4.1.1 Judul Penelitian Teknik Perawatan Luka Modern Dan Konvensional Terhadap Kadar Interleukin 1 Dan Interleukin 6 Pada Pasien Luka Diabetik (Modern And Convensional Wound Dressing To Interleukin 1 And Interleukin 6 In Diabetic Wound) 4.1.2 Tahun Penelitian Tahun 2015 4.1.3 Nama Peneliti Werna Nontji, Suni Hariati, Rosyidah Arafat 4.1.4 Lokasi Penelitian Makassar 4.1.5 Alamat Jurnal Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 133–137
4.2 Analisa Jurnal Dengan Metode IMRAD
4.2.1 Introduction (Pendahuluan) Perawatan luka secara holistik merupakan salah satu cara untuk mencegah gangren dan amputasi, teknik rawat luka modern lebih efektif daripada konvensional dengan cara meningkatkan perubahan faktor pertumbuhan dan sitokin, terutama interleukin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi efektivitas teknik rawat luka modern dan Luka konvensional Dressing terhadap kadar Interleukin 1 (IL-1) dan Interleukin 6 (IL-6) pada pasien luka diabetik. 4.2.2 Methods ( Metode ) Sebuah Kuasi eksperimental pre-post dengan desain kelompok kontrol yang digunakan. Intervensi yang diberikan adalah pembalut luka modern dan kelompok kontrol dengan pembalut luka konvensional, penelitian ini dilakukan di Makassar dengan 32 sampel (16 di kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol). 4.2.3 Research ( Hasil) Hasil uji Pooled T menunjukkan bahwa p = 0,00 (p < 0,05), berarti ada signifikansi korelasi antara teknik rawat luka modern terhadap kadar Interleukin 1 (IL-1) dan Interleukin 6 (IL-6) dari pada teknik rawat luka konvensional. 4.2.4 And (Dan) Discussion ( Diskusi) Proses penyembuhan luka dipengaruhi faktor pertumbuhan dan sitokin (IL-1 dan IL-6), hai ini akan dirangsang oleh pembalutan luka, teknik pembalutan luka modern (Kalsium alginat) dapat menyerap luka drainase, non oklusive, non adhesif, dan debridement autolitik.
4.3 Analisi Jurnal dengan Metode PICO
No Kriteria Jawab Pembenaran & Critical Thinking Penelitian ini dilakukan dengan 32 sampel (16 di 1 P Ya kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol). Pada penelitian ini, kelompok modern digunakan jenis balutan calcium alginat yang memiliki sifat absorben, nonoklusif, nonadhesif, bersifat 2 I Ya autolitik debridemen. Sedangkan pada kelompok konvensional digunakan metronidazole, iodin, H2O2 dan kompres kasa NaCl. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Werneret et al (2003), pada perawatan luka konvensional masih menggunakan balutan kasa NaCl sedangkan pada perawatan luka modern 3 C Ya lebih banyak menggunakan Hydrocoloid. Hydrocoloid terbukti jauh lebih efektif dibandingkan kasa dalam hal penurunan luas luka dan mempercepat laju penyembuhan bila dibandingkan dengan kasa NaCl. 4 O Ya Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kelembaban luka lebih dapat dipertahankan dan balutan jarang dibuka pada kelompok modern dibandingkan pada kelompok konvensional. Pada balutan konvensional cenderung memberikan dampak yang buruk karena pemakaian kompres kasa sebagai upaya mempertahankan kelembaban kurang dapat dipertahankan lebih lama sehingga luka lebih sering diganti balutannya. Fenomena ini akan membawa dampak timbulnya cidera ulang pada dasar luka yang akan menstimulasi terjadinya infl amasi ulang pada dasar luka. Penggunaan antiseptik, seperti iodine 1% dan H2O2 pada kelompok konvensional dapat memicu rusaknya calon- calon kapiler darah.