Anda di halaman 1dari 10

1. . FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA M.

Irsadi Farista 06122502007


2. 2. PENDAHULUAN Filsafat adalah usaha untuk memahami dan mengerti
dunia dalam hal makna dan nilai – nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan
mencakup secara keseluruahan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran.
Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang asal mula dan sifat
dasar alam semesta tempat hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil – hasil ilmu dan pemahaman
tentang moral, estetika, dan agama.
3. 3. RUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apa itu ilmu dan definisi
ilmu? b. Apa itu agama dan definisi agama? c. Bagaimana hubungan antara
filsafat dengan agama tersebut? d. Bagaimana hubungan antara ilmu dan
agama tersebut?
4. 4. ILMU Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang mempunyai ciri
tertentu yang sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Kata ilmu dalam pengertian teknis
operasional ialah kesadaran tentang realitas. Pengertian ini didapat dari
makna – makna ayat yang ada dalam Al-quran, “orang yang memiliki
kesadaran tentang realitas melewati pendengaran, pengelihatan dan hati
akan berpikir rasional dalam mengadapi kebenaran” (QS, 17 : 36).
5. 5. LANJUTAN ILMU...... Ilmu diperoleh antara lain melalui metode ilmiah,
yaitu berbagai prosedur yang mewujudkan pola – pola dan langkah –
langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Prosedur tersebut
antara lain : deduksi dan induksi. Aksioma ilmu adalah 1. Mencapai nilai
kebenaran ilmiah. 2. Memahami aneka kejadian. 3. Meramalkan peristiwa
yang akan terjadi. 4. Menguasain alam untuk memanfaatkannya.
6. 6. AGAMA Tidakmudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama,
karena agama bersifat bathiniah, subjektif, dan individualitas. Kalau kita
membicarakan agama akan dipengaruhi oleh pandangan pribadi dan juga
pandangan agama yang kita anut.
7. 7. LANJUTAN AGAMA...... Beberapa pengertian agama, antara lain : 1.
Istilah agama ditinjau dari tata bahasa dalam kamus bahasa Indonesia : 
Agama berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran
kebaikan dan kewajiban – kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan
itu.  Agama menuntut pengetahuan untuk beribadah yang merupakan
hubungan manusia dengan Tuhan. 2. Kata agama berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu “aagama” yang berarti tradisi. Pada konsep yang sama
dalam bahasa latin disebut “religio” yang berarti mengikat kembali yang
bermaksud mengikat dirinya kepada tuhan. 3. Secara liguistik, din berarti
ketaatan dan balasan. Penulis kitab Magayisul Lughah mengatakan bahwa
asal dan akar kata ini berarti penghambaan dan kehinaan (tunduk).
Sedangkan Raghib dalam Mufradai-nya mengatakan bahwa agama berarti
ketaatan dan balasan. Oleh karena itu, Syariat dinamakan din karena lazim
ditaati. 4. Menurut para pemikir Barat definisi agama antara lain, Agama
adalah insting, aksi, dan kondisi spiritual yang “menjangkiti” sekelompok
orang tertentu dalam kesendirian mereka di hadapatn Tuhan (William
James adalah seorang filsuf sekaligus psikolog berkebangsaan amerika. Ia
hidup pada tahun 1842 – 1910)
8. 8. LANJUTAN AGAMA..... Aksiologi Agama antara lain : 1. Agama bisa
diargumentasikan. Yakni, secara logis bisa dibela, karena unsur – unsur
dan ajarannya bisa diterima oleh akal sehat. 2. Agama memberikan makna
dalam kehidupan. Yakni, manusia terjaga dari keputusasaan, dan
menghilangkan asumsi tak bermaknanya kehidupan. 3. Agama merupakan
pemberi harapan. 4. Agama diharapkan bisa meluhurkan segala tindakan
dalam masyarakat sosial. 5. Agama mengajarkan rasa tanggung jawab
kepada manusia.
9. 9. HUBUNGAN FILSAFAT DAN AGAMA Hubungan antara filsafat dan
agama dalam sejarah kadang-kadang dekat dan baik, dan kadang-kadang
jauh dan buruk. Ada kalanya para agamawan merintis perkembangan
filsafat. Ada kalanya pula orang beragama merasa terancam oleh
pemikiran para filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri kadang-
kadang memberi kesan sombong, sok tahu, meremehkan wahyu dan iman
sederhana umat. Kadang-kadang juga terjadi bentrokan, di mana filosof
menjadi korban kepicikan dan kemunafikan orang-orang yang mengatas-
namakan agama.
10. 10. LANJUTAN......a. Socrates dipaksa minum racun atas tuduhan
atheisme padahal ia justru berusaha mengantar kaum muda kota Athena
kepada penghayatan keagamaan yang lebih mendalam.b. Filsafat Ibn
Rusyd dianggap menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam, ia ditangkap,
diasingkan dan meninggal dalam pembuangan.c. Abelard (1079-1142) yang
mencoba mendamaikan iman dan pengetahuan mengalami berbagai
penganiayaan.d. Thomas Aquinas (1225-1274), filosof dan teolog terbesar
Abad Pertengahan, dituduh kafir karena memakai pendekatan Aristoteles
(yang diterima para filosof Abad Pertengahan dari Ibn Sina dan Ibn
Rusyd).e. Giordano Bruno dibakar pada tahun 1600 di tengah kota Roma.
Sedangkan di zaman moderen tidak jarang seluruh pemikiran filsafat sejak
dari Auflklarung dikutuk sebagai anti agama dan atheis.
11. 11. LANJUTAN ...... Filsafat sekurang-kurangnya dapat menyumbangkan
empat pelayanan pada agama : 1. Pertama. Menjelaskan makna wahyu
Tuhan sampai mendekati makna yang sesungguhnya, 2. Kedua,
Mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran agama yang
berdasarkan wahyu, 3. Ketiga, filsafat dapat membantu agama dalam
menghadapi masalah-masalah baru, 4. keempat yang dapat diberikan oleh
filsafat kepada agama diberikan melalui fungsi kritisnya.
12. 12. HUBUNGAN ILMU DAN AGAMA Agama berbeda dengan sains dan
filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi, walaupun kita
dapat sepakat tidak ada definisi agama yang dapat diterima secara
universal. Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tinggi nilai
yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek yang ia sembah. Seorang
yang religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap
zat yang dia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan
kebaikan. Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu,
akal saja tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski
mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani
mengklim kebenaran yang dianutnya, oleh karena itu mereka selalu
menutup pendapatnya dengan kalimat “wallohu a’lamu bissawab”, bahwa
hanya Allah-lah yang lebih tahu mana yang benar.
13. 13. LANJUTAN ...... Dalam agama sekurang – kurangnya ada empat ciri
yang dapat kita kemukakan, yaitu : 1. Adanya kepercayaan terhadap yang
gaib, kudus, maha agung dan pencipta alam semesta (Tuhan). 2.
Melakukan hubungan dengan hal – hal diatas, dengan berbagai cara.
Seperti dengan mengadakan acara – acara ritual, pemujaan, pengabdian,
dan do’a. 3. Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh
setiap penganutnya. 4. Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan
oleh Tuhan tidak langsung kepada seluruh umat manusia, melainkan
kepada Nabi – nabi dan Rasulnya. Maka menurut ajaran islam adayan rasul
dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama.
14. 14. SIMPULAN1. Sumber kebenaran ilmu dan filsafat adalah sama,
keduanya dari manusia itu sendiri dalam arti pikiran pengalaman dan
intuisinya. Oleh karena itu disebut juga horizontal dan immanent. Sumber
kebenaran agama adalah datangnya dari Allah di langit, karena itu disebut
vertikal dan transendental.2. Pendekatan kebenaran ilmu pengetahuan
dengan jalan riset, pengalaman, dan percobaan sebagai tolak ukur.
Pendekatan kebenaran filsafat dengan jalan perenungan akal budi dan
budi murni manusia secara radikal, tanpa pertolongan Allah. Pendekatan
kebenaran agama dengan jalan berpatokan kepada wahyu Allah yang
dimodifikasikan dalam kitab suci Taurat, Injil, dan Al- Quran.
15. LANJUTAN .....3. Kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama dan
lewat pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan
kepercayaan dan rasa tak percaya, ilmu pengetahuan mulai mengkaji dengan
riset, pengalaman, dan percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang
faktual.4. Tujuan ilmu pengetahuan hanyalah bersifat teoritis demi ilmu
pengetahuan dan umumnya. Tujuan filsafat adalah kecintaan kepada ilmu
pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa yang
sedalam – dalamnya. Tujuan agama kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan,
keselamatan, keselarasan, keridhaan (keselamatan dalam istilahnya “salam”
seperti ucapan Allah pada ahli surga di akhirat). Kegunaan filsafat yang lain ialah
sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia (world view). Dalam hidup kita, kita
menghadapi banyak masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila
masalah itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang amat
sederhana sampai ke yang rumit.
Ada rapat di sebuah RT, yang dibicarakan masalah keamanan. Pak ketua RT menyatakan
bahwa akhir – akhir ini di kampong kita banyak pencurian, tidak seperti biasanya. Menanggapi
itu hamper semua orang yang hadir mengusulkan agar ronda malam dipergiat. Inilah kira – kira
cara orang awam menyelesaikan masalah.
Disitu ada seseorang yang berpendapat lain. Ia bertanya apa saja barang yang biasanya
divuri, sejak bulan apa, pada pukul berapa biasanya terjadi. Lantas ia mengusulkan selain
mneggiatkan ronda, sebaiknya digiatkan juga pengajian. Ia melakukan identifikasi lebih dahulu,
lantas ia melihat penyebab lebih mendasar. Ia piker, bila perondanya bermoral buruk, bisa – bisa
peronda itu sendiri yang mencuri. Orang ini ilmuwan. Kira – kira beginilah penyelesaian sain.
Filsafat pun memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah.
Sesuai dengan sifatnya, filsafat mneyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal, artinya
filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas – luasnya agar nantinya penyelesaian itu
cepat dan berakibat seluas mungkin.
Banyak orang Islam tidak menyenangi sebagian budaya Barat, khususnya tentang kebebasan
seks. Mereka mengatakan kebebasan seks harus diberantas. Ini penyelesaian langsung. Sedikit
mendalam bila kita mengusulkan perketat masuknya informasi dari Barat terutama yang
menyangkut kebebasan seks, atau kita mengusulkan sensor film diperberat. Filsafat belum puas
dengan penyelasain itu. Lalu bagaimana?
Filsafat mmepelajari asal usul kebebasan seks itu. Ditemukan, itu muncul dari paham
Hedonisme. Maka kita perangi paham itu. Filosof lain belum juga puas, karena menurutnya
Hedonisme itu belum penyebab paling awal, Hedonisme itu sebenarnya turunan Pragmatisme.
Pragmatism itu bersama dengan Liberalisme lahir dari Rasionalisme. karena itu filosof ini
mengatakan yang paling strategis ialah memrangi Rasionalisme itu. Apakah Rasionalisme itu
penyebab pertama munculnya kebebasan seks? Untuk sementara, sepertinya ya. Maka untuk
memberantas kebebasan seks kita harus menjelaskan bahwa Rasionalisme itu adalah pemikiran
yang salah.
Penyelesaian ini mendalam, karena telah menemukan penyebab paling asal. Penyelesaian itu
juga universal, karena yang akan diperbaiki pada akhirnya kelak bukan hanya persoalan
kebebasan seks, hal – hal lain yang merupakan turunan Rasionalisme juga akan dengan
sendirinya hilang.

Pemecahan mesalah melalui filsafat berarti masalah tersebut diselesaikan menggunakan akal
pikiran (berpikir). Dalam filsafat pemecahan masalah tersebut bukanlah dengan 
Dalam filsafat berpikir haruslah sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-separuh,
tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir secara logis yang
bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang
bertanggung jawab.
Ajaran islampun memiliki pendapat yang sama. Dalam ajaran islam akal adalah potensi
luar biasa yang dianugrahkan Allah kepada manusia, karena dengan adanya akal manusia
memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Dengan akalnya manusia dapat membedakan
mana yang benar dan mana yanag salah, mana yang baik dan mana yang buruk, man ayang
menyelamatkan mana yang menyesatkan, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan serta
seterusnya.
Oleh karena itu, tepat sekali jika agama dan ajaran memberikan tempat yang tinggi
kepada akal, karena akal dapat digunakan untuk memehami agama dan ajaran islam sebaik-
baiknya dan seluas-luasnya. Banyak ayat Al-quran yang memerintahkan manusia menggunakan
akalnya untuk berfikir. Memikirkan alam semesta, memikirkan diri sendiri, memikirkan
lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya, dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat
ditempuh sebenar-benarnya, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah
yang akan kembali kepada-nya serta memetik hasil tanaman amal perbuatan sendiri di dunia.
Beberapa ayat Al-quran yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri sendiri,
ummat terdahulu :

 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Q. S. Al Imran ayat 190)

Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Q. S. Ar Rum ayat 8)

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya
daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab
mereka disebabkan dosa-dosa mereka.  Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari
azab Allah. (Q. S. Al Mu’min ayat 21 )
Pengertian, Konsep, dan Kedudukan
Filsafat Manusia Serta Hubungan Filsafat
Manusia dengan Disiplin Ilmu Lain
9 April 2014   03:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53  1683  0 0

Pengertian Filsafat Manusia
Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada
di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara
mendetil.

Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal dengan filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem
filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Objek material filsafat manusia dan
ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan antropologi) adalah gejala manusia. Pada dasarnya
ilmu ini bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-
ekspresi manusia.

Secara umum dapat dikatakan, filsafat manusia tidak membatasi diri pada gejala empiris. Bentuk atau
gejala apapun tentang manusia, sejauh yang dipikirkan, dan memungkinkan untuk dipikirkan secara
rasional, bisa menjadi bahan kajian filsafat manusia. Metode penelitiannya pun lebih spesifik, misalnya
melalui sintesis dan refleksi. Sintesis dan dan refleksi bisa dilakukan sejauh gejalanya bisa dipikirkan. Dan
karena apa yang bisa dipikirkan jauh lebih luas daripada apa yang bisa diamati secara empiris, maka
pengetahuan atau informasi tentang gejala manusia di dalam filsafat manusia, pada akhirnya, jauh lebih
ekstensif (menyeluruh) dan intensif (mendalam) daripada informasi atau teori yang didapatkan oleh
ilmu-ilmu tentang manusia.

  TOP ARTICLES2/3READ MOREFilm Kim Ji-Young, Born 1982:Tentang Problematika Perempuan

Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan
monoteisme, yang menccari unsur pokok yang menentujkan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam
pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki
pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan
nyaitu materi dan rohani, nyakni pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan pada adanya
berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco kosmos atau
pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, ataukah mono
pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Manusia
secara individu tidak pernah menciptakan dirinya , kan tetapi bukan berarti bahwea ia tidak dapat
menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai
kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan
hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Kedudukan filsafat manusia dalam kehidupan manusia

a.Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
b.Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup
kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri,
seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-
alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak. Dengan akal filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak,
maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
(http://www.academia.edu/4703552/Filsafat_Manusia )

Hubungan filsafat manusia dengan disiplin ilmu lain tentang manusia

Ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia, berdaya upaya untuk menemukan hukum-hukum perbuatan
manusia, sejauh perbuatan itu dapat dipelajari secara inderawi atau bisa dijadikan objek intropeksi.
Masing-masing cabang ilmu pengetahuan itu hanya mempelajari satu segi saja dari tindak tanduk
manusia atau dari bentuk fisiknya. Adapun filsafat mengarahkan penyelidikannya terhadap segi yang
lebih mendalam dari manusia. (http://TIADAKATAMENYERAHPENGERTIANFILSAFATMANUSIA.htm )

a.Psikologi membahas objek materiyakni manusia. Ilmu ini hanya membahas manusia dari
segi psikis yang dapat diperoleh dari melihat perilaku manusia, menjelaskan gejala-gejala
jiwa dan mental, bagaimana pengalaman manusia dapat mempengaruhi kehidupan
selanjutnya dan menjelaskan perkembangan manusia dari masa prenatal hingga menjelang
kematian.

b.Sosiologi juga membahas objek materiyakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi diri
untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya, menjelaskan status
sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
hidup sendiri.

c.Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi pada
pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia,
menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu masyarakat yang bersifat
lokal.

Advertisment
Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia

Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia maka
terlebih dahulu diungkapkan kembali pengertian filsafat. Filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan. Jadi seorang filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang
mendorong manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana. Dalam arti lain, filsafat
didifinisikan sebagai suatu pemikiran yang radikal dalam arti mulai dari akarnya masalah
samapai mencapai kebenaran melalui tahapan pemikiran. Oleh karena itu seorang yang
berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung jawab dengan
pertanggungjawaban pertama adalah terhadap dirinya sendiri. 
Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah berarti disamakan dengan agama atau pengganti
keduudkan agama, walaupun filsafat dapat menjawab segala pertanyaan atau sial-soal yang
diajukan. Kedudukan agama sebagai pengetahuan adalah lebih tinggi daripada filsafat karena
didalam agama masih ada pengetahuan yang tak tercapai oleh budi biasa adan hanya dapat
diketahui karena diwahyukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keduudkan filsafat dalam kehidupan manusia
adalah:
1)      Memberikan pengertian  dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2)      Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada
manusia. Pedoman itu mengenai segala sesuatu yang terdapat disekitar maunusia sendiri seperti
kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat
kewajiban manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka
filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya kiranya akan banyak
memberikan gambaran dan kemudian dalam memahami lapangan pendidikan dan filsafat
pendidikan kemudian. Dan munculnya filsafat pendidikan sebagai suatuilmu baru setelah tahun
1900-an tiada lain adalah sebagai akibat adanya hubungan timbal-blik antara filsafat dan
pendidikan, untuk memecahkan dan memjawab persoalan-persoalan pendidikan secara filosofis.

Dan uraian mengenaifilsafat sebelumnya akan terasa lebih penting lagi karena hubungan antara
filsafat dan pendiidkan tidak hanya sekedar biasa melainkan hubungan yang bersifat keharusan.

Anda mungkin juga menyukai