BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian hakim dan pembantu hakim ?
2. Bagaimana sistem hakim dan pembantu hakim dalam konteks peradilan
Islam ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian hakim dan pembantu hakim dalam peradilan
Islam.
2. Untuk mengetahui sistem hakim dan pembantu hakim dalam konteks
peradilan Islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
ق ٱهَّلل َ َوتُ ْخفِى فِى ِ َّك َوٱتَ ك َزوْ َج َ ى أَ ْن َع َم ٱهَّلل ُ َعلَ ْي ِه َوأَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه أَ ْم ِس ْك َعلَ ْي
ٓ َوإِ ْذ تَقُو ُل لِلَّ ِذ
Zى زَ ْي ٌد ِّم ْنهَا َوطَ ًراZٰ ضَ َق أَن ت َْخ َش ٰىهُ فَلَ َّما ق ُّ اس َوٱهَّلل ُ أَ َح
َ َّك َما ٱهَّلل ُ ُم ْب ِدي ِه َوت َْخ َشى ٱلن َ نَ ْف ِس
Zضوْ ۟ا ِم ْنه َُّن َوطَ ًرا
َ َج أَ ْد ِعيَٓائِ ِه ْم إِ َذا ق ٰ
ِ زَ َّوجْ نَ َكهَا لِ َك ْى اَل يَ ُكونَ َعلَى ْٱل ُم ْؤ ِمنِينَ َح َر ٌج فِ ٓى أَ ْز ٰ َو
َو َكانَ أَ ْم ُر ٱهَّلل ِ َم ْف ُعواًل
1
Muhammad Salam Madkur, Al-Qada Fil Islam, (Beirut: Dar al-Qolam, tt), 11.
2
Tengku Muhammad Hasbi Ash Sidiqi, Peradilan dan Hukum Acara Islam, cet. 1 (Semarang: PT
Pustaka Rizki Putera, 1997), 39.
3
Muhammad Salam Madkur, Al-Qada Fil Islam, (Beirut: Dar al-Qolam, tt), 11.
4
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan ni’mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi
ni’mat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah
kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu
apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada
manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak
ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini) isteri-isteri
anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Kedua, bermakna menunaikan sebagaimana dalam firman Allah surat
al-Jumu’ah ayat 10, yang berbunyi:
5
Teuku Muhammad Hasbi as-Shiddiqie, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2001), 22-26.
6
Abdul Manan, Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan, (Jakarta: Kencana, 2010), 33.
6
1) Hakim itu Mustaqillah, bebas dari pengaruh orang lain, ia tegar tidak
mau ditekan sekalipun oleh penguasa.
2) Persidangan hakim itu terbuka untuk umum.
3) Hakim itu tidak membeda-bedakan orang yang bersidang
dihadapannya.
4) Hakim harus bernasihat mendamaikan para pihak.
5) Hakim adil dalam memberikan hak bebicara kepada orang yang
menuntut keadilan kepadanya.
6) Setiap putusannya wajib bertawakal.
7) Orang yang meminta keadilannya mempunyai hak ingkar.
8) Memperlakukan semua orang punya hak yang sama.
9) Setiap putusannya harus didasarkan pada ketentuan syariat
10) Melindungi pencari keadilan.
11) Memandang sama kepada para pihak.
12) Memulai persidangan dengan ucapan yang sopan.7
c. Tata cara Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan
Dalam menjatuhkan suatu hukum, seorang hakim harus melakukan
proses dengan melalui berbagai tahapan, seperti mendengarkan dakwaan
dari pendakwa atau penuduh, memberikan kesempatan terdakwa untuk
menanggapi dakwaan, memeriksa kebenaran dakwaan melalui bukti
maupun saksi. Berikut penjelasan dari proses tersebut, yaitu:
1) Pendakwa atau penuduh diberikan kesempatan secukupnya untuk
menyampaikan tuduhannya sampai selesai. Sementara itu
terdakwa atau tertuduh diminta untuk mendengarkan dan
memperhatikan semua tuduhan dengan sebaik-baiknya sehingga
apabila tuduhan telah selesai terdakwa dapat menilai benar atau
tidaknya tuduhan tersebut.
2) Sebelum dakwaan atau tuduhan selesai disampaikan maka hakim
tidak boleh bertanya kepada pendakwa, sebab di khawatirkan akan
7
Oyo Sunaryo Mukhlas, Perkembangan Peradilan Islam, CetI, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).
79.
7
8
Atiyah Musrifah, al-Qada fi al-Islam, (Ttp: Syarkat al-Ausaq, 1996), 105.
9
Koto, Alaidin, Sejarah Peradilan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo. 2011), 78.
8
Dia adalah petugas yang berdiri di pintu hakim untuk menahan orang-
orang selama proses kajian terhadap perkara, menata masuknya orang-
orang yang berseteru ketika mereka berdesak-desakan karena jumlah
mereka yang banyak. Pengawal ini bisa sekaligus pemanggil yang berdiri
dibelakang kepala hakim, dia bertugas menjalankan dua pekerjaan
sekaligus, bisa jadi dia adalah petugas keamanan dari unsur tentara atau
dia memang petugas keamanan peradilan. Hakim terkadang menugasinya
untuk melakukan sebagian pekerjaan di mahkamah atau menunaikan
sebagian tugas luar.
c. Penerjemah
Para hakim mengangkat penerjemah karena banyaknya orang-orang
bukan Arab yang masuk Islam. Orang-orang tersebut saling mengenal
sebagian dengan sebagian yang lain. Jika terjadi perselisihanatau gugatan
atau klaim, maka hakim meminta bantuan penerjemah yang tsiqah dan
diterima untuk menerjemahkan bahasa pihak yang berseteru ke dalam
bahasa Arab.10
10
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra. 2001), 29.
9
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian ditas penulis dapat mengambil sutau kesimpulan, bahwa:
1. Secara global Hakim adalah orang yang diangkat oleh kepala negara untuk
menjadi hakim dalam menyelesaikan gugatan, perselisihan-perselisihan dalam
bidang hukum perdata oleh karena penguasa sendiri tidak dapat menyelesaikan
tugas peradilan. Sedangakn term pembantu hakim mulai ada sejak masa
Bani Umayyah yang bertujuan untuk membantu hakim atau penulis
mahkamah tau penulis peneliti.
2. Tugas pokok seorang Hakim adalah merealisasikan suatu keadilan dalam
dan pada kehidupam masyarakat. Dalam memutuskan suatu perkara seorang
Hakim tidak boleh semena-mena dalam membuat putusan. Tetapi harus
melalui dan melakukan beberapa tahap. Salah satunya memberikan hak
kebebasan kepada orang yang akan diputusi menyampaikan alasan dan latar
belakang kejahatan yang diperbuatkanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Madkur, Muhammad Salam. “Al-Qada Fil Islam”. (Beirut: Dar al-Qolam, tt).
Abdul Manan. “Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan”. (Jakarta:
Kencana, 2010).