Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN KONSUMEN

TERHADAP MAL SURYA BANTEN


(STUDI KASUS PADA RENCANA RENOVASI DAN PERUBAHAN KONSEP MAL)

Stivenes Tjin Siam1, Genoveva2

Abstract

Banten Surya mall has been established since 2006 with the specific tenants, especially for
supply the factory around Banten. Although it has been established 9 years ago, tenants who
rent a shop in the mall is still relatively small at only 10%, because of this condition, the mall
owner wants to renovate and simultaneously changing the concept of the mall to better suit
the needs of the people in the surrounding area of the mall. Based on the questionnaire
distributed to 200 respondents and contained 150 valid questionnaires, the satisfaction of
respondents to the mall was low and not in accordance with the expectations of respondents,
so after visiting the mall, the respondent did not come back because they do not meet their
expectations. Respondents expect that the mall can provide their needs, such as foods, daily
product, cloths, and others. By knowing the perceptions and expectations of respondents and
at the same time knowing the competitors malls around Banten today, Banten Surya mall
management is expected to be able to renovate and change the concept of the mall.

Keywords: perception, expectations, renovation, tenant

Abstrak

Banten Surya mal telah berdiri sejak tahun 2006 dengan menawarkan produk khusus,
terutama untuk pasokan pabrik di sekitar Banten. Meski telah didirikan 9 tahun yang lalu,
penyewa yang menyewa kios di mal masih relatif kecil yaitu hanya 10%, karena kondisi ini,
pemilik mal ingin merenovasi dan sekaligus mengubah konsep mal agar lebih sesuai
kebutuhan dari masyarakat di daerah sekitarnya. Kuesioner dibagikan kepada 200 responden
dan terdapat 150 kuesioner yang valid, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
responden ke mal rendah dan tidak sesuai dengan harapan responden, sehingga setelah
mengunjungi mal, responden tidak kembali karena tidak memenuhi harapan mereka.
Responden berharap bahwa mal dapat memenuhi kebutuhan mereka, seperti makanan,
produk harian, pakaian, dan lain-lain. Dengan mengetahui persepsi dan harapan responden
dan pada saat yang sama mengetahui mal pesaing di sekitar Banten hari ini, manajemen mal
Banten Surya diharapkan dapat merenovasi dan mengubah konsep mal.

Kata kunci : persepsi, harapan , renovasi, tenan

1
STIE Widya Dharma, Pontianak, email : stivenestjin@yahoo.co.id
2
Program StudiManajemen, FakultasBisnis, Universitas President Cikarang, email :
genoveva.claudia@gmail.com

1
I. PENDAHULUAN Selain berkembangnya hunian di kawasan
kota baru, mal juga menjamur dimana-
Kota Tangerang merupakan bagian dari
mana. Saat ini di kota Tanggerang terdapat
propinsi Banten yang berdiri diatas lahan
puluhan mal besar antara lain Lippo,
seluas 164.51 km2, terdiri dari 13
Summarecon Mal Serpong, KTC Matahari
Kecamatan kota. Jumlah penduduk Kota
Metropolis dan beberapa hypermart dan
Tangerang sampai tahun 2016 mencapai
supermarket yang dimiliki oleh Robinson
1.801.180 jiwa (tangerangkota.go.id)
group. Mal Surya Banten merupakan salah
dengan tingkat kepadatan penduduk rata-
satu mal yang berada di kawasan kota
rata 9.344/km2 dan laju pertumbuhan
Tangerang dan menurut M. Taufiq Amir
penduduk 4,04% pertumbuhan yang cukup
(2004:191) termasuk jenis mal free locaton
besar dibandingkan dengan luas wilayah
standing.
yang relatif kecil. Tingkat kepadatan
penduduk kota Tangerang berada pada
Free location standing mal secara umum
peringkat tertinggi dibandingkan daerah-
berada di sepanjang jalan utama lalu lintas.
daerah lainnya di Propinsi Banten
Free location standing memiliki beberapa
(www.bps.go.id) .
kelebihan dan kelemahan yang didapat
adalah biaya sewa yang rendah, tempat
Kota Tangerang terletak disebelah Barat
dapat diperluas dan fleksibilitas tinggi.
Jakarta dan sebagian besar wilayahnya
Kekurangannya adalah kesulitan di dalam
berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.
menarik pelanggan untuk kunjungan awal,
Tangerang merupakan kota terbesar di
membutuhkan biaya iklan dan promosi
propinsi Banten dan kota kedua terbesar di
yang tinggi.
kawasan Jabodetabek. Sebagai kota sub-
urban yang menempel dengan ibu kota
Walaupun Mal ini telah didirikan sejak
Jakarta, perkembangan kota Tangerang
tahun 2006, namun sampai saat ini tenant
dari tahun ke tahun berkembang dengan
yang membeli atau menyewa kios / toko di
pesat. Perkembangan yang pesat dapat
mal tersebut relatif minim. Karena jumlah
dilihat dari perkembangan kawasan yang
tenant yang sedikit, yaitu sekitar 10 % dari
menyebut dirinya sebagai kota satelit
kios yang tersedia, pengunjung mal
seperti Lippo Karawaci, Bumi Serpong
tersebut juga sedikit, bahkan dari hari ke
Damai (BSD), Gading Serpong dan Alam
hari semakin berkurang, salah satu
Sutera.
penyebab sepinya mal antara lain mal ini
mengambil celah pasar yaitu khusus

2
menjual barang-barang kebutuhan peluang mal setelah melakukan renovasi
industry. dan Mal mana saja yang merupakan
pesaing dari Mal Surya Banten.
Manajemen Mal Surya Banten telah
II. KAJIAN PUSTAKA
melakukan berbagai hal untuk
meningkatkan tenant dan pengujung mal, A. Pemasaran Jasa
misalnya menyewakan kios ke Bank,
Mengelola mal, baik memasarkan kios
menyewakan aula tempat pameran
maupun menyewakan kios dan
berbagai kegiatan dan studio musik.
mempromosikan mal merupakan
Jumlah pengunjung memang bertambah
pemasaran jasa. Pemasaran jasa, memiliki
tetapi pengunjung tersebut hanya
keunikan dengan pemasaran barang.
mengunjungi bank, pertemuan studi
Sejumlah ahli pemasaran telah berupaya
musik, namun tidak berkunjung ke mal.
untuk merumuskan definisi jasa yang
konklusif, namun hingga sekarang belum
Berdasarkan survey awal, yaitu wawancara
ada satupun defisini yang diterima secara
dengan masyarakat yang tinggal di sekitar
bulat. Sejumlah ahli menuangkan
mal, pada umumnya responden
pengertiannya dalam definisi yang
berpendapat bahwa Mal Surya Banten
beragam. Kotler & Amstrong (2012)
tidak sesuai dengan harapan mereka.
mendefinisikan :“Jasa sebagai setiap
Responden mengunjungi Mal Surya
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan
Banten rata-rata hanya 1 kali karena hasil
oleh salah satu pihak lain yang secara
kunjungan mereka tidak sesuai dengan
prinsip berwujud dan tidak menyebabkan
harapan, sehingga mereka tidak kembali.
perpindahaan kepemilikan apapun.
Berdasarkan permasalahan tersebut,
Produksinya bisa terkait dan bisa juga
Manajemen Mal Surya Banten
tidak terikat pada suatu produk fisik.
merencanakan mengadakan renovasi mal
dan menata ulang jenis tenant yang akan
Dalam rumusan yang mirip dengan Kotler,
menyewa atau membeli kios. Sebelum
Adrian Payne merumuskan jasa sebagai
renovasi dilakukan Manajemen ingin
aktivitas ekonomi yang mempunyai
mengadakan survei terhadap masyarakat,
sejumlah elemen (nilai atau manfaat) tidak
survey dilakukan untuk mengetahui
berwujud yang berkaitan dengannnya,
konsep mal seperti apa yang responden
yang melibatkan sejumlah interaksi
harapkan, jenis jenis tenant apa yang
dengan konsumen atau dengan barang-
diharapkan oleh responden, bagaimana

3
barang milik, tetapi tidak menghasilkan 1. Bukti langsung (tangibles),
transfer kepemilikan. Perubahan dalam meliputi fasilitas fisik,
kondisi bisa saja muncul dan produksi perlengkapan, pegawai dan
suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga komunikasi.
mempunyai kaitan dengan produk fisik. 2. Keandalan (reliability), yakni
Mudrick (2001) mendefinisikan: “Jasa dari kemampuan memberikan
sisi penjulan dan konsumsi sangat kontras pelayanan yang dijanjikan dengan
dengan barang. Barang salah satu obyek segera, akurat, dan memuaskan.
yang berwujud yang dapat diciptakan dan 3. Daya tanggap (responsiveness)
dijual atau digunakan setalah selang waktu yaitu keinginan para staf untuk
tertentu. Jasa adalah Intangible (seperti membantu para pelanggan dan
kenyamanan, hiburan, kecepatan, memberikan pelayanan dengan
kesenangan, dan kesehatan) dan perishable tanggap.
(jasa tidak mungkin disimpan sebagai 4. Jaminan (assurance), mencakup
persediaan yang siap dijual dikonsumsi pengetahuan, kemampuan,
pada saat diperlukan). Jasa diciptakan dan kesopanan, dan sifat dapat
dikonsumsikan secara simultan.” dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, resiko dan
Zeithaml dan Bitner (2012) memberi keragu-raguan.
solusi dengan cara merangkum semua 5. Empati (emphaty), meliputi
definisi diatas. Jasa itu mencakup semua kemudahan dalam melakukan
aktivitas ekonomi yang keluarannya hubungan, komunikasi yang baik,
bukanlah produk atau kontruksi fisik yang perhatian pribadi, dan memahami
secara umum konsumsi dan produksinya kebutuhan pelanggan.
dilakukan ada waktu yang sama dan nilai
C. Bauran Pemasaran Jasa
tambah yang diberikannya dalam bentuk
(kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan B Bauran pemasaran yang umumnya dikenal

kesehatan) yang secara prinsip tidak dalam pemasaran adalah produk (product),

berwujud bagi pembeli pertamanya. harga (price), distribusi (place) dan


promosi (promotion). Akan tetapi, dalam

B. Dimensi Kualitas Jasa pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain


yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan
Menurut Zeithaml dan Bitner (2012) , lima
untuk keperluan komunikasi dengan dan
dimensi pokok jasa adalah :
memuaskan komsumen jasa yaitu personil

4
(people), proses (process) dan bukti fisik 6. Proses (process) merupakan gabungan
(physical evidence). Bauran pemasaran semua aktivitas umumnya terdiri dari
jasa adalah (Kotler& Amstrong, 2012) : prosedur, jadwal pekerjaan,
1. Produk (product) adalah merupakan mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin,
keseluruhan konsep objek atau proses dimana jasa dihasilkan dan
yang memberikan sejumlah nilai disampaikan kepada konsumen.
manfaat kepada konsumen. Yang 7. Bukti fisik (physical evidence) adalah
dimaksud produk disini adalah total lingkungan fisik dimana jasa
produk yang terdiri dari : disampaikan dan dimana konsumennya
2. Harga (price) adalah nilai barang yang berinteraksi, serta setiap komponen
dinyatakan dalam uang. tangibel memfasilitasi penampilan atau
3. Distribusi (place) dalam jasa komunikasi jasa tersebut.
merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, III. METODE PENELITIAN
dalam hal ini berhubungan dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian
bagaimana cara penyampaian jasa
ini adalah deskriptif dengan pendekatan
konsumen dan dimana lokasi yang
kuantitatif. Metode penelitian deskriptif
strategis.
bertujuan untuk mengumpulkan informasi
4. Promosi (promotion) yaitu komunikasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang memberikan penjelasan yang
yang ada, mengidentifikasi masalah atau
menyakinkan calon konsumen tentang
memeriksa kondisi dan praktek-praktek
barang dan jasa. Tujuan promosi ialah
yang berlaku, membuat perbandingan atau
memperoleh perhatian, mendidik,
evaluasi dan menetukan apa yang
mengingatkan, dan menyakinkan calon
dilakukan orang lain dalam menghadapi
konsumen.
masalah yang sama dan belajar dari
5. Partisipan atau orang (people) adalah
pengalaman mereka untuk menetapkan
semua pelaku yang memainkan
rencana dan keputusan pada waktu yang
sebagaian jasa dan karenanya
akan datang (Hasan, 2002).
mempengaruhi persepsi pembeli.
Dalam hubunganya dengan pemasaran
Menurut Sugiyono, metode penelitian
jasa, maka people yang berfungsi
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
sebagai service provider sangat
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
mempengaruhi kualitas jasa yang
positivisme, digunakan untuk meneliti
diberikan.

5
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN
pengambilan sampel pada umumnya
Kuesioner yang disebarkan dalam
dilakukan secara random, pengumpulan
penelitian ini sebanyak 200 kuesioner yang
data menggunakan instrumen penelitian,
dihitung secara proporsional berdasarkan
analisis data bersifat kuantitatif/statistik
jumlah penduduk kota Tangerang yang
dengan tujuan untuk menguji hipotesis
berusia 17 tahun ke atas. Kuesioner yang
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).
kembali dan memenuhi syarat untuk diolah
150 kuesioner. Berikut ini hasil analisis
Sedangkan alat pengumpulan data yang
kuesioner :
dipergunakan adalah kuesioner,
wawancara dan studi literatur. Wawancara
1. Profil responden.
digunakan sebagai teknik pengumpulan
Profil responden yang dinyatakan dalam
data apabila peneliti ingin melakukan studi
kuesioner meliputi, jenis kelamin, usia,
pendahuluan untuk menemukan masalah
perkawinan dan pengeluaran per bulan.
yang harus diteliti dan juga apabila peneliti
Hasil analisis kuesioner sebagai berikut :
ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah
a. Jenis kelamin danusia
respondenya sedikit/kecil. Kuesioner
Tabel 1 : Jenis Kelamin
(Angket) merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Serta merupakan teknik
Sumber : kuesioner yang diolah
pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang Tabel 2 : Usia
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan
dari responden. Kuesioner juga cocok
digunakan jika jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas
(Sugiyono, 2012).
Sumber : kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel 1 diatas mayoritas


responden adalah berjenis kelamin pria

6
sebanyak 74%, sisanya wanita sebanyak Diploma sebanyak 9% dan S2/S3
26%. Sedangkan dari kelompok usia, yang sebanyak 4%.
terbanyak adalah> 49 tahun sebanyak
47%, kelompok usia 39-49 tahun sebanyak c. Pekerjaan Responden dan
23%, kemudian usia 28-38 tahun sebanyak Pengeluaran
20% dan 17-27 tahun sebanyak 10%.
Tabel 5 : Pekerjaan
b. Status Perkawinan dan Pendidikan
Tabel 3 : Status Perkawinan

Sumber : kuesioner yang diolah

Sumber : kuesioner yang diolah


Tabel 6 : Pengeluaran / Bulan

Tabel 4 : Pendidikan

Sumber : kuesioner yang diolah


Berdasarkan pekerjaan, pada tabel 5
kelompok yang terbanyak adalah
Sumber: kuesioner yang diolah
wiraswasta sebanyak 50%, karyawan
swasta sebanyak 34%, profesional 5%,
Pada tabel 3 diatas ditampilkan kelompok
kemudian terdapat 3 pekerjaan yang
yang terbanyak adalah responden yang
masing-masing 3% yaitu pelajar, lainnya
sudah menikah sebanyak 71%, lajang
6%. Berdasarkan pengeluaran per bulan
sebanyak 23% dan duda/ janda sebanyak
pada tabel 6, terbanyak> 3- 6 juta
6%.Berdasarkan pendidikan terakhir, pada
sebanyak 36%, pengeluaran <3 juta
tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa
sebesar 28%, > 9 juta sebanyak 20% dan
mayoritas responden memiliki pendidikan
>6-9 juta sebesar 16%.
SLTA sebanyak 51%, kelompok S1
sebanyak 26%, SLTP sebanyak 10%,

7
2. Pengenalan Responden Terhadap b. Sumber informasi mengenai Mal
Mal Surya Banten Surya Banten
a. Kunjungan dan harapan terhadap
Tabel 9 : Sumber Informasi Mal
mal
Tabel 7 : Pengetahuan Terhadap Mal

Sumber : kuesioner yang diolah Sumber : kuesioner yang diolah


Tabel 8 : Kesesuaian Harapan
Responden mengetahui Mal Surya Banten
sebagian besar karena melewati lokasi Mal
tersebut sebesar 49%, berikutnya adalah
Sumber : kuesioner yang diolah mereka yang mengetahui Mal Surya
Banten dari Saudara / teman sebanyak
Pada tabel 7 di atas dapat disimpulkan 36%, urutan ketiga adalah responden yang
bahwa sebanyak 93% responden sudah mengetahui Mal dari brosur sebanyak 10%
pernah datang ke Mal Surya Banten dan dan yang terakhir adalah lainnya sebanyak
hanya 7% yang belum pernah datang ke 5%. Banyaknya responden yang mengenai
Mal Surya Banten, sehingga dapat Mal Surya Banten dari melewati lokasi
disimpulkan bahwa responden cukup dikarenakan lokasi mal terletak di pinggir
mengenai keadaan Mal Surya Banten. jalan raya yang ramai. Lokasi yang
Walaupun sebanyak 93% sudah strategis dapat dimanfaatkan oleh Mal
mengetahui mengenai Mal Suraya Banten, Surya Banten untuk memasang baliho
tetapi hanya 11% yang berpersepsi bahwa yang menghadap ke jalan raya apabila
mal tersebut telah sesuai dengan harapan ingin mempromosikan kegiatan yang
responden. Responden yang berpersepsi diadakan di mal.
tidak sesuai berdasarkan hasil wawancara,
antara lain karena tenan yang dicari tidak
tersedia di mal, sulit mencari makanan di
mal karena belum terdapatnya restoran /
food court disediakan di area khusus dan
pengunjung mal masih relatif sepi.

8
c. Tujuan mengunjungi Mal Surya (nilai 4) cukup (nilai 3), kurang (nilai 2)
Banten dan sangat kurang ( nilai 1).
Tabel 10 : Tujuan Mengunjungi Mal

Sumber : kuesioner yang diolah

Tujuan repsonden berkunjung ke Mal


Surya Banten tinggi sebesar 62% karena
Gambar 1 : Persepsi Terhadap Mal
lainnya misalnya bertemu dengan rekan Surya Banten
bisnis/ saudara/teman, melakukan survei Sumber : Kuesioner yang diolah
pasar dan berjualan. Urutan nomor dua
Persepsi responden terhadap Mal Surya
adalah mereka yang ke mal untuk jalan-
Banten dengan persepsi terbaik adalah
jalan sebesar 18%, berikutnya adalah
letak Mal yang strategis dengan nilai 4,54
responden yang ke Mal dengan tujuan
(Sangat Baik), Fasilitas parkir sebesar 3,77
berbelanja sebanyak 17% dan hanya 3%
(Baik), keamanan sebesar 3,54 (Baik).
untuk makan. Tingginya persentase
Faktor lainnya berada di area cukup adalah
responden yang mengunjungi mal untuk
tampilan gedung 2.76, desain interior 2,87,
tujuan bisnis dapat dimanfaatkan oleh mal
kebersihan 2,91 dan fasilitas seperti toilet,
dengan menyediakan tempat khusus untuk
eskalator, dan lainnya 2,37. Sedangkan
pertemuan, misalnya bekerjasama dengan
hal-hal yang harus diperbaiki dan
restoran yang menyediakan tempat untuk
mendapat perhatian dari pengelola karena
lunch / dinner meeting.
mendapatkan penilaian Sangat Kurang

3. Persepsi Responden Terhadap Mal adalah : tenan (keberagaman tenan) 1,46,


Surya Banten Food Court / restoran 1,78 dan Acara yang
diadakan oleh Mal 1,21.
Bagian ketiga dari penelitian ini adalah
mengenai persepsi responden terhadap 4. Kebutuhan Responden terhadap Mal
Mal Surya Banten dengan memberikan
penilaian : Sangat Baik (nilai 5 ), Baik Pada bagian keempat dari penelitian ini,
akan dibahas mengenai kebutuhan

