8 Pilar Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Covid-19 Di Indonesia
8 Pilar Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat Covid-19 Di Indonesia
1
Ridwan Gustiana, pendiri Ibu Foundation. Disclaimer: tulisan ini bersifat pribadi dan tidak merepresentasikan
pendapat organisasi di mana saya bekerja.
3. Surveillance, Rapid Response Team, Case Investigation
Pengawasan, tim respons cepat, dan investigasi kasus yang berkualitas adalah dasar untuk
mengetahui situasi sebenarnya dari perkembangan suatu wabah. Pengawasan atau surveillance
harus sangat sensitif dan tanpa toleransi. Saya tidak akan membahas masalah ini terlalu dalam,
karena akan sangat teknis. Sedikit berkaca ke Korea Selatan dimana surveillance yang berkualitas
menjadi salah satu kunci pengendalian Covid-19 di sana; di mana dalam kurun dua minggu dilakukan
tes terhadap lebih dari 200.000 penduduk, atau sekitar 15.000 orang per hari. Dengan surveilance
yang sensitif maka akan membantu dalam pengambilan keputusan yang berbasis bukti dalam
menerapkan strategy response yang akan dieksekusi tim respon cepat. Transparansi data
surveillance juga penting untuk membangun kepercayaan masyarakat, bahwa pengendalian wabah
yang sedang dihadapi dilakukan dengan strategi yang baik.
Dalam hal ditemukan kasus positif, investigasi kasus harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
seluruh orang yang terpapar bisa dilacak dan diawasi dengan baik serta menyeluruh. Hal ini
dilakukan terhadap semua orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif,
untuk kemudian direkomendasikan untuk melakukan self isolation dan masuk dalam kategori yang
tepat sesuai protap yang berlaku. Bila dimungkinkan, mereka juga diambil sampel tesnya.
4. Point of Entry
Pengawasan point of entry atau pintu masuk wabah, sangat kritikal untuk mencegah penyebaran
wabah lintas pulau atau negar. Bila sudah terjadi tranmisi lokal antar pulau, seperti keadaan di
Indonesia sekarang, sebenarnya pengawasan point of entry sudah agak terlambat namun bukan
berarti boleh diabaikan. Pengelolaan point of entry juga sangat membantu untuk mencegah linkage
(lingkaran) baru dalam penyebaran suatu wabah.
Indonesia memiliki pintu masuk dari luar negeri yang sangat banyak dan terbuka. Adalah sangat baik
untuk menutup sementara sebagian pintu masuk tersebut, sehingga lalu lintas manusia bisa lebih
terawasi dengan baik.
5. Laboratories Capacity
Kapasitas laboratorium untuk emerging disease pasti akan mengalami kendala, karena virus baru
umumnya membutuhkan laboratorioum yang khusus dan spesifik. Diversifikasi kapasitas sangat
direkomendasikan untuk memudahkan dan memperpendek alur konfirmasi laboratorium, namun
tentunya hal ini harus disertai dengan alat dan sumber daya yang memadai.
7. Case Management
Manajemen kasus pasien Covid-19 sangat tergantung pada ketersediaan ruang isolated ICU dan
kapasitas bed di wilayah terjadinya wabah. Hingga saat ini belum ada obat spesifik yang bisa
mengobati pasien Covid-19. Dari data yang ada, 80% kasus menderita gejala ringan (mild) dan dapat
sembuh sendiri tanpa penanganan spesifik, namun untuk kasus berat tentu akan membutuhkan
penangangan serius seperti breathing support dengan ventilator.
Dari 132 rumah sakit yang dijadikan rujukan harus bisa diketahui kapasitas masing-masing rumah
sakit dan ketersediaan sarana penunjangnya. Dari sini kita bisa memperkirakan apakah perlu
menambah kapasitas di suatu wilayah, dan berapa jumlahnya.
Case Fatality Rate (CFR) yang tinggi di Italia, menurut dugaan saya, disebabkan karena keterbatasan
akses terhadap ventilator dan peralatan emergensi lainnya untuk kasus-kasus berat. Ini bisa terjadi
di mana saja, termasuk di Indonesia, bila kita tidak berhasil mengontrol penularan dan jumlah kasus
sehingga melampaui kapasitas alat dan ruangan. Untuk mencegah hal itu terjadi, muncul tagline
untuk COVID-19, yakni “flattening the curve”, yang intinya agar penambahan kasus tidak terlalu
tinggi sehingga tidak terjadi overload kapasitas.
Bila terjadi lockdown, maka logistik untuk kebutuhan makanan pokok juga harus diperhitungkan dan
dimanaje dengan benar. Hal ini untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat dalam menjalani isolasi.
Tambahan Informasi
Beberapa link yang dipakai acuan saya tempelkan disini.
Training: https://openwho.org/channels/covid-19
Data:
o https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740f
d40299423467b48e9ecf6,
o http://graphics.reuters.com/CHINA-HEALTH-MAP/0100B59S39E/index.html
Protap: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/covid-19-sprp-unct-
guidelines.pdf
Informasi Covid-10 Nasional:
o https://covid19.kemkes.go.id/
o https://tirto.id/coronavirus-di-indonesia-3-lembaga-jadi-lab-pemeriksaan-covid-19-
eFq5