Berkarakter
Oleh :
1.3 Tujuan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu
bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa maupun
Negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional. Pendidikan adalah suatu
proses pembelajaran anak didik agar memperoleh suatu ilmu pengetahuan yang
memadai dan berorientasi pada pengembangan anak didik dalam rangka
memelihara dan meningkatkan martabat manusia dan budaya demi memuliakan
Tuhan. Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak. Kecepatan
perkembangan masing-masing tidak selalu sama. Sehingga dalam hal ini tidak lepas
dari perhatian pendidik. Pendidikan memberi perhatian kepada kemampuan masing-
masing anak didik. Anak didik kita tidak sama dalam kemampuannya. Oleh karena
itu pendidikan hendaknya melayani kebutuhan anak-anak yang begitu bervariasi.
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk membantu generasi
muda menjadi manusia yang utuh dan pandai dalam pengetahuan, bermoral,
berbudi luhur, peka terhadap orang lain, beriman pada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu tujuan pendidikan tidak hanya menekankan pada segi pengetahuan saja
(Kognitif) tetapi harus juga menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama dan lain-
lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan akan mengakibatkan
anak didik tidak bisa berkembang menjadi manusia utuh. Akibatnya nanti bisa terjadi
suatu tindakan yang tidak baik seperti tawuran, perang, ketidak adilan, menyontek
dan lain-lain.
Metodologi Penulisan
Jenis tulisan ini adalah berupa tulisan ilmiah dengan menggunakan data
sekunder dan analisis kritis mengenai permasalahan kegagalan kurikulum
pendidikan di Indonesia dalam membentuk bangsa berkarakter. Pengambilan data
dilakukan dengan cara pencarian data sekunder yang berasal dari beberapa buku,
skirpsi dan artikel yang berkenaan mengenai topik. Setelah itu, data diperkuat
dengan melakukan penelusuran melalui searching internet terkait dengan topik.
Bab IV
Pembahasan
1. Para pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai contoh berkarakter yang
baik dan mempunyai komitmen untuk menegakkan kebenaran
2. Para pendidik harus mampu menjadikan tujuan pembentukan karakter muridnya
sebagai suatu yang prioritas dan merupakan bagian terpenting dari pekerjaan
profesionalnya
3. Para pendidik harus senantiasa mengadakan diskusi tentang isu-isu moral
dengan murid-muridnya, tentang bagaimana seharusnya menjalankan hidup,
serta menjelaskan apa yang baik dan apa yang buruk.
5.1 Kesimpulan
Saat ini sistem kurikulum pendidikan yang sedang digunakan di Indonesia
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. Kelebihan KTSP adalah mendorong terwujudnya otonomi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan, mendorong para guru, kepala sekolah,
dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program-program pendidikan, memungkinkan bagi setiap sekolah
untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
akseptabel bagi kebutuhan siswa. Namun sayangnya, implementasi KTSP masih
jauh dari harapan. Kesenjangan informasi antardaerah, keragaman kompetensi
guru, atau sarana-prasarana sekolah menjadi “cacat” utama. KTSP yang
seharusnya berbeda di setiap daerah, bahkan di setiap sekolah, yang terjadi justru
telah terjadi penyeragaman.
Konsep kemandirian yang diunggulkan dalam KTSP pun banyak
disalahartikan oleh para guru. Guru hanya berpikir bagaimana memberikan tugas
kepada siswa, lalu siswa dipersilakan pulang mengerjakan tugas tersebut. Padahal,
seorang guru dituntut menjadi mediator dan sekaligus fasilitator, yang mengarahkan
siswa menemukan output pendidikan. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa
amat terbebani oleh banyaknya tugas yang diberikan oleh guru sehingga memicu
terjadinya tindak kecurangan, seperti mencontek atau minta dibuatkan oleh orang
lain misalnya. Siswa menghalalkan berbagai cara agar tugas-tugasnya yang begitu
banyak bisa cepat selesai. Belum lagi ditambah oleh penetapan standar kelulusan
yang memicu berbagai tindak kecurangan seperti terdapat guru yang sengaja
membagi jawaban di depan kelas kepada murid.
Kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia
merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa yang tidak berkarakter karena sekolah
merupakan tempat seseorang pertama kali bersosialisasi. Untuk membentuk bangsa
berkarakter melalui sekolah, maka haruslah diterapkan pendidikan karakter secara
eksplisit dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
_______. 2007. Quo vadis kurikulum pendidikan kita sebuah refleksi akhir
tahun.http://sawali.info. [20 Februari 2010]
_______. 2008. Analisis sistem evaluasi hasil belajar siswa yang menghambat
pengembangan karakter siswa sma. http://okvina.wordpress.com. [20
Februari 2010]