Abstract
Banten Surya mall has been established since 2006 with the specific tenants, especially for
supply the factory around Banten. Although it has been established 9 years ago, tenants who
rent a shop in the mall is still relatively small at only 10%, because of this condition, the mall
owner wants to renovate and simultaneously changing the concept of the mall to better suit
the needs of the people in the surrounding area of the mall. Based on the questionnaire
distributed to 200 respondents and contained 150 valid questionnaires, the satisfaction of
respondents to the mall was low and not in accordance with the expectations of respondents,
so after visiting the mall, the respondent did not come back because they do not meet their
expectations. Respondents expect that the mall can provide their needs, such as foods, daily
product, cloths, and others. By knowing the perceptions and expectations of respondents and
at the same time knowing the competitors malls around Banten today, Banten Surya mall
management is expected to be able to renovate and change the concept of the mall.
Abstrak
Banten Surya mal telah berdiri sejak tahun 2006 dengan menawarkan produk khusus,
terutama untuk pasokan pabrik di sekitar Banten. Meski telah didirikan 9 tahun yang lalu,
penyewa yang menyewa kios di mal masih relatif kecil yaitu hanya 10%, karena kondisi ini,
pemilik mal ingin merenovasi dan sekaligus mengubah konsep mal agar lebih sesuai
kebutuhan dari masyarakat di daerah sekitarnya. Kuesioner dibagikan kepada 200 responden
dan terdapat 150 kuesioner yang valid, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
responden ke mal rendah dan tidak sesuai dengan harapan responden, sehingga setelah
mengunjungi mal, responden tidak kembali karena tidak memenuhi harapan mereka.
Responden berharap bahwa mal dapat memenuhi kebutuhan mereka, seperti makanan,
produk harian, pakaian, dan lain-lain. Dengan mengetahui persepsi dan harapan responden
dan pada saat yang sama mengetahui mal pesaing di sekitar Banten hari ini, manajemen mal
Banten Surya diharapkan dapat merenovasi dan mengubah konsep mal.
1
STIE Widya Dharma, Pontianak, email : stivenestjin@yahoo.co.id
2
Program StudiManajemen, FakultasBisnis, Universitas President Cikarang, email :
genoveva.claudia@gmail.com
1
I. PENDAHULUAN Selain berkembangnya hunian di kawasan
kota baru, mal juga menjamur dimana-
Kota Tangerang merupakan bagian dari
mana. Saat ini di kota Tanggerang terdapat
propinsi Banten yang berdiri diatas lahan
puluhan mal besar antara lain Lippo,
seluas 164.51 km2, terdiri dari 13
Summarecon Mal Serpong, KTC Matahari
Kecamatan kota. Jumlah penduduk Kota
Metropolis dan beberapa hypermart dan
Tangerang sampai tahun 2016 mencapai
supermarket yang dimiliki oleh Robinson
1.801.180 jiwa (tangerangkota.go.id)
group. Mal Surya Banten merupakan salah
dengan tingkat kepadatan penduduk rata-
satu mal yang berada di kawasan kota
rata 9.344/km2 dan laju pertumbuhan
Tangerang dan menurut M. Taufiq Amir
penduduk 4,04% pertumbuhan yang cukup
(2004:191) termasuk jenis mal free locaton
besar dibandingkan dengan luas wilayah
standing.
yang relatif kecil. Tingkat kepadatan
penduduk kota Tangerang berada pada
Free location standing mal secara umum
peringkat tertinggi dibandingkan daerah-
berada di sepanjang jalan utama lalu lintas.
daerah lainnya di Propinsi Banten
Free location standing memiliki beberapa
(www.bps.go.id) .
kelebihan dan kelemahan yang didapat
adalah biaya sewa yang rendah, tempat
Kota Tangerang terletak disebelah Barat
dapat diperluas dan fleksibilitas tinggi.
Jakarta dan sebagian besar wilayahnya
Kekurangannya adalah kesulitan di dalam
berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.
menarik pelanggan untuk kunjungan awal,
Tangerang merupakan kota terbesar di
membutuhkan biaya iklan dan promosi
propinsi Banten dan kota kedua terbesar di
yang tinggi.
kawasan Jabodetabek. Sebagai kota sub-
urban yang menempel dengan ibu kota
Walaupun Mal ini telah didirikan sejak
Jakarta, perkembangan kota Tangerang
tahun 2006, namun sampai saat ini tenant
dari tahun ke tahun berkembang dengan
yang membeli atau menyewa kios / toko di
pesat. Perkembangan yang pesat dapat
mal tersebut relatif minim. Karena jumlah
dilihat dari perkembangan kawasan yang
tenant yang sedikit, yaitu sekitar 10 % dari
menyebut dirinya sebagai kota satelit
kios yang tersedia, pengunjung mal
seperti Lippo Karawaci, Bumi Serpong
tersebut juga sedikit, bahkan dari hari ke
Damai (BSD), Gading Serpong dan Alam
hari semakin berkurang, salah satu
Sutera.
penyebab sepinya mal antara lain mal ini
mengambil celah pasar yaitu khusus
2
menjual barang-barang kebutuhan peluang mal setelah melakukan renovasi
industry. dan Mal mana saja yang merupakan
pesaing dari Mal Surya Banten.
Manajemen Mal Surya Banten telah
II. KAJIAN PUSTAKA
melakukan berbagai hal untuk
meningkatkan tenant dan pengujung mal, A. Pemasaran Jasa
misalnya menyewakan kios ke Bank,
Mengelola mal, baik memasarkan kios
menyewakan aula tempat pameran
maupun menyewakan kios dan
berbagai kegiatan dan studio musik.
mempromosikan mal merupakan
Jumlah pengunjung memang bertambah
pemasaran jasa. Pemasaran jasa, memiliki
tetapi pengunjung tersebut hanya
keunikan dengan pemasaran barang.
mengunjungi bank, pertemuan studi
Sejumlah ahli pemasaran telah berupaya
musik, namun tidak berkunjung ke mal.
untuk merumuskan definisi jasa yang
konklusif, namun hingga sekarang belum
Berdasarkan survey awal, yaitu wawancara
ada satupun defisini yang diterima secara
dengan masyarakat yang tinggal di sekitar
bulat. Sejumlah ahli menuangkan
mal, pada umumnya responden
pengertiannya dalam definisi yang
berpendapat bahwa Mal Surya Banten
beragam. Kotler & Amstrong (2012)
tidak sesuai dengan harapan mereka.
mendefinisikan :“Jasa sebagai setiap
Responden mengunjungi Mal Surya
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan
Banten rata-rata hanya 1 kali karena hasil
oleh salah satu pihak lain yang secara
kunjungan mereka tidak sesuai dengan
prinsip berwujud dan tidak menyebabkan
harapan, sehingga mereka tidak kembali.
perpindahaan kepemilikan apapun.
Berdasarkan permasalahan tersebut,
Produksinya bisa terkait dan bisa juga
Manajemen Mal Surya Banten
tidak terikat pada suatu produk fisik.
merencanakan mengadakan renovasi mal
dan menata ulang jenis tenant yang akan
Dalam rumusan yang mirip dengan Kotler,
menyewa atau membeli kios. Sebelum
Adrian Payne merumuskan jasa sebagai
renovasi dilakukan Manajemen ingin
aktivitas ekonomi yang mempunyai
mengadakan survei terhadap masyarakat,
sejumlah elemen (nilai atau manfaat) tidak
survey dilakukan untuk mengetahui
berwujud yang berkaitan dengannnya,
konsep mal seperti apa yang responden
yang melibatkan sejumlah interaksi
harapkan, jenis jenis tenant apa yang
dengan konsumen atau dengan barang-
diharapkan oleh responden, bagaimana
3
barang milik, tetapi tidak menghasilkan 1. Bukti langsung (tangibles),
transfer kepemilikan. Perubahan dalam meliputi fasilitas fisik,
kondisi bisa saja muncul dan produksi perlengkapan, pegawai dan
suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga komunikasi.
