Anda di halaman 1dari 4

TUGAS GEOLOGI BENCANA

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD DANDY FACHRINDRA
410017081
KELAS 01:
KAMIS, PUKUL: 11.00 – 12.40 WIB

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Soal:

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Manajemen Bencana? Dasar


acuan manajemen bencana yang diikuti Indonesia?

2. Apakah tujuan dari penerapan manajemen bencana?

3. Jelaskan secara singkat tahapan manajemen bencana? Lengkapi dengan


gambar!

4. Pada tahapan manajemen manakah diperlukan peran geologi, jelaskan?

Jawab :

1. Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut, dan terpadu


untuk meningkatan kualitas langkah – langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, peringatan dini, penaganan darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi bencana. Menurut (UU No. 24 Tahun 2007). Manajemen
bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dibuat untuk
mengurangi resiko atau korban pada suatu bencana, serta untuk
mempersiapkan kerangka untuk membantu masyarakat yang rentan
terhadap bencana dalam mencegah, mengendalikan, mengurangi resiko,
merespon dan menanggulangi kejadian bencana, dimana dampak dari
bencana tersebut diminimalisir/dihindari. Jadi, manajemen bencana
sangat penting untuk mencegah geohazard menjadi bencana yang nyata,
dengan mencegah / meminimalkan risiko bencana.

2. a. Meminimalisasi timbulnya kerugian pada individu, masyarakat dan


negara.

b. Meminimalisasi timbulnya kerugian materi/ekonomi, kerusakan fisik


maupun lingkungan.

c. Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung oleh individu dan


masyarakat yang terkena bencana.

d. Menjamin terlaksananya pemberian bantuan secara cepat dan


mencukupi.

e. Memudahkan dalam perbaikan infrastruktur seperti jalan, jembatan,


listrik, penyediaan air bersih, sarana komunikasi, dan sebagainya.

3.
Gambar 3.1 Tahapan penanggulangan bencana
(https://www.researchgate.net/figure/Gambar-41-Tahapan-penanggulangan-bencana-Meskipun-dari-
gambar-41-terdapat_fig3_328230942)

1. Tahap Pra Bencana

a. Mitigasi
Menurut ADPC Primer Team (2005), mitigasi merupakan
tindakan-tindakan struktural dan non-struktural untuk membatasi
dampak yang merugikan dari bencana alam, degradasi lingkungan, dan
bencana alam teknologis. Mitigasi dilakukan guna mengontrol,
mengendalikan, memperkecil, bahkan menghilangkan resiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun meningkatkan kesadaran dan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana sehingga kerugian
dapan diminimalisir meliputi penyusunan dan sosialisasi peraturan
maupun pedoman penanggulangan bencana, pengembangan teknologi
penataan lahan/tata ruang (penentuan langkah dan lokasi evakuasi),
pembentukan sistem komunikasi dan komando, pemetaan dan analisis
bahaya maupun resiko (jenis bahaya, penyebab dan efek, kerentanan,
kerawanan, ketahanan sosial-ekonomi dan tingkat serta sebaran resiko).
b. Kesiapsiagaan
Dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana melalui
pembentukan sistem organisasi maupun penerapan upaya bersifat tepat
dan berdaya guna. Mampu mengenali ancaman dan memprediksi
sebelum terjadinya bencana, mampu mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin), atau mengurangi dampaknya, jika terjadi bencana mampu
menanggulangi secara efektif, setelah terjadi bencana mampu pulih
kembali. Yang bisa dilakukan antara lain:
 Peringatan dini : penyampaian peringatan kepada masyarakat
secara tepat akan kemungkinan terjadinya bencana oleh lembaga
berwenang, harus bersifat segera dan cepat, dapat menjangkau
seluruh masyarakat pada daerah potensi bencana, harus bersifat
tegas dan resmi.
 Perencanaan kontijensi : Proses manajemen yang menganalisis
potensi kejadian yang dapat mengancam masyarakat/lingkungan
dan proses menetapkan pengaturan awal, agar mampu merespon
ancaman tersebut secara tepat waktu, efektif dan sesuai.

2. Saat Terjadi Bencana (Darurat)


Kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadi bencana,
guna menanggulangi atau meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Masa tanggap darurat dipengaruhi oleh kondisi bencana dan kapasitas
masyarakat.

3. Pasca Bencana (Pemulihan dan Rekonstruksi )


 Rehabilitasi : Upaya mengembalikan kondisi fisik dan psikis
korban bencana maupun fungsi sarana prasarana yang
rusak/hancur oleh bencana guna menormalisasi berbagai aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat seperti pada kondisi
sebelum terjadinya bencana.
 Rekonstruksi : Upaya perbaikan dan pembangunan kembali
seluruh fasilitas, sarana prasarana, perekonomian maupun
kelembagaan pada seluruh tingkat di wilayah terdampak pasca
bencana.

4. Pada saat Mitigasi, yaitu dengan memberikan informasi pada


masyarakat daerah mana saja yang berpotensi terkena bencana (KRB)
dan juga membuat peta rawan bencana sehingga masyarakat dapat tahu
lebih dini tentang bahayanya daerah mereka serta memberikan
gambaran dari dampak jika terkena musibah bencana. Dengan
memberikan informasi tersebut kita secara tidak langsung dapat
mengurangi dampak yang terjadi pasca bencana dan mengurangi
adanya korban jiwa, jika informasi yang kita berikan tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai