Anda di halaman 1dari 5

SOAL NO 1 : MENGHITUNG ARUS KAS.

CASH IN
1 Pelunasan 1
Piutang Awal
Usaha 287,699,073,509
Pihak Berelasi 5,000,000,000
Lain-lain 11,181,022,787
Total Piutang Awal 303,880,096,296
Penjualan 931,714,168,309
Piutang Akhir 2
Usaha 202,247,923,110
Pihak Berelasi 5,000,000,000 3
Lain-lain 11,968,392,111
Total Piutang Akhir 219,216,315,221
Pelunasan 1,016,377,949,384
2 Penjualan Tunai
3 Utang Non Dagang 4
Pendapatan Diterima Dimuka 69,217,847,862 5
Utang Titipan Pembayaran 4,575,522,472 6
Biaya yang Masih Harus Dibayar 52,118,513
Utang Pajak (13,055,511,937)
Utang Leasing (154,602,667)
Utang Bank 11,000,000,000
Utang Lain-lain 1,990,787,624
Utang Pemegang Saham (108,625,233)
Total Utang Non Dagang 73,517,536,634
4 Modal Bertambah
Ekuitas 2016 2,000,000,000 NOTES :
Ekuitas 2017 2,000,000,000 * Mencari Pembelian
Pertambahan Modal -
5 Penjualan Aktiva
Nilai Buku Fiskal -
Laba -
6 Restribusi Pajak -
7 PPN (PK) 5,577,985,637
8 Pendapatan Lain-lain 1,428,046,256
CASH IN 1,096,901,517,911

SOAL NO 2 : MEMBANDINGKAN ARUS PELUNASAN PENJUALAN, ARUS PEMBELIAN BARANG, D

1 Arus Pelunasan Penjualan 1,016,377,949,384


2 Arus Pembelian Barang 1,261,954,948,730
3 Arus Pelunasan Utang 1,141,703,920,461
Kesimpulan Audit :
1
Wajib Pajak Badan memperoleh penerimaan dari penjualan sebesar Rp1.016.377.949.384 dan untuk memb
Rp1.141.703.920.461 atau kurang 125.325.971.077. Jika hal ini terus berlanjut, dipastikan perusahaan akan
concern bahwa pelunasan utang harus berasal dari penerimaan penjualan.
2
Pada tahun 2018 terjadi penerimaan kas dari penjualan sebesar Rp1.016.377.949.384. Perusahaan memaks
daripada penerimaannya. Hal ini menyebabkan bertambahnya beban utang dan rasio utang lancar. Dampak
perusahaan semakin berkurang.
3 Barang terjual sebesar Rp896.678.467.204 jika termasuk PPN dan laba 10% maka jumlah penjualan menjad
rata penagihannya sangat lambat.
CASH OUT
Pembayaran Utang
Utang Awal
Utang Usaha 155,849,729,817
Pembelian* 1,261,954,948,730
Utang Akhir
Utang Usaha 276,100,758,086
Jumlah Pembayaran Utang 1,141,703,920,461
Pembayaran Prepaid Tax
Pajak Dibayar Dimuka 225,265,334
Biaya
Beban Pemasaran 2,916,901,100
Beban Pemasaran 19,757,872,803
Beban Lain-lain 8,117,243,514
Total Biaya 30,792,017,417
Pembelian Aktiva Tunai 4,054,368,300
PPN Masukan 405,436,830
PPN Kurang Bayar
Pelunasan 1,016,377,949,384
Penjualan 923,979,953,985
PPN (PK) 92,397,995,399
PPN (PM) 114,723,177,157
PPN (PM) Pembelian Aktiva 405,436,830
Lebih Bayar (Tidak Berpengaruh) (22,730,618,588)
CASH OUT 1,177,181,008,342

NOTES :
* Mencari Pembelian
HPP 896,678,467,204
Persediaan Akhir 387,120,900,866
Persediaan Awal 136,567,596,497
Pembelian 1,147,231,771,573
Pembelian Termasuk PPN 1,261,954,948,730

PEMBELIAN BARANG, DAN PEMBAYARAN UTANG.


7.949.384 dan untuk membayar utang perusahaan sebesar
dipastikan perusahaan akan bangkrut karena sesuai prinsip going

9.384. Perusahaan memaksakan melakukan pembelian lebih besar


rasio utang lancar. Dampak yang terjadi adalah likuiditas

a jumlah penjualan menjadi Rp1.076.014.160.644,8. Berarti rata-


Dengan Demikian Jika Diperoleh Keseluruhan
Jumlah Kas Masuk 1,096,901,517,911
Jumlah Kas Keluar 1,177,181,008,342
Seharusnya Kas Turun (80,279,490,431)
Menurut Perusahaan
Saldo 2016 23,073,368,518
Saldo 2017 14,910,015,136
Penurunan Kas (8,163,353,382)
Seharusnya Penurunan
Kas (80,279,490,431)
Menurut WP (8,163,353,382)
Saldo Kas di Akhir Tahun Berkurang (72,116,137,049)

Kesimpulan

Pada kasus ini terjadi penurunan kas. Penurunan kas lebih kecil dari
perhitungan Cash Flow. Namun, WP harus memastikan apa yang harus
ditelusuri lebih lanjut. Dalam hal ini, pemeriksa harus melakukan perhitungan
kembali terhadap bukti kas masuk dan kas keluar guna memastikan kebenaran
kas WP.

Anda mungkin juga menyukai