONSUL DENGAN
DI BANGSAL/POLI REHAB DOKTER Sp.KFR
MEDIS

- OD
- OT
- TW
- FT

Tabel 2.2 Proses Pelayanan Rehabilitasi Medik

Rehabilitasi Medik di RSUD Tugurejo Semarang dilayani oleh dr. Lister


Napitupulu,Sp.KFR Atau dr.Dewi Kusuma Hartono,Sp.KFR yang memiliki pelayanan
pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Pelayanan pasien rawat inap biasa disebut dengan pasien konsulan dari DPJP.
Proses pelayanan rawat inap di lakukan dengan cara petugas dari bangsal
menghubungi poli rehabilitasi medik atau dokter Sp.KFR untuk mengkonsulkan pasien
yang berada di ruangan rawat inap. Jika pasien membutuhkan fisioterapi maka terapis
akan mendatangi ke bangsal tempat pasien dirawat. Namun, jika pasien membutuhkan
modalitas alat maka pasien dibawa ke poli fisioterapi untuk diberikan tindakan.

6
Pelayanan pasien rawat jalan juga biasa disebut dengan pasien konsulan dari
poli medik lain. Proses pelayanan rawat jalan ialah dimana pasien konsulan dari poli
lain sudah diperiksa oleh dokter spesialis atau DPJP yang menangani pasien konsulan
tersebut. Kemudian pasien diarahkan menuju poli rehab medik untuk dikonsulkan
terlebih dahulu dengan dokter Sp.KFR. Lalu, dokter akan menentukan pasien perlu
tindakan fisioterapi, ortotik prostetik, okupasi terapi, atau terapi wicara. Jika
membutuhkan tindakan fisioterapi maka pasien memberikan kartu terapi ke poli
fisioterapi untuk selanjutnya diberikan tindakan. Setelah pasien menjalani proses
rangkaian proses fisioterapi dan penyelesaian administrasinya, pasien dapat pulang
atau kembali kepada Dokter atau DPJP.

7
C. Proses Pelayanan Fisioterapi

DOKTER SPESIALIS
REHABILITASI MEDIK

POLI FISIOTERAPI

PASIEN MASUK KE
BILIK TERAPI

PASIEN DIBERIKAN
INTERPRETASI

PASIEN
DIPERBOLEHKAN
PULANG

Tabel 2.3 Proses Pelayanan Fisioterapi

1. Kasus-kasus yang ditemukan


Fisioterapi berperan dalam perawatan pasien dalam berbagai gangguan
neuromuskular, muskuloskeletal, kardiovaskuler, pulmonal, pediatri serta
gangguan fungsi gerak dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapi juga berperan
dalam pelayanan khusus dan kompleks serta tidak terbatas pada area rawat
inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik tumbuh kembang anak, klinik geriatri,
klinik stroke, klinik olahraga, dan atau rehabilitasi. Menurut hasil data observasi
kami selama di Rumah Sakit RSUD Tugurejo Semarang, kami banyak
menemukan kasus dengan rata-rata antara lain :
a. Kasus pediatri (FT A) : diantaranya Cerebral Palsy, Developmant Delay,
CTEV, Flat Foot dan lain – lain.

8
b. Kasus muskuloskeletal (FT B) : diantaranya OA Genue, Low Back Pain,
Frozen Shoulder, Tendinitis Supraspinatus, Dequarvain Syndrome, Fraktur,
Tigger Finger, Mialgia dan lain-lain.
c. Kasus neuromuskular (FT C) : diantaranya Ischialgia, Bell’s Palsy, Post
SNH, Neuropati, Hemi Facial, Carpal Tunnel Syndrome, Cervical Road
Syndrome, Stroke, dan lain-lain.
d. Kasus Kardiorespirasi (FT D) : diantaranya TB, PPOK, Asma, Brachiale.
Dari hasil observasi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa kasus
yang ditangani oleh fisioterapi hanyalah itu saja namun masih banyak kasus
yang telah ditangani oleh fisioterapi. Dan rata-rata pasien yang datang ke poli
fisioterapi adalah lansia dan anak-anak, namun ada juga pasien remaja yang
pernah datang ke poli fisioterapi.

Dari hasil data observasi juga, kebanyakan kasus yang diderita oleh lansia
adalah kasus tentang muskuloskeletal dan neuromuskular sedangkan pada
anak-anak kasus yang umum sering kami temukan adalah Developmant Delay,
CTEV maupun tumbuh kembang anak. Untuk rata-rata remaja yang pernah
datang ke Poli Rehabilitasi Medik adalah tentang kasus fraktur maupun
neuromuskular.

2. Pemeriksaan fisioterapi

a. Anamnesis

Anamnesis adalah cara pengumpulan data dengan tanya jawab antara


terapis dengan sumber data atau pasien yang berisi tentang identitas
pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan, hobi) serta
hal yang berkaitan dengan keadaan pasien seperti keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga yang
ada kaitannya dengan penyakit pasien dan alin-lain. Macam anamnesis ada
2 (dua) dilihat dari segi pelaksaannya, antara lain :

1) Autoanamnesis yang langsung ditujukan kepada pasien yang


bersangkutan.

9
2) Heteroanamnesis yang dilakukan terhadap orang lain, seperti keluarga,
teman, atau orang lain yang mengetahui keadaan pasien.
b. Pemeriksaan fisik

1) Vital sign
Tanda-tanda vital merupakan 4 (empat) parameter tubuh yang
meliputi: tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan suhu tubuh. Vital
sign hanya sebagai pemeriksaan dasar untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
a) Tekanan darah
Tekanan darah dilakukan dalam pemeriksaan dasar
fisoterapi kepada pasien. Tekanan darah adalah tekanan atau
gaya lateral darah yang bekerja pada dinding pembuluh darah.
Tekanan darah dapat berubah-ubah sepanjang siklus jantung.
Ada 5 (lima) faktor yang menentukan tingginya tekanan darah
yaitu: curah jantung, tahanan perifer pembuluh darah, volume
darah total, viscositas darah dan kelenturan dinding arteri.
Curah jantung dan tahanan perifer pembuluh darah
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap tekanan
darah. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur tekanan darah
adalah manometer. Ada dua macam manometer :
(1) Manometer gravitasi air raksa yang terdiri dari suatu tabung
kaca yang dihubungkan dengan reservoir yang berisi air
raksa.
(2) Manometer aneroid yang mempunyai hembusan logam yang
menerima tekanan dari manset, kemudian hembusan
mengembang dan memutar roda gigi yang menggerakkan
jarum melintasi piringan angka yang sudah dikalibrasi.
b) Denyut nadi
Denyut nadi dihubungkan dengan kerja jantung yang dipakai
untuk membantu menegakkan diagnosis. Alat ukur dalam
mengukur denyut nadi adalah dengan melakukan palpasi tangan
ataupun alat pengukur elektrik. Palpasi tangan pada pengukuran

10
denyut ada 3 (tiga) cara yaitu: palpasi pada arteri radialis, arteri
brachialis, dan arteri karotis.
c) Pernafasan
Pada pemeriksaan kecepatan pernafasan kepada pasien
dapat diukur dengan cara melakukan observasi. Kecepatan
pernafasan adalah jumlah inspirasi per menit. Namun kecepatan
pernafasan lebih rendah dan kurang teratur dibandingkan
dengan denyut nadi. Dalam pemeriksaan ini harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
(1) Volume udara
(2) Usaha bernafas
(3) Pola pernafasan
(4) Keikutsertaan otot-otot pernafasan
d) Suhu tubuh
Peningkatan suhu karena suatu penyakit atau cedera
merupakan salah satu tanda khusus yang ditunjukkan pasien.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah
termometer. Ada 3 (tiga) macam cara pengukuran yaitu :
(1) Suhu oral, mudah diukur tetapi kadang-kadang mudah keliru.
(2) Suhu rectal, kurang menyenangkan tetapi lebih kecil
kemungkinan salah.
(3) Suhu axilla, kurang akurat karena kadang terpapar dengan
suhu lingkungan sekitar.
2) Inspeksi
Inspeksi dilakukan kepada pasien dengan cara melihat dan
mengamati. Hal-hal yang bisa dilihat/diamati seperti keadaan umum,
sikap tubuh, adanya deformitas, langkah (gait), daerah atrofi, ekspresi
wajah, warna kulit, dan lain-lain.
Macam inspeksi ada 2 (dua) antara lain :
a) Inspeksi statis yaitu melakukan inspeksi dimana penderita dalam
keadaan diam.

11
b) Inspeksi dinamis yaitu dimana penderita dalam keadaan bergerak.
Inspeksi dinamis juga dibagi lagi menjadi dua yaitu aktif dan pasif.
3) Palpasi
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan jalan meraba, menekan,
dan memegang bagian tubuh pasien untuk mengetahui tentang adanya
spasme otot, nyeri tekan, suhu, tremor/oedema, kontour organ dan lain-
lain.
4) Perkusi
Cara pemeriksaan dengan jalan mengetuk/vibrasi, seperti mengetuk
untuk mengetahui keadaan suatu rongga pada bagian tubuh tertentu
dan lain-lain.
5) Auskultasi
Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan menggunakan indera
pendengaran yang biasanya dibantu dengan menggunakan alah
stetoskop.
6) Gerak dasar
Tes gerak dasar dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a) Pemeriksaan gerak aktif
Pasien diminta untuk menggerakkan anggota tubuh yang diperiksa
secara aktif dan terapis melihat dan mengamati dari pergerakan
pasien.
b) Pemeriksaan gerak pasif
Pemeriksaan dilakukan oleh terapis pada pasien, sementara pasien
dalam keadaan pasif dan relaks.
c) Pemeriksaan gerak aktif melawan tahanan
Pasien diminta untuk melakukan gerakan aktif sementara terapis
memberikan tahanan yang berlawanan dari gerak aktif pasien.
d) Kognitif, intrapersonal, dan interpersonal
Pemeriksaan kognitif merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan pasien dalam menjelaskan tentang
kronologi kejadian, tempat serta waktu. Dari hasil pemeriksaaan
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pasien dapat menjelaskan

12
secara baik. Pemeriksaan intrapersonal merupakan pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien dalam memahami
dirinya, seperti mengetahui kemampuan komunikasi pasien dengan
orang lain. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan diperoleh bahwa
pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk kembali pulih seperti
semula dan kembali beraktivitas, serta pasien mampu
berkomunikasi secara baik dengan orang disekitarnya.
e) Kemampuan fungsional dan lingkungan aktivitas
Kemampuan fungsional merupakan kemampuan pasien dalam
melakukan kegiatan sehari – harinya. Lingkungan aktivitas
merupakan lingkungan dimana pasien melaksanakan kegiatannya.

c. Pemeriksaan spesifik

Pemeriksaan spesifik yang dilakukan untuk memeriksa hal-hal yang


diperlukan untuk menegakkan diagnosa ataupun dasar penyusunan
problematik, tujuan dan tindakan fisioterapi, antara lain sebagai berikut :

1) Pemeriksaan derajat nyeri

Pemeriksaan nyeri dilakukan dengan menggunakan alat ukur Verbal


Discriptive Scale (VDS) dan Visual Analogue Scale (VAS). Cara
pengukuran derajat nyeri dengan menggunakan VDS terdapat tujuh nilai
yaitu: nilai 1 tidak nyeri, nilai 2 nyeri sangat ringan, nilai 3 nyeri ringan,
nilai 4 nyeri tidak begitu berat, nilai 5 nyeri cukup berat, nilai 6 nyeri
berat, nilai 7 nyeri tak tertahankan. Pada pemeriksaan VAS dilakukan
dengan cara menggunakan angka dari 0 sampai 100 ataupun 0 sampai
10. Pada pemeriksaan VAS lebih valid daripada skala VDS.

2) Kekuatan Otot

Pengukuran kekuatan otot dilakukan dengan cara menggunakam


Manual Muscle Testing (MMT) merupakan salah satu bentuk
pemeriksaan kekuatan otot yang paling sering digunakan. Hal tersebut
karena penatalaksanaan, intepretasi hasil serta validitas dan
reliabilitasnya telah teruji. Namun demikian tetap saja, manual muscle

13
testing tidak mampu untuk mengukur otot secara individual melainkan
group / kelompok otot. (Bambang, 2012).

3) Lingkup Gerak Sendi

Lingkup gerak sendi (LGS) adalah luas lingkup gerakan sendi yang
mampu dicapai / dilakukan oleh sendi. Pengukuran lingkup gerak sendi
yang sering digunakan adalah goniometri, tapi untuk sendi tertentu
menggunakan pita ukur (misalnnya pada vertebra).

d. Pelaksanaan Pelayanan Fisioterapi


Dalam proses alur pelayanan fisioterapi di Rumah Sakit Tugurejo
dilakukan sesuai arahan atau hasil diagnosa Dokter Rehabilitasi Medik atau
melalui diagnosa dari dokter spesialis lainnya.
Dalam proses pelaksanaannya banyak tindakan yang menggunakan
modalitas alat seperti IR, Ultra Sound, Tens, laser, SWD, MWD,
Cryotherapy, dan traksi. Kemudian dapat dilakukan tindakan dengan
exercise atau terapi latihan baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif.
Jika pasien melakukan terapi secara rutin, maka pasien akan mendapatkan
hasil yang lebih baik daripada sebelum mereka melakukan terapi. Pada
saat melakukan tindakan terapi selama beberapa kali, dokter rehab medik
maupun dokter spesialis akan melakukan evaluasi apakah ada
perkembangan yang baik bagi pasien atau belum.
Berdasarkan data yang kami dapat, bahwa salah satu kasus yang
sering ditemui di Rsud Tugurejo yaitu Osteo Atrthiritis .Adapun sebagai
penegak dari diagnose medis OA dapat dilakukan tindakan pemeriksaan
spesifik berupa : gravity test, crivitasi test . Penatalaksaan fisioterapi yang
diberikan pada kasus OA yaitu :
- ES
Posisi px : terlentang
Posisi tx : berdiri disamping pasien
Dosis  time : 12 menit
Frekuensi : 50 Ma
Arus : tens

14
- US
Posisi px : terlentang dengan tungkai sedikit fleksi ( diganjal dengan
bantal )
Posisi tx : duduk disamping pasien
Dosis  time : 10 menit
F: 3 mHz
I : 1 Watt
Pulse ratio : 50 % - 100

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelayanan fisioterapi di YPAC Semarang memiliki alur yaitu untuk pasien
pasien sebelumnya telah mendapatkan surat rujukan dari dokter spesialis baik
dari orthopedic syaraf maupun dokter spesialis lainnya.setelah itu pasien akan
diarahkan ke bagian fisioterapi untuk mendapat pelayanan di poli
fisioterapi,setelah sampai di Poli Fisioterapi pasien akan di periksa lagi oleh
dokter rehabilitasi medik untuk menentukan assesment apa yang diberikan pada
saat proses terapi kepada pasien. Setelah dilakukan terapi maka, pasien di
arahkan ke dokter spesialis untuk di evaluasi kembali untuk menentukan apakah
akan dilakukan proses terapi selanjutnya atau di nyatakan sembuh.
Proses pelayanan rawat inap di lakukan dengan cara petugas dari bangsal
menghubungi Poli Rehabilitasi Medik atau dokter Sp. KFR untuk menindaklanjuti
pasien berada di ruangan rawat inap yang yang membutuhkan bantuan tim
rehabilitasi medik.

B. SARAN
Menurut kami, dari hasil observasi yang kami lakukan selama pre klinik
pelayanan fisioterapi sudah baik. Namun akan lebih baik jika pelayanan lebih di
tingkatkan lagi dari modalitas alat maupun SDM yang ada, sehingga dalam
proses pelayanan pasien akan lebih maksimal dan pasien memiliki semangat
untuk menjalani proses penyembuhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum PW. (2014). BAB III PROSES FISIOTERAPI A, diakses pada


tahun 2014. Available from: URL: http;//www.eprints.ums.ac.id/

Fisioterapi D.III Tim Dosen. (2002). Dokumen Persiapan Praktik Profesional


Fisioterapi. Surakarta.

rstugurejo.jatengprov.go.id

Tim Rehabilitasi Medik.2019.Program Kerja Instalasi Rehabilitasi Medik.


Semarang:Rsud Tugurejo

17
LAMPIRAN

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai