Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH:
NAMA : NAMIRA
NIM : P 211 19 090
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : RISKA SEPTIANA
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat
dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan
2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk
dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-
induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Hasil penelitian Mendel dengan melakukan persilangan berbagai varietas kacang
kapri (Pisum sativum) untuk monohibrid menyimpulkan bahwa setiap sifat
organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap individu
tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang
kemudian dikenal dengan istilah sepasang (dua) alel; satu faktor berasal dari tetua
jantan dan satu faktor lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut,
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat
pembentukan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa
ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu Hukum Segregasi (Yusuf,
2008).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kancing model-
model gen warna hijau (M) dan putih (m).
♂
P : × ♂
(MM)
(mm)
G : M m
F1 : Mm
(Merah)
F1 >< F1 = ♀ Mm >< Mm
Gamet = M >< M
m m
♀/♂ M m
MM Mm
M
(Merah) (Merah)
Mm Mm
m
(Merah) (Putih)
Perbandingan Genotipe F2 : = Mm : Mm : mm
=1:2:3
Perbandingan Fenotipe F2 : = Merah : Putih
=3:1
♀ ♂
P : ×
(MM) (mm)
G : M m
F1 : Mm
(Merah Muda)
F1 >< F1 = ♀ Mm >< Mm
Gamet = M >< M
m m
♀/♂ M m
MM Mm
M
(Merah) (Merah Muda)
Mm Mm
m
(Merah Muda) (Putih)
Perbandingan Genotipe F2 : = Mm : Mm : mm
=1:2:1
Perbandingan Fenotipe F2 : = Merah : Putih
=1:2:1
4.3 Pembahasan
Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan
tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel
gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas.
Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohybrid (Syamsuri, 2004).
.
Fenotip merah (M) dominan sempurna terhadap fenotip putih (m) maka
persilangan monohibrid antar dua individu yang bersifat heterozigot
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe = 3 : 1 .
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai konsep hukum mendel, dapat
disimpulkan bahwa data perbandingan pada hukum Mendel melalui media
kancing yang dibedakan dengan warna merah dan putih, jika sifat merah
dominan terhadap putih maka menghasilkan perbandingan 3:1, sedangkan
jika sifatnya intermediet atau dominan tidak sempurna maka akan
menghasilkan perbandingan 1:2:1.
5.2 Saran
Pada saat penghitungan data, diperlukan ketelitian, agar tidak terjadi
penyimpangan pada hukum Mendel.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA :
STAMBUK :
KELOMPOK :
ASISTEN : RISKA SEPTIANA