TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
1. Pengertian Darah
Darah merupakan salah satu jaringan dalam tubuh yang berbentuk cair
berwarna merah. Karena sifat darah yang berbeda dengan jaringan lain
mengakibatkan darah dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat
menyebar ke semua bagian tubuh. Penyebaran tersebut harus terkontrol dan harus
tetap berada pada satu ruangan agar darah benar-benar dapat menjangkau seluruh
jaringan di dalam tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem kardiovaskuler,
yang meliputi jantung dan pembuluh darah. Dengan sistem tersebut darah dapat
diakomodasikan secara teratur dan diedarkan menuju organ dan jaringan tersebar
keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentransport
sisa metabolism sel atau jaringan keluar dari tubuh (Nugraha, 2015).
2. Fungsi Darah
a. Respirasi
menuju jaringan diseluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan
tersebut dilakukan oleh molekul hemoglobin yang terkandung di dalam eritrosit
(Nugraha, 2015) .
b. Nutrisi
Karbohidrat, protein dan lemak yang kita makan akan diproses oleh sistem
darah disekitar usus. Beberapa nutrisi disintesis oleh sel dalam organ seperti hati.
Semua molekul tersebut akan diangkut oleh darah, melalui sistem kardiovaskuler
c. Ekskresi
metabolism berupa sampah yang tidak digunakan, jika terakumulasi dalam organ
atau sel akan menyebabkan kerusakan sel dan gangguan kesehatan. Sisa
metabolisme akan dikeluarkan oleh sel ke dalam darah dan diangkut melalui sistem
disebabkan suatu senyawa yang bersifat asam (asidi) maupun bersifat basa (alkali)
di luar sel (ekstrasel) dan di dalam sel (intrasel), kelebihan senyawa tersebut akan
diekskresikan oleh organ paru dan ginjal. Darah yang menjangkau seluruh bagian
7
e. Penyeimbangan Air Tubuh
tubuh, sekitar 60-70% berat tubuh manusia adalah air baik yang terdapat di dalam
intrasel maupun ekstrasel. Air dalam darah merupakan cairan ekstrasel yang berada
di dalam intravaskuler (plasma). Dengan adanya air dalam plasma, sel-sel dalam
darah dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh dengan mudah
dan darah mampu mendistribusikan bahan lainnya untuk kehidupan sel didalam
tubuh. Air bersama-sama dengan protein plasma berperan dalam mengatur tekanan
osmotic. Agar tekanan darah osmotik selalu seimbang, cairan di dalam tubuh akan
tersebut selalu dipertahankan agar organ atau aktivitas sel di dalam tubuh bekerja
secara optimal. Pada saat terjadi kenaikan suhu tubuh baik oleh suhu lingkungan
atau suhu tubuh meningkat karena sakit, pembuluh darah akan melebar
(vasodilatasi) sehingga banyak darah yang bersirkulasi terutama pada bagian bawah
keringat yang berguna untuk membuang panas. Begitu pula sebaliknya, penurunan
8
g. Pertahanan Terhadap Infeksi
maupun serangan penyakit baik oleh bakteri, virus atau parasit. Pertahan dilakukan
dengan cara eliminasi dari dalam tubuh melalui proses fagositosis maupun
lain seperti hormon. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin akan
direspon oleh jaringan dan dapat melakukan fungsi biologis (Nugraha, 2015).
dalam keadaan tertentu darah dapat keluar dari pembuluh darah sehingga dapat
berakibat fatal misalnya luka atau oleh penyakit sehingga perlu dilakukan
penyumbatan agar darah tidak keluar dari sirkulasi, melalui mekanisme pembekuan
9
3. Komponen Darah
Darah dibentuk dari dua komponen yaitu komponen selular dan komponen
sekitar 45% yang terdiri dari tiga macam atau jenis sel yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Pada dasarnya trombosit bukan berupa sel melainkan bentuk keeping-
sekitar 55% bagian dari darah. Dalam plasma terkandung berbagai macam molekul
makro dan mikro, baik yang bersifat larutan air (hidrofilik) maupun tidak larut air
Plasma darah terdiri dari air, protein, karbohidrat, lipid, asam amino, vitamin,
mineral dan lain sebagainya. Komponen tersebut ikut mengalir dalam sirkulasi
Bersama darah, baik bebas atau diperantarai molekul lain agar dapat terlarut di
B. Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin
tubuh keparu -paru, pengangkutan oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara
molekul oksigen hem terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut
globin dengan demikian, struktur eritrosit yang halus tesebut dimaksudkan untuk
mengangkut oksigen dan mepertahankan hemoglobin. Sintesis hem dan globin juga
10
diatur, pada bagian hem pada hemaglobin terdiri dari sebuah struktur cincin porfirin
yang mengandung besi (ferro), kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah dan Bagian globin adalah suatu protein yang terdiri
dari dua pasang rantai asam amino yang disebut alfa dan beta) (Sacher and
McPherson, 2008).
hemoglobin di dalam sel darah merah mengikat oksigen melalui suatu ikatan kimia
reaksi yang berlangsung dalam arah ke kanan merupakan reaksi penggabungan atau
antara tubuh dengan lingkungan sebaliknya, reaksi yang berjalan dari kiri ke kanan
(CO2), karbonmonoksida (CO) dan bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam
karbonat yang terionisasi yang terbentuk dari CO2 pada tingkat jaringan. Pada
fungsinya transport (CO2) hanya sebagian kecil saja yang berikatan langsung
yang lain mengangkut oksigen, CO2 sebagai bentuk terlarut dalam plasma, namun
berbeda dengan oksigen, CO2 tidaklah larut secara fisik dalam bentuk senyawa
11
Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa O2. Kadar
akibat dari dehidrasi, hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah
klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar molekul hemoglobin tidak selamanya
meningkat atau menurun secara bersmaan, misalnya penurunan sel darah merah
disertai kadar hemoglobin sedikit meningkat atau normal terjadi khasus anemia
pernisiosa, dan sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal, disertai kadar
hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia defisiensi zat besi (Sacher and
McPherson, 2008)
Kadar homoglobin dapat depengaruhi oleh berbagai faktor yaitu umur, jenis
kelamin, kehamilan, menstruasi, asupan makanan, kebiasaan minum teh atau kopi
penurunan kadar hemoglobin, untuk laki-laki = 13,5-18 g/dl dan perempuan = 12-
suatu keadaan jumlah sel darah merah yang beredar atau konsentrasi hemoglobin
jaringan perifer (Mubarok, 2014). Sebuah studi mengatakan kondisi anemia dapat
membuat anak memiliki nilai kecerdasan intelektual yang lebih rendah (10-15 poin)
serta kemampuan belajar yang menurun dibandingkan dengan anak yang sehat atau
normal. Asian Development Bank (ADB) tahun 2012 menyatakan bahwa sekitar 22
juta anak di Indonesia terkena anemia, yang menye- babkan kehilangan angka
12
kecerdasan intelektual sebesar 5 sampai 15 poin, prestasi sekolah yang buruk, dan
kerugian potensi masa depan hingga 2,5% (Kusmiyati, Meilani and Ismail, 2013)
2. Struktur Homoglobin
Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang
terdiri dari globin dan heme. Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai
terdiri dari 141 asam amino dan rantai polipeptida beta terdiri dari 146 asam amino.
Molekul hemoglobin pada manusia terdapat empat sub unit protein berbentuk
globul. Oleh karena itu satu unit dapat membawa satu molekul O2, maka secara
efektifnya setiap molekul homoglobin dapat membawa empat molekul O2, setiap
unit pula terdiri dari satu rantai polipeptida yang mengikat kuat molekul lain,
struktur heme terdiri dari 1 molekul protein berbentuk cincin yang di namai
porphyrin dan satu ataom besi yang terletak di tengah. Hemoglobin dalam keadaan
normal membawa ion dioksidasikan kepada fe3+ (Sacher and McPherson, 2008)
suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah yang beredar atau konsentrasi
3. Peranan Hemoglobin
hemoglobin memiliki 2 bagian: pertama bagian globin, suatu protein yang terbentuk
dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat – lipat dan yang kedua terdapat
empat gugus non-protein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem,
13
Gambar 1 Melokul Hemoglobin. Sebuah molekul hemoglobin terdiri dari empat
rantai polipeptida yang sangat berlipat – lipat ( bagian globin) dan empat gugus hem
dengan satu melokul O2 karena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil
empat O2 di paru-paru, karena O2 tidak mudah larut dalam plasma, 98,5% O2 yang
kebiruan jika mengalami deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi
penuh akan berwarna merah dan darah vena, yang telah kehilangan sebagian
1. Karbon dioksida ( CO2). Hemoglobin membantu mengangkut gas CO2 dari sel
14
2. Bagian ion-hidrogen asam ( H+ ) dari asam karbonat terionisasi, yang
3. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
darah, tetapi jika terhirup gas ini cendrung menempati bagian hemoglobin yang
4. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan
berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada macam
cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling
umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan
15
1. Pengambilan darah vena
diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).
Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan
saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa
dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
b. Daerah edema
c. Hematoma
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
16
2015). Pada dasarnya pengambilan darah vena menggunakan vacutainer sama
yang membedakan adalah pada saat setelah menusukkan jarum dan kemudia
melakukan penyedotan darah ke dalam vakum-vakum khusus yang sudah terisi oleh
pemeriksaan.(Iskandar, 2015)
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total),
3. Penusukan
b. Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
c. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
17
Pengambilan darah vena dengan tabung vakum tabung vakum pertama kali
Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari
kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk
ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh
sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan
jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh
bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.
Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan
(Iskandar, 2015).
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus
karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau
jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum
bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan
18
jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara
jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum
anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika
penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash)
(Iskandar, 2015).
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
senyaman mungkin.
d) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
aktifitas.
h) Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
19
i) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
j) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu
tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
k) Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
(fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit
(heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi pengambilan
(pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat
(Iskandar, 2015).
20
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan
sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb,
2) Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
3) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
4) Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus
diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol,
tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5) Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering,
D. Pemeriksaan hemoglobin
1. Metode sahli
paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi
21
menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk
ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat.
Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata
diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan
cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila
Sadeli, 2013)
pengukuran arus listrik yang dihasilkan pada sebuah reaksi elektrokimia. Ketika
darah diteteskan pada strip, akan terjadi reaksi antara bahan kimia yang ada di
dalam darah dengan reagen yang ada di dalam strip. Reaksi ini akan menghasilkan
arus listrik yang besarnya setara dengan kadar bahan kimia yang ada dalam darah
dilakukan untuk manajemen pasien yang lebih baik. Kelebihan dari POCT yaitu
mudah digunakan, dapat dilakukan oleh perawat dan keluarga pasien untuk
22
monitoring pasien, volume sampel yang digunakan sangat sedikit, alat lebih kecil
sebagai pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit, dan sebagai petunjuk
kemajuan terapi penderita anemia atau penyakit lain. Resiko yang terjadi jika
penetapan kadar hemoglobin tidak tepat akan membuat kesalahan dalam diagnosis
dimana tindakan atau perawatan akan dilakukan kepada pasien. pemeriksaan yang
rumah sakit seperi Unit Gawat Darurat, kamar operasi, dan ICU Aspek penting dari
POCT adalah bahwa biasanya pasien lebih puas karena pengujian lebih mudah
dilakukan, berikut kit pemeriksaan yang bisa di ujikan dengan alat stik POCT gas
dan kesuburan, Tumor / penanda kanker dan pengujian Urinalisi (Futrell, 2015)
keputusan medis yang lebih cepat, risiko kesalahan dengan POCT sering
menimbulkan kekawatiran atas keandalan hasil tes. Berbeda dengan lab inti,
dimana kesalahan paling banyak terjadi pada tahap pre-analitik dan pasca-analitik
namun pada alat POCT kesalahan yang paling banyak terjadi pada tahap analitik.
Hal Ini dapat dikaitkan dengan kurangnya pemahaman atau pelatihan staf non-
laboratorium yang biasanya terlibat dalam POCT atau sebagai hasil dari
23
lingkungan pengujian yang terstruktur dan terkontrol, kondisi pengujian untuk
19 parameter dan 3 histogram yang meliputi WBC (White Blood Cell atau leukosit),
persentase sel tengah, persentase granulosit, RBC (Red Blood Cell), HGB
RDW-SD, HCT (Hematocrit), PLT (Platelet), MPV (Mean Platelet Volume), PDW
Cell Histogram), RBC (Red Blood Cell Histogram), PLT Histogram (Platelet
Pengenceran WBC / HGB tersebut dikirim ke bak WBC yang dicampur dengan
pengenceran dan dalam nya memiliki ruang terpisah, tidak ada gangguan dari
jumlah leukosit tinggi, lipemia atau protein abnormal. Sebuah LED dipasang di
salah satu sisi bak yang memancarkan sinar Fluorescent Flow Cytometry dan Fokus
24
bacaan kosong (bacaan yang diambil ketika hanya ada pengencer di bak). HGB
mudah dilakukan dan hasil pemeriksaan lebih akurat daripada metode yang lain
kecuali sulfhemoglobin, faktor kesalahanya sekitar ±2%. Metode ini sudah banyak
bereaksi den- gan ion sianida membentuk sianmethemoglo- bin yang berwarna
coklat, absorban diukur dengan kolorimeter atau spektrofotometer pada λ 540 nm.
(Norsiah, 2015)
maka hasilnya lebih objektif (Norsiah, 2015) namun kelemahan alat ini ialah
harus dipesan dengan waktu yang cukap lama karna harus didatangkan langsung
dari luar daerah secara periodik, pemakaian pereaksi yang mebahayakan kesehatan
ksrns mengsndung sianida dan banyak perlengkapan yang harus dibawa bila
25
bekerja dilapangan, perlu dilakukan kalibrasi secara berkala setiapa hari minimal
satu kali dalam sehari agar alat dapat bekerja dengan baik (Bryan, 2010).
26