mempunyai kaitan dengan produk fisik. 2. Keandalan (reliability), yakni
Mudrick (2001) mendefinisikan: “Jasa dari kemampuan memberikan
sisi penjulan dan konsumsi sangat kontras pelayanan yang dijanjikan dengan
dengan barang. Barang salah satu obyek segera, akurat, dan memuaskan.
yang berwujud yang dapat diciptakan dan 3. Daya tanggap (responsiveness)
dijual atau digunakan setalah selang waktu yaitu keinginan para staf untuk
tertentu. Jasa adalah Intangible (seperti membantu para pelanggan dan
kenyamanan, hiburan, kecepatan, memberikan pelayanan dengan
kesenangan, dan kesehatan) dan perishable tanggap.
(jasa tidak mungkin disimpan sebagai 4. Jaminan (assurance), mencakup
persediaan yang siap dijual dikonsumsi pengetahuan, kemampuan,
pada saat diperlukan). Jasa diciptakan dan kesopanan, dan sifat dapat
dikonsumsikan secara simultan.” dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, resiko dan
Zeithaml dan Bitner (2012) memberi keragu-raguan.
solusi dengan cara merangkum semua 5. Empati (emphaty), meliputi
definisi diatas. Jasa itu mencakup semua kemudahan dalam melakukan
aktivitas ekonomi yang keluarannya hubungan, komunikasi yang baik,
bukanlah produk atau kontruksi fisik yang perhatian pribadi, dan memahami
secara umum konsumsi dan produksinya kebutuhan pelanggan.
dilakukan ada waktu yang sama dan nilai
C. Bauran Pemasaran Jasa
tambah yang diberikannya dalam bentuk
(kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan B Bauran pemasaran yang umumnya dikenal
kesehatan) yang secara prinsip tidak dalam pemasaran adalah produk (product),
4
(people), proses (process) dan bukti fisik 6. Proses (process) merupakan gabungan
(physical evidence). Bauran pemasaran semua aktivitas umumnya terdiri dari
jasa adalah (Kotler& Amstrong, 2012) : prosedur, jadwal pekerjaan,
1. Produk (product) adalah merupakan mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin,
keseluruhan konsep objek atau proses dimana jasa dihasilkan dan
yang memberikan sejumlah nilai disampaikan kepada konsumen.
manfaat kepada konsumen. Yang 7. Bukti fisik (physical evidence) adalah
dimaksud produk disini adalah total lingkungan fisik dimana jasa
produk yang terdiri dari : disampaikan dan dimana konsumennya
2. Harga (price) adalah nilai barang yang berinteraksi, serta setiap komponen
dinyatakan dalam uang. tangibel memfasilitasi penampilan atau
3. Distribusi (place) dalam jasa komunikasi jasa tersebut.
merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, III. METODE PENELITIAN
dalam hal ini berhubungan dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian
bagaimana cara penyampaian jasa
ini adalah deskriptif dengan pendekatan
konsumen dan dimana lokasi yang
kuantitatif. Metode penelitian deskriptif
strategis.
bertujuan untuk mengumpulkan informasi
4. Promosi (promotion) yaitu komunikasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang memberikan penjelasan yang
yang ada, mengidentifikasi masalah atau
menyakinkan calon konsumen tentang
memeriksa kondisi dan praktek-praktek
barang dan jasa. Tujuan promosi ialah
yang berlaku, membuat perbandingan atau
memperoleh perhatian, mendidik,
evaluasi dan menetukan apa yang
mengingatkan, dan menyakinkan calon
dilakukan orang lain dalam menghadapi
konsumen.
masalah yang sama dan belajar dari
5. Partisipan atau orang (people) adalah
pengalaman mereka untuk menetapkan
semua pelaku yang memainkan
rencana dan keputusan pada waktu yang
sebagaian jasa dan karenanya
akan datang (Hasan, 2002).
mempengaruhi persepsi pembeli.
Dalam hubunganya dengan pemasaran
Menurut Sugiyono, metode penelitian
jasa, maka people yang berfungsi
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
sebagai service provider sangat
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
mempengaruhi kualitas jasa yang
positivisme, digunakan untuk meneliti
diberikan.
5
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN
pengambilan sampel pada umumnya
Kuesioner yang disebarkan dalam
dilakukan secara random, pengumpulan
penelitian ini sebanyak 200 kuesioner yang
data menggunakan instrumen penelitian,
dihitung secara proporsional berdasarkan
analisis data bersifat kuantitatif/statistik
jumlah penduduk kota Tangerang yang
dengan tujuan untuk menguji hipotesis
berusia 17 tahun ke atas. Kuesioner yang
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).
kembali dan memenuhi syarat untuk diolah
150 kuesioner. Berikut ini hasil analisis
Sedangkan alat pengumpulan data yang
kuesioner :
dipergunakan adalah kuesioner,
wawancara dan studi literatur. Wawancara
1. Profil responden.
digunakan sebagai teknik pengumpulan
Profil responden yang dinyatakan dalam
data apabila peneliti ingin melakukan studi
kuesioner meliputi, jenis kelamin, usia,
pendahuluan untuk menemukan masalah
perkawinan dan pengeluaran per bulan.
yang harus diteliti dan juga apabila peneliti
Hasil analisis kuesioner sebagai berikut :
ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah
a. Jenis kelamin danusia
respondenya sedikit/kecil. Kuesioner
Tabel 1 : Jenis Kelamin
(Angket) merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Serta merupakan teknik
Sumber : kuesioner yang diolah
pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang Tabel 2 : Usia
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan
dari responden. Kuesioner juga cocok
digunakan jika jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas
(Sugiyono, 2012).
Sumber : kuesioner yang diolah
6
sebanyak 74%, sisanya wanita sebanyak Diploma sebanyak 9% dan S2/S3
26%. Sedangkan dari kelompok usia, yang sebanyak 4%.
terbanyak adalah> 49 tahun sebanyak
47%, kelompok usia 39-49 tahun sebanyak c. Pekerjaan Responden dan
23%, kemudian usia 28-38 tahun sebanyak Pengeluaran
20% dan 17-27 tahun sebanyak 10%.
Tabel 5 : Pekerjaan
b. Status Perkawinan dan Pendidikan
Tabel 3 : Status Perkawinan
Tabel 4 : Pendidikan
7
2. Pengenalan Responden Terhadap b. Sumber informasi mengenai Mal
Mal Surya Banten Surya Banten
a. Kunjungan dan harapan terhadap
Tabel 9 : Sumber Informasi Mal
mal
Tabel 7 : Pengetahuan Terhadap Mal
8
c. Tujuan mengunjungi Mal Surya (nilai 4) cukup (nilai 3), kurang (nilai 2)
Banten dan sangat kurang ( nilai 1).
Tabel 10 : Tujuan Mengunjungi Mal
9
responden terhadap mal. Dengan sebulan yang dilakukan oleh 6%
mengetahui kebutuhan responden akan responden. Mal yang sering dikunjungi
mal, pihak manajemen Mal Surya Banten oleh responden dan secara tidak langsung
dapat melakukan rencana pemasaran yang merupakan pesaing dari Mal Surya Banten
lebih baik sehingga pengujung semakin ialah Sabar Subur sebanyak 36%,
banyak. berikutnya Lippo Supermal sebanyak 22%,
a. Kunjungan ke Mal Ramayana sebanyak 18%, Robinson
sebanyak 13% dan Metropolis sebanyak
11%. Berdasarkan kelas sosial ekonomi
mal yang dikunjungi, mayoritas responden
(67%) mengunjungi mal dengan sosial
ekonomi kelas menengah – bawah seperti
sabar Subur, Ramayana dan Robinson.
Sisanya 33% mengunjungi mal kelas
Gambar 2 : Kunjungan ke Mal/ Bulan
Sumber : Kuesioner yang diolah
menengah – atas seperti Lippo Supermal
dan Metropolis.
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa rata- Gambar 4 : Tujuan utama ke mal
Sumber : Kuesioner yang diolah
rata responden mengunjungi mal adalah 1-
2 kali yang dilakukan oleh 45% responden,
berikutnya adalah mereka yang datang ke
mal 3-4 kali sebanyak 37%, urutan ketiga
adalah responden yang ke mal 5-6 kali
dalam sebulan yang dilakukan oleh 12%
responden dan terakhir adalah mereka
Gambar 5 : Motivasi mengunjungi mal
yang ke mal lebih dari 6 kali dalam Sumber : Kuesioner yang diolah
10
Tujuan utama responden ke mal pada Berdasarkan prioritas fasilitas mal yang
gambar 4 dapat dilihat bahwa responden diharapkan responden ketika mengunjungi
ke mal tujuan utama yang terbanyak sebuah mal dikategorikan menjadi 5 yaitu
adalah untuk berbelanja yang dipilih oleh dari tidak penting (1) sampai sangat
52% reponden, berikutnya untuk jalan- penting (5). Yang termasuk kategori
jalan sebanyak 22%, urutan ketiga untuk Sangat Penting terdapat 6 hal yaitu toilet
mencari makanan sebanyak 19% dan (4,89), food court / restoran (4,89), parkir
lainnya hanya 7% seperti untuk bertemu (4,82, tempat duduk (4,66), letak yang
teman, saudara, relasi dan sebagainya. Hal strategis (4,546) dan terdapat supermarket
ini berbeda dengan tujuan utama (4,38). Sedangkan yang termasuk kategori
responden mengunjungi Mal Surya Penting ada 3 yaitu supermarket (4,38),
Banten, mayoritas (62%) respoden untuk interior design (4,18) dan tampilan gedung
berbisnis (lihat tabel 10). (4,16). Yang Cukup Penting terdapat 2
fasilitas yaitu Ruang Ibu & Bayi (3,44)
Selain karena memiliki tujuan khusus, dan bioskop (3,29).
yaitu berbelanja (53%), hal lainnya yang
dapat mendorong responden mengunjungi d. Tenan di Mal
sebuah mal karena adanya program diskon
(22%) dari tenan tertentu. Sedangkan 17%
karena kebutuhan untuk mencari makanan
dan lainnya sebanyak 8%, seperti bertemu
teman/ saudara.
c. Prioritas Fasilitas Mal Gambar 7 : Tenan penting di Mal
Sumber : kuesioner yang diolah
11
V. KESIMPULAN DAN SARAN untuk melakukan promosi yang terlihat
dari jalan raya. Interior design termasuk
1. Kesimpulan
kategori penting (lihat gambar 6),
Berdasarkan hasil analisis di atas, konsep
berdasarkan hasil wawancara, responden
mal yang tujuannya untuk bisnis yaitu
berharap mal menggunakan warna yang
menjual spare part kebutuhan industri
lebih ceria, perubahan letak eskalator yang
apabila ingin mendapatkan pengunjung
terdapat di sudut menjadi di tengah-tengah
yang lebih banyak harus dirubah.
sehingga pengunjung mal dapat
Sesuai dengan tujuan pendirian mal, yaitu
melakukan “window shopping” sambil
faktor ekonomi (Baihaki, 2006) yaitu
naik / turun eskalator. Fasilitas parkir
keinginan untuk memperoleh keuntungan,
(score 3,77 = Baik) dan Keamanan (score
maka ramainya pengunjung dapat
3,54 = Baik) mal dapat dipertahankan.
mempengaruhi keputusan tenan yang
menyewa kios / tempat di mal.
2. Saran
12
mayoritas (67%) responden memilih Sugiyono (2012), Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
berbelanja di mal tersebut.
Bandung: Alfabeta.
13