Pemecahan mesalah melalui filsafat berarti masalah tersebut diselesaikan menggunakan akal
pikiran (berpikir). Dalam filsafat pemecahan masalah tersebut bukanlah dengan
Dalam filsafat berpikir haruslah sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-separuh,
tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir secara logis yang
bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang
bertanggung jawab.
Ajaran islampun memiliki pendapat yang sama. Dalam ajaran islam akal adalah potensi
luar biasa yang dianugrahkan Allah kepada manusia, karena dengan adanya akal manusia
memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Dengan akalnya manusia dapat membedakan
mana yang benar dan mana yanag salah, mana yang baik dan mana yang buruk, man ayang
menyelamatkan mana yang menyesatkan, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan serta
seterusnya.
Oleh karena itu, tepat sekali jika agama dan ajaran memberikan tempat yang tinggi
kepada akal, karena akal dapat digunakan untuk memehami agama dan ajaran islam sebaik-
baiknya dan seluas-luasnya. Banyak ayat Al-quran yang memerintahkan manusia menggunakan
akalnya untuk berfikir. Memikirkan alam semesta, memikirkan diri sendiri, memikirkan
lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya, dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat
ditempuh sebenar-benarnya, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah
yang akan kembali kepada-nya serta memetik hasil tanaman amal perbuatan sendiri di dunia.
Beberapa ayat Al-quran yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri sendiri,
ummat terdahulu :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Q. S. Al Imran ayat 190)
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (Q. S. Ar Rum ayat 8)
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya
daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab
mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari
azab Allah. (Q. S. Al Mu’min ayat 21 )
Pengertian, Konsep, dan Kedudukan
Filsafat Manusia Serta Hubungan Filsafat
Manusia dengan Disiplin Ilmu Lain
9 April 2014 03:49 Diperbarui: 23 Juni 2015 23:53 1683 0 0
Pengertian Filsafat Manusia
Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada
di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara
mendetil.
Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal dengan filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem
filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Objek material filsafat manusia dan
ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan antropologi) adalah gejala manusia. Pada dasarnya
ilmu ini bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-
ekspresi manusia.
Secara umum dapat dikatakan, filsafat manusia tidak membatasi diri pada gejala empiris. Bentuk atau
gejala apapun tentang manusia, sejauh yang dipikirkan, dan memungkinkan untuk dipikirkan secara
rasional, bisa menjadi bahan kajian filsafat manusia. Metode penelitiannya pun lebih spesifik, misalnya
melalui sintesis dan refleksi. Sintesis dan dan refleksi bisa dilakukan sejauh gejalanya bisa dipikirkan. Dan
karena apa yang bisa dipikirkan jauh lebih luas daripada apa yang bisa diamati secara empiris, maka
pengetahuan atau informasi tentang gejala manusia di dalam filsafat manusia, pada akhirnya, jauh lebih
ekstensif (menyeluruh) dan intensif (mendalam) daripada informasi atau teori yang didapatkan oleh
ilmu-ilmu tentang manusia.
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan
monoteisme, yang menccari unsur pokok yang menentujkan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam
pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki
pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan
nyaitu materi dan rohani, nyakni pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan pada adanya
berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco kosmos atau
pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, ataukah mono
pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Manusia
secara individu tidak pernah menciptakan dirinya , kan tetapi bukan berarti bahwea ia tidak dapat
menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai
kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan
hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)
a.Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
b.Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup
kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri,
seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-
alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak. Dengan akal filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak,
maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
(http://www.academia.edu/4703552/Filsafat_Manusia )
Ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia, berdaya upaya untuk menemukan hukum-hukum perbuatan
manusia, sejauh perbuatan itu dapat dipelajari secara inderawi atau bisa dijadikan objek intropeksi.
Masing-masing cabang ilmu pengetahuan itu hanya mempelajari satu segi saja dari tindak tanduk
manusia atau dari bentuk fisiknya. Adapun filsafat mengarahkan penyelidikannya terhadap segi yang
lebih mendalam dari manusia. (http://TIADAKATAMENYERAHPENGERTIANFILSAFATMANUSIA.htm )
a.Psikologi membahas objek materiyakni manusia. Ilmu ini hanya membahas manusia dari
segi psikis yang dapat diperoleh dari melihat perilaku manusia, menjelaskan gejala-gejala
jiwa dan mental, bagaimana pengalaman manusia dapat mempengaruhi kehidupan
selanjutnya dan menjelaskan perkembangan manusia dari masa prenatal hingga menjelang
kematian.
b.Sosiologi juga membahas objek materiyakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi diri
untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya, menjelaskan status
sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
hidup sendiri.
c.Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi pada
pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia,
menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu masyarakat yang bersifat
lokal.
Advertisment
Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia
Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia maka
terlebih dahulu diungkapkan kembali pengertian filsafat. Filsafat berarti cinta akan
kebijaksanaan. Jadi seorang filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang
mendorong manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana. Dalam arti lain, filsafat
didifinisikan sebagai suatu pemikiran yang radikal dalam arti mulai dari akarnya masalah
samapai mencapai kebenaran melalui tahapan pemikiran. Oleh karena itu seorang yang
berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung jawab dengan
pertanggungjawaban pertama adalah terhadap dirinya sendiri.
Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah berarti disamakan dengan agama atau pengganti
keduudkan agama, walaupun filsafat dapat menjawab segala pertanyaan atau sial-soal yang
diajukan. Kedudukan agama sebagai pengetahuan adalah lebih tinggi daripada filsafat karena
didalam agama masih ada pengetahuan yang tak tercapai oleh budi biasa adan hanya dapat
diketahui karena diwahyukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keduudkan filsafat dalam kehidupan manusia
adalah:
1) Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2) Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada
manusia. Pedoman itu mengenai segala sesuatu yang terdapat disekitar maunusia sendiri seperti
kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat
kewajiban manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka
filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya kiranya akan banyak
memberikan gambaran dan kemudian dalam memahami lapangan pendidikan dan filsafat
pendidikan kemudian. Dan munculnya filsafat pendidikan sebagai suatuilmu baru setelah tahun
1900-an tiada lain adalah sebagai akibat adanya hubungan timbal-blik antara filsafat dan
pendidikan, untuk memecahkan dan memjawab persoalan-persoalan pendidikan secara filosofis.
Dan uraian mengenaifilsafat sebelumnya akan terasa lebih penting lagi karena hubungan antara
filsafat dan pendiidkan tidak hanya sekedar biasa melainkan hubungan yang bersifat keharusan.