Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MOMENTUM, IMPULS DAN PUSAT MASSA

Disusun oleh
Cintami G. Worang (19209039)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TONDANO 2019
1
KATA PENGANTAAR

Puji syukur saya panajtkan kepada Tuhan Yamng Maha Esa kkarena atas kasih dan
anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Momentum, Impuls dan Pusat
Massa” tepata pada waktunya.
Makalah ini membahas materi fisika teknik tentang Momentum, Impuls dan pusat
massa mulai dari pengertian hingga rumus-rumus yang dipakai untuk menentukan suatu
nilai. Saya harap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca.
Saya berterima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam memberi
saran dan ide-ide dalam penyusunan makalah ini. Saya sadar makalah ini masih banyak
kekurangan dalam penyusunannya dengan itu diharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca agar kedepannya saya dapat membuat makaalah yang lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

MAKALAH.................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
BAB 2 Pembahasan.....................................................................................................................................2
1. Momentum Benda Banyak..............................................................................................................2
2. Hukum kekekalan momentum.........................................................................................................3
3. Tumbukan Segaris 2 Benda.............................................................................................................4
4. Ayunan Balistik...............................................................................................................................6
5. Tumbukan Benda Dengan Dasar....................................................................................................6
6. Implus..............................................................................................................................................7
7. Pusat Massa.....................................................................................................................................9
8. Menentukan Pusat Massa Dengan Metode Integral.....................................................................10

3
BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang
Nilai nialai selalu berada di setiap kegiatan kita, tanpa kita sadari kegiatan
kita sehari-hari juga memanfaatkan system kerja. Pada kesempatan ini akan
kami bahas mengenai momentum.
Ketika terjadi suatu kecelakaan di jalan tabrakan antara ke dua buah
kendaraan yang berbeda kecepatan, dimana kendaraan yang benrkepatan
tinggi mengalami kerusakan yang lebih parah di bandingkan dengan
kendaraan yang berkecepatan rendah. Hal ini bisa terjadi, karena semakin
besar massa dan kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit
untuk dihentikan dan makin besar akibatnya.
Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara
kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu
fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum
linier. Momentum linier biasanya disebut momentum. Maka momentum
adalah hasil kali massa dan kecepatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Momentum benda banyak?
2. Apa itu Hukum kekekalan momentum?
3. Apa maksud dari Tumbukan segaris 2 benda?
4. Apa yang dimaksud dengan Ayunan balistik?
5. Apa maksud dari Tumbukan benda dengan dasar?
6. Apa itu Implus?
7. Apa itu Pusat masa ?
8. Momentum pusat masa dengan metode integral ?

4
A. Momentum Benda Banyak

Sistem yang kita jumpai sehari-hari tidak terbatas pada satu benda saja, tapi yang
lebih sering dijumpai sistem yang terdiri dari banyak benda. Jika sistme yang kita amati
disusun oleh sejumlah benda maka momentum total sistem tersebut merupakan jumlah
vektor dari momentum masing-masing benda. Penjumlahan harus dilakukan secara vektor
karena momentum merupakan besaran vektor.

B. Hukum Kekekalan Momentum

Huygens, ilmuwan berkebangsaan belkita, melakukan eksperimen dengan


menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum.
Perhatikan uraian berikut. Dua buah bola pada gambar diatas bergerak berlawanan
arah saling mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1.
Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2. Jika kedua bola
berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan
bertabrakan.

5
Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada gambar diatas
ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling
menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya
gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu Δt tersebut, kedua bola akan saling
melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing sebesar v’1 dan v’2. Penurunan
rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya interaksi saat terjadi
tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
Faksi = – Freaksi
F1 = – F2
Impuls yang terjadi selama interval waktu Δt adalah F1 Δt = -F2 Δt . kita ketahui
bahwa I = F Δt = Δp , maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Δp1 = – Δp2
m1v1 – m1v’1 = -(m2v2 – m2v’2)
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
p1 + p2 = p’1 + p’2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir
Keterangan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p‘1, p’2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v’1, v’2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
Bunyi Hukum Kekakalan Momentum
Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum
kekakalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total
sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan
arah kecepatan tiap benda.
Contoh Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum
Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol.
Pada Gambar 5.3 tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru
ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote, senapan akan tertolak
ke kiri. Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada
pistol (hukum III Newton).

6
Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem roket. Percepatan roket
diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh
percepatan. Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap
molekul gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya
gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan
momentum.
Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas
menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum
sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum,
besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan
besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat
bertahap banyak.

C. Tumbukan Segaris Dua Benda

Tumbukan segaris dua benda atau tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan yang jumlah energi
kinetik benda - bendanya sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.

Tumbukan semacam ini mirip dengan tumbukan 2 benda A dan B, dimana salah satunya berpegas
baja berbentuk U terbalik yang bertumbukan, pegas tertekan sejenak dan sebagian EK awalnya

7
berubah sejenak menjadi Energi Potensial Elastik. Selanjutnya pegas meregang dan kedua benda
terpisah, energi potensial berubah kembali menjadi energi kinetik dengan kecepatan VA2 dan VB2.

Karena kekekalan energi kinetik dan kekekalan momentum maka:

Kekekalan energi kinetik : ½ m AvA12 + ½ mBvB12 = ½ m AvA22 + ½ mBvB22

Kekekalan momentum : mAvA1 + mBvB1 = mAvA2 + mBvB2

Jadi jika massa dan kecepatan awal diketahui, kita dapatkan dua persamaan yang berdiri sendiri dan
kecepatan akhir tiap benda dapat dihitung sebagai:

vB2 - vA2 = - (vB1 - vA1)

kecepatan B relatif terhadap A setelah tumbukan = kecepatan B relatif terhadap A sebelum tumbukan

D. Ayunan Balistik

Sebuah perluru dengan massa m ditembakkan dengan kecepatan v sehingga menumbuk sebuah
balok yang terikat oleh tali. Jika setelah tumbukan keduanya menyaut dan mencapati tinggi
maksimum H (titik puncah saat balok dan peluru berhenti). Maka kita dapatkan persamaan

mv = (m+M) √2gh

Contoh soal

Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada ayunan balistik yang
massanya 1 kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga mereka mencapai tinggi maksimal 25 cm.
Berapa kecepatan peluru mula-mula peluru tersebut?

mv = (m+M) √2gh
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
v = (1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s

E. Tumbukan Benda dengan Dasar

8
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan benda dengan dasar bila ada kehilangan energi
kinetik setelah tumbukan. Secara matematis kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah
tumbukan dapat dilihat pada rumus berikut ini:

eV1 + V1 = eV2 + V2

e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya bergerak antara 0 hingga 1. Contoh
tumbukan lenting sebagian diantaranya bola bekel yang jatuh dan memantul berulang-ulang hingga
akhirnya berhenti. Karena ada nilai e maka tinggi pantulan jadi lebih rendah dari pada tinggi mula-
mula. Secara matematis tinggi pantulan ke-n tumbukan adalah:

hn = ho.e2n

contoh soal tumbukan benda dengan dasar

Sebuah bola bekel jatuh dari ketinggian 4 meter, lalau dia mengalami pemantulan berulang. Jika
koefisien restitusi adalah 0,7, maka berapa tinggi bola bekel setelah pemantulan ke-5?

Jawab:

h5 = 4.0,710 = 0,113 m = 11,3 cm

F. Impuls

Impuls adalah suatu peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang singkat. impuls dapat diketahui
dengan perkalian gaya (F) dan selang waktu (t). Impuls bekerja di awal mula sehingga membuat suatu
benda dapat bergerak dan memiliki momentum. Contoh dari peristiwa impuls seperti, peristiwa bola
ditendang, bola kasti dipukul, karena ketika terjadi tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja sangat
singkat. Rumus dari impuls adalah:

I = F × Δt

Keterangan:

I = impuls (Nt)

F = gaya (N)

t = waktu (s)

Hubungan antara Impuls dan Momentum

Ada satu dalam hukum newton yang menyatakan bahwa, gaya yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan perkalian antara massa dengan percepatannya. Dapat ditulis dengan rumus berikut:

F=m×a

Apabila kita masukkan ke dalam rumus I = F × Δt maka:

9
I = F × Δt

I = m × a (t2 - t1)

I = m × v/t (t2 - t1)

I = (m × v1) – (m × v2) 

Jadi kesimpulannya, besarnya impuls yang bekerja/mengenai pada suatu benda sama dengan
besarnya perubahan momentum terhadap benda tersebut.

G. Pusat Massa

Pengertian pusat massa


Benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel dan massa sebuah benda merupakan jumlah
massa masing-masing partikel penyusun benda tersebut. Pusat massa adalah sebuah titik pada benda
di mana massa semua partikel penyusun benda dianggap terpusat pada titik tersebut.

Interaksi antar materi seringkali merupakan interaksi banyak titik materi. Pada sistem banyak titik,
selain terdapat gaya eksternal (Fe) juga terdapat gaya internal (Fij) antar titik-titik dalam benda. Untuk
itu diperkenalkan pusat massa, di mana gaya aksi yang diberikan ke setiap titik materi dipandang
sama dengan gaya aksi yang diberikan pada pusat massa suatu sistem materi tunggal. Contoh
sederhananya saat kita melempar bola ke atas, sebenarnya semua titik pada materi mendapatkan
gaya aksi yang besarnya kita sebut Fi. Namun akan lebih sederhana jika kita menganggap bola itu
sebagai satu titik materi saja, yakni pada pusat massanya.

Pusat massa suatu benda ialah titik di mana gaya internal pada sistem massa sama dengan nol. Untuk
benda simetris yang homogen, letak pusat massa tentulah berada tepat di tengah-tengah benda.
Lalu, bagaimana untuk benda yang tidak simetris?

Ambillah persamaan gaya yang bekerja pada sistem banyak titik

Jika kita mengambil suatu titik di mana gaya internalnya nol, diperoleh

Titik itu haruslah mewakili keseluruhan sistem secara makroskopis, sehingga notasi sumasi di ruas kiri
menjadi lenyap. Titik itulah yang kita sebut sebagai pusat massa, yang berjarak R dari sembarang
pemilihan koordinat awal.

10
Akhirnya diperoleh

H. Menentukan Pusat Masa dengan Metode Integral


Pada berikut ini akan dibahas cara menentukan pusat massa benda homogen. Pendekatannya dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu diskret dan kontinu. Misal untuk gambar di bawah ini.

Jika kubus-kubus kecil penyusunnya memiliki rusuk 4 cm dan massa m, di manakah letak pusat massa
benda itu? Kita akan menghitungnya bagian-demi bagian dan parameter demi parameter (x, y, z).

Kubus pertama (kiri)


r1(x,y,z) = (2,2,2)
Kubus ke-dua (tengah)
r2(x,y,z) = (2,6,2)
Kubus ke-tiga (depan)
r3(x,y,z) = (6,6,2)
Kubus ke-empat (atas)
r4(x,y,z) = (2,6,6)
Karena semua kubus kecil memiliki massa yang sama, m, maka pusat massanya, R ialah:

11
Akhirnya diperoleh

Contoh tadi adalah untuk benda yang bisa didekati dengan metode diskret. Bagaimana dengan pelat
berbentuk segitiga siku-siku?

Untuk benda semacam ini kita dapat memecahnya menjadi segmen-segmen kecil lalu dijumlahkan
(jumlahan Riemann). Berbicara tentang penjumlahan Riemann artinya kita akan bersinggungan
dengan integral. Dalam bentuk integral, persamaan pusat massa dapat dituliskan

Di mana dm ialah elemen massa, atau massa dari tiap-tiap segmen. Di sini kita mendefinisikan massa
jenis σ (massa per satuan luas), yakni σ = M/A. Karena luas segitiga di atas ialah ½ a.b, maka:

Mengingat segitiga siku-siku dapat kita nyatakan dalam persamaan garis y(x) = mx = bx/a, diperoleh
luas tiap segmen yang berbentuk segi empat (dA) tidak lain adalah dx × y(x) sehingga elemen massa

Sekarang kita sudah bisa memulai menghitung pusat massa segitiga.

12
Substitusi kembali M = σab/2, akhirnya diperoleh

Akhirnya ketemu juga, tapi itu baru absisnya, belum ordinatnya. Silakan Anda mencari sendiri nilai Ry.
Caranya serupa, hanya saja Anda harus mengubah fungsinya menjadi x(y) = ay/b dan integrasikan
terhadap y, nanti akan diperoleh bentuk

Pada akhirnya pusat massanya ialah

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang bermassa / memiliki bobot dengan
pergerakan / kecepatan. Dalam fisika momentum dilambangkan huruf ‘p’, secara matematis
momentum dapat dirumuskan :

P= m.v

P = momentum, m = massa, v = kecepatan

Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan kecepatan. Semakin cepat
pergerakan suatu materi/benda akan semakin cepat juga momentumnya. Semakin besar momentum,
maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka
momentumnya sama dengan nol.

3.2. Saran

            Dengan mengetahui dan mempelajari momentum, kita diharapkan dapat menganalisis
bagaimana cara mencari monentum. Momentum pula sangat banyak fungsinya dalam kehidupan
sehari hari, dimana tidak lepas dari momentum.sehingga momentum ini harus kita pelajari dengan
baik.

14

Anda mungkin juga menyukai