Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN

AIR BERSIH
(Kecamatan Oebobo, Kota Kupang)
ATAN SUKUN KOTA MALAN
G

Disusun oleh:
Astrina Dassie (1726040)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN S-1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

1.6 Keaslian Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 4

2.2 Kerangka Teori ........................................................................................... 12

2.3 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 12

2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 12

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 13

3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih .............. 14

3.3 Defenisi Operasional .................................................................................. 14

3.4 Teknik Pengumpulan data .......................................................................... 15

3.4 Teknik Pengolahan data ............................................................................. 16

3.4 Metode Analisis data .................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah
tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan
air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas
penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Pemenuhan
kebutuhan air bersih sangat bergantung pada ketersediaan sumber air bersih yang
diantaranya dapat diperoleh dari air tanah dan air permukaan yaitu dapat disediakan
dari Sungai, Mata air, Bendung dan Waduk/Embung.
Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan
yang harus terpenuhi setiap saat, tidak hanya menyangkut debit yang cukup tetapi
secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas maupun
kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayaninya.
Kebutuhan akan air bersih akan terus menerus mengalami peningkatan dari tahun
ketahun akibat dari pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kecamatan Oebobo
adalah salah satu kecamatan yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang
cukup signifikan seiring dengan perkembangan kematan itu sendiri yang juga
berdampak teradap meningkatnya kebutuhan atas air bersih.

Kota Kupang merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kota ini merupakan sebuah kotamadya dan sekaligus ibu
kota provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang
terbesar di Pulau Timor yang terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut
pulau Timor. Jumlah penduduk di Kota Kupang tersebar pada 6 Kecamatan
penyebaran tertinggi terdapat di Kecamatan Oebobo sebanyak 4,90% (102.482
jiwa), Kecamatan Kelapa Lima 4,10% (83.550 jiwa) Kecamatan Alak 3,47%
(65.586 jiwa), Kecamatan Kota Raja 1,32% (55.515 jiwa) Kecamatan Maulafa
2,55% (39.943 jiwa) dan terendah di Kecamatan Kota Lama sebesar 3,31 % (35,677
jiwa) . Hal ini berfokus pada Kecamatan Oebobo yang mempunyai jumlah
penduduk yang tertinggi, tetapi tidak di imbangi dengan ketersediaan air yang juga
tinggi. PDAM Kota Kupang baru bisa memenuhi 34% kebutuhan air minum
masyarakat Kota Kupang dan 35 % penduduk Kota Kupang, atau sekitar 159.930
sambingan rumah (SR) . Penelitian ini menganalisis dan memprediksi banyaknya
kebutuhan air bersih untuk kondisi sekarang dan untuk kebutuhan di masa yang
akan datang di Kecamatan Oebobo kota Kupang dimana agar kebutuhan air bersih
dapat terpenuhi diperlukan kebijakan pengelolaan yang menyeluruh mencakup
pengaturan perlindungan atas sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air
dengan didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendistribusian, serta
pengembangan teknologi bagi penyediaan air, pemanfaatan serta pengolahannya.

1.2 Rumusan Masalah


Bersadarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penulisan penelitian ini adalah:

1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di kecamatan Oebobo Kota Kupang?

2. Bagaimana prediksi kebutuhan dan ketersediaan air di kecamatan Oebobo


Kota Kupang sampai tahun 2027?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada kebutuhan dan ketersediaan air bersih di
kecamatan Oebobo Kota Kupang.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di kecamatan Oebobo Kota


Kupang

2. Prediksi kebuthan dan ketersediaan air di kecamatan Oebobo Kota


Kupang sampai tahun 2027
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarakat tentang kebutuhan dan ketesediaan air bersih
di kecamatan Oebobo Kota Kupang Bagi lembaga pemerintah, diharapkan
penelitian ini memberikan rekomendasi untuk kepentingan pemerintah dalam
penyediaan air di kota kupang

2. Bagi PDAM dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar PDAM Kota
Kupang untuk mengambil kebijakan dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori


mengenai analisis ketersediaan dan kebutuhan air bersih.

1.6 Keaslian Penelitian


Penelitian ini di lakukan pada PDAM Kota Kupang, penelitian ini
menggunakan Metode Geometrik untuk mengetahui jumlah penduduk dalam 10
tahun ke depan. Dari data jumlah proyeksi penduduk dapat di ketahui kebutuhan air
yang harus di penuhi. Berdasarkan penelitian sebelumnya penulis menyadari bahwa
ada kesamaan-kesamaan baik dalam bentuk teori-teori yang dipakai maupun prinsip
pengerjaanya. Tetapi penulis mengetahui bahwa masih banyak terdapat perbedaan-
perbedaan seperti lokasi penelitian, permasalahan, dan pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.2 Pengertian air
a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi peryaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PEWIX/1990). Persyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan
terhadap sistem distribusi air bersih dari instalasi air bersih sampai pada konsumen.
b. Air minum

Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
di minum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari penentuan standar kualitas
air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihi dosis yang telah
ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum adalah batas operasional
dari kriteria kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya
kondisi sosial ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang
ada dan teknologi yang tersedia.
2.1.2 Sumber air bersih
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus perhatikan
persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya yang
murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa
sumber air baku yang dapat di gunakan untuk menyediakan air bersih di
kelompokkan sebagai berikut :
a. Air hujan

Air hujan bisa disebut sebagai air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air
hujan sebagai adalah Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air
hujan merupakan air murni (H2O), untuk menjadikan air hujan sebagai air
minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama
terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga akan
mempercepat terjadinya korosi atau karatan. oleh karena itu air hujan yang
jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah yang bersifat lunak sehingga
akan boros terhadap pemakaian sabun, Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya
larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan gas seperti CO2,
menjadi agresif. Air hujan yang Beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik
atau daerah industri akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga
dikenal dengan “acid rain” yang bersifat asam atau agresif. Kontaminan
lainnya adalah partikel padat seperi debu, asap, partikel cair, mikroorganisme
seperti virus, bakteri. Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi
rendahnya curah hujan, sehinga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air
bersih Karena jumlahnya fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi
kuantinuitasnya air hujan tidak dapat digunakan secara terus menerus Karena
tergantung pada musim.
b. Air permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
contoh contoh yang bisa disebutkan antara lain: air didalam sistem sungai, air
didalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau, kolam
retensi. Air permukaan (surface water) terdisteribusi kedalam beberapa tempat
yaitu: danau, sungai, tambak, embung dan waduk. volume keseluruhan tidak
lebih dari 0,01% dari air di bumi. Air permukaan secara alami cendrung
mengandung padatan tanah tersupensi, bakteri, dan bahan organic hasil
pembusukan tanaman dan hewan. Oleh Karena itu, air yang diambil secara
langsung dari sungai atau danau pada umumnya belum cukup baik untuk
keperluan konsumsi manusia secara langsung. Sehingga perlu penegelolahan
leih lanjut guna untuk memenuhi standar mutu air air bersih dan air minum.
Tidak seperi air tanah yang biasanya hanya memerlukan sedikit perlakuan, air
permukaan sering memerlukan pengolahan secara lebih ekstensif, terutama air
tersebut tercemar berat oleh berbagai aktivitas manusia, seperti industri,
pertanian, pemukiman, pertambangan, perdagangan dan rekreasi.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah dalam yang muncul ke permukaan, yang berasal
dari proses peresapan air hujan ke dalam tanah. Apabila curah hujan tidak tetap
sepanjang tahun maka kapasitas dari mata air juga akan berfluktuasi. Dalam
segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada
umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi
atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami
dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media penyaring.
d. Air tanah
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan
tanah, air tanah ditemukan pada afiker. Pergerakan air tanah sangat lambat :

kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/detik dipengaruhi oleh porositas,


permeabilitas dari lapisan tanah,dan pengisian kembali air (recharge). Air
tanah memasok sebagian besar kebutuhan air domestik umat manusia, terutama
di negara-negara maju seperti amerika serikat, sebagian besar penduduknya
mengambil air besih dari air tanah, air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan
air tanah dalam. Air tanah dangkal terjadi karena adanya daya proses peresapan

air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini berada pada kedalaman 15,0 m2
sebagai sumur air minum, air dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik,
segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim. Sedangkan Air tanah
dalam terdapat setelah lapis rapat air tanah dangkal.
2.1.3 Kebutuhan air bersih
Kebutuhan air yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperi mandi, mencuci, memasak,
menyiram tanaman dan lain sebagainya. Kebutuhan air bersih adalah jumlah air
bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu
dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari.
Kebutuhan air adalah sejumlah air yang digunakan untuk berbagai peruntukkan atau
kegiatan masyarakat dalam wilayah tersebut. Dalam kasus ini kebutuhan air yang
diperhitungkan yaitu kebutuhan air. untuk peruntukan kegiatan rumah tangga
(domestik), fasilitas umum meliputi perkantoran, pendidikan (non domestik),
irigasi, peternakan, industri, serta untuk pemeliharaan/penggelontoran sungai.

a. Kebutuhan Domestic
Kebutuhan air di kategorikan kebutuhan air domestik dan non domestik.
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang di perlukan keperluan
rumah tangga, yaitu untuk keperluan air minum, memasak, mandi, mencuci,
dan keperluan lainnya. Kebutuhan air domestik sangat di tentukan oleh jumlah
penduduk dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah
populasi di pakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama
dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan. Pertumbuhan ini juga
tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang kabupaten. Estimasi
populasi untuk masa yang akan datang merupakan salah atu parameter utama
dalam penentuan kebutuhan air domestik. Laju penyambungan juga menjadi
parameter yang di pakai untuk evaluasi. Propensitas untuk penyambungan
perlu diketahui dengan melakukan survey kebutuhan nyata terutama di wilayah
yang sudah ada sistem penyambungan air bersih dari PDAM. Hal ini akan
memberikan dampak terhadap perubahan harga dan sikap publik terhadap
otoritas suplai air. Untuk penentuan penyambungan di masa yang akan datang
makan laju penyambungan yang ada saat ini dapat di pakai sebagai dasar
evaluasi.
Untuk menghitung jumlah kebutuhan air bersih pada suatu daerah pelayanan
dilakukan dengan cara pertumbuhannya:
 Cakupan pelayanan pipa

 Jumlah penduduk yang di layani sistem perpipaan


Menghitung kebutuhan air bersih pada sambungan rumah berdasarkan
jumlah penduduk.
SR = tingkat pelayanan x jumlah penduduk x RSR x KSR
Menganalisa aliran dalam jaringan pipa pertama sekali harus di hitung
kebutuhan air bersih untuk daerah layanan. Dari hasil tersebut harus di dapat
debit air yang akan di alirkan ke suatu daerah pelayanan.
Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada suatu daerah pelayanan di
lakukan dengan cara :
 Menentukan jumlah penduduk daerah pelayanan dan pertumbuhannya
 Cakupan pelayanan pipa
 Jumlah penduduk yang di layani sistem perpipaan.

Untuk menghitung kebutuhan air bersih pada sambungan umum


berdasarkan jumlah penduduk dapat di pakai rumus :
SU = Tingkat pelayanan x Jumlah penduduk x RSU x KSU
Sedangkan perhitungan tentang kebutuhan air dengan rumus :
Total Kebutuhan = SR + SU
Dimana : SR = Sambungan Rumah (liter/hari) SU = Sambungan Umum
(Liter/hari)
RSR = Rasio Sambungan Rumah yang di gunakan 80% dan 93%
RSU = Rasio Sambungan Umum yang di gunakan 20% dan 7%
KSR = Konsumsi Air Sambungan Rumah per orang 120 (liter/ hari)
KSU = Konsumsi Air Sambungan Umum per orang 30 (liter/hari)
Kebutuhan air bersih di kota besar berbeda dengan kota sedang atau kota
kecil. Karena pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah dengan kemajuan
masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air juga sering kali di gunakan sebagai
salah satu tolak ukur tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat.
Adapun kriteria perhitungan yang di gunakan adalah sebagai berikut:
 Perhitungan debit rata rata berdasarkan pada total kebutuhan
pemakaian air rata rata per hari, di jadikan ke dalam detik (24 x 60 x 60
). Total kebutuhan rata rata adalah keseluruhan pemakaian air yang di
gunakan untuk domestik dan untuk non domestik di tambah kehilangan
air.
𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓 𝒉𝒂𝒓𝒊 (𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓)
Debit rata rata = 𝟖𝟔.𝟒𝟎𝟎 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌

 Perhitungan debit puncak berdasarkan pemakaian air jam puncak yang


di tetapkan sebesar 140 % dari pemakaian rata rata.
Debit puncak (liter/detik)=debit rata rata (liter/detik) x 1,40
 Perhitungan debit air maksimum 113% dari pemakaian air rata rata.
Maka perencanaan debit terdiri dari:
Debit hari maks (liter/detik) = debit rata rata (liter/detik) x 1,13

Untuk menghitung jumlah air yang di salurkan di cari dengan cara


menambahkan kehilangan air sebesar 20% dari total kebutuhan air.
Jumlah air yang di salurkan = Qair + a
Dimana = Qair = total kebutuhan air (liter/hari)
a = jumlah air yang di tambahkan untuk kebocoran (liter/hari)
b. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah keutuhan air yang di gunakan untuk
kegiatan komersil seperti indusri, perkantoran, maupun kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Kebutuhan air non domestik
suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan penduduk dan
perubahan tata guna lahan. Kebutuhan ini bisa mencapai 20 sampai 25% dari
total suplai (produksi) air (sumber : SNI no 1405/menkes/sk/xi/2002).
Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh banyaknya fasilitas
perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat dinamika
kota dan jenjang suatu kota.Untuk memperkirakan kebutuhan air perkotaan
suatu kota maka diperlukan data-data lengkap tentang fasilitas pendukung kota
tersebut.
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih
URAIAN KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
>1.000.000 500.000 s/d 100.000 s/d 20.000 s/d
1.000.000 500.00 100.000
Kota Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil
Metropolitan
1 2 3 4 5
Kepadatan 400 300 200 100
(jiwa/ha)
Bentuk Kota Bujur Sangkar Persegi Panjang Persegi Panjang
Tingkat 80 80
pelayanan (%)
Kebocoran air 25 25
(%)
Pelayanan 70 80 85 90
Domestik (%)
Rasio Pelayanan 90 90 90 90
SR (%)
Rasio Pelayanan 10 10 10 10
HU/TA (%)
Faktor 1,1 1,1 1,1 1,1
Maksimum Day
Faktor Peak 1,5 1,5
Hour
Pelayanan Per 6 6 5 5
SR (jiwa/SR)
Konsumsi SR 200 150 125 100
(L/jiwa/hr)
Pelayanan Per 50 50 50 50
HU/TA
(jiwa/Hu)
Konsumsi Hu 30 30 30 30
(L/jiwa/HU)
Pelayanan Non 10 10 10 10
Domestik (%)
Konsumsi Non 2000 2000 2000 2000
Domestik
(L/unit/hr)
Jam Operasi 24 24 24 24
(jam)
Volume 20 20 20 20
Reservoir (%)
Kemiringan Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar Relatif Datar
Lahan (%)
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996
2.1.4 Metode Analisa Data Penduduk
Kependudukan merupakan aspek penting dalam suatu perencanaan
baiksebagai objek maupun subjek dalam pertumbuhan suatu daerah. Dengan
demikian akan dapat di rencanakan kebutuhan penduduk di masa yang akan
datang. Untuk itu perlu di ketahui kenaikan jumlah penduduk rata rata per tahun
dan proyeksi jumlah penduduk pada daerah tersebut.
2.1.5 Kenaikan Penduduk Rata Rata Per Tahun
Untuk dapat mengetahui rata rata jumlah penduduk pertahun yang biasanya
dinyatakan dalam % di perlukan data jumlah penduduk yang ada sejak 5 tahun
terakhir.
Perhitungan memakai rumus
Ʃ𝐫
r= 𝒏

Dimana : r = kenaikan rata rata jumlah penduduk per tahun (%)


n = (jumlah tahun penduduk) -1
Ʃr = jumlah rn (%)
Untuk mencari rn di pakai rumus :
(𝒕𝟐−𝒕𝟏)
rn = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒕𝟏

Dimana : rn = jumlah penduduk pada “n” tahun (%)


t1 = jumlah penduduk tahun pertama (jiwa)
t2 = jumlah penduduk pada tahun kedua (jiwa)
2.1.6 Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk
pada beberapa tahun yang akan datang. Data yang di perlukan adalah persentase
kenaikan jumlah penduduk rata rata per tahun yang di peroleh dari hasil analisa
jumlah penduduk yang ada sejak lima tahun terakhir menggunakan metode
geometrik. Rumus proyeksi penduduk yang di pakai adalah rumus geometrik.
Pn = Po(1+r)n
Dimana : Pn = jumlah penduduk pada “n” tahun yang akan mendatang (jiwa)
Po = jumlah penduduk saat ini atau pada tahun awal perencanaan (jiwa).
r = kenaikan jumlah penduduk rata rata per tahun pada lima tahun
terakhir.

n = jumlah tahun proyeksi yang akan di rencanakan.


2.2 Kerangka Teori

Kebutuhan Air
Air hujan  Perhitunga
Bersih
n proyeksi
penduduk
Kecamatan
 Kebutuhan Air Oebobo
Domestik(  Analisa
Sumber Cakupan kebutuhan
Air pelayanan air bersih
air bersih Permukaan pipa, Jumlah yaitu
Penduduk kebutuhan
yang dilayani air
sistem domestik
perpipaan dan
 Kebutuhan Air kebutuhan
Non Domestik air non
Mata Air (Kriteria domestik
Perencanaan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Masalah
 Jumlah proyeksi penduduk Kecamatan
Sistem penyediaan
Oebobo yang meningkat
air bersih perpipaan
 Analisa kebutuhan air bersih yaitu
kebutuhan air domestik dan kebutuhan
air non domestik

Dilakukan perhitungan
kebutuhan air untuk 10 tahun
ke depan

2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Dengan melakukan studi
awal tentang sistem penyediaan air bersih di kecamatan oebobo kota kupang maka
akan mengetahui gambaran penyediaan sistem air bersih.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian terletak di kecamatan oebobo yang mempunyai letak


geografis dengan koordinat E 10°10’40,8” – S 123°38’10,2” elevasi + 120 dpl.
Kecamatan Oebobo merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota kupang,
Provinsi Nusa Tenggra Timur
Adapun pembagian dan batas Kecamatan Oebobo:
Utara : Kecamatan kelapa lima
Timur : Kecamatan maulafa
Selatan : Kecamatan kelapa lima dan kecamatan maulafa
Barat : Kecamatan kota raja

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Oebobo


3.1.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu

Penyusunan Draf Proposal September 2019


1
November 2019
Pengumpulan Data
2
November 2019
Pengolahan Data
3
November 2019
Analisis Data
4
Periksaan Dan Keabsahan Data Desember 2019
5
Penyerahan Hasil Penelitian Januari 2019
6

3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih


Menurut Imron Builcin, Pada dasarnya jumlah kebutuhan sarana dan
prasarana dipengaruhi oleh tiga variabel yaìtu:
a. Jumlah penduduk yang dilayani. semakin besar jumlah penduduk semakin
besar pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
b. Luas wilayah yang ditempati penduduk, semakin luas dan tersebarnya
penduduk perkotaan, semakin besar pula jumlah sarana dan prasarana yang
perlu disediakan.

c. Pendapatan perkapita, permintaan akan jasa pelayanan umum bersifat elastis


terhadap pendapatan ( income elastic ), seiring dengan meningkatnya
pendapatan, penduduk cenderung membutuhkan tingkat pelayanan perkotaan
yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitas.

3.3 Defenisi operasional


Faktor-faktor yang mempengaruhi pcenggunaan air adalah sebagai berikut:
a. Iklim, kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci,
menyiram tanaman semakin tinggi pada musim kering/kemarau.
b. Ciri-ciri penduduk. taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk
mempunyai korelasi positif dengan jumlah kebutuhan air. Artinya pada
penduduk dengan kondisi sosial ekonomi yang baik dan taraf hidup yang
tinggi akan membutuhkan air yang Iebih banyak dari pada penduduk dengan
sosial ekonomi yang kurang mencukupi dan taraf hidupnya lebih rendah.
Meningkatnya kualitas kehidupan penduduk menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas hidup yang diikuti pula dengan meningkatnya
kebutuhan air.
c. Harga air dan meteran, bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri
dalam pemakaian air. Selain itu langganan yang jatah air diukur
d. Ukuran kota, ukuran kota diindikasikan dengan jumlah sarana dan prasarana
yang dimiiki oleh suatu kota seperti industri, perdagangan, taman-taman dan
sebagainya. Semakìn banyak sarana dan prasarana kota yang dimiliki
pemakaian air juga semakin besar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang berhubungan dengan
analisa kebutuhan air dan perencanaan instalasi pengolahan air. Beberapa data yang
dikumpulkan yaitu :
 Data jumlah penduduk Kecamatan Oebobo
 Data fasilitas-fasilitas di Kecamatan Oebobo
 Peta-peta administrasi dan data penunjang lainnya.

Dalam tahap ini yang dilakukan adalah Pengumpulan data yang sudah
didapat untuk dijadikan data awal dalam melakukan analisa dan perhitungan.
Perhitungan yang dilakukan berkaitan dengan analisa kebutuhan air bersih yaitu
kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik pada kondisi sekarang dan
yang akan datang di Kecamatan Oebobo
Tabel 3.2 Data yang Dibutuhkan
No. Dokumen yang Dibutuhkan Sumber

Kecamatan Oebobo
1. Data fasilitas-fasilitas di Kecamatan
dalam angka
Oebobo
Tahun 2011-2018
Kecamatan Oebobo
2 Data jumlah penduduk Kecamatan
dalam angka
Oebobo
Tahun 2011-2018
Kecamatan Oebobo
3 Peta-Peta Administrasi

3.5 Teknik Pengolahan Data


Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengolah data yang sudah didapat
untuk dijadikan data awal dalam melakukan analisa dan perhitungan. Perhitungan
yang dilakukan berkaitan dengan analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air
domestik dan kebutuhan air non domestik pada kondisi sekarang dan yang akan
datang di Kecamatan Oebobo
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan peneliti adalah pengolahan
data, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulannya.
Tujuan pengolahan data adalah menyiapkan data agar mudah ditangani dalam
analisanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan data adalah
data relevan dengan tujuan penelitian, kualitas data dapat dipercaya, gunakan
metode yang tepat dan mudah, ungkapkan batasan kelemahannya bila ada, hasil
olahan data harus sesuai standar, data mudah dimengerti, menghasilkan presepsi
sama dan dapat diperbandingkan menurut waktu, geografis, dan sebagainya.

3.6 Metode Analisis Data


Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan data-
data yang sudah dikumpulkan, apakah sudah sesuai dengan data yang sebenarnya
atau tidak. Setelah semua data diperiksa, maka dilakukan perhitungan. Analisa
kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik
Adapun tahap pengolahan data sebagai berikut :
1. Perhitungan Proyeksi Penduduk Kecamatan Oebobo
Kebutuhan air bersih merupakan masalah masa sekarang dan masa depan,
maka besarnya kebutuhan air bersih perlu di prediksi. Akan tetapi, sebelum
memprediksi besarnya kebutuhan air bersih, jumlah penduduk di masa yang
akan datang harus di prediksi terlebih dahulu. Prediksi jumlah penduduk di
masa yang akan datang sangat penting dalam memperhitungkan jumlah
kebutuhan air bersih di masa yang akan datang. Jumlah penduduk
mempengaruhi tingkat kebutuhan air bersih. Semakin meningkatnya populasi
penduduk dari masa ke masa akan mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan
air bersih di masa-masa yang akan datang. Prediksi jumlah penduduk dari tahun
2018-2027 dapat diperoleh dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk
berdasarkan sensus penduduk. Disini proyeksi penduduk tidak hanya beberapa
tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah
sensus. Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa
lampau, maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk
memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang.
Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila data
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Jadi pertumbuhan
penduduk dimana angka pertumbuhan adalah sama atau konstan untuk setiap
tahun, rumus untuk menghitungnya :
 Metode Aritmatika
Rumus yang digunakan :
Pn = Pt + (Ka * x)
(𝒑𝒕−𝒑𝒐)
Ka = 𝒕

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mndatang

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data


X = Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
 Metode Geometri
Rumus yang digunakan :
Yn = (𝑷𝒕 (𝟏 + 𝒓)𝒏
𝒑𝒕
R = ( 𝒑𝒐)𝟏/𝒓 - 1
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
n = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
r = Jumlah tahun proyeksi
t = Ratio kenaikan penuduk rata – rata
 Metode Least Square
Rumus yang digunakan:
Yn = a + b. X
(∑𝒀.∑𝑿𝟐) – ( ∑𝑿.∑𝑿𝒀 )
a= 2 2
( 𝑛.∑𝑋 ) – ( ∑𝑋 )
( 𝑛.∑𝑋𝑌 ) – ( ∑𝑋.∑𝑌 )
b = ( 𝑛.∑𝑋2) – ( ∑𝑋 )2
Dimana :
Yn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang
a, b = Konstanta
X = Pertambahan tahun
n = Jumlah data

2. Analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan


kebutuhan air non domestic
Perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air rata- rata.
Kebutuhan air rata-rata dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kebutuhan
air rata- rata harian dan kebutuhan harian maksimum. Kebutuhan air total
dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah diproyeksikan 5 – 10
tahun mendatang dan kebutuhan rata – rata setiap pemakai setelah ditambah
20 % sebagai faktor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai
untuk mengecek apakah sumber air yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan
air baku yang direncanakan. Kebutuhan Air Rata-rata Harian adalah
banyaknya air yang dibutuhkan selama satu hari :
Kebutuhan air bersih (Q md )
Q md = Pn x q x fmd
Kebutuhan total air bersih (Qt)
Qt = Q md X 100/80 (faktor kehilangan air 20%)
Keterangan :
Qmd kebutuhan air bersih
Pn = jumlah penduduk tahun n
Q = kebutuhan air per orang/hari
fmd faktor hari maksimum ( 1,05 – 1,15 ) Qt kebutuhan air total
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Oebobo dalam Angka 2019”

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1996, Jakarta.

Handayani Novi. 2010. Studi Awal Tentang Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Karangduwur Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang

Permana, Affrizal Dede. 2019. Evaluasi Kebutuhan Air Bersih Di Pdam Tirta
Muara Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas
Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru

Pratama, Dessy Maulida. 2016. Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih
Di Wilayah Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Fakultas
Teknik Universitas Mataram

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Kupang TA 2015

Review Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur- Jangka


Memenengah Kota Kupang Tahun 2016-2020

Salim, Muhammad Agus. 2019. Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air


Bersih(Studi Kasus Kecamatan Bekasi Utara) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Theodolfi Ragu Dan Ferry Wf Waangsir. 2014. Analisis Kebutuhan Air Bersih
Kota Kupang Menurut Ketersediaan Sumber Air Bersih Dan Zona
Pelayanan. Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Kupang

Anda mungkin juga menyukai