9
responden terhadap mal. Dengan sebulan yang dilakukan oleh 6%
mengetahui kebutuhan responden akan responden. Mal yang sering dikunjungi
mal, pihak manajemen Mal Surya Banten oleh responden dan secara tidak langsung
dapat melakukan rencana pemasaran yang merupakan pesaing dari Mal Surya Banten
lebih baik sehingga pengujung semakin ialah Sabar Subur sebanyak 36%,
banyak. berikutnya Lippo Supermal sebanyak 22%,
a. Kunjungan ke Mal Ramayana sebanyak 18%, Robinson
sebanyak 13% dan Metropolis sebanyak
11%. Berdasarkan kelas sosial ekonomi
mal yang dikunjungi, mayoritas responden
(67%) mengunjungi mal dengan sosial
ekonomi kelas menengah – bawah seperti
sabar Subur, Ramayana dan Robinson.
Sisanya 33% mengunjungi mal kelas
Gambar 2 : Kunjungan ke Mal/ Bulan
Sumber : Kuesioner yang diolah
menengah – atas seperti Lippo Supermal
dan Metropolis.

b. Tujuan utama responden ke mal

Gambar 3 : Mal Yang Sering Dikunjungi


Sumber : Kuesioner yang diolah

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa rata- Gambar 4 : Tujuan utama ke mal
Sumber : Kuesioner yang diolah
rata responden mengunjungi mal adalah 1-
2 kali yang dilakukan oleh 45% responden,
berikutnya adalah mereka yang datang ke
mal 3-4 kali sebanyak 37%, urutan ketiga
adalah responden yang ke mal 5-6 kali
dalam sebulan yang dilakukan oleh 12%
responden dan terakhir adalah mereka
Gambar 5 : Motivasi mengunjungi mal
yang ke mal lebih dari 6 kali dalam Sumber : Kuesioner yang diolah

10
Tujuan utama responden ke mal pada Berdasarkan prioritas fasilitas mal yang
gambar 4 dapat dilihat bahwa responden diharapkan responden ketika mengunjungi
ke mal tujuan utama yang terbanyak sebuah mal dikategorikan menjadi 5 yaitu
adalah untuk berbelanja yang dipilih oleh dari tidak penting (1) sampai sangat
52% reponden, berikutnya untuk jalan- penting (5). Yang termasuk kategori
jalan sebanyak 22%, urutan ketiga untuk Sangat Penting terdapat 6 hal yaitu toilet
mencari makanan sebanyak 19% dan (4,89), food court / restoran (4,89), parkir
lainnya hanya 7% seperti untuk bertemu (4,82, tempat duduk (4,66), letak yang
teman, saudara, relasi dan sebagainya. Hal strategis (4,546) dan terdapat supermarket
ini berbeda dengan tujuan utama (4,38). Sedangkan yang termasuk kategori
responden mengunjungi Mal Surya Penting ada 3 yaitu supermarket (4,38),
Banten, mayoritas (62%) respoden untuk interior design (4,18) dan tampilan gedung
berbisnis (lihat tabel 10). (4,16). Yang Cukup Penting terdapat 2
fasilitas yaitu Ruang Ibu & Bayi (3,44)
Selain karena memiliki tujuan khusus, dan bioskop (3,29).
yaitu berbelanja (53%), hal lainnya yang
dapat mendorong responden mengunjungi d. Tenan di Mal
sebuah mal karena adanya program diskon
(22%) dari tenan tertentu. Sedangkan 17%
karena kebutuhan untuk mencari makanan
dan lainnya sebanyak 8%, seperti bertemu
teman/ saudara.
c. Prioritas Fasilitas Mal Gambar 7 : Tenan penting di Mal
Sumber : kuesioner yang diolah

Berdasarkan gambar 7, responden yang


mengunjungi sebuah mal karena tujuan
utamanya adalah berbelanja, maka tenan-
tenan berikut sangat diharapkan tersedia di
mal, yaitu tenan pakaian 20%, supermarket
17%, Food court / restoran 14%, sepatu
12%, toko buku 9% dan lain-lain 29%.
Gambar 6 : Prioritas fasilitas mal
Sumber : Kuesioner yang diolah

11
V. KESIMPULAN DAN SARAN untuk melakukan promosi yang terlihat
dari jalan raya. Interior design termasuk
1. Kesimpulan
kategori penting (lihat gambar 6),
Berdasarkan hasil analisis di atas, konsep
berdasarkan hasil wawancara, responden
mal yang tujuannya untuk bisnis yaitu
berharap mal menggunakan warna yang
menjual spare part kebutuhan industri
lebih ceria, perubahan letak eskalator yang
apabila ingin mendapatkan pengunjung
terdapat di sudut menjadi di tengah-tengah
yang lebih banyak harus dirubah.
sehingga pengunjung mal dapat
Sesuai dengan tujuan pendirian mal, yaitu
melakukan “window shopping” sambil
faktor ekonomi (Baihaki, 2006) yaitu
naik / turun eskalator. Fasilitas parkir
keinginan untuk memperoleh keuntungan,
(score 3,77 = Baik) dan Keamanan (score
maka ramainya pengunjung dapat
3,54 = Baik) mal dapat dipertahankan.
mempengaruhi keputusan tenan yang
menyewa kios / tempat di mal.
2. Saran

Manajemen Mal Surya Banten di dalam


Pada umumnya responden sudah pernah
melakukan renovasi perlu memperhatikan
berkunjung ke Mal Surya Banten (93%)
interior design dan tampilan gedung,
tetapi mal tersebut tidak sesuai dengan
kedua faktor ini penting menurut
harapan (87%) karena tenan-tenan yang
responden.
diharapkan tersedia di sebuah mal tidak
Konsep Mal dapat dirubah dengan
ditemukan di Mal Surya Banten yaitu
melakukan kerjasama dengan tenan-tenan
tenan pakaian, supermarket, food court/
yang diharapkan oleh responden yaitu
restoran, sepatu dan toko buku. Keinginan
pakaian, supermarket, food court/ restoran,
pengunjung ini dapat dipertemukan
sepatu dan toko buku. Mal juga dapat
dengan tersedianya tenan yang diharapkan.
mengadakan acara-acara untuk menarik
minat konsumen seperti yang diadakan
Sedangkan keinginan pengelola
oleh pesaing Mal Surya Banten yaitu
mengadakan renovasi dapat disesuaikan
Lippo Supermal dan Metropolis.
dengan harapan responden, beberapa
Sedangkan dari aspek harga, manajemen
fasilitas yang dimiliki Mal Surya Banten
dapat bekerjasama dengan tenan yang
menurut responden sudah baik, seperti
terdapat di Sabar Subur, Ramayana dan
lokasinya yang strategis karena berada di
Robinson karena harganya murah sehingga
pinggir jalan utama (score 4,54 = Sangat
Baik), hal ini dapat dimanfaatkan oleh mal

12
mayoritas (67%) responden memilih Sugiyono (2012), Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
berbelanja di mal tersebut.
Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA www.tangerangkota.go.id (2015), Data


Kependudukan Tangerang Kota,
Amir, Taufik (2004), Manajemen Ritel: diunduh 12 September 2015
Panduan Lengkap
Pengelolaan Toko Modern, www.bps.go.id (2015), Kepadatan
Jakarta: Penerbit PM. Penduduk Kota Tangerang, diunduh 12
September 2015.
Baihaki, Z.W (2006), Persepsi dan
Respon Masyarakat Zeithaml, Valarie A. and Bitner, Mary Jo
Terhadap Pembangunan Mal (2012), Service Marketing,
di Yogyakarta, Electronic International edition, New York :
Thesis and Dissertation : McGraw Hill Inc
Universitas Gajah Mada.

Kotler, Philip (2012), Marketing


Management, 11th Edition,
New Jersey : Prentice Hall
International.

-------- dan Gerry Amstrong (2012),


Principles of Marketing, New
Jersey : Pearson Prentice Hall.

--------dan Kevin Keller (2009),


Marketing Management, 14th
edition, New Jersey : Prentise
Hall.
Kurniawan, Muhammad Arif & Arya
Ronald (2007), Status dan
Peran Malioboro Mall
Sebagai Objek Wisata
Belanja di Malioboro
Yogyakarta, Peprustakaan
Nasional.

M. Iqbal Hasan (2002) Pokok-Pokok


Materi Metodologi Penelitian
dan Aplikasinya, Jakarta :
Ghalia Indonesia

Mudrick, R.G et all (2001), Pemasaran


Jasa (Konsep dan
Implementasi), Edisi ke-2,
Yogyakarta: Ekonisia.

13

Anda mungkin juga menyukai