Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis

2.1.1 Pengertian SIG

Konsep-konsep Sistem Informasi Geografis oleh Eddy Prahasta pada cetakan

pertama (bahasa inggris : Geographic Information System disingkat GIS) adalah

sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial

(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer

yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan

menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi

menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang

yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari system ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat diguanakan untuk investigasi ilmiah,

pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan

rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk segera cepat menghitung waktu

tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari

lahan basa (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Istilah ini digunakan karena GIS dibangun secara mendasar dari “geografi”

atau “spasial”. Objek ini mengarah kepada spesifikasi lokasi dalam suatu area. Objek

bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Kenampakan tersebut ditampilkan

pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representative dari spasial suatu

7
8

objek sesuai dengan kenyataanya di bumi. Symbol, warna dan gaya garis digunakan

untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi. Saat ini teknologi

computer telah mampu membantu proses pemetaan melalui pengembangan dari

automated cartography (pembuatan peta) dan Computer Aided Design(CAD).

2.1.2 Komponen-komponen Dalam SIG

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima

komponen utama, yaitu:

1) Perangkat Keras (Hardware)

2) Perangkat Lunak (Software)

3) Pemakai (User)

4) Data

5) Metode

2.2 MapInfo

Pitney Bowes Business Insight, sebelumnya dikenal dengan Pitney Bowes

MapInfo dan Group 1 Software, merupakan perusahaan Kecerdasan Lokasi / Sistem

Informasi Geografis, yang berkantor pusat di North Greenbush, New York,

merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Pitney Bowes.

MapInfo menyediakan solusi kecerdasan lokasi melalui gabungan antara

perangkat lunak, data (baik spasial dan non spasial) serta konsultasi

dengan manajemen proyek, perancangan sistem dan pengembangan, pelatihan serta


9

dukungan. MapInfo memproduksi berbagai macam perangkat lunak termasuk spatial

cartridges untuk basis data (SpatialWare), penelusuran lokasi/routing (Routing J

Server), geocoding (MapMarker), analisis lokasi (AnySite), analisis risiko, analisis

pasar, analisis demografi (TargetPro), layanan web Envinsa, serta perangkat lunak

SIG tradisional lainnya. Produk MapInfo GIS meliputi perangkat lunak desktop

GIS, MapInfo Professional, MapXtreme 2005 dan MapXtreme Java untuk pemetaan

berbasis web dan desktop, serta alat-alat pengembang seperti Mapbasic. Versi terbaru

dari MapInfo Professional v10.0 dirilis pada bulan Desember 2009.

2.3 ArcGIS

ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat

lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri.

ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:

1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat

menggunakan produk ArcGIS lainnya;

2. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi:

a. ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial,

membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar;

b. ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan

peralatan untuk memanipulasi berkasshapefile dab geodatabase;


10

c. ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan

fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.

Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS untuk PDA.

Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk meningkatkan fungsionalitas ArcGIS.

2.4 Global Mapper

Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering

digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau orang-

orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan program ini

adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file. Sehingga dapat digunakan

oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang

berbeda-beda.

Global Mapper® dari Intermap lebih dari sekadar alat penayang yang

menampilkan arsiran, elevasi, atau kumpulan data vektor yang paling populer:

Perangkat ini juga dapat mengkonversi, mengedit, mencetak, melacak GPS, dan

memungkinkan Anda menerapkan fungsi SIG pada kumpulan data Anda dalam satu

paket perangkat lunak berbiaya rendah dan mudah digunakan. 

Global Mapper® versi baru, rilis 6, mampu menampilkan elevasi data dalam 3D

sesungguhnya.

Global Mapper®  bukan sekadar perangkat serbaguna, namun memiliki fungsi built-

in untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan penyesuaian kontras,
11

melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut

seperti rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data permukaan, analisis tampilan arah

aliran dari data permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding data titik 3D.

Tugas berulang dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi bahasa script yang

built-in atau konversi batch secara menyeluruh.

2.5 Analisis Geologi Lingkungan

Analisis geologi lingkungan sebagai informasi awal bagi para perencana

penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan pengambilan kebijakan, maka dapat

diwujudkan dalam tingkat keleluasaan suatu wilayah untuk dikembangkan, baik

sebagai kawasan pmukiman, industri, jasa dan perdagangan.

Tingkat keleluasaan yang merupakan zonasi pengembangan wilayah

perkotaan, menggambarkan tingkat kesulitan dalam pengorganisasian ruang untuk

alokasi kegiatan maupun pemilihan jenis penggunaan lahan.

2.6 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberi

nilai (bobot) pada setiap parameter bahaya geologi dan sumber daya geologi.

Besarnya nilai ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap

pembangunan perkotaaan, dalam hal ini kepentingan untuk alokasi kegiatan dengan

jenis penggunaan lahan pemukiman, industri, perdagangan, dan jasa. Semakin


12

penting suatu parameter untuk pembangunan perkotaan maka bobotnya akan

semakin besar, sebaliknya semakin kurang penting suatu parameter dalam

pembangunan maka bobotnya semakin kecil. Dalam mengintegrasikan informasi

bahaya geologi dan sumber daya geologi dilakukan melalui analisis kuantitatif dan

tumpang susun dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

2.7 Analisis Spasial

Analisa spasial merupakan sekumpulan metoda untuk menemukan dan

menggambarkan tingkatan/ pola dari sebuah fenomena spasial, sehingga dapat

dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan analisis spasial, diharapkan

muncul infomasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di

bidang yang dikaji.Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai observasi visual

sampai ke pemanfaatan matematika/statistic terapan (Sadahiro.2006).

2.7.1 Data Spasial

Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem informasi geografis.

Hal ini terutama dalam sistem informasi geografis yang berbasiskan pada sistem

digital computer. Namun demikian pemikiran tentang pemanfaatan data spasial ini

sebenarnya tidak hanya dilakukan pada operasional sistem informasi geografis digital

yang berlaku pada saat ini. Perkembangan yang cepat dalam teknologi digital

komputer saat ini memacu perkembangan pemanfaatan data spasial dalam bentuk

digital. Kemudahan akses, manipulasi, dan duplikasi data hingga analisis terhadap
13

data spasial menjadi sangat mudah dengan bantuan teknologi digital ini.Data spasial

memberikan amatan terhadap berbagai fenomena yang ada pada suatu obyek spasial.

Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi alamat.

Dalam bentuk lain data spasial ini dinyatakan dalam bentuk grid koordinat

seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra

satelit. Atribut lokasional data spasial (yaitu, untuk pemukiman, rumah tangga,

daerah, dll) secara resmi dinyatakan dengan cara dari fitur geometris dari titik, garis

atau unit areal (poligon) dalam pesawat, atau, lebih jarang, pada permukaan. Ini

referensi spasial pengamatan juga fitur penting dari Sistem Informasi Geografis

(SIG), yang membuatnya menjadi alat yang alami untuk membantu dalam analisis

data spasial.

Peran penting lokasi untuk data spasial, baik dalam arti absolut (koordinat)

dan dalam pengertian relatif (spasial pengaturan, jarak) memiliki implikasi besar bagi

cara di mana mereka harus diperlakukan dalam analisis statistik, seperti yang dibahas

secara rinci di Anselin (1990a). Memang, lokasi menimbulkan dua kelas efek spasial

socalled: ketergantungan spasial dan heterogenitas spasial. Yang pertama, sering juga

disebut sebagai autokorelasi spasial atau asosiasi spasial, berikut langsung dari (1979)

Hukum Pertama Tobler dari Geografi, menurut yang "semuanya berhubungan dengan

segala sesuatu yang lain, tetapi hal-hal lebih terkait dekat dari pada benda yang jauh."

Sebagai Akibatnya, nilai-nilai yang sama untuk variabel akan cenderung terjadi di

lokasi terdekat, mengarah ke cluster spasial. Misalnya, kejahatan yang tinggi

lingkungan didalam kota akan sering dikelilingi oleh daerah lainnya kejahatan tinggi,
14

atau sebuah county berpendapatan rendah di wilayah terpencil dapat tetangga negara

lain pendapatan rendah.

2.8 Kegiatan Studio

Kegiatan studio dimaksudkan untuk perhitungan kuantitatif dengan

melakukan perhitungan terhadap aspek pada setiap parameter. Kegiatan ini didahului

dengan pengumpulan data digital setiap peta yang menjadi parameter. Selanjutnya

dilakukan perhitungan kuantitatif dengan melakukan pemberian skor dan bobot

terhadap setiap parameter. Perhitungan-perhitungan ini dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara kuantitatif yang diproses dengan perangkat sistam informasi

geografi (SIG).

2.9 Evaluasi Pemanfaatan Ruang

1. Berdasarkan tingkat keleluasaan tersebut dapat dilakukan evaluasi

penggunaan lahan.

2. Hasil evaluasi ini berupa rekomendasi penggunaan lahan.

3. Gambaran tingkat keleluasaan dan rekomendasi penggunaan lahan dapat

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan maupun untuk mengevaluasi

rencana tata ruang wilayah.

2.10 Sturges
15

Perhitungan untuk mendapatkan jumlah kelas kesesuaian lahan permukiman

adalah dengan cara mengalikan jumlah peta tematik dengan menggunakan

rumus Sturges dalam Sudjana (1988: 19), seperti berikut :

Keterangan :

K = banyaknya kelas terbentuk

N = satuan peta yang dioverlaykan

Dari hasil penjumlahan bobot pada layer yang sudah di overlay, didapatkan nilai

maksimum dan nilai minimum. Yang kemudian dari hasil tersebut dilakukan

perhitungan untuk menentukan interval kelas dengan menggunakan rumus berikut : 

Keterangan : 

IK = Interval kelas

Range = total bobot maksimum – total bobot minimum 

K = banyaknya kelas 
16

Anda mungkin juga menyukai