487 1108 1 SM PDF
487 1108 1 SM PDF
487 1108 1 SM PDF
Budi Winarno
Guru besar Ilmu Politik dan Hubungan Internasional, FISIPOL,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
email: winarno@ugm.ac.id
Abstract
The Regional international relation recently has been the other trend on global politics
economy. Although the experts don’t have any compromise of how regionalism raises and being
trend on international relation, either realism, liberal also structuralism. On their development
regional cooperation dynamic couldn’t apart from economic globalization. ASEAN cooperation
doesn’t enough for pressure economic integration and intra regional trade. That is happened
because of loss political will and socialization between the members to private sectors. So
ASEAN must prepare themselves, conflict resolution must build consensus building when
ASEAN must meet many regional and global power.
tidak dapat dilepaskan dari kemampuan nyai pengaruh besar dalam hampir
orga-nisasi dalam merespon globalisasi. semua kehidupan ekonomi dan
Tentu-nya, respon ini akan tepat jika
politik abad ini menjadi fakta yang
didasarkan pada stimuli atau signal yang
nampaknya tidak da-pat dibantah.3
tepat pula dari globalisasi. Oleh karena
itu, tulisan ini akan diawali terlebih Dalam aras ini, kaum trans-
dahulu dengan menjelaskan makna dan formasionalis melihat bahwa
implikasi globali-sasi, dan selanjutnya globalisasi adalah kekuatan utama
diteruskan dengan analisis tentang apa
di balik perubah-an-perubahan
yang perlu dilakukan oleh ASEAN dalam
sosial, ekonomi, dan politik yang
menjawab tantangan tersebut.
tengah menentukan kembali
Globalisasi: Makna dan Implikasi Eko- masya-rakat modern dan tatanan
nomi Politiknya dunia (world order) (Held, et. al.,
Para teoritisi globalisasi meyakini
1999). Globalisasi telah
bahwa terdapat kecenderungan umum
menempatkan kembali fungsi dan
dalam proses-proses universal sekarang
keku-asaan pemerintahan nasional.
ini yang melibatkan interkoneksi dan in-
Dalam kait-an ini, negara tidak lagi
terdependensi antara negara dengan ma-
dapat bersem-bunyi dibalik klaim
syarakat. Cohn (2003: 417) mendefeni-
kedaulatan nasional. Sebaliknya,
sikan globalisasi sebagai “a process that
kekuasaan negara bangsa da-lam
involves both the broadening and deepening of
mengambil keputusan seyogianya
interdependence among societies and states
di-sejajarkan dengan lembaga-
throughout the world”. Dalam konteks ini,
lembaga go-vernance global dan
batas-batas nasional negara bangsa sema-
hukum internasional. Oleh
kin menjadi kurang penting, dan pemaha-
karenanya, negara bangsa yang me-
man tradisional mengenai kedaulatan ne-
ngelola dirinya sendiri dan sebagai
gara telah dirusak, serta individu dalam
unit yang otonom lebih merupakan
suatu kawasan harus dilihat dalam kon-
teks global2. Meskipun pada dasarnya ti- 3 Diskusi yang mendalam mengenai
dak terdapat kesepakatan di kalangan pe- dampak-dampak globalisasi ekonomi dalam banyak
bidang kehidupan dapat dilihat dalam karya-karya
ngamat dalam menjelaskan globalisasi seperti David Held. et. al. 1999. Global
Transformations: Politics, Economic, and Culture.
(Held, et. al., 1999; Scholte, 2000; Giddens, Stanford, California: Stanford University Pers. Buku ini
memberikan ulasan yang relatif mendalam tentang
2000), tetapi bahwa globalisasi mempu- transformasi yang tengah terjadi dalam kehidupan
manusia dewasa ini, baik dalam konteks politik,
ekonomi, ataupun budaya. Selain itu, tulisan Jan Aart
2 Tidaklah mungkin untuk memaparkan berbagai
Scholte juga dapat dijadikan referensi yang berguna
perbedaan interpretasi atas globalisasi mengingat beragamnya sebagai pengantar awal dalam melihat dan
pandangan yang disesuaikan dengan perspektif dan minat mendefinisikan dampak-dampak globalisasi dalam
masing-masing penulis dalam memberi penekanan atas kehidupan manusia. Lihat Jan Aart Scholte. 2000.
fenomena globalisasi. David Held, et. al., misalnya, Globalization: A Critical Introduction: New York: St.
membedakan para pengamat globalisasi ke dalam tiga Martin’s Press.
kelompok, yakni hiperglobalis, skeptis, dan transformasionalis.
dan Brunei Darussalam sebesar $17.000. “ASEAN Lightweights Get By in The Big World“
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/ID12Ae
02.html
16
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional