Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH RELIGI MASYARAKAT KOREA

PERKEMBANGAN BUDDHA DI KOREA SELATAN

Dosen Pengampu : Dra. Ndaru Catur Rini, M.I.Kom

Disusun oleh:
Dinda Yuliana Syahfatho
192007416131

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA


BAHASA KOREA
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korea Selatan adalah negara yang terletak di semenanjung Korea, Asia Timur. 
Semenanjung Korea yang sebelumnya merupakan wilayah untuk satu negara yaitu negara
Korea yang saat ini terpisah menjadi dua negara (Korea Selatan dan Korea Utara) karena
perang saudara. Korea Selatan membentuk negara tersendiri dan menamakannya sebagai
Republik Korea (Republik of Korea) pada tahun 1948. Korea Selatan menganut sistem
pemerintahan Republik Presidensil. Berdasarkan sistem Presidensil yang dianut oleh
Korea Selatan ini, Kepala Negara dijabat oleh seorang Presiden yang dipilih oleh rakyat
berdasarkan hasil Pemilihan Umum untuk masa jabatan 5 tahun. Sedangkan Kepala
Pemerintahannya yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang ditunjuk oleh
Presiden. Luas wilayah Korea Selatan yang sebesar 99,720km2 ini berada di antara
124°BT- 130°BT dan 33°LU- 39°LU. Secara geografis, Korea Selatan berbatasan darat
dengan Korea Utara disebelah utaranya sedangkan sebelah timur, selatan dan barat
dikeliling oleh laut. Di sebelah barat dan selatan adalah Laut Kuning dan sebelah barat
adalah laut Jepang sedangkan di sebelah tenggaranya adalah selat Korea yang berbatasan
dengan Jepang. Korea Selatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 50.924.172 jiwa
dengan bahasa resminya adalah bahasa Korea. Agama Kristen (Katolik, Protestan) dan
Agama Buddha merupakan agama mayoritas di negara tersebut namun sebagian besar
penduduk Korea Selatan memilih untuk tidak beragama atau atheisme.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah agama Buddha masuk ke Korea Selatan?
2. Kemajuan apa saja yang terjadi semenjak Buddha masuk ke Korea?
3. Bagaimana perkembangan Buddha saat ini?
BAB II
ISI

Agama Buddha diperkenalkan di Korea pada tahun 372 pada periode pemerintahan
Kerajaan Goguryeo oleh seorang biarawan bernama Sundoyang berasal dari Dinasti Qian Qin
dari Cina. Pada tahun 384, biarawan Malananda membawa agama Buddha ke Baekje dari Negara
Bagian Timur Jin di Cina. Pada masa Kerajaan Silla, Agama Buddha disebarkan oleh Biksu Ado
dari Goguryeo pada pertengahan abad ke – 5. Agama Buddha nampaknya mendapat dukungan
penuh dari penguasa Tiga Kerajaan karena agama ini sangatlah sesuai sebagai alat spiritual demi
menciptakan struktur pemerintahan berdasarkan Buddha, seperti Raja, yang berfungsi sebagai
symbol kekuasaan yang diagungkan. Di bawah perlindungan kerajaan, banyak kuil dan biara
dibangun dan jumlah pemeluk agama Buddha meningkat secara tetap. Sampai abad ke enam,
para biarawan dan pengrajin bermigrasi ke Jepang dengan membawa kitab kitab suci dan artefak
untuk membentuk dasar bagi terciptanya kebudayaan Buddha disana. Ketika Kerajaan Silla
menyatukan seluruh Semenanjung Korea pada tahun 668, agama Buddha telah dijadikan sebagai
agama negara meski system pemerintahannya masih berdasarkan prinsip prinsip Konfusianisme.
Agama Buddha berkaitan erat dengan peradaban dan penggunaan teknologi dari Cina.
Ketiga Kerajaan tersebut mengadopsi Buddha untuk menjadikan Negara mereka lebih modern
baik dalam peradaban maupun penggunaan teknologi serta menyediakan ideologi untuk menjaga
kelangsungan kerajaan. Selama periode Kerajaan Silla, Buddha memainkan peran utama dalam
pembangunan budaya yang salah satunya menghasilkan pendirian situs sejarah Candi Ulguksa
dan Sokguran Grotto. Kemajuan lainnya adalah penemuan percetakan dengan menggunakan
kayu untuk membuat yang kemudian diikuti dengan penggunaan logam untuk mencetak sutra
Buddha. Pada masa Kerajaan Silla Bersatu, ajaran Seon dikenalkan dari Cina dan para
pemeluknya mendirikan Sangha Seon yang memberikan kontribusi pada pengembangan Filsafat
Buddha yang pada akhirnya memberikan landasan psikologis agama Buddha pada masa dinasti
Goryeo.
Sekarang ini, jumlah pemeluk agama Buddha secara statistic mencapai 40% dan
merupakan yang terbesar di Korea Selatan. Sebagian besar menetap di provinsi Selatan Korea.
Untuk merespon perkembangan agama Kristen yang cukup pesat di Korea, para biksu Buddha
mulai berusaha untuk memodernkan praktik praktik keagamaannya dengan publikasi media,
penggunaan perlengkapan modern di vihara vihara Buddha dan mendorong partisipasi massa
yang lebih luas untuk membangun vihara Buddha yang baru.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Buddhisme berperan
dalam pembentukan dasar dasar identitas dan kebudayaan korea serta berakar dalam
sejarah. Sejarah Buddha menunjukan bahwa agama dimaknai sebagai spritualitas yang
mampu memberikan perlindungan dan menjawab tantangan pada masa krisis. Melebihi
makna spiritulitas atau ritual, agama akan dipatuhi jika memberikan solusi kepada
umatnya melalui praksis praksis sosial untuk membebaskan diri dari krisis sosial.

B. DAFTAR PUSTAKA
1. https://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-korea-selatan-republic-korea/
2. http://overseas.mofa.go.kr/id-id/wpge/m_2765/contents.do
3. http://vatihin.blogspot.com/2012/05/agama-buddha-di-korea-dan-agama-korea.html
4. http://www.bbc.co.uk/religion/religions/buddhism/subdivisions/koreanzen.shtml
5. http://www.acmuller.net/kor-bud/koreanbuddhism-overview.html

Anda mungkin juga menyukai