Anda di halaman 1dari 2

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora.

Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh


di dunia, tiga puluh ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah dibudidayakan
dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan. Tumbuhan yang telah
dibudidayakan, lebih dari 940 masih digunakan sebagai obat tradisional (Depkes RI, 1986).
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan.
Pemanfaatan yang berkelanjutan adalah pemanfaatan yang tidak hamya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Keanekaragaman hayati merupakan
lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.
Pada zaman yang semakin berkembang ini diperlukan kesadaran tentang penggunaan obat-
obatan yang berasal dari alam, atau yang sering dikenal dengan nama obat-obatan herbal.
Salah satu tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan herbal yakni tumbuhan sirsak
yang termasuk dalam famili Annonaceae. Manfaat daun sirsak sudah diketahui sejak jaman
dahulu. Hal itu terbukti dengan adanya fakta bahwa sejak dahulu kala masyarakat telah
menggunakan daun sirsak sebagai obat untuk berbagai penyakit. Salah satu bagian yang
terkenal dalam pengobatan adalah daunnya daun sirsak banyak dimanfaatkan sebagai obat
seperti untuk penyakit kulit, rematik, batuk dan flu, antikanker dan hipertensi. Khasiat lain
dari daun sirsak adalah sebagai antispasmodik dan memberi efek menenangkan (Purwatresna,
2012).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai daun sirsak
dengan metode ekstrasi infundasi.

B.     Tujuan
1.   Ekstraksi
Mahasiswa mampu melakukan proses ekstraksi metabolit sekunder dari tanaman dengan
beberapa metode ekstraksi dan khususnya memahami prinsip ektraksi dari metode Infundasi
2.   Skrining Fitokimia
Mahasiswa mampu membuat pereaksi untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder
dan mengidentifikasi senyawa golongan Alkaloid, Saponin, Flavonoid, Tannin dan Polifenol
serta Terpenoid.
3.   Partisi Ekstrak (Ekstraksi Cair-Cair)
Mahasiswa mampu melakukan pemisahan (partisi) senyawa metabolitsekunder yang
terkandung dalam ekstrak berdasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut dengan metode
ekstraksi cair-cair.
4.   Kromatografi Lapis Tipis
Mahasiswa mampu memahami prinsip dari Kromatografi Lapis Tipis(KLT), dapat
menentukan fase gerak dan fase diam dalam KLT, mampu melakukan preparasi sampel dan
lempeng KLT serta mampu menotolkan sampel ke fase diam, serta dapat mengidentifikasi
senyawa metabolit sekunder dengan menggunakan pereaksi semprot.

C.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa dapat memahami prosedur kerja ekstraksi infundasi, skrining fitokimia,
ekstraksi cair-cair dan KLT
2.      Agar mahasiswa memiliki keterampilan dalam melakukan ekstraksi infundasi, skrining
fitokimia, ekstraksi cair-cair dan KLT terhadap daun sirsak
3.      Diharapkan dapat memberikan wawasan tentang kandungan senyawa dan khasiat dari daun
sirsak bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya

Dalimartha, S., 2003, Atlas TumbuhanObat Indonesia.Jilid 1. Cetakan II,  Trubus Ariwidiya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai