Anda di halaman 1dari 4

Nama : Septian Hidayat

Nim : 21116062
Kelas : Sipil B
Matkul : Rekayasa Hidrologi

A. JENIS-JENIS HUJAN

1. Hujan zenithal (hujan konveksi)

Hujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin
pasat tenggara, sehingga membentuk gumpalan dan naik secara vertikal karena
terkena pemanasan ke atas awan. Hal ini menyebabkan awan yang memiliki massa
berat mengalami penurunan suhu, yang menyebabkan terjadinya proses kondensasi.
Karena air yang menggumpal tadi sampai pada titik jenuhnya, akhirnya turunlah
hujan. Karena letak turun hujan ini berada di atas garis khayal ekuator atau
khatulistiwa, maka di namakan dengan hujan zenithal. Biasnaya daerah yang kerap di
datangi dengan hujan zenithal ini memiliki iklim di negaranya adalah tropis seperti
iklim di Indonesia dengan intensitas penyinaran matahari yang termasuk tinggi, sebab
hampir setiap tahun mendapat penyinaran.

2. Hujan siklonal

Hujan siklonal terjadi karena adanya udara yang panas, suhu lingkungan yang
tinggi serta bersamaan dengan angin yang berputar putar. Biasanya terjadi di daerah
yang di lewati garis khayal khatulistiwa atau ekuator. Hal ini di sebabkan karena
adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Setelah
itu angin tersebut naik, lalu menggumpal di atas awan yang berada di garis ekuator.
Setelah awan tersebut sampai pada titik jenuhnya, hujan ini akan mengawali  dengan
mendung yang sangat gelap setelah itu turunlah hujan yang membasahi keseluruh
permukaan bumi yang memberikan dampak positif kepada seluruh makhluk hidup
yang hidup di bumi dan dinantikan oleh makhluk hidup yang ada di bumi.
3. Hujan orografis

Merupakan hujan yang terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air,
kemudian arah pergerakannya secara horizontal. Perjalanan angin tersebut harus
melewati pegunungan yang menyebabkan suhu angin menjadi dingin akibat adanya
proses kondensasi (saat melewati pegunungan tadi).

Lalu pembentukan titik-titik air yang mulai mengendap yang akan menyebabkan
terjadinya hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin
tersebut yang biasanya bergerak secara horizontal, dan angin akan bertiup terus
mendaki pengunungan dan menuruni lereng tetapin angin tidak membawa uap air lagi
sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak akan turun
hujan. Kemudian karena berat massa air yang semakin besar, di mana tidak mampu di
bawa oleh angin, maka turunlah hujan di atas pegunungan.

B. PENGUAPAN EVAPOTRANSPIRASI

1. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi merupakan proses total dari perpindahan air ke atmosfir dari


permukaan tanah yang bervegetasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
evapotranspirasi diantaranya adalah:
·        a. Ketersediaan air
·        b. Faktor-faktor tanaman
·        c. Kondisi meteorologis

Selama ketersediaan air cukup, evapotranspirasi akan berlangsung pada laju yang
maksimum tergantung hanya pada energi yang tersedia dan pengontrolan oleh
vegetasi.

1.     Ketersediaan air`


Evaporasi tanah : air dievaporasikan pada permukaan tanah pada laju yang sama
dengan permukaan air bebas selama tanah basah dan tidak dinaungi tanaman
Air tanah utk tanaman: kontribusi evaporasi tanah terhadap total evapotranspirasi
menurun sejalan dengan meningkatnya penutupan tanaman
2.     Faktor tanaman

Tahanan dalam tanaman : diatur oleh tahanan stomata dan tahanan stomata
dipengaruhi oleh suhu daun, cahaya,potensi air dan perbedaan tekanan uap
Pengaruh penutupan tanaman :
- tanaman yang ditanam dalam barisan biasanya tidak menutupi permukaan tanah
sepenuhnya.
- Sebelum tanaman menutup permukaan tanah sepenuhnya,arah barisan tanaman
dapat mempengaruhi evapotranspirasi.
- Banyaknya bagian permukaan tanah yang tertutup tanaman menentukan
perbandingan antara evaporasi langsung dari tanah dan transpirasi dari tanaman.
Pengaruh tinggi tanaman: makin tinggi tanaman makin kuat pengaruh angin
yang memberikan energi bagi tarikan air.
Pengaruh morfologi tanaman:
·     Jenis daun : daun lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada daun jarum.
·     Ukuran daun: daun yang lebih lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada
daun  berukuran sempit.

3.      Kondisi meteorologis``


Kondisi cuaca sangat menentukan laju evapotranspirasi dan sebaliknya
evapotranspirasi mempengaruhi iklim. Jumlah terbesar dari energi yang digunakan
pada evapotranspirasi disediakan hamper seluruhnya dari dua sumber: energi radiasi
dan energi dari udara yang lebih panas daripada permukaan tanaman
Radiasi neto adalah sumber energi utama untuk evapotranspirasi, karena itu
radiasi netto berbanding lurus dengan laju evapotranspirasi. Adveksi panas terasa
adalah perpindahan energy dalam arah horizontal. Waktu tanah basah hampir semua
energi dari radiasi neto digunakan untuk panas laten, jika tanah menjadi kering hanya
sedikit radiasi netto untuk panas laten, mulailah terbentuk panas terasa. Jika panas
terasa ini bertiup diatas permukaan basah maka akan terjadi evapotranspirasi.
Angin memindahkan uap air ke udara yang lebih kering sehingga laju
penguapan menjadi cepat. Angin juga menjadi alat memindahkan panas terasa dari
daerah kering ke daerah lembab/basah. Kelembaban udara. Kalau udara jenuh
(penuhuap) evaporasi tidak akan terjadi. Laju evaporasi akan meningkat jika ada
perbedaan kelembaban yang besar antara permukaan tanaman dan udara.

Anda mungkin juga menyukai